...Beri dukungan ya😊...
...Dengan cara like,...
...Komen...
...Vote...
...Juga vaforitkan❤...
...Selamat membaca📄...
......................
Bukannya diam, Andra malah semakin kencang berteriak
"Tolooong. . .!!"
"Tolooooooong . . !!"
Andra semakin mengeraskan suaranya. Hingga Bagas dan temannya yang lain panik.
Lalu dari jauh ada seorang anak kecil yang berlari menuju kearah mereka sambil menunjuk-nunjuk menggunakan sebuah pisau besar.
Mungkin dia mengira Bagas and the geng sedang mengerjai Andra, karena yang terdengar dari teriakan Andra menyiratkan seperti itu.
Bagas yang panik pun spontan melepaskan ular yang di genggamnya dan langsung lari terbirit-birit dengan diikuti Heru dan yang lain. Mereka semua takut akan terkena lemparan pisau yang dibawa si anak tersebut.
Tanpa disadari oleh siapapun ular yang terlempar itu jatuh mengenai kaki Andra dan langsung menggigitnya saat itu juga.
Andra terduduk seketika, meringis merasakan sakit pada kakinya.
Anak kecil tadi telah sampai pada Andra, dan terkejut ketika melihat ular itu.
Walaupun sebenarnya ia juga sangat takut dengan ular, tapi karena terdesak hingga ia memberanikan diri untuk mengayunkan pisau yang dibawanya kearah ular itu hingga badan ular tersebut putus dan mati seketika.
"Sa a ki i **, to o lo ng!" Ucap Andra terputus-putus karena menahan sakitnya.
Anak itu lalu beralih pada Andra, ia tak tau apa yang harus dilakukannya.
Ia bingung apakah harus langsung saja mencari bantuan atau menolong anak lelaki itu, tapi bagaimana cara menolongnya. Tidak mungkin dia menggendongnya, karena tubuh Andra yang jauh berkali lipat lebih besar darinya.
Dia berlari kesana kemari mencoba mencari bantuan, tetapi tidak ada seorangpun. Andra yang teringat ponselnya ikut terbawa oleh Bagas tadi, hingga hanya dapat menahan sakitnya.
Anak kecil tadi merasa putus asa karena tidak mendapatkan pertolongan, kembali mendekati Andra. Ia ingin menolong anak lelaki di hadapannya itu, ia sedih karena teringat temannya yang dulu juga pernah tergigit ular tetapi nyawanya tidak tertolong, karena terlambat ditangani.
Ia ingat temannya itu diobati oleh seorang simbah, dengan cara disedot upasnya. Tanpa pikir panjang anak itupun ingin melakukan hal tersebut, tetapi Andra mencegahnya.
"Ap pa ya yang, k ka mu la ku kan?"
"Aku ingin menolongmu." Jawab bocah itu dengan polosnya.
"K ka mu, bi bi sa i kut sa kit." Andra sudah sangat lemas bersamaan dengan racun yang mulai menjalar kedalam tubuhnya.
"Tidak! Aku pernah melihat temanku diobati seperti itu, dan yang mengobatinya tidak kenapa-kenapa."
Setelah mengucapkan itu, anak tersebut langsung menghisap racun yang berada di kaki Andra. Lalu, ia meludahkannya, dia melakukan hal itu beberapa kali.
Andra yang sudah berbaring sedari tadi hanya mampu melihatnya dengan sedikit kesadaran yang tersisa. Hingga lama kelamaan anak kecil itu merasakan mual dan pusing, dia pun lemas dan ikut berbaring disamping Andra yang sudah pingsan.
▪︎▪︎▪︎
Sementara itu, di rumah mbah putri sudah terjadi kehebohan.
"Neng endi (kemana) cucuku, kenapa sudah sore begini belum pulang." Mbah putri khawatir, karena sejak pergi pagi tadi cucunya tak kunjung pulang.
"Iya ya Bu, tadi pamit pergi sama teman-temannya, tapi kenapa belum pulang juga." Bunda Ratih yang merasakan firasat buruk pun ikut khawatir.
"Kemis, Kemis!" Teriak mbah putri memanggil Pakde Kemis.
"Golekono putuku (carilah cucuku)! Cepet saiki, nek perlu ngajak wong sak ndeso ben ndang ketemu (Cepat sekarang, kalau perlu ajaklah orang satu kampung biar cepat ketemu)." Titahnya.
"Cari di rumahnys Bagas, tadi dia pergi sama Bagas dan teman-temannya itu." Imbuh Bu Ratih.
"Nggeh Mbah, nggeh Bu." Jawab Pakdhe Kemis yang langsung berangkat melaksanakan yang diperintahkan oleh majikannya.
Pakdhe Kemis lalu menuju ke rumah Bagas, tetapi anak itu juga belum sampai rumah. Orang tuanya pun memutuskan untuk ikut mencari bersama.
Sampai di pertengahan jalan setapak, rombongan Pakdhe Kemis bertemu dengan Bagas dan kawan-kawannya, tapi tak didapati Andra bersama mereka.
"Lho, lha Mas Andra endi Le? Kok ora bareng seng muleh? (Mas Andra mana Nak? Kenapa nggak ikut bareng pulangnya?)"
Pertanyaan Pakdhe Kemis membuat Bagas dan teman-temanya saling pandang. Mereka bingung sekaligus takut untuk menjawabnya, bagaimana cara menjelaskannya. Itu yang di fikiran mereka.
"Jawab Bagas! Mana Mas Andra?
Ini udah sore lho, dia dicariin sama orang tuanya Le," Ibu Bagas ikut bertanya dengan nada khawatir.
Orang-orang disana memang memanggil Andra dengan embel-embel Mas, meskipun Andra masih kecil. Karena untuk menghormati mbah kakung dan mbah putri yang merupakan mantan Kepala Desa disana juga termasuk orang terpandang di desa tersebut.
"Eng, itu, anu Mak. Andra anu. ."
Jawaban Bagas yang tidak jelas membuat para orang tua semakin cemas dan panik.
Sang ayah menyentuh pundak Bagas "Maksudmu opo (apa) Gas? Kenapa bicaramu tidak jelas?"
"Ngomongo seng nggenah Le, (bicaralah yang jelas Nak)." Pinta ibunya.
"Iyo Bagas, Heru. Ben Mas Andra ndang ketemu! (Iya Bagas, Heru. Biar Mas Andra cepat ketemu!)" Lanjut Pakdhe Kemis.
"Itu lho Mak, Pak, Pakde. ."
"Mas Andra ada di sungai."
"Sungai?"
...****************...
Ditunggu dukungannya, biar semakin semangat menulis🥰
Maturnuwon🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Mommy QieS
OMG ... akhirnya ular itu pun tamat riwayatnya 😂😂
2022-10-16
0
ZasNov
Untung Andra segera diberi pertolongan oleh bocah itu (senja).
Kalau sampai terlambat, mungkin Andra tidak selamat..
Tapi dua2nya lemas juga ya 😣
Bagas dkk dimarahin ga tuh nantinya..
2022-10-11
1
Senajudifa
aku mampir dan nyicil y senja...
2022-05-25
1