Satu minggu setelah perceraian itu, Sikap Dirga berubah menjadi lebih dingin. Pria itu hanya menghabiskan waktu nya dengan bekerja siang dan malam. Mungkin di antara ke dua orang tua nya hanya Rasya lah yang mungkin sangat perhatian dengan adik nya itu.
Seperti pagi ini, Rasya sudah berkunjung ke rumah adik nya yang hidup sendiri tanpa pembantu itu. Entah kenapa hati Dirga begitu mati untuk memasukkan siapa pun ke rumah itu.
"Kenapa kau tidak mencari pembantu Dirga?" tanya Rasya sambil menyerupur secangkir kopi yang di buat adik nya.
"Entahlah, aku tidak ingin ada orang lain yang menyentuh setiap bagian dari rumah ini." jawab Dirga sedih.
"Apa Arumi sudah memberi tahu nama anak kalian?" tanya Rasya memastikan. Namun pria itu hanya menggelengkan kepala nya tidak tahu. "Nama nya Aidan, tadi malam aku bertanya pada Arumi dan dia juga mengirimi ku foto anak mu." ujar Rasya semakin membuat Dirga sedih.
"Kirimkan pada ku kak." lirih nya sambil menatap ponsel milik kakak nya.
Rasya langsung mengirimkan beberapa gambar Aidan yang baru ia dapat tadi malam. "Kakak pergi ke kantor dulu." ujar Rasya pamit. "Jangan lupa sarapan." ucap Rasya sebelum benar-benar pergi.
Dirga hanya menatap punggung kakak nya, entah apa yang sedang di pikirkan pria itu namun Dirga seperti menangkap hal lain dari kakak nya.
Berbeda Dengan Arumi, wanita itu mulai membuka usaha kecilan agar ia tidak selalu merepoti keluarga mantan suami nya. Meski ia mendapatkan uang bulanan yang akan di kirim Dirga namun uang tersebut hanya di gunakan Arumi untuk kebutuhan sang anak.
Usaha butik kecil-kecilan, bahkan usaha itu tidak luput dari campur tangan Rasya karena pria itu selalu memaksa untuk membantu.
Sudah dua hari butik itu buka, mungkin belum terlalu ramai namun Arumi sangat mensyukuri hidup nya yang sekarang. Bekerja sambil mengasuh anak nya dan di bantu oleh bu Yuni. Wanita itu masih tetap menemani Arumi atas perintah dari Hendra.
"Mas Rasya seperti menyukai mbak Arumi." gumam Bu Yuni.
"Dari mana ibu tahu?" tanya Arumi sembarang.
"Sangat jelas terlihat mbak. Sejak mbak Arumi hamil, mas Rasya sangat perhatian bahkan hingga sekarang." Arumi tersenyum garing, wanita itu juga merasakan apa yang sebenarnya di rasakan oleh bu Yuni. "Kalau kalian saling menyukai, itu juga tidak masalah!"
Mata Arumi terbelalak mendengar ucapan bu Yuni, "Mas Rasya hanya kakak ipar ku bu."
"Lebih tepat nya mantan. Tidak ada larangan jika seorang mantan adik ipar menikah dengan mantan kakak ipar nya." terang Bu Yuni.
"Aku tidak ada kepikiran sampai ke situ bu. Aku hanya memikirkan kebahagiaan Aidan."
"Jika Tuhan sudah menggariskan jodoh untuk mu, sekuat apa pun kau menghindar pasti akan bersatu juga." gumam bu Yuni.
Arumi hanya membalas ucapan Yuni dengan senyum nya, enggan rasa nya untuk membahas perihal laki-laki untuk saat ini. Pernah di khianati membuat Arumi sedikit takut untuk membuka hati.
Satu bulan setelah perceraian, Lisa yang mendengar kabar jika mantan suami nya kembali menjabat sebagai CEO mencoba untuk mendekati Dirga kembali. Seakan sudah mentah dengan urusan hati, Dirga menolak ketika Lisa mengajak nya rujuk.
"Aku mencintaimu Dirga!" gumam wanita yang sudah berstatus janda itu.
Dirga tertawa renyah, "Kau bukan mencintai ku, tapi kau mencintai harta ku." cibir Dirga.
Lisa hendak meraih tangan pria itu namun dengan cepat Dirga menepis nya. "Kau sudah terlalu kotor untuk ku." ucap Dirga "Lisa, gara-gara kau aku harus kehilangan istri dan anak ku."
Lisa tersenyum cengir, "Jika kau tidak membuka hati mu, maka kau tidak akan kehilangan mereka. Jadi jangan salahkan aku." sanggah Lisa tidak terima.
Wajah Dirga seketika dingin, rahang nya mengeras. Pria itu kembali mengingat pengkhianatan Lisa ketika mereka masih bersama dulu. Bahkan wanita itu sudah dua kali mengkhianati Dirga.
Dirga yang sudah sangat muak melihat mantan istri nya itu kemudian memutuskan untuk pergi. Sedangkan Lisa mengepalkan tangan nya tidak terima.
"Awas saja kau Dirga!" ucap Lisa geram.
Dirga lebih memilih pergi ke kantor kakak nya. Rasya, adalah sosok pria yang mandiri bahkan pria itu tidak bekerja di perusahaan milik keluarga nya melainkan membuka usaha nya sendiri yang bergerak di bidang properti dan produksi.
"Di mana kakak ku?" tanya Dirga pada sekretaris Rasya.
"Saya tidak tahu pak. Pak Rasya tidak masuk kantor sejak pagi." jawab Marina.
"Kamu sudah menghubungi nya?" tanya Dirga kembali.
"Sudah pak. Ponsel nya mati..!" jawab Marina kembali.
Dirga merasa aneh dengan kakak nya, hal ini sudah beberapa kali terjadi ketika kakak nya akan menghilang di setiap hati senin. "Apa kakak pergi menemui Arumi?" batin Dirga.
Tiba-tiba rasa cemburu nya timbul, Dirga kemudian melajukan mobil nya menuju tempat tinggal Arumi. Untuk jalanan tidak terlalu ramai jadi Dirga bisa menambah kecepatan mobil nya.
Dirga tiba di sana sudah pukul empat sore, pria itu langsung mengetuk rumah mantan istri nya. Arumi membuka pintu dan seketika wajah nya berubah datar.
"Kenapa kau ke sini? Ini bukan waktu nya kau menjenguk Aidan." ujar Arumi tidak suka.
"Apa kak Rasya ada di sini?" tanya Dirga dengan wajah khawatir nya.
Arumi menautkan ke dua alis nya, "Tidak ada! Jangan membuat alasan." seloroh Arumi.
"Aku serius. Entah kenapa setiap hari senin kak Rasya selalu menghilang bahkan ponsel nya mati." ujar Dirga. Arumi yang tidak percaya langsung menghubungi nomor Rasya. " Bagaimana?" tanya Dirga.
"Tidak aktif!" jawab Arumi.
Dirga menghela nafas dalam, "Sebelum aku pulang,apakah aku bisa bertemu dengan Aidan?" tanya Dirga hati-hati karena ia sangat tahu perubahan mantan istri nya itu.
Tanpa menjawab Arumi menggeser tubuh nya, Dirga tersenyum kemudian membuka sepatu lalu masuk begitu saja. Sebelum menggendong anak nya, Dirga mencuci kaki tangan nya terlebih dahulu. Bayi gembul yang sudah berusia dua bulan setengah itu sungguh membuat Dirga gemas. Pria itu menumpahkan kerinduan nya dengan memeluk dan mencium anak nya.
Arumi hanya menanggapi datar ketika Dirga terus bicara pada anak nya sedangkan bu Yuni tersenyum sesekali ikut bicara. Mati kah hati mu Arumi? Kenapa kau tidak menampakan sedikit saja senyum mu? Begitu lah sekelumit pertanyaan yang ada di benak Dirga.
Pukul lima sore Dirga pamit pulang, sebenarnya pria itu belum puas bermain bersama anak nya namun ia sadar diri ketika melihat wajah tidak suka yang jelas di tampakan mantan istri nya itu. Meski dengan begitu Dirga cukup bahagia bisa bertemu dengan anak nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Maryana Fiqa
jangan2 Rasya kena penyakit ganas tiap hr senin kdg kontrol penyakit,,
2022-08-03
0
naning
gmn ga sakit hati pake banget setelah Dirga ucapkan pilihan pergi jauh dr nya atau gugurkan janin itu msh ingat ga tuh ada kalimat kyk gt..🤔
2022-01-14
0
Suryati 12
ia lah hati arumi udah mati udah d sakitin segitunya jgn hrp brooo
2021-10-14
0