"Assalamualaikum dek Lian baru pulang?" tanya bu Sofyan ketika berpapasan dengan Berlian.
"Waalaikumussalam iya bu, mari saya duluan" ujar Berlian yang langsung berjalan menuju tempat tinggalnya.
Hanya keluarga Sofyan dilingkungan tempat tinggalnya yang memperlakukan Berlian dengan baik dan selalu membela Berlian jika ada orang yang menghujat Berlian, selain keluarga Sofyan yang terpandang di lingkungannya pak Sofyan adalah ustadz yang terkenal.
"Assalamualaikum bibi Ami" ucap Berlian sambil membuka pintu rumahnya.
Bibi Ami wanita paruh baya yang mengasuh Berlian semenjak kedua orang tua Berlian meninggal dunia.
"Waalaikumussalam kamu sudah pulang tumben jam setengah enam sudah pulang?" tanya bibi Ami pada Berlian ketika Berlian memberi salam sambil mencium punggung tangan bibinya.
"Iya bi, ini" ucap Berlian sambil memberikan bungkusan yang berisi lontong sayur dan juga gorengan kepada bibi Ami untuk sarapan.
"Sudah sana kamu sholat terlebih dahulu, biar bibi siapkan makanan untuk kamu"
"Terima kasih bi" ujar Berlian yang langsung menuju kamarnya untuk melakukan kewajibannya sebagai umat muslim.
Hal rutin yang dilakukan oleh Berlian setelah selesai sarapan dirinya akan langsung tidur. masa bodoh dengan pepatah yang mengatakan kalu tidur setelah matahari terbit rizekinya akan dipatok ayam. Karena menurut Berlian mana ada ayam memakan rezeki seseorang, karena ayam makan apa yang diberikan oleh pemiliknya.
Semua orang yang sedang berada di pintu gerbang perumahan sederhana tempat Berlian tinggal langsung terpukau ketika ada seorang laki-laki yang begitu sempurna dengan tubuh besar tinggi, dengan otot yang terbentuk dengan sempurna terlihat jelas karena dirinya hanya menggunakan kaos t-shirt, wajah yang sempurna siapapun yang melihat akan mengagumi apalagi dirinya turun dari mobil mewah keluaran baru limited edition yang hanya ada beberapa unit saja.
Tak terkecuali ibu-ibu perumahan yang akan berangkat menghadiri pengajian yang dilaksanakan rutin setiap seminggu sekali di pemukiman Berlian tinggal, merekapun langsung menghampiri laki-laki yang sempurna paripurna.
"Ya tuhan apa aku tidak salah lihat, coba cubit aku bu" ucap bu Susi mengagumi ketampanan laki-laki yang sudah berada di depannya.
"Tidak bu ini sungguh nyata" ucap bu Mirna sambil mencubit lengan bu susi.
"Ah sakit tahu" bu susi berkata sambil mengelus elus tangannya yang baru dicubit oleh bu Mirna dengan kencang.
"Permisi bu saya mau tanya rumah pak Sofyan di sebelah mana?" tanya laki-laki didepan bu Mirna dan bu susi tapi tidak mendapat jawaban dari keduanya saking terpesonanya.
"Maaf bu" ucap laki-laki tersebut yang langsung pergi meninggalkan keduanya dan bertanya kepada bapak-bapak yang tidak jauh darinya.
"Ada apa mas?" tanya bapak-bapak yang sedang duduk didalam pos pintu masuk perumahan.
"Rumah pak Sofyan di sebelah mana pak?"
"Oh pak Sofyan itu mas di sebelah rumah yang sedang mengadakan pengajian" ujar bapak-bapak yang langsung mendapat terima kasih dari laki-laki yang bertanya dan dengan segera masuk kedalam mobil dan melajukan kendaraannya menuju rumah yang tadi diberi tahu.
"Bu Susi bu Mirna inget umur" ucap pak Cul yang tadi berbicara kepada laki-laki yang sudah pergi menuju ke rumah pak Sofyan.
"Istighfar ingat suami dirumah belum di masakin" sambung pak Lun yang duduk didekati pak Cul sambil tertawa.
"Syirik aja, tahu tidak pak Cul dan pak Lun kita harus mengagumi ciptaan tuhan benar tidak bu Mirna"
"Betul itu, dari pada kita setiap hari melihat kalian berdua membuat mata saya iritasi" ujar bu Mirna yang langsung meninggalkan pak Cul dan pak Lun yang sedang menggeleng gelengkan kepalanya melihat keduanya yang tidak pernah berubah dan selalu merendahkan orang-orang disekitarnya.
"Apa ini rumah paman dan bibi kecil sekali" ujar Varo ketika sudah memarkirkan mobilnya di halaman rumah kemudian turun dan mengetuk pintu tapi tidak mendapatkan jawaban dari dalam rumah.
"Oh ya aku lupa pasti paman dan bibi sedang menghadiri pengajian" gumam Varo dalam hati mengingat bapak-bapak yang memberi tahunya tadi bahwa sedang ada pengajian di samping rumah paman dan bibinya.
"Baiklah aku masuk saja, rasanya badan ini sangat lelah dan aku sudah sangat mengantuk sekali" ucap Varo yang langsung masuk kedalam rumah dan masuk kedalam salah satu kamar untuk beristirahat tidak lupa dirinya melepas tshirt dan juga celananya dan hanya menyisakan celana boxer kebiasaan Varo ketika akan tidur.
"Ya ampun kecil sekali ranjang ini" ucap Varo sambil merebahkan tubuhnya dan langsung terlelap.
"Ingat, sebagai makhluk ciptaan Allah kita tidak boleh merendahkan sesama makhluk lainnya, karena Allah yang lebih tahu tentang makhluk ciptaannya. Baiklah kita akhiri pengajian mingguan kita hari ini kurang lebihnya saya minta maaf karena saya sebagai manusia masih banyak kekurangan karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. silahkan di nikmati hidangan yang sudah disediakan oleh pemilik rumah tapi ingat makan ditempat jangan di masukin kedalam tas dan dibawa pulang" ujar pak Sofyan sambil tertawa. "Maaf, ibu-ibu dan juga bapak-bapak saya hanya bercanda silahkan jika ingin di bawa pulang, saya juga ingin membawa pulang jika ada kantong plastik kasih saya" ucap pak Sofyan lagi sambil tertawa diikuti oleh seluruh jamaah pengajian yang juga ikut tertawa.
"Bu apa Varo sudah menghubungi ibu?" tanya pak Sofyan pada istrinya yang sedang duduk bersebelahan sambil menikmati makanan ringan yang disediakan oleh pemilik rumah tempat dirinya mengisi tausiah.
"Belum pak"
"Bagaimana anak itu padahal Iskandar bilang dia sudah sampai dari kemarin"
"Mungkin dia ada di apartemennya atau menginap di hotel miliknya, bapak tidak usah kuatir Varo sudah besar"
"Mudah-mudahan dia tidak melakukan hal yang aneh-aneh" ujar pak Sofyan sambil menikmati hidangan yang berada di depannya.
"Cie cie setiap hari masih seperti pengantin baru saja nih pak Sofyan dan bu Sofyan" ucap pak Ridwan pemilik rumah.
"Pak Ridwan bisa saja kita sebagai umat muslim yang baik harus menjaga pasangan kita, sebenarnya nih pak saya kasih tahu istri saya saja yang selalu ingin bersama dan selalu dekat denganku takut ada yang nyantol"
"Betul pak Ridwan nanti kalau sarung suami saya nyantol bisa berbahaya" sambung bu Sofyan sambil tersenyum.
"Oh iya ya kan pak Sofyan tidak pernah pake…….."
"Sssttt jangan diteruskan membuka aib saya saja nanti kedengeran yang lainnya" ucap pak Sofyan memotong ucapan pak Ridwan teman dekatnya.
"Ha ha ha ha ha ha," keduanya tertawa secara bersamaan membuat orang disekitarnya langsung menatap kearah pak Sofyan dan pak Ridwan.
"Maaf pak Sofyan minggu depan giliran pengajian dirumah bu Ami biar saya antarkan speaker ini kerumah bu Ami terlebih dahulu" ujar bu Ridwan yang sudah membawa speaker di tangannya.
"Oh ya silahkan biar istri saya membantu bu Ridwan"
"Oh tidak pak biar saya saja dengan bu Ami yang punya rumah" ujar bu Ridwan yang langsung menuju rumah bu Ami yang hanya berjarak dua rumah.
"Bu Ami ini mobil siapa kelihatannya mobil mahal?" tanya bu Ridwan ketika mereka sudah sampai di rumah bu Ami.
"Saya juga tidak tahu bu, ayo silahkan masuk taruh saja di pojok dekat meja makan, saya ingin membangunkan Lian pasti dia belum bangun ini sudah siang" ujar bu Ami yang langsung menuju kamar Berlian.
"Astagfirullah hal azim Lian……………."
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Fitriana Muflihatul Afidah
varo salah rumah
2023-10-25
0
Lela Lela
berlian lg tidur
2023-08-17
0
Mut Mainah
baru baca aku langsung like dan vote.....cerita langsung nyentuh
2023-08-16
0