"Ada apa? kenapa kau meminta ku bertemu?" tanya Dirga penasaran.
"Seberapa jauh kau mengenal kakak mu?" tanya Arumi tanpa basa basi.
"Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti ini?" tanya balik Dirga.
"Rasya seperti menyembunyikan sesuatu. Sejak menikah dia tidak pernah menghubungi ku bahkan jarang pulang." gumam wanita itu membuat Dirga mengerutkan kening nya.
"Kau benar! kak Rasya bahkan hampir tidak pernah berada di kantor nya." seloroh pria itu.
"Jika tujuan kakak mu hanya mempermainkan ku. Akan aku pastikan kalian semua membayar nya dengan sangat mahal!" ucap Arumi penuh penekanan.
"Apa maksud mu Arumi? bukankah kalian menikah karena cinta?" tanya Dirga bingung.
"Apa di mata ku terlihat seperti orang jatuh cinta?" tanya balik Arumi. "Sejak pengkhianatan yang kau lakukan pada ku, detik itu juga hati ku serasa mati...!" ujar Arumi.
"Lalu kenapa kau mau menikah dengan kakak ku?" tanya Dirga mulai tidak terima.
"Jika bukan aku menghargai sikap baik kakak mu dan papah mu yang terus memaksa ku, tidak mungkin aku mau menikah dengan kakak mu. Aku tidak bisa menembus hati mu atau pun kakak mu, jika kalian sama-sama menyakiti ku, akan ku buat kau tidak akan pernah melihat Aidan lagi...!" ancam Arumi.
"Kau berubah Arumi. Biar bagaimana pun Aidan tetap anak kandung ku!" gumam pria itu.
Arumi tertawa renyah, "Jangan lupa Dirga, dulu kau tidak pernah mengakui bahkan tidak pernah menginginkan kelahiran Aidan. Lalu kenapa kau bersikap seolah kau yang merasa tersakiti?"
"Jangan memutus hubungan antara ayah dan anak Arumi. Ingat Aidan, biar bagaimana pun Aidan butuh sosok seseorang ayah."
"Sungguh egois kau ini. Bukankah kau sendiri yang sudah memutuskan hubungan mu dengan anak mu? lalu kenapa kau menyalahkan ku? Dirga, kau tahu bagaimana sifat ku, sekali aku mencintai seseorang akan ku cintai dia sampai aku mati. Tapi sekali pun aku membenci seseorang, akan aku benci dia sepanjang hidup ku." ujar Arumi kemudian beranjak pergi.
Dirga membuang nafas kasar, sungguh kekeh nya hati Arumi, wanita itu sudah berubah bahkan jauh berubah dari Arumi yang Dirga kenal dulu.
"Apa yang sedang kau rencanakan kak? kau bagai jurang penghalang antara aku dan anak ku." lirih Dirga.
Arumi, wanita itu tidak pulang melainkan unyuk mencari keberadaan Rasya. Wanita itu cukup penasaran apa yang di rahasiakan oleh Rasya yang sesungguhnya. Arumi sudah meminta izin bu Yuni tiga hari untuk menyelesaikan masalah nya.
Arumi menginap di salah hotel yang biasa saja untuk mengirit biaya. Arumi menjatuhkan bobot tubuh nya di atas tempat tidur, wanita itu mencoba menghubungi suami nya beberapa kali.
"Apa yang kau rahasia kan mas? jika semua dugaan ku benar, akan ku pastikan kau dan keluarga mu tidak akan pernah melihat Aidan lagi." lirih Arumi.
Keesokan hari nya, dengan menggunakan ojek Arumi mengintai di dekat rumah mertua nya. "Mas, hari ini mas nya anterin saya ya. Nanti saya bayar lebih deh." ujar Arumi.
"Siap mbak. Ngintai suami nya ya...?"
"Iya mas..!" jawab Arumi jujur.
Arumi melirik jam yang melingkar di lengan nya, dan tak berapa lama mobil yang biasa di gunakan oleh Rasya akhir nya keluar dari gerbang.
"Mbak, ada mobil yang keluar." ucap tukang ojek.
"Mobil suami saya mas. Ayo ikuti...!" perintah Arumi lalu mereka mengikuti dari jarak aman agar tidak di ketahui oleh Rasya.
Cukup jauh perjalanan, kemana Rasya ini? jalan ini bukanlah jalan menuju kantor nya. dua puluh menit perjalanan akhirnya mobil Rasya berhenti tepat di parkiran rumah sakit. Arumi semakin bingung di buat nya, siapa yang sakit? apakah Rasya? sudahlah, pusing juga Arumi memikirkan jawabannya.
Wanita itu masuk dan tetap mengikuti suami nya melewati beberapa lantai dan lorong rumah sakit. Hingga Rasya masuk ke salah satu ruangan VVIP.
"Siapa yang sakit?" batin Arumi penasaran.
Ruangan itu cukup tertutup bahkan Arumi tidak bisa melihat siapa yang sakit di sana. Namun wanita itu tak kehabisan akal, Arumi membaca nomor dan nama kamar kemudian turun kembali ke lantai satu untuk mencari tahu siapa yang ada di kamar tersebut.
"Permisi sus....!" ujar Arumi.
"Iya mbak, ada yang bisa saya bantu?" tanya ramah suster tersebut.
"Teman saya di rawat di kamar nomor xxxx kalau boleh tahu dia sakit apa ya sus?" tanya Arumi berharap suster tersebut bisa memberi nya jawaban.
"Loh, mbak kan teman nya! kok gak tahu teman nya sakit apa?" tanya suster curiga.
"Saya dari kota xxxx, hanya mendapat kabar jika teman saya di rawat di rumah sakit ini. Sebelum menjenguk nya, saya ingin memastikan teman saya sakit apa agar saya bisa membawa kan nya buah tangan yang sesuai sus." ujar Arumi tak kehabisan ide.
"Owh...tunggu sebentar ya mbak saya cek dulu." ucap suster tersebut percaya. Setelah mengotak atik komputer nya, suster tersebut menemukan satu buah nama yang di maksud Arumi.
Suster tersebut kemudian memberi tahu, seakan tidak curiga, Arumi sudah mendapatkan nama pengisi ruangan tersebut. Arumi menghela nafas dalam, ketika mendengar nama pasien tersebut. Entah permainan apa ini? namun Arumi tidak mau gegabah terlebih dahulu.
"Sudah selesai mbak?" tanya mas ojek.
"Antar saya balik ke hotel aja mas." lirih Arumi.
Sepanjang perjalanan hanya tatapan kosong yang di rasakan oleh Arumi. Hati nya berdenyut sakit meski ia belum sepenuhnya tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Sesampai nya di hotel, Arumi menghubungi bu Yuni untuk sekedar memberi kabar dan melepas rindu pada anak nya. Entah kenyataan apa yang harus di hadapi nya esok atau lusa, namun hati wanita itu sudah cukup kuat menerima kenyataan yang sebenarnya.
Arumi menghubungi Dirga kembali kemudian mereka bertemu kembali. Dirga menatap aneh pada mantan istri sekaligus kakak ipar nya ini.
"Kenapa kau belum pulang? apa kau menginap?" tanya Dirga.
"Iya, aku lelah kemarin jadi aku menginap." jawab wanita itu.
"Ada apa kau mengajak ku bertemu?" tanya Dirga penasaran.
"Apa kakak mu memiliki wanita lain?" tanya balik Arumi membuat Dirga sedikit terlonjak.
"Wanita lain? ku rasa tidak!" ucap Dirga ambigu.
"Ternyata kau tidak tahu banyak tentang kakak mu." seloroh wanita itu.
"Apa maksud mu? apa kau sadar saat ini sedang menuduh suami mu sendiri?" ujar Dirga tidak terima.
"Aku tidak menuduh. Aku hanya bertanya pada mu!"
"Kak Rasya sedikit tertutup, jadi aku tidak begitu tahu urusan cinta nya." ujar Dirga.
"Seperti nya dia lebih parah dari mu!" gumam Arumi membuat Dirga semakin tidak mengerti.
Cukup lama mengobrol, akhirnya Arumi memutuskan untuk kembali ke hotel. Dirga hanya menatap aneh pada mantan istri nya itu. Lelaki itu mencoba menghubungi kakak nya namun ponsel milik Rasya tidak aktif.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Bundanya Naz
lagi2 seloroh ☺️
2022-02-08
0
Rita Herlina
hadeuh...ad apa dg mu rasya aku kepo banged yeuh terangkan lah... eta terangkanlah
2022-01-28
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
lanjut lagi kak
2022-01-23
0