Harri dan Adi berada di bar bawah ketika seorang wanita mendekati mereka.
"Apa kalian sedang sendiri?" tanya wanita itu sedikit menggoda.
"Apa matamu buta? tidak lihat kami berdua?" sinis Adi.
Harri hanya menggelengkan kepalanya.
Jika dia sedingin ini terus mana ada wanita yang berani dekat-dekat dengannya?! batin Harri.
"Apa kalian mau 'bermain' denganku? aku jamin kalian akan puas!" mengelus dada bidang Adi.
Adi yang tidak suka hal itu langsung menangkap tangan wanita itu dan langsung membuangnya kasar.
"Aww, sakit!!" teriak wanita itu sambil memegangi tangannya yang memerah akibat cengkraman tangan Adi tadi.
Adi hanya mendiamkannya.
"Kau ini jangan cuek-cuek sama cewek, apalagi cewek secantik dan seseksi aku. Jangan sampai kamu nyesel ya udah diemin aku!" sedikit berteriak.
Adi yang emosinya terpancing kini berdiri dari kursinya dan menghampiri wanita itu dengan tatapan tidak sukanya. Wanita itu memundurkan tubuhnya takut.
"Kalaupun kamu adalah wanita terakhir didunia ini, aku tidak akan sudi bersamamu apalagi menyentuhmu!" ucap Adi penuh penekanan.
"Sudah lah, Di. Lebih baik kita pulang saja, sepertinya kau sedang tidak mood." ucap Harri melerai.
Harri dan Adi pun pergi meninggalkan wanita itu yang masih berdiri melongo menatap kepergian mereka.
Dasar pria aneh. Apa dia penyuka sesama jenis ya? masa dia menolak wanita se sexy aku sih! tapi dia cool juga.
********
Darel menghabiskan malamnya bersama wanita peng****r yang dibawa Adi untuknya. Mereka bermain sampai beberapa kali cairan Darel menyembur ke arah lubang wanita itu.
"Tuan, jika anda ingin melakukannya lagi, saya masih siap!" menggoda Darel dengan sedikit menggigit bibir bawahnya.
Entah mengapa bayangan Mentari terlintas dipikiran Darel.
Wanita itu? kenapa aku memikirkannya?
"Tuan?" memanggil Darel.
Darel bangun dari ranjangnya dan kembali memakai bajunya.
"Keluar!" usir Darel.
"Tapi tuan..." terpotong.
"Aku bilang keluar!" sedikit berteriak.
Wanita itu langsung memakai pakaiannya dan bergegas keluar. Darel masih tinggal diruangan itu, dia menginap disana.
Mentari? kenapa wajah polosnya mengingatkan ku pada seseorang? Tia! ya, wajahnya sangat mirip dengan Tia, tapi bagaimana mungkin? sedangkan Tia sudah pergi entah kemana dari desa itu. Tia....
Darel terlelap dalam hangatnya selimut kamar itu. Aktifitas malamnya tadi sangat menguras tenaganya. Angin malam berhembus sejuk membawa mimpi terbang menuju angkasa.
********
"Tari! kamu udah tidur?" menatap punggung Mentari yang berbaring membelakanginya.
Setelah menghabiskan satu putaran film tadi mereka memutuskan untuk tidur. Mereka sangat ketakutan dan tidak bisa tidur.
Sebenarnya Mentari masih belum tidur, dia terbayang-bayang dengan film horor yang mereka tonton tadi.
Bagaimana kalau nanti ada hantu yang mengikutiku lalu mengejutkanku dari belakang? kayak di film tadi! akkkkkhhhhh.... seharusnya aku tidak menyarankan nonton film horor tadi, huhuhu...
Karena tidak ada jawaban dari Mentari, Daniar memaksakan matanya untuk terpejam.
Mereka baru bisa terlelap pukul 02.13 pagi.
********
Di sebuah apartemen mewah, Adi masih setia dengan bukunya. Dia memang suka membaca buku, terlebih cerita horor. Dalam apartemen itu ada ruangan khusus untuk koleksi bukunya. Ruangan itu tertata rapi menurut penulisnya. Bahkan saking sukanya dia membaca, Adi bahkan hafal dengan letak setiap buku disana.
"Aku rasa hantu ini hanya mengincar Inggrid saja. Mungkin untuk membalas dendam!" ulasnya sambil membolak-balikkan buku yang ada ditangannya.
Adi masih setia membaca buku ditemani secangkir kopi yang sudah dingin dan biskuit.
Adi melirik jam dinding di depannya.
Ternyata sudah jam segini, lebih baik aku istirahat dulu sebentar.
Adi menutup bukunya dan berjalan menuju kamar tidurnya. Merebahkan tubuh lelahnya dan terlelap.
********
Pagi itu Darel bangun pukul 09.00.
Tut.....Tut....Tut....
"Hallo?" suara dari sebrang telepon.
"Adi, jemput aku sekarang. Bawakan pakaianku, aku mau ke kantor!" perintah Darel.
Setelah mendengar jawaban dari Adi, dia pun menutup sambungan telepon.
Sekitar 45 menit kemudian, Adi datang dan memberikan pakaian Darel untuk ke kantor.
Darel bersiap-siap dan kemudian mereka berangkat menuju perusahaannya,Sanjaya Group.
"Tuan, apa anda tidak ingin meminta maaf pada Mentari? saya rasa ucapan anda sedikit kasar padanya kemarin. Dia orang yang sangat baik dan..." ucapan Harri terpotong.
"Diam!! apa kau sudah bosan bekerja dengan ku, Harri?" menatap Harri dari kaca diatasnya.
"Ti...tidak tuan!" jawab Harri.
"Kalau begitu tutup mulutmu! aku tidak mau membahas wanita itu lagi!" nadanya biasa namun terdengar sangat kesal.
Apa benar aku sudah kelewatan?
Tidak butuh waktu lama, mobil mewah milik Darel sampai di perusahaannya. Beberapa karyawan wanita yang melihat Darel menatap tanpa mengedipkan mata. Kharisma yang dimiliki Darel, auranya, wajahnya yang tampan dan kekayaannya yang sudah melimpah diusia muda, membuat wanita manapun terkagum-kagum padanya.
"Eh-eh, siapa dia ya? aku tidak pernah melihatnya dikantor ini?" tanya seorang wanita pada rekannya.
"Dia itu tuan Darel Sanjaya, anak pemilik perusahaan ini! aku melihat dari televisi dia sangat tampan, dan hari ini aku melihatnya langsung bahkan lebih tampan dari yang di tv-tv!" kagum rekannya memuji Darel.
"Lihat gayanya itu! cool banget! tapi tatapannya sangat menyeramkan!" takut karyawan wanita itu.
"Selamat siang, tuan!" sapa Wisnu.
Wisnu adalah asisten pribadi Darel. Selama dia tidak dikantor, Wisnu lah yang menghandle semua urusan kantor.
"Berikan data-data keuangan selama 1 bulan terakhir dan catatan karyawan disini!" sambil melangkah menuju ruangannya.
"Baik tuan!" segera pergi menyiapkan berkas yang diminta Darel.
Darel, Adi, dan Harri memasuki lift khusus Presdir. Mereka menuju lantai 4. Ruangan Darel dan Wisnu berada dilantai tersebut.
Pintu lift terbuka, Darel melangkahkan kakinya keluar. Diruangannya, dia duduk di kursi singgasananya.
"Adi, coba tanyakan Bagas, kapan Rohan kembali." perintah Darel.
"Baik, tuan!"
Adi segera menelepon Bagas menanyakan apa yang diminta Darel. Tidak berselang lama Wisnu datang membawa berkas yang diminta Darel.
Darel membuka file itu. Membaca setiap tulisan didalamnya.
"Wisnu, kenapa karyawan-karyawan ini banyak yang absen?" tanya Darel menunjuk pada beberapa nama yang banyak sekali absen tanpa keterangan.
"Saya tidak tahu tuan!" ucap Wisnu gugup.
"Kau tidak tahu? lalu apa saja yang kau kerjakan selama ini, ha?" sedikit berteriak.
"Baiklah, kau pilah-pilih dulu. Karyawan yang sudah absen lebih dari 4 kali dalam kurun waktu satu bulan segera siapkan surat pemecatan mereka!" mengembalikan berkas karyawan lada Wisnu.
Wisnu belum mengambil berkas itu. Darel mengambil data keuangan perusahaan. Dilihatnya banyak kesalahan pencatatan didalamnya.
"Apa ini Wisnu?!" teriak Darel sambil berdiri dari kursinya.
"Kenapa jumlahnya salah semua? apa kau tidak meneliti sebelumnya!? kenapa kau sangat ceroboh Wisnu!?"
Darel benar-benar marah kali ini.
"Sekarang kau teliti lagi ini, besok serahkan padaku! dan segera selesaikan tugas pertamamu dan kumpulkan semua karyawan sebelum jam makan siang!" perintah Darel.
Nada suara Darel sudah normal, namun masih terdengar menakutkan. Wisnu meminta ijin untuk pergi dan kemudian kembali ke ruangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 400 Episodes
Comments
Fey SheWolf
Darel seorang mafia yg kotor dalam hubungan sex thor... melakukan sex gak pake pengaman 🤮 gak takut HIV apa tu pria 🤔 bru x ini gw baca ada ketua mafia yg bodoh 🤣
2021-12-07
0
Putriani
Aduh main sembarangan sama jalang, ntar si jalang hamil mampus
2021-09-23
1
Pink-biru
kenapa darel suku keluar masuk lubang thor. . .
2021-08-17
1