Nampak gelisah wajah Hendra sekarang, satu mobil yang berisi empat orang itu baru saja mendapat kabar jika Arumi akan segera melahirkan. Dirga yang terlihat sangat gelisah terus memperintah kakak nya untuk mempercepat laju mobil.
Butuh waktu tiga jam untuk tiba di rumah sakit tempat di mana Arumi di rawat. Setiba nya di rumah sakit meteka langsung menuju ruang bersalin.
"Di mana Arumi?" tanya Hendra khawatir.
"Ada di dalam tuan." jawab Bu Yuni.
Tanpa menunggu lama Dirga langsung masuk ke dalam ruangan itu. "Maaf, anda siapa?" tanya seorang perawat.
"Saya suami nya." jawab Dirga.
Perawat itu akhirnya membiarkan Dirga masuk, uh sungguh tidak punya malu lelaki satu ini. Mata Arumi melotot, ia tidak percaya jika Dirga ada di tempat ini. Ini bukan saat nya berdebat, bayi itu sudah hampir keluar. Arumi terus menarik ulur nafas nya agar anak nya cepat keluar.
Dirga, pria itu sejenak melupakan kesalahan. Pria itu menggenggam tangan Arumi untuk memberikan sedikit kekuatan. Tak butuh waktu lama, bayi itu akhir nya keluar dengan suara tangis yang memenuhi setiap sudut ruangan.
Arumi tak henti nya mengucapkan rasa syukur, ketika ia sadar, wanita itu langsung melepaskan tangan nya dari Dirga. Rasa benci nya masih menyelimuti hati nya.
Dokter menyerahkan bayi mungil berjenis kelamin laki-laki itu pada sang ayah. Dengan derai air mata Dirga mengazankan anak nya. Setelah semua selesai, Arumi dan bayi nya langsung di pindahkan ke ruang rawat.
"Kak, tolong bawa pergi lelaki itu." pinta Arumi yang sangat muak melihat Dirga.
"Arumi, jangan seperti ini nak." ucap Dina sedih.
"Aku sudah tidak sudi melihat Dirga! bukankah dia telah membuang aku dan tidak mengakui anak ku? lalu kenapa dia datang?" ujar Arumi.
Dirga hanya diam, pria itu dapat menangkap sorot mata kebencian dari istri nya. "Maafkan aku!" lirih Dirga "Aku menyesal." ucap nya.
"Keluar....!!" gertak Arumi yang sakit hati.
"Baik, aku akan keluar. Tapi izin aku mencium anak ku sekali saja." pinta Dirga dan langsung di tolak mentah-mentah oleh Arumi.
"Jangan kau sentuh anak ku! dia bukan anak mu." ujar Arumi mulai emosi. Hendra yang tidak ingin terjadi apa-apa langsung meyeret Dirga keluar. "Setelah empat puluh hari, aku akan mengajukan perceraian kita." ujar Arumi menghentikan langkah Dirga. Pria itu langsung bersujud di bawah brankar Arumi.
"Aku tidak mau! jangan lakukan itu." mohon Dirga.
"Keluar lah Dirga. Aku sungguh membenci mu." pinta Arumi lemas.
Hendra kembali membawa anak nya keluar, begitu juga dengan Dina. Arumi bahkan tak meyapa ibu mertua nya itu.
"Jika kau tahu karma, maka ini lah karma untuk mu. Kau harus terima Dirga." ujar Hendra mencoba menguatkan anak nya. Bukan tak memperjuangkan nasib rumah tangga anak nya, Hendra sudah berusaha membujuk Arumi sebelum nya. Namun rasa sakit yang di tanam Dirga terlalu dalam hingga Arumi tidak bisa menerima kata maaf dari suami nya.
Keputusan untuk bercerai sudah ada di depan mata bahkan tinggal hitungan hari. Dirga sangat menyesal ketika ia tidak pernah mengakui anak nya ketika Arumi hamil dulu. Pria itu menangis di taman rumah sakit, tidak ada secuil kesempatan yang di berikan Arumi bahkan untuk menyentuh anak pun Arumi tidak mengizinkan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Riska Wulandari
sukurinnnnnnnn...meskipun hidup d panti asuhan Arumi menjadi wanita tangguh yg berani..
2022-03-22
0
Anastasia Anastasia
karma yg setimpal bagi pria pengkhianat
2021-11-29
0
Cheng xiao
jgn smpek balik y Thor, gue sumpahin lu Thor klu smpek mreka balikan🤣
2021-11-29
0