...Selamat membaca😊...
...----------------...
Tak memakan waktu lama untuk sampai pada tujuan, sekarang Senja telah sampai di pekarangan rumahnya yang tidak terlalu luas namun sangat sejuk dan asri, karena terdapat banyak tumbuhan bunga-bunga juga beberapa pohon buah yang berada di dalam pot (biasa disebut tabulampot). Juga berbagai macam tanaman sayuran di samping rumah. Bahkan belakang rumah yang hanya menyisakan secuil tanah pun dipergunakan untuk memelihara ikan lele dan juga ayam bangkok milik ayahnya.
"Assalamu'alaikum," ucap Senja saat sampai di samping rumah. Karena dia tau kalau kedua orang tuanya akan berada disana di jam-jam pagi seperti sekarang ini, Slsedang menyiram semua tanaman yang ada.
"Waalaikumsalam," jawab bapak dan ibu Senja serempak.
Senja lalu menyalami dan mencium punggung tangan keduanya dan meletakkan bungkusan kue yang ia bawa di meja kecil yang ada disana.
"Bawa kue seperti biasanya, Ndok?" tanya bapak.
"Enggeh Pak," jawab Senja.
Senja langsung meminta selang yang sedang dipegang ibunya, lalu menggantikannya menyirami tanaman-tanaman kesayangan miliknya yang ada di polybag dan yang ditanam langsung. Karena sebagian juga ada yang ditanam secara hidroponik.
Memang setelah berhari-hari hanya bergelut dengan segala macam barang dagangannya, membuat Senja selalu merindukan kesejukan udara dari semua tanamannya itu.
"Kamu itu abis sepeda'an bukannya mandi dulu terus sarapan, kok malah tanaman yang diurus," tegur ibu Retno ibunya Senja.
"Biarkan dia sebentar Bu, kayak ndak tau saja anakmu yang satu itu. Dulu sebelum buka toko, dia kan sehari-harinya yang diurusin ya cuma tanaman-tanaman itu," timpal bapak yang sedari tadi asyik memakan kue yang dibawa Senja sambil sesekali menyeruput tehnya.
"Ya kan emang ini pekerjaan Senja dulu Pak, alhamdulillah ini juga menunjang kehidupan kita to, dan Bapak jadi nggak perlu lagi kerja berat. Bapak tinggal ngantar sayurannya saja kerumah para pelanggan," jawab Senja.
Bebrapa tahun terakhir ini, tanaman-tanaman itulah yang menjadi sumber penghasilan keluarga Senja sebelumnya, dia menjualnya secara online maupun langsung. Hingga sekarang mereka sudah memiliki banyak pelanggan tetap.
"Iya Ndok, terimakasih ya Ndok. Kamu sudah banyak berkorban untuk keluarga kita, sampai-sampai-" ucapan bapak terhenti karena Senja memotongnya dengan cepat.
"Sudah to Pak, jangan begitu. Itu sudah kewajiban Senja sebagai anaknya Bapak dan Ibu, untuk membahagiakan kalian," tukas Senja.
Ibu yang sudah tau kemana arah pembicaraan mereka, yang mungkin akan berakhir dengan air mata jika diteruskan, langsung menyuruh Senja untuk masuk kerumah guna membersihkan diri dan gadis itu hanya menurut.
Kini Senja telah selesai membersihkan diri dan ia sudah berada di meja makan untuk sarapan, ibu Retno berkata.
"Ndok, tadi adekmu telpon. Katanya dia sudah nerima gaji pertamanya. Dia seneng banget, ibuk juga ikut seneng Ndok. Terus katanya lagi, dia mau transfer buat Ibu sama bapak," tuturnya penuh haru.
"Alhamdulillah kalau begitu, Buk," jawab Senja menengadahkan tangannya keatas lalu mengusapkan pada wajahnya. "Ya kalau memang itu maunya Ria, nanti biar Senja kirim nomer rekening Ibuk ke dia."
"Iya Ndok," jawab ibu.
Seusai sarapan dan membereskan bekasnya, Senja masuk kedalam kamarnya yang dulu ia tempati bersama dengan adik satu-satunya itu, Ria. Ia merebahkan tubuhnya di kasur busa yang tidak tebal dan hanya berukuran sedang itu. Pikirannya melayang ke waktu tiga bulan yang lalu sebelum adiknya berangkat untuk menjadi Pahlawan Devisa.
Adiknya yang baru lulus SMK setengah tahun lalu, memutuskan untuk ikut program penyaluran kerja dari sekolahnya bersama teman-temannya yang lain. Karena Ria berfikir itulah cara untuk membahagiakan kedua orang tua dan juga sang kakak yang telah berjuang untuknya agar bisa lulus sekolah SMK.
Tidak seperti Senja sang kakak yang hanya bisa lulus SMP karena suatu kejadian yang menimpa bapaknya dulu, sehingga dia harus putus sekolah. Dan kini baru mengikuti kejar paket C yang setara dengan SMA.
"Apa kamu yakin Dek, mau kerja di luar negri? Luar negri tu jauh lho! Nanti kalau Mbak kangen, Bapak sama Ibuk kangen gimana?" tanya Senja menahan air matanya, karena dia dan sang adik belum pernah berjauhan dalam waktu yang lama sebelumnya.
Sang Adik tersenyum, menghentikan aktifitasnya mengemas barang ke dalam ransel, "iya Mbak, Ria udah mantep mau ikut kerja disana. Teman-temanku juga banyak yang berangkat kok, Insyaallah aman. Kalo kangen kan bisa video call Mbak. Jaman sekarang sudah canggih, jadi gampanglah," jawab Riana yang biasa di panggil Ria itu.
Mereka berdua pun berpelukan, air mata Senja yang sudah di tahan olehnya sejak tadi tumpah begitu saja. Dia tidak menyangka adik kecil yang sangat disayanginya mempunyai tekad yang besar untuk bisa membanggakan keluarga mereka.
"Kamu hati-hati disana ya, Dek. Jaga diri, jaga kesehatan, jangan lupa selalu telpon. Paling enggak WA setiap hari. Dua tahun itu lama lho," ucap Senja disela isak tangisnya.
"Iya-iya, Mbak Senja tenang aja.
Kok Mbak Senja malah nangis sih, jangan bikin aku ikutan mewek dong!" Kata Ria, lalu mereka pun tertawa bersama dengan air mata yang masih berlinang.
Sementara Senja masih sibuk dengan fikirannya itu, di tempat lain, tepatnya di ruko Andra lantai atas, tampaklah seorang anak manusia yang baru saja bangun dari tidurnya di atas sofa dengan posisi telungkup. Dia mengangkat kepalanya, mengedarkan pandangan ke sekelilingnya mencari seseorang. Matanya yang masih terasa pedih ia paksa mengerjab dan menatap jam dinding.
Di kucek-kucek matanya yang masih terlalu enggan untuk terbuka karena baru saja ia istirahatkan beberapa jam yang lalu.
"Hoaamm" berkali-kali orang itu menguap dengan masih berada di posisi seperti yang sebelumnya. Berkali-kali matanya kembali terpejam karena tak kuat menahan kantuk yang masih menderanya.
"Nyuruh gue kerja lembur, keluar kota, sampai pagi baru pulang. Eh dia udah ngilang aja, enak-enak nguntit anak orang, menjadi pengagum rahasia abadi. Mau sampe kapan coba lo kek gitu bos, bos," gumamnya tak jelas dengan mata terpejam.
Ia sangat hafal kebiasaan sang bos yang sudah diikutinya selama delapan tahun belakangan ini, semenjak mereka di pertemukan oleh sesuatu hal yang tidak menyenangkan saat itu. Andra yang baik hati membantunya, menunjang biaya kuliahnya, menjadikannya teman, sahabat, asisten juga saudara sekaligus. Hal yang tak pernah di khayalkan olehnya sebelumnya, jika ia akan bisa berkuliah dan menjadi tangan kanan dari seorang pemuda yang sangat sukses namun rendah hati seperti Andra. Bahkan sang bos tak mau di kenal oleh para karyawannya, karena ia yang selalu mengurus dan berhadapan langsung dengan para karyawan.
.
.
Bersambung.
Like
Komen
Rate bintang lima
Mohon dukungannya ya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
ZasNov
Senja dan Riana sama2 bekerja karena ingin membahagiakan keluarga..
Hmm, semoga Andra bisa lebih berani mendekati Senja secara terbuka ya.. 😄
2022-10-09
2
Nana chan
salam dari cs "anak receh"👍
2021-09-07
0
🌻🍇aQuarius🍇🌻
kak Hafsa...
q mampir.habis dengerin mr.costra iseng ngklik avanya ehh ada novelnya juga q kira cuma di Audio aja😅semangatt kak..
yg komen kebanyakan para authorr..q cuma pembaca kelas remahan😂🤭🤭
2021-05-28
2