Pukul delapan malam Dirga baru mengantar anak nya pulang. Lelaki itu mencoba membesarkan hati nya ketika ia melihat jika mantan istri nya atau kakak ipar nya itu berdiri sejajar dengan kakak kandung nya sendiri.
Arumi mengambil alih anak nya yang sudah tertidur pulas itu. Ada rasa tidak tega ketika melihat seraut wajah gundah milik Dirga. Namun ketika Arumi mengingat pengkhianatan Dirga semua seolah sirna.
"Tidak menginap Dirga?" tanya Rasya.
"Tidak kak. Aku langsung pulang saja, besok ada meeting penting." tolak Dirga.
"Kalau begitu hati-hati."ucap Rasya.
"Hati-hati mas." lirih Arumi membuat hati Dirga seperti tersayat sembilu. Sungguh Dirga sangat rindu akan panggilan itu dan suara manja Arumi.
Dirga pamit, lelaki itu menumpahkan segala tangis juga kesedihan nya di sepanjang perjalanan pulang. Apa ini? seperti nya semesta sedang mentertawakan hidup nya saat ini. Pukul sebelah lebih sedikit Dirga baru saja tiba di rumah nya.
Kamar ini, dulu pernah ada cinta hangat namun kini kosong tak berasa. Figura pernikahan yang terpajang begitu besar nya dengan senyum Arumi membuat tangis lelaki itu kembali pecah.
kenapa Dirga tidak membuang foto itu? karena lelaki itu masih berharap jika ia suatu saat akan bisa kembali bersama Arumi meski ia tahu jika harapan itu sudah pupus.Haruskah Dirga merebut Arumi dari pelukan kakak nya? ah...tidak. Dirga tidak mau menjadi orang yang jahat lagi. Dia pernah egois namun apa hasil nya? bukan kebahagiaan yang ia dapat melainkan sebuah kehancuran.
"Jika kau tidak belum bisa tidur bersama ku, aku bisa tidur di sofa itu." ujar Rasya sambil menunjuk sofa panjang yang berada tak jauh dari ranjang Arumi.
"Maafkan aku mas." lirih Arumi.
Rasya hanya tersenyum, "Tidak apa-apa. Aku mengerti." gumam lelaki itu.
"Arumi, mungkin aku akan menginap di sini akhir pekan saja."
"Iya mas. Aku mengerti jika pekerjaan mu sangat sibuk." balas Arumi mencoba memahami posisi pria itu.
"Maafkan aku. Aku juga tidak ingin memaksa mu ikut tinggal bersama mamah dan papah."
"Sudahlah mas. Kau bekerja juga cari nafkah."
"Terimakasih Arumi. Kau sangat baik."
Obrolan selesai, mereka tidur terpisah namun masih tetap satu kamar sedangkan Aidan tidur bersama bu Yuni.
Malam berganti pagi, mereka sarapan bersama karena hari ini Rasya akan kembali bekerja. Hari senin adalah hari yang cukup menyibukkan untuk semua orang.
"Hati-hati mas..." ucap Arumi lalu mencium punggung tangan suami nya.
Rasya sedikit membungkuk kan tubuh nya untuk bisa sejajar dengan bocah yang ada di gendongan istri nya.
"Hai bocah...mulai sekarang panggil aku pipi ya." ucap Rasya sambil mencubit pipi gembul Aidan.
"Pipi? kenapa tidak ayah?" tanya Arumi dengan mengerutkan kening nya dalam.
Rasya kembali mensejajarkan tubuh nya dengan Arumi. "Biar bagaimana pun adik ku tetap ayah kandung dari anak mu. Dan aku tidak berhak menggunakan nama panggilan istimewa itu." gumam Rasya membuat Arumi terdiam.
Wanita itu hanya menanggapi dengan senyuman. Terkadang Arumi tidak mengerti dengan jalan pikiran Rasya yang suka membela adik nya. Pria ini seperti menutupi sesuatu yang entah apa otak Arumi tidak bisa menebak nya. Rasya sedikit pendiam di banding Dirga bahkan keluarga nya sendiri pun tidak bisa menebak jalan pikiran pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Riska Wulandari
lah ngapainnn ngebet d kawinin kalo g bisa sama2 juga...aduhh pengen nagis guling2 rasanya..
2022-03-22
0
Rita Herlina
hadeuhh otor sejauh ini si aku belum bisa menebak,masih mengerutkan wajah.
2022-01-28
0
Cheng xiao
ap Rasya punya penyakit Thor?
2021-11-29
0