"Assalamu'alaikum," ucap Sahira mengetuk pintu rumahnya.
"Wa'alaiku salam." Ibu Sisi membukakan pintu rumah.
Bu Sisi adalah Ibu yang lembut dan penuh kasih sayang yang selalu mengerti tentang anak-anaknya.
Sahira anak bungsu dari tiga bersaudara, ia mempunyai dua kakak laki-laki yang telah menikah dan punya rumah sendiri.
Sahira beserta Ibu dan Ayahnya baru menempati rumah yang mereka tinggali beberapa bulan saja, setelah pindah dari rumah neneknya yang kini sudah resmi menjadi milik pamannya Sahira.
Pada awalnya rumah nenek Sahira di wariskan pada Ayah Sahira karna Ayahnyalah yang mengurus Neneknya hingga meninggal. Namun setelah Nenek Sahira meninggal Pamannya Pak Imran, yang adik bungsu dari Ayah Sahira menuntut atas kepemilikan hak rumah. Dan tanpa basa-basi Ayah Sahira Pak Lukman menyerahkan rumah itu lalu membeli rumah yang sekarang.
Rumah Sahira yang sekarang sangatlah sederhana, hanya ada dua kamar, satu kamar mandi dan satu garasi yang di isi dengan mobil tua milik ayahnya.
"Hari pertama kamu udah lembur Nak?" ucap Bu Sisi yang tak lupa selalu ia tambahkan dengan senyuman.
"Ngak juga sih Ma, cuma tadi aku belum berani pulang sampai Bos Sahira pulang. Tapi katanya besok Sahira bisa pulang sore," ucap Sahira yang langsung menuju kamarnya.
"Kamu udah makan?" tanya Bu Sisi.
"Belum Ma, Sahira mau solat Isya dulu abis itu baru makan," Sahira membuka pintu kamar dan masuk ke kamarnya.
Kamar Sahira di chat biru seperti langit dan di atasnya ia hias dengan bintang-bintang yang jika lampu di matikan maka bintangnya akan menyala lebih terang.
Sahira akan tersenyum bila ingin tidur hanya dengan menatap bintang di atasnya hingga ia terlelap.
Dekorasi bintang di langit-langit kamar adalah impian Sahira di waktu kecil yang baru ia wujudkan sekarang.
Sahira Sholat dan keluar untuk makan malam.
Selesai makan Sahira langsung mencuci piringnya dan masuk ke dalam kamar untuk melihat bintangnya dan mengingat kembali kejadian hari ini.
Flash Back
"Bang, kalo nanti kita udah nikah, aku mau kamar kita di hiasi dengan bintang yang menyala ketika gelap," ucap gadis berambut panjang lurus dengan pipi cabinya yang membuatnya semakin manis.
"Iya sayang, asal kamu yang minta apapun itu Abang pasti turuti," ucap laki-laki bermata sipit dengan wajah lebih keJepangan.
"Beneran Bang?" Gadis itu tersenyum semakin manis dengan gigi gingsulnya.
"Iya lah, asal kita jodoh. Hehe."
Sahira dan Iman berada di taman, duduk di bawah pohon di tengah hamparan rumput hijau.
"Bang, aku selalu berdoa agat kelak kota berjodoh. Tapi apa aku juga ada dalam Do'a Abang?" ucap Sahira menatap Iman.
"Hehe, Maaf ya Ra'. Aku udah lama ngak do'a, terakhir solat waktu praktek sholat di SMP. Tapi aku benar-benar serius lo sama kamu. SUER," Iman mengangkat tangan membentuk huruf V.
Sahira menganga mendapat pernyataan Iman barusan.
Wajah Sahira yang tadinya penuh senyum berubah cemberut dan menjadi diam.
Beberapa saat suasana menjadi hening.
"Ra', jikalau nanti kita berpisah karna suatu hal, Abang ingin kamu tahu Ra' bahwa Abang tidak pernah menggantikan posisi kamu di hati Abang. Ra' kamu punya tempat tersendiri sebagai cinta pertama Abang, tidak akan ada yang bisa menggantinya."
Sahira hanya diam, pikirannya melayang memikirkan agama apa sebenarnya yang di anut Iman.
'bukankah namanya Iman, seharusnya dia beriman dalam Islam,' batin Sahira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Happy♡~
like
2021-04-23
0
Mamake Nazwa DanYusuf
iman
imanuel
2021-04-12
0
Ita Sinta
lanjut
2021-04-07
0