Qila, quena, dan vania akhirnya mengikuti langkah chris menuju kantin. Saat diambang pintu masuk mereka tak sengaja bertemu dengan naura. Qila dan quena yang mengenal naura pun menyapanya hal itu membuat chris dan vania merasa bingung.
"Kak naura". Sapa qila.
"Nona qila, nona quena". Kata naura.
"Panggil qila dan quena saja kak, kan kita di area kampus". Kata qila. Naura hanya mengangguk dan tersenyum.
"Kalian saling kenal?". Tanya chris.
"Iya kak, dulu sempat bertemu saat kita makan bareng abang". Kata qila.
"Jika mau mengobrol lanjutin di dalam saja, kakak harus segera menemui kenzo". Kata chris.
Mereka mengangguk lalu chris pergi dulu menemui kenzo. Qila dan yang lainnya mengikuti chris tapi dengan langkah yang sedikit santai. Tidak seperti chris yang buru-buru, karena pasti kenzo sudah menunggunya lama. Benar saja saat chris sampai ia mendapat omelan dari kenzo.
"Lama amat, dari mana aja lo?". Tanya kenzo.
"Sorry tadi qila mengajak ngobrol gue". Kata chris.
"Mana, laptopnya?". Tanya kenzo.
"Ini". Kata chris sambil memberikan laptopnya ke kenzo.
"Kenapa lo bawa yang ini? Ini laptop kantor chris". Omel kenzo.
"Salah lo sendiri gue belum selesai ngomong sudah lo matiin. Lagi pula tadi gue cari laptop yang biasanya tidak ada". Kata chris.
"Gue lupa laptop yang bisanya di masion bunda". Kata kenzo.
"Memang mau buat apa sih?". Tanya chris.
"Baca tuh map". Kata kenzo sambil membuka laptopnya.
Chris pun membuka map yang di tunjukkan kenzo tadi. Setelah membacanya dia membulatkan matanya. Bagaimana tidak, semua panitia di ganti baru kecuali dia dan kenzo.
"Apa-apaan ini ken? Semua panitia baru kenapa ketua dan wakilnya tetap sama seperti tahun sebelumnya". Kata Chris.
"Gue juga sudah protes tadi, sudahlah nanti lo jika masuk kelas bilang pada dosen gue izin bilang saja dapat tugas dari pak Regan. Dan tolong tempel selembaran ini di mading". Kata kenzo. Chris membaca kertas yang di berikan kenzo padanya.
"Lo mau ngadain rapat sekarang?". Tanya chris setelah membaca kertas yang di berikan oleh kenzo.
"Mereka semua panitia baru chris, banyak yang harus di jelaskan ke mereka". Kata kenzo.
"Lo benar juga, tapi sepertinya ada yang beda". Kata chris memegang dagunya.
"Qila, quena, dan vania gue ganti". Kata kenzo.
Chris hanya ber oh ria, setelah itu ia pergi karena sebentar lagi dosen masuk. Sebelum itu ia ke mading terlebih dahulu untuk memberikan pengumuman tersebut. Karena jadwal chris sebelum jam makan siang sudah selesai jadi kenzo membuat jadwal rapat setelah jam makan siang.
Kenzo sendiri membuat sebuah materi yang nantinya digunakan untuk rapat. Dia harus mempersiapkan ini semua dengan matang agar tidak mengecewakan nantinya. Kampus tersebut memang milik keluarga kenzo, dan setiap tahunnya kampus selalu mengadakan acara pesta amal. Yang nantinya donasi atau amal yang di dapat di sumbangkan pada panti asuhan atau orang-orang tidak mampu. Pesta amal sendiri di hadiri beberapa wali mahasiswa/mahasiswi dan ada juga para donatur dan beberapa petinggi perusahaan.
Qila yang baru sampai di meja abangnya pun langsung duduk tanpa meminta izin terlebih dahulu, kenzo yang sedang fokus hanya menatapnya sekilas lalu kembali fokus pada laptopnya.
"Bang ken". Panggil qila.
"Hm". Jawab kenzo berdehem tanpa mengalihkan pandangannya.
"Kak chris mana?". Tanya qila.
"Sudah masuk". Kata kenzo.
"Bang kenzo sendiri tidak masuk?". Tanya quena.
"Abang lagi ada tugas, kalian sendiri kenapa belum pulang?". Tanya kenzo.
"Masih ingin mengobrol dengan kak naura". Kata vania.
Saat mendengar nama naura, kenzo langsung menghentikan aktivitasnya dan mengalihkan pandangannya. Benar saja ia tidak menyadari jika ada orang lain disana.
"Sejak kapan dia disini?". Tanya kenzo.
Belum juga pertanyaan kenzo di jawab, ada seseorang yang membuat ulah. Siapa lagi jika bukan jesi dkk, mereka tadi tidak sengaja melihat qila dan yang lain menghampiri meja kenzo.
"Hai qila, quena, dan vania". Sapa jesi saat tiba di meja kenzo.
"Ngapain ni orang kesini". Batin kenzo memutar bola matanya malas.
Sedangkan qila dan quena mengreyitkan dahinya karena mereka tidak mengenal jesi dkk. Kenzo, vania, dan naura hanya diam saja.
"Siapa ya?". Tanya quena.
"Kenalin gue Jessica Shelomitha Dominique, putri pengusaha terkaya no. 9, kalian bisa memanggil gue jesi". Kata jesi.
"Kalau gue Nathania Kirei Joevanca, sahabat jesi. Panggil saja thania". Kata thania.
"Gue Yelizavetam Anora Helse, sahabat jesi juga. Panggil saja nora". Kata nora.
"Lalu untuk apa kakak ini kemari?". Tanya qila.
"Kita mau berkenalan dengan kalian dan berteman dengan kalian". Kata jesi.
"Jika untuk berkenalan pasti kakak semua sudah tahu bukan siapa kami, tapi jika untuk berteman kami dilarang kakak kami untuk berteman dengan sembarang orang". Kata qila.
"Jika kalian dilarang berteman dengan sembarang orang kenapa kalian berteman dengan anak-anak miskin seperti mereka yang tidak jelas asal usulnya, kita kan sudah jelas siapa keluarga kita". Kata jesi.
Qila yang mendengar jesi menghina abangnya pun merasa marah, ia ingin sekali memberi pelajaran pada itu cewek. Tapi saat ia ingin berdiri tangannya di tahan oleh quena, qila pun melihat ke arah quena. Sedangkan quena memberi isyarat pada qila untuk melihat ke arah kenzo. Qila pun menatap kenzo, yang benar saja kenzo sudah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Qila pun menundukkan kepalanya, sedangkan kenzo berusaha mengusir jesi.
"Jika lo disini cuma mau buat onar mending pergi deh jes". Kata kenzo.
"Siapa lo berani memerintah gue". Kata jesi sinis.
"Benar kata jesi, orang miskin saja belagu". Kata thania.
Lagi-lagi amarah qila muncul, quena sendiri merasa kuwalahan menenangkan qila. Kenzo yang melihat quena mulai kwalahan menenangkan qila pun menyuruhnya membawa qila pergi dari sana.
"Quena bawa qila pergi, sepertinya dia sedang tidak enak badan". Kata kenzo quena yang mengerti pun menyetujuinya.
"Baik bang kenzo, ayo vania". Kata quena.
"Lalu kak naura bagaimana?". Tanya vania.
"Biarkan dia disini ada yang kak kenzo ingin bicarakan dengannya". Kata kenzo.
"Baiklah kak". Kata vania.
Jesi yang melihat mereka sangat nurut dengan kenzo pun merasa bingung. Iya dia tahu jika kenzo sahabat rena wajar jika vania menurut tapi qila dan quena mereka juga kenapa nurut sekali. Setelah kepergian qila dan yang lain jesi pun ikut pergi dari sana. Tapi sebelum itu ia memberikan kata-kata sinis pada kenzo dan naura. Saat tadi pengenalan di dalam kelas jesi memang sudah mentargetkan naura sebagai bahan Bullyannya. Karena dia naura mahasiswi beasiswaan. Sedangkan kenzo yang melihat jesi tidak juga pergi pun menanyainya.
"Kenapa masih disini? Mereka sudah pergi, lo tidak ikut pergi?". Tanya kenzo.
"Tanpa lo usir juga gue mau pergi, kalian itu cocok sama-sama miskin". Kata jesi sinis, kenzo hanya menyunggingkan senyumnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments