Kecebong

Sebelum membaca cerita ini harap bijaklah dalam membaca!

Genre cerita ini adalah fantasi jadi di dalamnya pasti banyak cerita cacat logika, cerita ini cuma untuk hiburan semata.

Terimakasih

Happy Reading💋

🌸🌸🌸

"Positif!"

Lagi-lagi teriakan itu terdengar di telinga Fely. Gadis berusia lima belas tahun itu membuang nafasnya kasar. Yang di pikirannya sekarang mau di oper kemana lagi setelah ini?

Dengan langkah gontai dia mendatangi pasutri yang tengah berpelukan itu.

"Fely, kau memang gadis pancingan. Gadis keberuntungan," ucap sang istri dengan memeluk badan Fely dengan erat.

"Tak sia-sia aku membayarmu mahal, aku akan hubungi orangtuamu agar cepat menjemputmu. Kau sudah tidak berguna sekarang," sambungnya lagi.

Fely hanya terdiam mati-matian dia menahan agar air matanya tidak jatuh.

"Sayang, biar aku antar aja Fely ke tempat orangtuanya. Kebetulan aku mau ke Bandung juga meninjau proyek disana," tawar sang suami.

Sang istri itu tampak berpikir sejenak setelah itu mengangguk mengiyakan tawaran suaminya.

"Bersiaplah, Fely. Besok pagi kita berangkat," ucap sang suami pada Fely dengan mengerlingkan sebelah matanya yang mana membuat Fely bergidik ngeri. Sudah acap kali pria kisaran umur empat puluh tahun dengan perut buncit itu menggoda Fely.

Fely mulai berkemas sebenarnya tak banyak barang yang dimilikinya mengingat dia yang selalu berpindah tempat.

Gadis berkulit putih dengan rambut panjang kecoklatan itu tertunduk meratapi nasibnya. Dibuka jendela kamar sempit yang semenjak sebulan terakhir ini di tempatinya. Mata cantiknya memandang ke arah bulan purnama yang bersinar terang malam ini.

Dipejamkan matanya sembari menikmati semilir angin malam yang menghembus ke wajah cantiknya.

"Tuhan, apa benar nasibku seperti ini? Aku selalu memberi kebahagiaan pada orang lain. Lantas kapan aku bisa bahagia? Tolong, Tuhan beri aku kebahagiaan, aku juga ingin dicintai."

"Hiks.. Hiks.. " Fely mulai menangis kembali. Itulah yang dilakukan Fely setiap malamnya. Dia berharap Tuhan akan mengabulkan permintaannya.

Keesokan paginya,

Seperti rencana sebelumnya Fely berangkat ke Bandung bersama 'sang suami' panggilah namanya pak Bram.

"Saya pamit, nyonya," ucap Fely sebelum masuk ke mobil. Tapi kalimat itu diabaikan begitu saja oleh sang istri dan Fely sudah terbiasa menerima perlakuan seperti itu.

"Ayo Fely cepat masuk!" titah Bram yang sudah berada di dalam mobil.

Fely mengangguk dan masuk ke mobil di kursi belakang.

"Loh, kok di belakang. Di depan saja temani saya ngobrol pumpung nggak ada istri saya kita bisa santai. Kamu selama ini kan jarang bicara kalau sama saya santai saja," ucap Bram.

"Tidak apa-apa, Tuan. Saya disini saja," sahut Fely mulai risih.

Karena Bram tak ingin berlama-lama lagi, dia segera melajukan mobilnya menuju kota Bandung.

Hening, di dalam mobil Fely hanya memandangi hiruk pikuk kota Jakarta dari jendela mobil.

Satu jam kemudian mobil berhenti di sebuah hotel yang lumayan mewah. Fely mengernyit untuk apa singgah ke hotel pikirnya. Padahal sebentar lagi akan sampai ke Bandung.

"Fely, saya ada pekerjaan sebentar disini. Kamu temani saya ya," ucap Bram.

"Ngh, saya menunggu di dalam mobil saja, Tuan," tolak Fely.

Tapi Bram mengindahkan penolakan Fely di bukanya pintu mobil dan Bram dengan paksa menarik Fely masuk ke dalam hotel.

"Tuan, lepaskan saya," ronta Fely karena Bram mencengkram tangannya begitu kuat.

"Diamlah! jika kamu berontak saya habisi kamu!" ancam Bram yang mana membuat Fely ketakutan setengah mati.

Sesampainya di dalam Bram memesan kamar hotel tanpa melepaskan tangan Fely.

Saat pintu kamar hotel di buka, Bram segera menghempaskan tubuh Fely di atas ranjang.

Fely begitu ketakutan dari tadi air matanya tidak berhenti membasahi pipi mulusnya.

"Ayo sayang kita bersenang-senang, sudah lama aku menginginkanmu," ucap Bram dengan tatapan nanar memandangi tubuh Fely yang saat ini mengenakan dress selutut.

"Ampuni saya, Tuan. Lepaskan saya," Fely memohon dengan menangkupkan kedua tangannya.

"Saya sudah membelimu mahal jadi layani saya," Bram seolah tidak peduli oleh rintihan Fely, dia terus mendekat ke arah Fely. Sungguh, gila! istrinya hamil dan dia berusaha memperkosa gadis di bawah umur.

Bram mulai membuka pakaiannya satu persatu, Fely berusaha menghindar. Saat Bram akan memeluknya tangan Fely meraih vas bunga yang ada di nakas segera dia pukulkan ke kepala Bram dengan keras.

"Akhhhh, gadis sialan!" umpat Bram sembari memegangi kepalanya yang berdarah.

Kesempatan itu diambil Fely untuk berlari keluar kamar hotel tersebut, dia terus berlari sampai tidak sengaja menabrak seseorang.

"Tuan, tolong saya Tuan," pinta Fely pada pria yang baru saja di tabraknya. Dia sampai memohon dibawah kaki pria itu agar segera menolongnya.

"Hei, gadis kecil berdirilah," ucap pria itu.

Tak lama, teriakan Bram mulai terdengar yang mana membuat Fely semakin panik. Pria yang sebelumnya di tabrak Fely akhirnya mau tidak mau menolong gadis kecil yang tak berdaya itu.

Ditariknya tangan Fely untuk segera berlari meninggalkan tempat itu. Pria itu memencet tombol lift dan menekan angka dimana letak kamarnya berada. Kebetulan pria itu memang menginap di hotel tersebut.

Sesampainya di kamar hotel tempatnya menginap pria itu segera membuka pintu kamarnya.

Kamar yang dia pesan di kelas presidential suite yang mana membuat Fely terperangah. Karena baru kali ini Fely melihat fasilitas hotel yang begitu mewah.

"Dulu saat hamil dirimu pasti ibumu ngidam nggak keturutan ya?" tanya pria itu yang melihat Fely masih terdiam di tempatnya.

Fely mengernyit," Kok Tuan bisa tahu?" tanya Fely polos.

"Lah, itu kau ngeces dari tadi," sahut pria itu lagi.

Fely segera memeriksa apa benar dia ngeces dengan mengusap-ngusapkan tangannya ke bibirnya.

"Nggak ada tuh," ucap Fely sembari menunjukkan tangannya yang masih kering.

Pria itu memutar bola matanya," Itu perumpamaan saja bodoh!" umpat pria itu.

"Jadi apa hubungannya antara ngeces sama kebodohan saya, Tuan?" tanya Fely polos.

"Kau sebenarnya berasal dari mana? kau baru saja jatuh ke bumi ya?"

Fely semakin tidak mengerti dengan kata-kata pria itu.

"Saya berasal dari kecebong," jawab Fely dengan enteng.

🌸🌸🌸

Terpopuler

Comments

Siti solikah

Siti solikah

bagus

2025-03-25

0

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

lanjut thorrrr kuh semangat berkarya

2023-08-29

0

Bzaa

Bzaa

lucu tpi kasiannn

2023-03-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!