"Kak Rasya..." tegur Arumi kaget pria itu masuk ke dalam toko pakaian milik Arumi.
"Hai...apa kabar?" sapa Raysa. "Di mana Aidan?" tanya nya.
"Baik. Ada sedang tidur." ujar Arumi. "Kakak kemana kemarin? Dirga mencari kakak hingga ke rumah ku loh?" tanya Arumi penasaran.
Sejenak Rasya terdiam, pria itu langsung masuk begitu saja lalu melihat keponakan nya yang sedang tidur pulas. "Kau sudah makan?" tanya Rasya kembali tanpa menjawab pertanyaan dari Arumi.
"Sebentar lagi bu Yuni mengantar makanan." ujar Arumi.
"Ada beberapa mainan di dalam mobil. Ambillah." ujar Rasya.
"Kak, mainan Aidan sudah sangat banyak. Jangan membelikan nya lagi." keluh Arumi.
"Dia kan keponakan ku, wajar jika aku memanjakan nya."
"Kau dan Dirga sama saja." ucap Arumi lalu mengambil kunci mobil yang baru saja di letakkan Rasya di atas meja.
Lumayan banyak, Rasya ini ingin membuka toko atau apa? Berbagai macam mainan di borong nya semua.
"Aku harus menjual sebagian mainan Aidan kak. Rumah sudah penuh." ujar Arumi.
"Terserah kau saja. Asal izin dulu dengan keponakan ku ini." ucap nya.
Bukan Rasya nama nya jika pria itu tidak membangun bayi yang sudah berusia tiga bulan itu. "Dia sangat mirip dengan Dirga." ujar Rasya.
"Begitulah. Sebab dia aku tidak bisa melupakan Dirga!" seloroh Arumi.
"Kau masih mencintai adik ku?" tanya Rasya tiba-tiba.
Arumi tersentak, "Jangan menanyakan nya kak. Aku sangat malas membahas soal Dirga."
Tak berapa lama Bu Yuni datang dengan membawa makanan. "Wah...anak mas Rasya, yuk ikut makan sekalian." ajak wanita paruh baya itu.
"Boleh juga." tukas Raysa.
Mereka kemudian makan bersama-sama, keindahan macam apa ini? Arumi bahkan menyiapkan makanan untuk Rasya, meski sederhana namun Rasya sangat senang ketika mendapatkan perlakuan macam itu.
"Makan yang banyak kak." ujar Arumi.
"Jika ku habiskan bagaimana? kau dan bu Yuni tidak akan makan nanti." canda Rasya.
"Tinggal beli di warung depan." balas Arumi.
"Kapan-kapan aku akan mengajak kalian jalan-jalan." ujar Rasya berharap Arumi mengiyakan.
"Ide bagus itu. Arumi butuh piknik biar gak panik." gumam bu Yuni. "Iya kan Arumi?" tanya bu Yuni.
"Arumi ikut saja bu. Asal ibu juga ikut." jawab Arumi.
Rasya tersenyum senang. Sebenarnya Rasya dan Dirga tidak lah jauh berbeda, mereka memiliki sifat lembut masing-masing namun entah kenapa Dirga mudah sekali terhasut.
Selesai makan Rasya bermain sebentar dengan Aidan kemudian pulang. Biasa nya Rasya akan menemui Arumi seminggu dua kali atau tiga kali. Berbeda dengan Dirga yang hanya bisa satu bulan sekali. Rasya tak langsung pulang ke rumah, pria itu sedang menunggu Dirga yang mengajak nya bertemu di sebuah cafe langganan mereka.
"Kakak dari tempat Arumi?" tanya Dirga penuh selidik.
"Kenapa? kau tidak suka?" tanya balik Rasya.
"Tidak. Lagian kami sudah tidak memiliki hubungan apa-apa selain anak." kilah Dirga namun sejujurnya ia sedang merasa cemburu.
"Ada apa kau mengajak ku bertemu?" tanya Rasya.
"Kak, tolong jawab pertanyaan ku dengan jujur." pinta Dirga dengan wajah serius nya.
"Katakan lah!"
"Kakak menyukai Arumi?" tanya Dirga, pria itu sudah sangat siap dengan jawaban kakak nya.
"Jika ia bagaimana? kau akan menentang nya?" tanya balik Rasya. Lelaki ini mulai egois, entah kenapa batin nya mengatakan jika ia harus mengungkapkan semua isi hati nya.
Dirga menghela nafas kecil, lalu tersenyum. "Sejak kapan kakak menyukai mantan istri ku?"
"Sejak awal dia bekerja di kantor sebagai OG. Sebelum kau kenal dengan Arumi, aku terlebih dahulu kenal dengan nya." jawab jujur Rasya. Sebenarnya Dirga sudah tahu perihal itu karena Arumi pernah bercerita dulu.
"Kau berniat serius dengan nya?" tanya Dirga kembali.
"Dirga, bolehkah kakak sedikit egois? Jujur kakak sangat mencintai Arumi." ucap pria itu.
"Apakah ini salah satu alasan kenapa kakak tidak menikah hingga sekarang?"
"Salah satu nya iya. Selebihnya kau tahu sendiri bukan?" gumam Rasya dan Dirga hanya mengangguk.
Tolong lah, Dirga belum siap jika anak nya harus memanggil kakak nya sendiri sebutan papah. Pria itu menyesap secangkir kopi hitam tanpa gula. Oh...beginikah rasa nya? batin Dirga, pahit. Seperti kehidupan nya sekarang, sebagai seorang laki-laki, Dirga mencoba menjadi lelaki gentle.
"Jika kalian memang berjodoh. Aku bisa apa? mungkin ini hukuman untuk ku kak!" lirih Dirga.
"Jangan menjadi bodoh hanya karena secuil masa lalu Dirga. Jika masa lalu itu indah, lalu kenapa dia pergi menyayat luka? ketahuilah Dirga, tidak ada yang nama nya mantan terindah. Jika dia terindah lalu kenapa menjadi masa lalu? Buka mata mu, belajar lebih banyak lagi tentang kehidupan." seloroh Rasya. "Aku pulang dulu." ujar Rasya lalu menepuk pundak adik nya.
Dirga hanya diam sambil menatap punggung kakak nya, pria itu tidak bisa menyalahkan siapa pun selain diri nya sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Riska Wulandari
Rasya punya masa lalu apa ya??
2022-03-22
0
Rita Herlina
bagus atuh kalo jika begitu mah emang kudu nyadar diri kamuh dirga
2022-01-28
0
Fitria Kie
bijakny Rasya
2021-09-28
0