Regenerasi Cinta (Istri Ceo 2)
Seorang gadis berusia dua puluh dua tahun itu datang membawa sebuah koper berwarna merah muda. Wajah cantik, kulit putih, hidung mancung, tinggi badan 170cm dan bentuk badan bak biola itu tidak luput dari sorotan mata setiap orang yang melihatnya.
"Bidadari turun dari surga"
"Akhirnya jodohku datang"
"Kenapa dia turun dari kayangan?"
"Tuhan menciptakan dia dengan begitu sempurna"
Yang menjadi topik pembicaraan sama sekali tidak menggubris apa yang mereka bicarakan, kacamata yang bertengger di atas kepala dengan tangan kiri yang menyeret koper itu terus berjalan menuju perusahaan yang semakin berada di puncak. Perusahaan Leonard.
"Maaf Nona, Saya ingin bertemu dengan Tuan Kendra Leonard"
"Apa Anda sudah membuat janji?"
"Sudah..."
"Baiklah, silahkan Anda temui Nona Tiara di lantai tiga puluh lima, sekretaris Tuan Kendra"
"Baik Nona, terimakasih"
Gadis cantik yang tidak diketahui siapapun kini tengah berdiri di dalam lift. Tiiing... Pintu lift terbuka saat lift berada di lantai tiga puluh lima.
"Selamat pagi Nona Tiara, Saya ingin bertemu dengan Tuan Kendra"
"Maaf Nona, beliau sedang ada tamu. Silahkan Anda tunggu di ruang tunggu"
"Oh tidak usah Nona, Saya akan menunggunya disini"
Tiara memperhatikan gadis yang ada di hadapannya, dia merasa tidak asing namun siapa? Dimana dia bertemu dengannya?
Sepuluh menit kemudian terlihat Kendra keluar bersama beberapa orang koleganya.
"Terimakasih Tuan" Kendra menjabat tangan orang-orang tersebut.
Laki-laki yang kini sudah berkepala lima itu nampak masih sangat bugar, bahkan wajahnya yang tampan masih ada pada dirinya. Bisa dikatakan kalau Kendra menjadi lebih menarik dari waktu ke waktu.
"Maaf Tuan Kendra" Tiara menghentikan langkah Kendra.
"Ada apa?"
"Ada yang ingin bertemu dengan Anda" Kendra mengalihkan pandangannya. Matanya seketika memancarkan aura kebahagiaan.
"Princess... Kenapa Kamu disana?"
"Daddy... Aku sangat merindukanmu"
Claretta Daniza Leonard, putri pertama Kendra Leonard dan Amanda Serena Putri. Orang-orang memanggilnya Cla, entah karena namanya yang sulit dieja atau entahlah, dia tidak mempermasalahkan hal itu. Terkecuali keluarganya, mereka memanggil Cla dengan sebutan Princess. Itu karena kedua saudaranya adalah laki-laki, Cla satu-satunya Princess di rumah itu. Dan tentunya Ibunya adalah Ratunya. Cla sedang menempuh pendidikan di New York, ia segera berlari dan memeluk tubuh Kendra.
"Kenapa Kamu tidak memberi tahu Daddy kalau Kamu akan pulang?"
"Surprise... Happy birthday Daddy... Aku ingin merayakan ulang tahunmu disini"
Mata Kendra berkaca-kaca. Putri kecilnya kini tumbuh semakin dewasa. Cla yang kini lebih banyak menghabiskan waktu di luar negeri sering kali membuat Kendra dan Amanda sangat merindukannya.
"Terimakasih sayang, Aku sangat mencintaimu"
Kendra mengajak Cla ke dalam ruangannya, perjalanan yang cukup panjang pasti membuat Cla kelelahan.
Tiara membelalakkan matanya saat menyadari kalau perempuan muda dan cantik itu adalah putri pertama dari pemilik perusahaan tempatnya mencari nafkah untuk kedua anaknya. “Pantas saja Aku merasa tidak asing, dia sangat mirip dengan Nona Amanda”
"Emm maaf Nona, koper Saya tertinggal"
Tiara tersadar dari lamunannya. "I...Iya silahkan Nona" Cla tersenyum dan kembali memasuki ruangan sang Ayah.
"Mommy mu mengetahui kepulanganmu?"
"Tentu tidak, Mommy tidak pandai menyimpan rahasia. Dia akan menangis semalaman karena mengkhawatirkan ku"
Kendra tertawa mendengar penjelasan Cla, "Bagaimana kabar Grandma disana?"
"Dia baik-baik saja Daddy, hanya mungkin dia sudah tidak bisa bepergian"
Cla di New York bersama Sang Nenek. Nyonya Leonard memutuskan untuk kembali ke New York setelah kepergian Tuan Leonard. Sejak SMA, Cla sudah bersekolah disana. Hingga saat ini dia masih setia menemani Sang Nenek.
"Iya, biarkan dia mengenang masa kecilnya disana. Daddy tidak bisa memaksa dia untuk tinggal disini"
"Tenang saja Daddy, Cla menjaga Grandma dengan baik"
"Daddy percaya padamu" Kendra mengecup pucuk kepala Cla.
Kendra menelpon Tiara memesankan beberapa makanan untuk Cla.
"Aku mau nasi padang Daddy"
Kendra tertawa, sejak kecil Cla sangat menyukai nasi padang. Bahkan sejak dalam kandungan pun, Kendra mengidamkan nasi padang.
"Baiklah, spesial untuk My Princess"
"Thank you Daddy" Cla mengecup pipi Kendra.
Cla merebahkan tubuhnya di atas sofa, "Aku merindukan anak-anak kembar"
"Mereka juga pasti sangat merindukanmu"
"Tapi mereka kadang menyebalkan, di telpon mereka mengejekku. Aku bingung mana Nathan dan mana Nathar saat di telpon"
Kendra tertawa, mengingat masa kecil mereka. Cla sering menangis karena dikerjai oleh Nathan dan Nathar. Namun di luar itu, Nathan dan Nathar selalu membela Cla saat Cla menangis karena temannya di sekolah. Bahkan mereka selalu melindungi Cla.
Nathan dan Nathar memutuskan untuk bersekolah di dalam negeri, karena selain bersekolah, mereka juga belajar secara langsung mengenai perusahaan. Di usianya yang menginjak dua puluh tahun, Nathan dan Nathar kini mempunyai tugas mengurus anak cabang perusahaan yang masih berada di ibu kota.
Berbeda dengan si kembar, Cla mengambil perkuliahan jurusan kedokteran. Sejak mengetahui kelahiran adiknya yang menyebabkan Sang Ibu di operasi, Cla bersikeras ingin menjadi dokter.
Makanan sudah tiba, Tiara masuk ruangan Kendra dan menyajikannya. Tiara terlihat salah tingkah.
"Terimakasih Nona Tiara"
"Emm anu Nona, maafkan Saya atas kejadian tadi. Saya tidak mengetahui kalau Anda adalah putri dari Tuan Kendra"
"Tidak Nona Tiara, sudah sepuluh tahun Aku tidak datang ke tempat ini. Kamu sudah bekerja dengan sangat profesional"
"Terimakasih Nona, sekali lagi Saya minta maaf. Permisi" Tiara pergi meninggalkan Ayah dan Anak di dalam ruangan yang seluruh propertinya cenderung berwarna abu.
"Memangnya tadi kenapa? Dia memarahimu?"
"Tidak, dia hanya menahanku di ruang tunggu karena Daddy sedang bersama klien"
"Kenapa Kamu tidak bilang kalau Kamu anaknya Daddy"
"No Daddy, biarkan saja. menunggu tidak membuatku sakit" Cla tertawa.
"Kamu mirip sekali dengan ibumu. Dia pasti akan sangat senang saat mengetahui Kamu berada disini"
"Aku tau, jadi biarkan Kita yang memberikan surprise kepada Mommy" Cla makan dengan lahapnya, perjalanan New York-Jakarta membuatnya sangat kelelahan dan tentunya membuat lapar juga.
................
Di bagian Kota yang lainnya, seorang laki-laki tampan, tinggi badan 180 cm dan sangat kharismatik tengah menempati salah satu ruangan yang sangat mewah di perusahaan Z.
Kevin Anggora, seorang laki-laki yang dikenal ramah, baik dan juga sopan. Kevin menghargai semua kalangan, termasuk pegawainya. Hal itu karena Sang Ibu, Vita. Vita mengajarkan Kevin untuk selalu rendah hati walaupun posisinya saat ini di atas. Kevin mendapatkan kepercayaan untuk menjadi Co-Ceo dari perusahaan nomor satu di bidangnya.
"Mommy, duduklah. Seharusnya Mommy tidak repot-repot membawakan makanan ini kemari"
"Mommy baru saja menemui Daddy mu, dia selalu lupa makan kalau Mommy tidak ingatkan. Mommy kesepian di rumah, Alea, Alana dan Alex sedang sibuk di kampus."
"Seharusnya Mommy menelpon Kevin, Kevin akan menjemput Mommy kemari. Kevin tidak akan membiarkan Mommy kesepian"
"Terimakasih Sayang, Kamu benar-benar tumbuh menjadi anak yang baik. Sangat beruntung wanita yang akan menjadi istrimu kelak"
"Jangan mulai lagi Mommy, Kevin baru berusia dua puluh tiga tahun. Bagaimana mungkin Kevin menikah di usia ini? Lagian Kevin masih mempunyai cita-cita. Kevin ingin mendirikan perusahaan dari hasil jerih payah sendiri. Ya walaupun Mommy dan Daddy pasti membantu Kevin dengan doa" Kevin duduk di samping Vita, ia membuka bekal yang dibawa Sang Ibu. "Baunya harum, Mommy yang masak?"
"Memangnya siapa lagi yang masak kalau bukan Mommy?" Vita mengelus kepala Kevin.
"Masakan Mommy terbaiikkk" Kevin makan dengan lahapnya.
Vita sangat bersyukur mempunyai Kevin yang sangat menyayangi keluarga. Kevin sosok pemimpin yang bijaksana, itu terlihat dari caranya menjaga dan melindungi ketiga adik kembarnya. Kevin sering menjadi rebutan saat mereka sedang bermain bersama.
"Mommy sudah makan?"
"Tadi Mommy makan sebelum berangkat"
"Syukurlah, jaga pola makan Mommy, jaga kesehatanmu"
"Mommy akan selalu menjaganya, Mommy masih ingin melihat anak-anak Mommy sukses"
"Harus... Suksesku untukmu Mommy"
Tanpa terasa air mata Vita telah memburamkan pandangannya, Vita segera mengerjapkan matanya agar air mata tersebut tidak jatuh dan terlihat oleh Kevin.
"Mommy, are you okay?" Kevin segera mengambil air dan memberikannya kepada Vita.
"Tidak apa-apa Sayang, sepertinya hanya kelilipan" Vita meminum air yang diberikan Kevin.
Kevin mengambil selembar tissue dan mengusap air mata Vita. Vita memeluk Kevin, air matanya semakin tak terbendung.
"Terimakasih sudah menjadi anak yang baik nak. Mommy sangat beruntung memiliki Kamu"
"Mommy, Kamu lah ibu yang baik. Kamu berhasil mendidik anak-anakmu dengan sangat baik. Aku yang beruntung karena memiliki ibu sepertimu" Kevin mencium tangan Vita.
Pintu terbuka saat Ziano memasuki ruangan Kevin. "Kamu membuat Mommy mu menangis lagi?"
"Sudahlah Sayang, Kamu selalu saja…” Vita tersenyum dan menghapus air matanya.
Ziano tertawa kemudian memeluk Kevin dan Vita. "Terimakasih telah hadir di hidupku. Kalian segalanya bagiku"
"Sudahlah Daddy, jangan membuat Mommy semakin menangis" Kevin menarik tubuhnya dari pelukan Ziano.
"Jangan menangis lagi Sayang, Aku tidak ingin Alana, Alea dan Alex salah sangka kepadaku lagi"
Kevin dan Vita pun tertawa. Mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu, lebih tepatnya saat Alea, Alana dan Alex duduk di bangku SMA.
Sepulang dari sekolah, Mereka mendapati Vita yang menangis sendirian. Mereka langsung berteriak dan mencari keberadaan Kevin juga Ziano. Saat itu Kevin sedang berada di kantor dan Ziano tengah mengambil air minum.
"Daddy kenapa membiarkan Mommy menangis?" Alana ikut menangis.
"No Honey, bukan seperti itu"
"Daddy jahat... Jangan pernah membuat Mommy menangis" Alea pun ikut menangis.
Alex menatap Ziano dengan tatapan yang sangat tajam kemudian meraih gelas dari tangan Ziano. "Minumlah Mommy, tenangkan dirimu"
"Tapi bukan Daddy yang membuat ibumu menangis?" Ziano mencoba menjelaskan.
"Lalu siapa? Di rumah ini hanya ada kalian berdua"
"Kalau Aku sudah bekerja, Aku akan membawa Mommy keluar dari rumah ini. Supaya Daddy tau bagaimana rasanya jauh dari Mommy" Alex menatap Ziano dengan penuh kebencian. Ziano hanya menjatuhkan tubuhnya di atas sofa dan mengacak rambutnya.
"Tenanglah Sayang, Mommy hanya sedih karena sendirian di rumah. Dulu Kalian selalu menemani Mommy, dan sekarang kalian sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Mommy bangga pada kalian, Mommy bersyukur bisa membesarkan kalian."
Alea, Alana dan Alex memeluk Vita, "Terimakasih sudah menjadi Ibu yang baik untuk Kita Mommy"
"Kami Sayang Mommy"
"Maafkan Kami sudah membuatmu sedih dan di rumah sendirian. Nanti setelah menikah, Kami akan memberikan cucu yang banyak untuk Mommy"
Vita mencium pipi anaknya satu persatu.
"Hei hei... Kalian melupakan Daddy kalian. Kalian sudah membuat Daddy sakit hati. Kalian sudah berburuk sangka kepada Daddy" Ziano merajuk saat mereka menunjukkan rasa sayangnya kepada sang Ibu.
Alana, Alea dan Alex tersenyum malu, "Maaf Daddy"
"Maafkan Kami Daddy"
"Kami juga sangat menyayangi Daddy"
"Peluk Aku" Ziano merentangkan tangannya dan memeluk ketiga anaknya.
"Itu karena Kami sangat menyayangi Mommy" Kevin memeluk Vita.
"Terimakasih Sayang"
"Baiklah, satu jam lagi Aku tunggu Kamu di ruang meeting. Berlatihlah untuk memimpin meeting kali ini"
"Tapi Daddy..."
"Mommy percaya Kamu pasti bisa"
"Terimakasih Mommy"
Vita dan Ziano sangat menyayangi keempat anaknya tanpa membeda-bedakan. Mereka memutuskan tidak memberi tahu Kevin, Alea, Alana dan Alex mengenai masa lalu Kevin. Mereka saling menyayangi satu sama lainnya.
Meeting berjalan dengan sangat lancar, Kevin kini sedang berada di ruangan Ziano. “Jadi kapan Kamu akan memulai memimpin perusahaan?”
“Aku belum siap Daddy”
“Kamu sudah sangat siap Boy”
“Tapi…”
“Katakan kalau Kamu sudah siap. Daddy akan sangat menunggu”
Kevin menganggukkan kepalanya. Sejak satu tahun lalu, Ziano meminta Kevin untuk mengambil alih perusahaan. Namun Kevin selalu menolak dengan alasan tidak siap. Ziano memaklumi keadaan Kevin yang baru lulus dari masa kuliahnya. Namun tidak bosan Ziano menanyakan hal yang sama di setiap ada kesempatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
zian al abasy
prsaan ak udh prnh bca crta ini..yng ak bca kevin sudh jd pcar princes cla..cm blum lnjut bca .udh pnjng ak bcanya loh.
2024-02-08
0
Hasrie Bakrie
Keren ceritanya makin seru
2023-07-08
0
Ida Lailamajenun
mampir lagi
2022-02-20
0