...MALAM HARINYA...
Lea sudah berhasil melewati masa kritisnya.
Ya, wanita yang ditolong Fano adalah Lea Meowni.
...ALAM MIMPI...
"Gue dimana ini, kenapa putih semua?" tanya Lea yang bingung karena dia sekarang berada ditempat yang semuanya putih.
Lea terus berjalan mengelilingi tempat itu, tapi tak ada seseorangpun disana.
"Meow," panggil seseorang dari belakang yang langsung membuat Lea berbalik menghadap orang itu.
"Nenek kok disini? Ini tempat apa nek?Kenapa semua putih? Baju nenek juga kenapa putih?" tanya Lea beruntun.
"Kamu ini dari dulu gak pernah berubah, ya, nanyanya satu-satu sayang," ucap nenek sambil tersenyum dan mengelus kepala Lea.
"Meow penasaran, Nek. Kenapa jugaMeow disini?" tanya Lea lagi dan dibalas dengan senyuman oleh neneknya.
"Meow," panggil seseorang lagi.
"Mama kok disini juga? Mama juga kenapa pakai baju kaya Nenek?"Untuk kedua kalinya pertanyaan beruntun itu dikeluarkan oleh Lea.
"Mama mau ikut Nenek, sayang," jawaban singkat tapi bisa membuat Lea tau semuanya.
"Mama, jangan ikut Nenek, Meow sama siapa kalau Mama ikut Nenek?" Air mata sudah tak bisa Lea bendung lagi dan kini Lea menangis di pelukan sang mama.
"Meow, Sayang. Biarin Mama ikut nenek ya, Mama lebih bahagia sama nenek," ucap nenek sambil mengelus rambut Lea yang sekarang memeluk erat mamanya.
"Ngak boleh, Mama sama Meow aja, Meow janji bakal bahagiain Mama, Meow bakal ambil apa yang seharusnya milik kita, jangan bawa Mama, Nek! Meow mohon, Nek." Lea menatap neneknya sambil terus memohon agar sang nenek tak membawa mamanya.
"Meow harus kuat, ya! Mama gak bisa sama Meow lagi, Mama harus ikut nenek." Mama berdiri dan berjalan kebelakang nenek.
"Mama jangan pergi, Meow bakal bahagiain Mama, jangan pergi, Ma."Kaki Lea kaku dan tak bisa digerakkan.
"Sudah waktunya kita pergi, jaga diri kamu, Sayang." Setelah mengucapkan itu, Mama dan neneknya menghilang ntah kemana.
"Mama, jangan tinggalin Meow, Meow bakal bahagiain Mama, tolong jangan pergi, Ma." Teriakan Lea berhasil mengagetkan Fano yang sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
"Hey bangun, kamu mimpi apa?" Fano terus menggoyang badan Lea namun dia tak kunjung bangun bahkan teriakan itu semakin kencang.
"Bangun oy, jangan nakutin saya, kamu." Panggilan Fano kali ini berhasil membuat Lea bangun.
"MAMA JANGAN PERGI," teriak Lea sambil bangun dan langsung duduk.
"Astaga, giliran bangun ngagetin aja ni cewek," batin Fano sambil mengelus dadanya karna kaget.
"Ini minum dulu!" Fano menyodorkan segelas air putih dan langsung diambil sama Lea.
"Makasih," ucap Lea sambil menyerahkan gelas ke Fano.
"Orang baru sadar biasanya buka mata aja pelan-pelan, kamu kenapa sadar langsung teriak?" tanya Fano sambil meletakkan gelas di meja dan duduk di kursi sebelah ranjang Lea.
"Kamu siapa?" Bukananya menjawab, Lea malah balik bertanya.
"Ditanya malah nanya, kamu gak inget saya siapa?" tanya Fano dan dijawab dengan gelengan kepala oleh Lea.
"Saya orang yang kamu peluk tadi siang, masih belum ingat?" jelas Fano sambil mengotak-atik hp nya
"Maaf saya terpaksa, saya sedang...," tak sempat Lea menyelesaikan kalimatnya, sudah dipotong sama Fano.
"Dikejar depkolektor yang habis menagih hutang papa kamu, karna kamu gak sanggup melunasi hutang papa kamu, makanya mereka mengejar kamu, padahal mereka sudah menyita rumah dan kantor kamu," ucap Fano dan itu berhasil membuat Lea melongo.
"Kamu tau dari mana?" Pertanyaan polos Lea membuat Fano tersenyum tipis.
"Gak penting saya tau dari mana yang penting sekarang hutang kamu sudah Lunas." Bukan hanya melongo tapi ucapan Fano sekarang berhasil membuat Lea menganga sempurna.
"Kenapa kamu lunasin hutang saya? Kita aja gak saling kenal, bahkan pertama ketemu aja saya sudah menyusahkan kamu. kamu baik apa ada maksud lain?saya gak punya apa-apa sekarang, gak ada untungnya kamu melakukan itu?" Gak di dunia nyata gak di alam mimpi memang sudah hobi Lea menanyakan apa yang ada diotak dia sekaligus.
"Nanya satu-satu kali, ngebut banget udah kaya sopir angkot ngejar setoran aja." Mendengar ucapan Fano, Lea hanya nyengir.
"Kamu memang benar, saya melakukan ini gak gratis." Nada dingin di tambah muka Fano yang lurus tanpa senyum membuat Lea menelan ludahnya, merinding dengan expresi yang diberikan Fano.
"Saya akan ganti uang kamu tapi gak sekarang, saya akan cicil tiap bulan," ucap Lea sambil menunduk dan memainkan selimut.
"Mau sampai kapan kamu cicil uang itu, kamu tau kan hutang papa kamu gak sedikit?" Expresi muka Fano tak berubah.
"Iya saya tau tapi gak ada cara lain kan selain saya cicil?" Lea masih setia menunduk.
Fano mengangkat dagu Lea dan mendekatkan wajahnya sambil berkata.
"Jadi pacar bohongan saya maka saya anggap hutang kamu lunas selama kamu menuruti permintaan saya." Tatapan tajam Fano tepat mengarah kemata Lea yang kaget dengan apa yang barusan diucapkan Fano.
"Pa-pacar bohongan, apa gak ada cara lain?" tanya Lea sambil memalingkan makanya yang sudah kaya kepiting rebus.
"Kalau kamu gak mau gpp si tapi saya akan balikin hutang kamu dan inget, orang saya lebih kejam dari pada depkolektor yang mengejar kamu kemaren." Fano berbicara sambil berjalan.
"Mati gue kalau harus dikejar orangnya dia, gue mungkin bisa lepas dari orangnya dia tapi itu bakal buka identitas gue sebagai mafia, mau gak mau lah gue turutin dulu sambil mikir cara lain," batin Lea mempertimbangkan jawaban apa yang harus diberikan.
"Ok saya mau, tapi saya punya 2 syarat," jawab Lea sambil menatap Fano yang duduk di sofa.
"Ok, katakan apa syaratnya, mau uang, rumah atau mobil?" tanya fano dengan nada sombongnya.
"Mentang-mentang banyak duit, lo pikir gue matre gitu?" batin Lea mengoceh tanpa aba-aba mendengar kesombongan Fano.
"Syarat pertama, kamu harus kasih saya kerjaan, jadi pembantu kamu juga gpp yang penting saya punya penghasilan buat makan sama bayar kontrakan." Lea menjelaskan syarat pertama dengan rinci.
"Cewek yang beda, menarik," batin Fano sambil bibirnya tersenyum tipis mendengar syarat yang diberikan Lea.
"Gak perlu kerja, saya akan memenuhi semua kebutuhan kamu termasuk tempat tinggal dan uang bulanan yang penting kamu nurut sama saya," jelas Fano tapi batinnya berkata, "pasti bakal mau."
"Gak bisa begitu, kamu sudah membayarkan hutang saya, itu sudah bayaran yang lebih atas saya yang jadi pacar bohongan kamu jadi jangan buat saya seperti cewek murahan yang bisa kamu kasih duit selama saya mau nurut, saya bakal nurut selama itu masih sewajarnya orang pacaran, jadi beri saya kerjaan ya biar saya bisa hidup!"Panjang x lebar x tinggi itulah definisi dari penjelasan Lea.
"Bener-bener cewek yang berbeda, biasanya cewek lain bakal dengan mudah menerima tawaran gue. Ok, lo udah bikin gue tambah penasaran siapa lo dan jangan salahin gue kalau gue bakal cari tau tentang lo," batin Fano.
"Ok, saya akan kasih kamu kerjaan tapi kerjaan apanya nanti saya pikirin dulu, tapi tidak dengan jadi pembantu saya." Jawaban Fano berhasil membuat senyum Lea merekah.
"Kenapa dengan pembantu?" tanya Lea yang penasaran kenapa Fano tak akan menjadikan dia pembantu.
"Saya ini tinggal sama orang tua saya, kalau kamu jadi pembantu saya yang ada ketahuan kita cuma bohongan," jelas Fano yang dijawab dengan anggukan oleh Lea.
"Jadi apa syarat kedua?"tanya Fano setelah selesai dengan syarat pertama
"Boleh pinjem hp kamu gak, saya mau telfon mama, dari saya dateng kesini saya belum kasih kabar ke mama?" tanya Lea
"Itu doang, nih buat kamu aja sekalian,"jawab Fano sambil menyodorkan hp yang dari tadi dia mainkan.
"Eh gak usah, saya pinjem aja,"jawab Lea dengan wajah agak memelas, bukan memelas tapi memang dia yang masih lemes.
"Gpp buat kamu aja, biar gampang juga saya kalau mau hubungin kamu," jawab Fano sambil menaruh hp ke tangan Lea.
"Kamu pakai aja, saya mau kekantin nyari makan," ucap Fano lalu pergi keluar ruangan.
"Orang kaya mah bebas ya," ucap Lea sambil mengetikkan nomer mamanya lalu menelfon.
Beberapa kali Lea mencoba menelfon sang mama tapi tetep saja nomernya gak aktif.
"Kok nomer mama gak aktif ya, perasaan gue jadi gak enak." Seketika Lea mengetikkan nomer lain dan menelfonnya dengan perasaan gak enak yang menyelimuti hatinya.
Telfon tersambung dan setelah diangkat, Lea langsung ngomong tanpa henti.
"Zoe, mama di mana? Gue telfon kok gak aktif? Mama sehat kan? Lo masih jagain mama kan? Perasaan gue gak enak banget? Bahkan gue tadi mimpi mama mau pergi ikut nenek?" Sebelum Lea melanjutkan pertanyaan panjangnya, orang disebrang sana langsung menyela.
"Meow, kebiasaan banget si kalau nanya kroyokan, gue mau jawab juga bingung." Omelan dari pria di sebrang sana membuat Lea nyengir.
"Ya guekan takut mama kenapa-napa, tapi mama sehat kan?" tanya Lea dengan nada paniknya.
"Mama sehat kok, hp mama tadi pagi kecemplung got gara-gara buat nimpuk anjingnya pak Max, lo tenang aja, selama ada kita mama aman, 24 jam kita jaga mama lo," jelas Zoe sambil menunjukkan mamanya Lea yang lagi sibuk memasak.
Syukur deh kalau mama sehat, gue mau ngomong dong sama mama," pinta Lea dan langsung dituruti sama Zoe.
"Meow Sayang, akhirnya kamu telfon juga, kamu kenapa kok kaya pakai baju rumah sakit, kamu sakit apa?" tanya Desi yang lanngsung membuat Lea harus muter otak mencari alasan yang akan dia berikan.
"Aduh, kenapa gue gak inget kalau gue masih pakai baju rumah sakit ya, tau gitu tadi telfon biasa aja gak usah Video," batin Lea.
"Meow gpp kok Ma, Meow cuma tadi bantuin orang bujuk anaknya biar mau dirawat," jawab Lea yang gak yakin kalau mamanya akan percaya dengan alasan tak masuk akal yang diberikannya.
"Maksud kamu gimana? Kamu jangan bohong, mama tau kamu bohong, jujur sama mama, Sayang," tanya Desi yang panik dengan keadaan Lea.
"Nahkan gak percaya, mau gak mau gue harus bohong lagi." Lea terus memutar otak mencari kebohongan apa yang akan dia berikan ke mamanya.
"Meow tadi keserempet motor Ma, tapi Meow gpp sebenernya cuma sama yang nyerempet disuruh rawat aja takut Meow kenapa-napa, padahal dokter bilang Meow gpp dan boleh pulang." Kebohongan yang sedikit lebih masuk akal.
"Makanya lain kali kalau jalan hati-hati, tapi kamu gpp beneran 'kan?" tanya Desi memastikan.
''Meow gpp beneran Ma, Mama disitu sehat juga 'kan?" tanya Lea memastikan keadaan mamanya.
"Mama sehat kok, Zoe dan yang lain jagain mama terus," jawab Desi.
"Syukur deh kalau mama sehat, udah dulu ya Ma, udah malem takut ntar ada dokter masuk malah Meow dimarahin lagi," ucap Lea setelah yakin mamanya baik-baik saja.
"Yaudah kamu istirahat, jangan kebanyakan pikiran dan jangan begadang!" pinta Desi yang tau anaknya ini suka banget begadang.
"Siap Mama Sayang." Ucapan terakhir Lea sebelum mematikan panggilan Video itu.
Setelah selesai menelfon mamanya, Lea menaruh hp di meja sebelah kasur lalu berbaring.
"Di Paris gue jadi Mafia yang ditakuti banyak orang, disini gue harus jadi pacar bohongan orang yang gak gue kenal sama sekali, bahkan namanya aja gue gak tau." Dumelan Lea sebelum akhirnya dia kembali tertidur
.....
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Rekaprasasti
y betul masak mafia ny kere, dan kalah sama preman, ad2 aj ni yg buat cerita
2021-09-28
0
Syahron
mafia masa dikejar2 utang
2021-08-18
0
Syahron
masa mafia kere cih
2021-08-18
0