Satu bulan berlalu, arti nya tinggal sepuluh hari lagi masa nifas Arumi akan segera berakhir. Tak ada yang bisa menghalangi niat dan keputusan Arumi untuk bercerai dengan Dirga meski lelaki itu sudah memohon bahkan bersujud sekali pun.
Ibu Yuni, ada seorang janda yang di cerai suami nya karena tidak bisa memiliki keturunan. Bagi Arumi wanita itu sudah ia anggap sebagai ibu nya sendiri. Bukan tak membantu, wanita itu sudah melakukan permintaan Dirga.
Bayi mungil nan tampan itu juga tumbuh terawat meski tanpa seorang ayah. Bukan tak memiliki hati, sungguh hati Arumi sangat sakit melihat anak nya tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah. Namun pengkhianatan dan rasa terbuang yang di lakukan oleh Dirga telah melukai hati Arumi terlalu dalam.
"Kau tidak ingin memikirkan nya lagi Arumi?" tanya bu Yuni memastikan.
"Tidak bu! aku ingin membuktikan jika orang miskin seperti ku juga memiliki pendirian." jawab tegas Arumi. Arumi menggenggam ke dua tangan bu Yuni, "Jika aku bisa menata kembali hati yang sudah retak ini, pasti akan aku lakukan bu. Jika kebahagiaan anak adalah alasan untuk aku kembali bersama dengan mas Dirga, aku tidak akan melakukan nya."
"Tapi kenapa Arumi? kau tidak kasihan melihat anak mu?" tanya bu Yuni sekali lagi.
"Bu, banyak di luar sana yang di khianati oleh suami mereka lalu kembali dengan alasan anak. Tapi nyata nya apa? suami mereka akan kembali mengkhianati mereka begitu seterusnya. Bu, aku hidup untuk bahagia. Bukan untuk tersakiti. Masalah anak, sebisa mungkin aku akan memberikan dia yang terbaik." gumam Arumi panjang lebar. Kalau sudah begitu Yuni tidak dapat lagi memaksa kehendak dari wanita yang sedang bersiap menjadi janda itu.
Percakapan yang di lakukan di ruang tamu itu ternyata terdengar jelas oleh telinga Dirga. Pria itu bermaksud untuk menjenguk anak nya yang belum memiliki nama itu. Dirga menghela nafas dalam kemudian memilih pergi dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Tangis nya pecah di sepanjang perjalanan menuju arah pulang. Ia tidak pernah berpikir jika perbuatan nya bisa membuat istri nya terluka sedalam ini. Mungkin kejadian nya sudah beberapa bulan yang lalu, namun luka yang tergores masih utuh mengenga.
Di sebuah ruangan, Hendra dan Rasya sedang duduk berdua. Hendra bukanlah lelaki bodoh yang tidak bisa melihat apa yang terjadi di depan nya.
"Ada masalah apa pah?" tanya Rasya.
"Papah ingin bertanya sesuatu pada mu. Tapi sebenarnya papah sudah tahu masalah kamu sejak dulu. Jadi papah hanya ingin tahu kebenaran nya saja." tukas Hendra.
"Sesuatu apa pah?" tanya Rasya penasaran.
"Kau menyukai adik ipar mu?" tanya Hendra dengan sorot mata mengunci. Tubuh Rasya menegak, dada nya sedikit bergetar. "Jawab Rasya!" pinta Hendra dengan tegas.
"Rasya harus jawab apa pah?" tanya Rasya bingung. "Jika ku katakan iya, bagaimana dengan Dirga? Aku bukan lelaki egois pah, apa lagi dengan adik ku sendiri."
Hendra menghela nafas dalam, pria itu melepas kaca mata nya. "Kau tahu jodoh bukan? terkadang kita akan jatuh pada cinta yang salah sebelum bertemu dengan cinta yang benar. Papah bukan membela mu, terkadang kita harus sedikit egois untuk menyelamatkan orang yang kita sayang dari tangan yang salah." ucap Hendra dengan bijak nya.
"Dirga adik ku pah. Tidak mungkin aku menari di atas penderitaan nya." ujar Rasya.
Lagi-lagi Hendra membuang nafas kasar, sebagai orang tua iya bingung harus melakukan apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Riska Wulandari
Rasya baik bener...
eh Dirgaaaaaaaa gmn2??elu g bakalan ngira kalo perbuatanmu yg mengusir istri yang mengandung & menyuruh istrimu menggugurkan kandungannya lalu menikah dgn mantanmu itu g nyakitin begitu dalam????terus emangnya ada lagi yg lebih nyakitin dari perbuatanmu itu???kau tuh hina & keji..g ngotak..😡😡😡
2022-03-22
0
Rita Herlina
turun ranjang gaesss...
2022-01-28
0
novi 99
Bener yang di katakan Rasya.... Rasya lebih sayang saudara. mantan istri dan suami ada. Tapi gak ada istilah mantan saudara ,ayah , di ibu . anak karena darah yng sama
2021-07-10
0