Siang ini, dengan maksud hati Arumi ingin mengantarkan makan siang untuk suami nya. Wanita itu sangat bersemangat, berbagai macam lauk pauk ia masukkan ke dalam kotak makan.
Dengan menggunakan ojek online, wanita itu berangkat menuju kantor suami nya yang berada tak jauh dari rumah. Namun baru saja motor itu berhenti, mata Arumi sudah di suguhi pemandangan yang sangat menyayat hati. Dirga, pria itu menggandeng mesra seorang wanita yang berpakaian sangat minim erat merangkul mesra lengan suami nya.
Manik mata itu mulai menampakkan cairan bening, wanita itu bahkan belum turun dari ojek yang membawa nya.
"Mbak kita sudah sampai." tegur mas ojek membuyarkan lamunan Arumi.
"Mas antar saya pulang aja." ucap Arumi sambil menahan air mata yang hampir tumpah. S Sepanjang perjalanan Arumi hanya menatap kosong jalanan yang lumayan padat itu. Sesampai nya di rumah wanita itu langsung menumpahkan air mata nya.
Di bawah guyuran shower, Arumi menangisi apa yang ia lihat hari ini. Kenyataan yang selama ini ia takutkan telah terjadi. Perubahan sikap dari suami nya tak lain pengaruh dari mantan kekasih suami nya. Ya, Arumi mengenali wanita itu. Lisa adalah mantan kekasih Dirga, mereka pernah menjalin hubungan sejak SMA hingga kuliah. Kenapa Arumi bisa tahu? kerena Dirga sendiri yang menceritakan nya.
Puas menumpahkan air mata nya, Arumi langsung mengganti pakaian yang basah dan langsung mengeringkan rambut nya. Mata yang sembab ia tutupi dengan foundation.
Dirga, pria itu mulai sering pulang larut malam seperti malam ini, pria itu bahkan pulang di pukul dua belas malam. Sebenarnya Arumi belum tidur, wanita itu hanya sedang menata hati melihat sikap suami nya. Mata nya berpejam namun hati nya sibuk berkata-kata.
"Baru pulang mas?" tegur Arumi tanpa menatap ke arah suami nya.
"Aku sibuk. Pekerjaan ku sangat banyak." jawab Dirga lalu merebahkan diri nya.
Arumi mengubah posisi tidur nya mengahadap sang suami. "Boleh aku bertanya mas?" tanya Arumi.
"Tanya kan cepat. Aku sangat mengantuk!" ujar Dirga.
"Jika suatu saat aku berselingkuh apa yang akan kau lakukan mas?" tanya Arumi.
"Aku akan membuang mu dan menghancurkan hidup mu." jawab Dirga panas.
"Jika kau yang berselingkuh bagaimana?" tanya Arumi kembali sontak membuat Dirga terdiam.
"Tidurlah. Sudah larut!" kilah nya lalu membelakangi istri nya.
Lagi-lagi, Arumi hanya bisa menangis dalam diam. Selama ini Dirga lah yang menjadi satu-satu nya tumpuan hidup bahkan keluarga yang ia punya. Coba lah bersabar sedikit saja Arumi, suami mu pasti sedang khilaf. Batin Arumi terus mengatakan itu.
Pagi menjelang, Arumi tak bisa turun dari tempat tidur nya. Kepala nya sangat pusing, bahkan wajah nya nampak pucat.
"Kau tidak bangun Arumi?" tanya Dirga sambil memasang dasi nya.
"Aku sakit mas." jawab nya lirih dan Dirga langsung menghampiri istri nya.
Dirga menempel kan telapak tangan nya ke kening istri nya. Suhu tubuh Arumi cukup panas. "Aku sibuk hari ini. Aku akan menelpon dokter nanti." ujar Dirga lalu mengambil tas kerja nya. "Aku berangkat dulu." ucap nya acuh.
"Kau sibuk bekerja atau sibuk bersama dengan mantan mu mas?" ujar Arumi menghentikan langkah suami nya.
Dirga kembalikan badan nya. "Apa maksud mu?" tanya Dirga dengan sorot mata tajam.
"Jangan kau tutupi lagi mas, aku sudah tahu semua nya. perubahan mu dua bulan ini sangat nampak jelas aku rasakan." tukas Arumi dengan mata berkaca-kaca.
"Jangan memfitnah ku Arumi." ucap Dirga dengan suara penuh penekanan.
"Aku tidak memfitnah mu mas. Aku melihat sendiri kau bergandengan mesra dengan Lisa mantan mu." balas Arumi yang sudah tidak tahan dengan sakit hati nya.
Dirga menegang, pria itu sedikit berpikir untuk alasan. "Jangan mencoba mencari alasan mas. Kau sudah melukai hati ku. Apa salah ku pada mu mas?" tanya Arumi dengan air mata yang sudah bercucuran deras.
"Aku masih mencintai nya." ucap Dirga semakin membuat hancur hati Arumi. Dada sesak saat mendengar pernyataan suami nya.
"Lalu kenapa kau menikahi ku mas?" tanya Arumi mencoba bangun dari tidur nya.
"Sejujurnya aku menyesal telah menikahi mu." jawab Dirga membuat Arumi syok. Sungguh rendah kah diri nya hingga di permainkan oleh suami nya sendiri. "Sebenarnya minggu ini adalah hari pertunangan ku dengan Lisa, ku harap kau bisa mengerti dengan keputusan ku."
"Kau jahat mas. Kau egois mas!" lirih Arumi bersamaan dengan pandangan yang buram. Tubuh lemas itu akhir nya jatuh terhempas ke lantai yang dingin.
Dirga yang melihat istri nya sudah tidak sadarkan diri langsung membawa Arumi ke rumah sakit. Sesampai nya di rumah sakit Arumi langsung mendapatkan penanganan dari Dokter.
"Bagaimana keadaan istri saya Dok?" tanya Dirga.
"Ini adalah hal biasa yang di alami oleh ibu hamil pak....To....."
"Hamil? istri saya hamil?" potong Dirga kaget.
"Iya, istri bapak hamil. Apa bapak belum tahu?" tanya Dokter itu namun Dirga hanya menggelengkan kepala nya. "Menurut hasil pemeriksaan, kandungan istri bapak sudah menginjak enam minggu." terang Dokter membuat Dirga semakin syok.
Dirga keluar dari ruangan Dokter itu, pria itu mengacak rambut frustasi dan mengusap wajah nya kasar. Ia kembali ke ruang rawat istri nya dan mendapati Arumi sudah sadar.
"Kenapa kau bisa hamil?" tanya datar Dirga.
"Sungguh lucu pertanyaan mu mas! kita suami istri sudah sewajarnya jika aku hamil." jawab Arumi.
"Aku tidak pernah mengharapkan anak dari rahim mu. Jika mamah ku tahu dia akan marah besar." ucap Dirga.
Bagai di sambar petir siang bolong, ucapan Dirga telah menghancurkan harapan kecil yang tersisa dalam hidup Arumi. Wanita itu sudah tidak bisa menahan tangis nya. Arumi melepaskan jarum infus yang menempel di kulit nya.
"Di mana hati nurani mu mas? kenapa kau berubah sekejam ini? di mana Dirga ku yang dulu?" tanya Arumi sambil melangkahkan kaki menghampiri suami nya.
"Pergi lah sejauh mungkin Arumi, jika mamah ku tahu tentang kehamilan mu aku yakin dia akan menyakiti mu dan anak mu." perintah Dirga.
Arumi mendongakkan wajah nya. "Dia anak mu mas! kau sebagai ayah sudah seharus nya melindungi dia."
"Aku tidak pernah mengharapkan anak ini. Kau tinggal pilih, pergi jauh dari hidup ku atau gugurkan anak ini lalu hidup lah sebagai istri pertama ku." ujar Dirga memberi dua pilihan.
Arumi menampar wajah suami nya, pucat wajah dan getar tubuh nya sudah tidak ia perdulikan. Wanita itu keluar dari ruangan rawat dan langsung pulang ke rumah. Sesampai nya di rumah, Arumi langsung mengemasi semua barang-barang nya kemudian pergi. Sebelum pergi, di tatap nya foto pernikahan yang terpajang di ruang tamu.
Arumi menghela nafas dalam dan mengusap kasar air mata yang jatuh. Tanpa menoleh ke belakang, Arumi sudah mantap pergi sesuai permintaan suami nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
💐Tuti Komalasari💐
mulai konflik 😥
2022-11-02
1
yuliana
Thor maaf knpa ceritanya gk bisa like ya
2022-08-01
0
Riska Wulandari
ni beneran ada laki2 g ngotak kaya gini??
2022-03-22
0