BAB 05 - Terjebak Pelukannya

Di tempat lain, dalam kemewahan sebuah ballroom hotel bintang lima yang dihiasi elegan dengan tema Angel’s Trumpet, Reisa duduk gelisah di kursinya. Hiasan bunga terompet putih dan emas menggantung anggun di langit-langit, berpadu dengan lampu gantung kristal yang memantulkan cahaya hangat. Namun, semua keindahan itu tak mampu mengalihkan perhatiannya dari layar ponsel di genggaman.

Beberapa kali ia mencoba menghubungi Lusia, tapi panggilannya selalu gagal. Kekhawatiran memenuhi wajahnya. David, yang berdiri di sampingnya, juga merasa tidak tenang. Ia merasa bersalah sudah memberi tahu Reisa tentang insiden di galeri, sementara belum ada kabar pasti. Melihat kecemasan Reisa, David mencoba menenangkan. Ia meraih tangan Reisa dan menatapnya dengan penuh perhatian.

David meyakinkan bahwa acara ini tidak sepenting ketenangan pikirannya. Ia bahkan menawarkan untuk meninggalkan acara kapan pun Reisa mau, demi menemani dan mendukungnya. Reisa menarik napas dalam, berusaha menenangkan diri.

Reisa menggeleng pelan, namun matanya tetap terpaku pada layar ponsel. “Apa Bella tidak memberi kabar lagi?” tanyanya dengan nada yang tak bisa menyembunyikan kekhawatiran.

David menarik napas sebelum menjawab. “Terakhir, mereka masih berusaha menangani situasinya. Karena ada masalah listrik, aku tak bisa mengakses CCTV dari sini.”

Dalam hati, Reisa bergumam penuh penyesalan. Ia tahu David selalu mengalah dan mengerti situasinya, tapi ia merasa selalu saja dialah yang mengacau.

Reisa memendam penyesalan dalam hatinya. Ia tahu David sangat khawatir dengan kecemasannya saat ini, namun ia tak ingin terus menjadi beban dan mengecewakan pria yang selalu memilih mengalah dan mengerti situasinya demi dirinya. Dengan tatapan penuh kejujuran ke mata David, ia merasakan betapa seringnya dirinya menjadi sumber kekacauan dalam hubungan mereka.

David sebenarnya enggan memberitahu Reisa tentang kejadian di galeri. Namun, ia juga tak ingin menyembunyikan apa pun darinya. David memahami betul sifat Reisa yang akan sangat merasa bersalah jika sesuatu terjadi pada Lusia, terlebih karena Reisa sendiri yang meminta Lusia datang ke galeri sehingga Lusia terjebak dalam situasi saat ini.

Dengan senyum kecil, David mencoba meringankan beban kekhawatiran Reisa. Ia berkata akan menghormati keputusan Reisa, apapun pilihannya. Ia menggenggam tangan Reisa erat, meletakkannya di pangkuannya, seolah ingin mengatakan bahwa semua pasti akan baik-baik saja.

David mengikuti keputusan Reisa untuk tetap tinggal, bukan karena egois ingin melanjutkan acara pentingnya. Ia tahu, dalam kondisi apapun, Reisa lebih mengutamakan Lusia sebagai sahabatnya. Namun kini, Reisa sudah memilih untuk tetap di sisinya, dan David ingin menghargai pilihan itu dengan menerima dan mendukungnya sepenuhnya.

***

Di dalam Galeri, Lusia masih setia menunggu di samping Rayn, memeluknya lembut sambil memberi tepukan kecil di bahu sebagai upaya menenangkan. Meski ia belum sepenuhnya mengerti apa yang tengah dialami Rayn, perasaan takut yang begitu dalam jelas terasa melalui pelukan itu.

Suara lirih Lusia memecah keheningan, “Apa kau sudah mulai merasa membaik?” Namun, tak ada jawaban dari Rayn.

Saat itu, pintu lift terbuka dan seorang staf bersama petugas keamanan muncul, baru saja mengantar para pengunjung keluar dari galeri. Lusia segera memberi kode agar mereka tidak mendekat dulu. Mengerti maksudnya, keduanya menghentikan langkah.

Di tengah keheningan, tiba-tiba ponsel petugas keamanan berdering. “Iya Pak David, baik pak. Saya akan sambungkan dengan Ibu Bella,” ucapnya tegas sebelum menyerahkan telepon kepada Bella, salah satu staf kepercayaan David.

Bella menjawab dengan suara tenang bahwa Lusia dalam kondisi baik-baik saja, sehingga David tak perlu khawatir. Bella, yang mengenal hubungan David dengan Reisa dan juga tahu siapa Lusia, ia selalu bersikap sopan dan penuh hormat pada keduanya.

Setelah mengakhiri pembicaraan dengan David, Bella menyerahkan ponsel kepada Lusia sesuai permintaan. Meski sedikit ragu karena situasi Rayn, Bella mendekat dan mengabarkan bahwa David ingin berbicara langsung dengan Lusia. Lusia mengangguk, menerima ponsel tersebut, dan membuka percakapan dengan sapaan singkat. David kemudian bertanya dengan suara penuh perhatian, memastikan apakah Lusia benar-benar baik-baik saja.

Lusia menatap Rayn yang masih memeluknya erat, kemudian menenangkan David, “Jangan khawatir, aku baik-baik saja.”

David mengalihkan pembicaraan, “Berbicaralah dulu dengan Reisa, dia sangat mengkhawatirkanmu,” lalu menyerahkan ponsel itu ke Reisa.

Dari seberang telepon, suara Reisa terdengar panik, “Hya…! Apa yang terjadi? Kenapa kau tidak menjawab panggilanku?”

Reisa mengeluh panjang lebar, kebingungan dengan rangkaian kejadian, “Aku tidak mengerti kenapa semua harus terjadi sekaligus, mati lampu, genset bermasalah, ada pria aneh yang memulai keributan, bahkan sampai perkelahian. Situasi macam apa ini? Aku…”

Namun, omelan Reisa terpotong oleh Lusia yang menyela, “Wah, kau benar-benar sudah dapat laporan sekomplit-komplitnya. Aku sendiri bahkan tidak ingat urutan kejadian yang aku alami.”

Lusia menegaskan dengan suara tegas, “Reisa, dengarkan aku. Aku baik-baik saja. Sungguh, tidak ada yang terluka sedikitpun, semuanya masih utuh seperti yang kau lihat terakhir kali. Jadi berhenti cemas dan mengkhawatirkan aku.”

Reisa langsung membalas dengan nada kesal, “Bagaimana aku tidak khawatir? Aku kesulitan menghubungimu! Sudah kukatakan, ganti saja ponselmu dengan yang baru!” Ia menambahkan dengan ancaman bercanda, “Kalau kau belum juga ganti dan aku masih susah menghubungimu, aku bakal buang semua barangmu dan mengusirmu dari rumah.”

Lusia terkekeh mendengar itu, “Haha… di saat seperti ini kau masih bisa meledekku. Tidak ada masalah dengan ponselku. Lanjutkan saja acaramu, nikmatilah. Aku tidak mau kau melewatkannya lagi karena aku. Aku yakin sekarang David jauh lebih khawatir tentangmu. Oke, aku matikan ya, bye.”  Lusia menutup telepon dan menyerahkan kembali ponselnya ke Bella.

Reisa tampak kesal setelah Lusia memutus panggilan begitu saja. Dengan nada gusar, ia mengeluh pada David, “Wah, kau lihat? Bagaimana dia bisa memutuskan panggilannya begitu saja?”

Kepanikan Reisa belum reda, ia masih bingung dengan situasi yang sedang dihadapi sahabatnya, terjebak dalam pelukan seorang pria asing dan harus menghadapi omelan darinya.

David hanya tersenyum tipis menanggapi kekesalan Reisa. “Itu artinya semuanya baik-baik saja,” ucapnya menenangkan, sambil memperhatikan kekasihnya yang justru terlihat menggemaskan saat kesal.

***

Di lantai dua Galeri, Lusia meminta staf untuk meninggalkan mereka sejenak agar bisa berbicara lebih leluasa. Dengan suara lembut, ia mengajukan permintaan itu, dan staf pun segera memahami, memberi tahu bahwa mereka akan menunggu di lantai bawah sambil tetap siap membantu jika diperlukan. Setelah staf dan petugas keamanan meninggalkan ruangan, suasana menjadi lebih tenang.

Lusia menundukkan kepala sejenak, merasakan kesemutan di tubuhnya akibat posisi jongkok yang cukup lama sambil memeluk Rayn dalam ketegangan.

Menyadari gerak-gerik Lusia yang mulai gelisah karena kesemutan, Rayn perlahan melepaskan pelukannya. Ia bergeser sedikit dan bersandar pada dinding di belakangnya, mencoba memberi ruang. Suaranya terdengar rendah namun santai. “Kau bilang pada mereka aku mungkin phobia terhadap gelap,” ucapnya pelan, “tapi kau justru melempar jaket kepadaku dan menciptakan kegelapan sendiri.”

Nada bicaranya tak berniat menyalahkan, hanya mengungkapkan fakta dengan sedikit keheranan yang samar.

Lusia menyunggingkan senyum kaku, seolah mencoba menertawakan kebodohannya sendiri. “Ah, iya... aku terlalu terburu-buru membaca situasi. Kadang aku memang ceroboh,” Lusia baru sadar telah bilang pada pengunjung kalau Rayn mungkin fobia gelap, tapi ia justru menutupi kepala Rayn dengan jaketnya sendiri.

Ia mengangkat ponselnya yang masih menyala dan menunjukkannya sambil berujar pelan, “Tapi… setidaknya aku tetap memberimu cahaya, bukan?”

Lusia lalu menunduk dalam-dalam, menatap ujung sepatunya dengan wajah memerah. Dalam diam, ia menggerutu pada dirinya sendiri, “Setelah ini, apakah kau masih berani mengatakan bahwa dirimu baru saja menyelamatkan seseorang, Lusia? Selamatkan dulu urat malumu, baru bicara soal penyelamatan…” Bibirnya mengerucut kesal, sementara pipinya tak kunjung kehilangan rona merahnya.

Rayn memandangi gadis di depannya yang masih menunduk, sesekali menarik napas malu dan sesekali menggigit bibir menahan gerutu pada dirinya sendiri. Ia tampak kikuk, bahkan mungkin ceroboh, tapi ada sesuatu dalam caranya hadir yang membuat Rayn sulit berpaling.

Dalam hati, Rayn bergumam pelan, “Kau mungkin ceroboh… tapi kecerobohan itulah yang entah bagaimana masih tidak bisa kupahami, justru menyelamatkanku.”

*** To Be Continued***

Hallo para pembaca setia Rayn & Lusia 👋😃

✅ Terus Dukung Karya ini dengan menjadikan FAVORITE yah..

❤ Berikan Like kalian hanya dengan klik Like pada symbol Love, GRATIS 😍

📝Lengkapi kehaluan Author dengan KOMENTAR kalian di setiap BAB nya ya…. ( saran dari kalian juga bisa menjadi inspirasi cerita Author)

🎀 PLEASE BERIKAN VOTE pada karya ini agar semakin di Up Up Up dan Up lagi oleh platform.

Terima Kasih atas semua dukungannya 🙆

Terpopuler

Comments

BYG

BYG

pertemuan pertamanya yang unik

2021-07-16

0

MandaNya Boy Arbeto❤️

MandaNya Boy Arbeto❤️

eaaakkkkk eaaakkkk
bkl ada yg genggam tangan kamu Lusia 🤭🤭

2021-04-26

2

Arida Retna Nugrahani

Arida Retna Nugrahani

cm lusia yg bisa pegang rayn niii

2021-04-25

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Prolog
2 BAB 02 - Karena dia sahabatku
3 BAB 03 - Lotus
4 BAB 04 - Pertemuan Malam Itu
5 BAB 05 - Terjebak Pelukannya
6 BAB 06 - Tidak tahu Terima Kasih
7 BAB 07 - Horor
8 BAB 08 - Psikopat
9 BAB 09 - Malam Yang Panjang
10 BAB 10 - Bromance
11 BAB 11 - Cemburu
12 BAB 12 - Negoisasi
13 BAB 13 - Kopi dari Sang Pangeran
14 BAB 14 - Bunga Misterius
15 BAB 15 - Awal Dari Semua
16 BAB 16 - Maafkan Aku Ibu
17 BAB 17 - Perasaan Kelvin
18 BAB 18 - Flahsback
19 BAB 19 - Diasingkan
20 BAB 20 - Kesepakatan
21 BAB 21 - Raihlah Tanganku
22 BAB 22 - Panggilan untuk Bos baru
23 BAB 23 - Jalan Hidupku Miliku
24 BAB 24 - Mobil Baru
25 BAB 25 - Mobil Misterius
26 BAB 26 - BodyGuard Baru
27 BAB 27 - Kencan Romantis
28 BAB 28 - Hiburan Malam
29 BAB 29 - Pertolongan
30 BAB 30 - Siapa dia ?
31 Bab 31 - Penguntit ?
32 BAB 32 - Netizen Maha Benar
33 BAB 33 - Mabuk
34 BAB 34 - Terlalu Rupawan
35 Bab 35 - Percayalah Padaku
36 BAB 36 - Anak AYam
37 BAB 37 - Kejamnya Haters
38 BAB 38 - Ingatan Yang Menyiksa
39 BAB 39 - Gadis Kuncir Kuda
40 BAB 40 - Fakta Yang Tak Terungkap
41 BAB 41 - Kau Kekasihku
42 BAB 42 - Demi Lusia
43 BAB 43 - Tertipu
44 BAB 44 - Kabar Baik
45 BAB 45 - Di Salahpahami
46 BAB 46 - Yang Tidak Mickey Ingat
47 BAB 47 - Dia Gadis Berkuncir Kuda
48 BAB 48 - Sup Kerang
49 BAB 49 - Impianmu adalah Milikmu
50 BAB 50 - Bahagia diatas Penderitaanku
51 BAB 51 - Orang Pertama Bagiku
52 BAB 52 - Apa Dia Pacarnya? (Misi ke-3 Part 1)
53 BAB 53 - Baby Sister Bayi Raksasa ( Misi ke-3 Part 2 )
54 BAB 54 - Cemburu?
55 BAB 55 - Terlalu Lemah
56 BAB 56 - Dervilia
57 BAB 57 - Siapa wanita itu?
58 BAB 58 - Aku pun ingin menyerah
59 BAB 59 - Dr. Leona
60 BAB 60 - Colokan Listrik
61 BAB 61 - Dicemaskan 2 Pria
62 BAB 62 - Karena Aku Suka
63 BAB 63 - Kembang Api
64 BAB 64 - Pria Misterius yang Kejam
65 BAB 65 - Kau Segalanya Bagiku.
66 BAB 66 - Dia Wanitaku
67 BAB 67 - Kegiatan Romantis di pagi hari
68 BAB 68 - Tidak Ingin Menyerah
69 BAB 69 - Jangan Pergi
70 BAB 70 - Aroma Petrichor
71 BAB 71 - Derita Mickey Kecil
72 BAB 72 - Cahaya dan Luka Mickey
73 BAB 73 - Hantu Putri Duyung
74 BAB 74 - Menjadi Istriku
75 BAB 75 - Aku Mencintaimu Lusia
76 BAB 76 - Semak-Semak
77 BAB 77 - Siapa Dia (Part2)
78 BAB 78 - Cinta Mickey
79 BAB 79 - Cara Kencan Kami
80 BAB 80 - Cemburu ?
81 BAB 81 - Malam Kecelakaan
82 BAB 82 - Ibu
83 BAB 83 - Bukan Salahmu
84 BAB 84 - Kenapa Harus Dirimu
85 Pengumuman
86 BAB 85 - Mustahil itu Ayahmu
87 BAB 86 - Louis, Narapidana 7007
88 BAB 86 - Dia, Si Pria Pembunuh
89 BAB 87 - Kau Bukan Dewa atau Tuhan
90 BAB 2 - Tergoda Sang Penggoda
91 BAB 91 - Kesempurnaan Hatimu
92 BAB 92 - Garis Takdir
93 BAB 93 - Hatiku Selalu Miliknya
94 BAB 94 - Melepaskan Rasa
95 BAB 95 - Si Kembar Yang Jahat
96 BAB 96 - Aku Ingin Tubuhmu
97 BAB 97 - Dia Si Pria Misterius
98 BAB 98 - Sang Psikopat
99 BAB 99 - Selamatkan Dia
100 BAB 100 - Bukan Salahmu
101 BAB 101 - Masih Menunggumu
102 BAB 102 - Little Mermaid
103 BAB 104 - Keputusan Yang Sulit
104 BAB 103 - Aku Tanpamu
105 BAB 104 - Keputusan Yang Sulit
106 BAB 105 - Bukan Mimpi
107 BAB 106 - Menjadikanmu Takdirku
108 BAB 107 - Lebih dari Kekasihku
109 BAB 108 - Ketangkap Basah
110 BAB 109 - Menipu Dunia
111 BAB 110 - Dia Masih Hidup
112 BAB 111 - Kenyamanan
113 BAB 112 - Keluarga Bahagia
114 BAB 113 - Kebahagian Yang Sederhana
115 BAB 114 - Ketakutanku
116 BAB 115 - Bersamamu Seperti Ini
117 BAB 116 - Melindungnya Dengan Caraku
118 BAB 117 - Drama Romansa Canada
119 BAB 118 - Pilihan Yang Ku Pilih
120 BAB 119 - Will You Merry Me
121 BAB 120 - Restu Darinya
122 BAB 121 - Warna Hidupku Darinya
123 BAB 122 - Duniaku Bersamanya
124 BAB 123 - Wedding Day
125 BAB 124 - Malam Yang Tertunda
126 BAB 125 - Melindungi Perasaanmu
127 BAB 126 - Wanita Yang Menungguku Pulang
128 BAB 127 - Menjadi Suami Yang Sempurna
129 BAB 128 - Dia Suamiku
130 BAB 129 - Menuju Surga Dunia
131 BAB 130 - Incredible Night
132 BAB 131 - Melindungi Adikku, Ryan
133 BAB 132 - Cucu Team Kesebelasan
134 BAB 133 - Aku Memilihmu
135 BAB 134 - Sikap Yang Ku Pilih
136 BAB 135 - Selamat Tinggal
137 BAB 136 - Rahasia Tanpa Diriku
138 BAB 137 - Dia Ayahku
139 BAB 138 - Apa Kau Baik-Baik Saja ?
140 BAB 139 - Tatapan Itu Lagi
141 BAB 140 - Aku Selalu Ada
142 BAB 141 - Aku Tidak Bisa Membencimu
143 BAB 142 - Satunya Yang Melindungimu
144 BAB 143 - Kau Tidak Mencintainya
145 BAB 144 - Terhanyut
146 BAB 145 - Jangan Menahannya
147 BAB 146 - Cinta Sejati itu Dirimu
148 BAB 147 - Dewa Takdir
149 BAB 148 - Langit Senja
150 BAB 149 - Drama Romantis
151 BAB 150 - Undanga Reuni
152 BAB 151 - Gosip Menikah
153 BAB 152 - Reuni Terburuk
154 BAB 154 - Dia Pemenangnya
155 BAB 155 - Circle
156 BAB 156 - Menjadi Ayah
157 BAB 157 - Racikan Derward
158 BAB 158 - Rencana Derward, Goal !
159 BAB 159 - Kesetiaan Leona
160 BAB 160 - Picnic Day
161 BAB 161 - Kesetian Arka
162 BAB 162 - Hanya Ingin Melindungimu
163 BAB 163 - Cemburu Kekanakan
164 BAB 164 - NK Group ?
165 BAB 165 - Perihnya Kekuasaan
166 BAB 166 - Keputusan Leona
167 BAB 167 - Lie
168 BAB 168 - Percayalah Padaku
169 BAB 169 - Undangan VVIP
170 BAB 170 - Siapa Lotus ?
171 BAB 171 - Dia adalah Lotus
172 BAB 172 - Dia Wanitaku
173 BAB 173 - Destiny
174 BAB 174 - Berita Besar
175 BAB 175 - Kaburnya Louis
176 BAB 176 - Dendam Mike
177 BAB 177 - Menghibur
178 BAB 178 - Dibodohi
179 BAB 179 - Putra NK Group
180 BAB 180 - Sepatu Bayi
181 BAB 181 - Jawaban Penantian
182 BAB 182 - Tunggu Aku
183 BAB 183 - Selamatkan Dia
184 BAB 184 - Katakan Padaku
185 BAB 185 - Buah Hati
186 BAB 186 - Ironis
187 BAB 187 - Kebebasan Mickey
188 BAB 188 - Apa Itu Dirimu ?
189 BAB 189 - Jangan Pernah Melepasku
190 BAB 190 - Cukup Hanya Kita
191 BAB 191 - Kembali Muda
192 BAB 192 - Ice Cream
193 BAB 193 - Tentang Kita Berdua
Episodes

Updated 193 Episodes

1
BAB 01 - Prolog
2
BAB 02 - Karena dia sahabatku
3
BAB 03 - Lotus
4
BAB 04 - Pertemuan Malam Itu
5
BAB 05 - Terjebak Pelukannya
6
BAB 06 - Tidak tahu Terima Kasih
7
BAB 07 - Horor
8
BAB 08 - Psikopat
9
BAB 09 - Malam Yang Panjang
10
BAB 10 - Bromance
11
BAB 11 - Cemburu
12
BAB 12 - Negoisasi
13
BAB 13 - Kopi dari Sang Pangeran
14
BAB 14 - Bunga Misterius
15
BAB 15 - Awal Dari Semua
16
BAB 16 - Maafkan Aku Ibu
17
BAB 17 - Perasaan Kelvin
18
BAB 18 - Flahsback
19
BAB 19 - Diasingkan
20
BAB 20 - Kesepakatan
21
BAB 21 - Raihlah Tanganku
22
BAB 22 - Panggilan untuk Bos baru
23
BAB 23 - Jalan Hidupku Miliku
24
BAB 24 - Mobil Baru
25
BAB 25 - Mobil Misterius
26
BAB 26 - BodyGuard Baru
27
BAB 27 - Kencan Romantis
28
BAB 28 - Hiburan Malam
29
BAB 29 - Pertolongan
30
BAB 30 - Siapa dia ?
31
Bab 31 - Penguntit ?
32
BAB 32 - Netizen Maha Benar
33
BAB 33 - Mabuk
34
BAB 34 - Terlalu Rupawan
35
Bab 35 - Percayalah Padaku
36
BAB 36 - Anak AYam
37
BAB 37 - Kejamnya Haters
38
BAB 38 - Ingatan Yang Menyiksa
39
BAB 39 - Gadis Kuncir Kuda
40
BAB 40 - Fakta Yang Tak Terungkap
41
BAB 41 - Kau Kekasihku
42
BAB 42 - Demi Lusia
43
BAB 43 - Tertipu
44
BAB 44 - Kabar Baik
45
BAB 45 - Di Salahpahami
46
BAB 46 - Yang Tidak Mickey Ingat
47
BAB 47 - Dia Gadis Berkuncir Kuda
48
BAB 48 - Sup Kerang
49
BAB 49 - Impianmu adalah Milikmu
50
BAB 50 - Bahagia diatas Penderitaanku
51
BAB 51 - Orang Pertama Bagiku
52
BAB 52 - Apa Dia Pacarnya? (Misi ke-3 Part 1)
53
BAB 53 - Baby Sister Bayi Raksasa ( Misi ke-3 Part 2 )
54
BAB 54 - Cemburu?
55
BAB 55 - Terlalu Lemah
56
BAB 56 - Dervilia
57
BAB 57 - Siapa wanita itu?
58
BAB 58 - Aku pun ingin menyerah
59
BAB 59 - Dr. Leona
60
BAB 60 - Colokan Listrik
61
BAB 61 - Dicemaskan 2 Pria
62
BAB 62 - Karena Aku Suka
63
BAB 63 - Kembang Api
64
BAB 64 - Pria Misterius yang Kejam
65
BAB 65 - Kau Segalanya Bagiku.
66
BAB 66 - Dia Wanitaku
67
BAB 67 - Kegiatan Romantis di pagi hari
68
BAB 68 - Tidak Ingin Menyerah
69
BAB 69 - Jangan Pergi
70
BAB 70 - Aroma Petrichor
71
BAB 71 - Derita Mickey Kecil
72
BAB 72 - Cahaya dan Luka Mickey
73
BAB 73 - Hantu Putri Duyung
74
BAB 74 - Menjadi Istriku
75
BAB 75 - Aku Mencintaimu Lusia
76
BAB 76 - Semak-Semak
77
BAB 77 - Siapa Dia (Part2)
78
BAB 78 - Cinta Mickey
79
BAB 79 - Cara Kencan Kami
80
BAB 80 - Cemburu ?
81
BAB 81 - Malam Kecelakaan
82
BAB 82 - Ibu
83
BAB 83 - Bukan Salahmu
84
BAB 84 - Kenapa Harus Dirimu
85
Pengumuman
86
BAB 85 - Mustahil itu Ayahmu
87
BAB 86 - Louis, Narapidana 7007
88
BAB 86 - Dia, Si Pria Pembunuh
89
BAB 87 - Kau Bukan Dewa atau Tuhan
90
BAB 2 - Tergoda Sang Penggoda
91
BAB 91 - Kesempurnaan Hatimu
92
BAB 92 - Garis Takdir
93
BAB 93 - Hatiku Selalu Miliknya
94
BAB 94 - Melepaskan Rasa
95
BAB 95 - Si Kembar Yang Jahat
96
BAB 96 - Aku Ingin Tubuhmu
97
BAB 97 - Dia Si Pria Misterius
98
BAB 98 - Sang Psikopat
99
BAB 99 - Selamatkan Dia
100
BAB 100 - Bukan Salahmu
101
BAB 101 - Masih Menunggumu
102
BAB 102 - Little Mermaid
103
BAB 104 - Keputusan Yang Sulit
104
BAB 103 - Aku Tanpamu
105
BAB 104 - Keputusan Yang Sulit
106
BAB 105 - Bukan Mimpi
107
BAB 106 - Menjadikanmu Takdirku
108
BAB 107 - Lebih dari Kekasihku
109
BAB 108 - Ketangkap Basah
110
BAB 109 - Menipu Dunia
111
BAB 110 - Dia Masih Hidup
112
BAB 111 - Kenyamanan
113
BAB 112 - Keluarga Bahagia
114
BAB 113 - Kebahagian Yang Sederhana
115
BAB 114 - Ketakutanku
116
BAB 115 - Bersamamu Seperti Ini
117
BAB 116 - Melindungnya Dengan Caraku
118
BAB 117 - Drama Romansa Canada
119
BAB 118 - Pilihan Yang Ku Pilih
120
BAB 119 - Will You Merry Me
121
BAB 120 - Restu Darinya
122
BAB 121 - Warna Hidupku Darinya
123
BAB 122 - Duniaku Bersamanya
124
BAB 123 - Wedding Day
125
BAB 124 - Malam Yang Tertunda
126
BAB 125 - Melindungi Perasaanmu
127
BAB 126 - Wanita Yang Menungguku Pulang
128
BAB 127 - Menjadi Suami Yang Sempurna
129
BAB 128 - Dia Suamiku
130
BAB 129 - Menuju Surga Dunia
131
BAB 130 - Incredible Night
132
BAB 131 - Melindungi Adikku, Ryan
133
BAB 132 - Cucu Team Kesebelasan
134
BAB 133 - Aku Memilihmu
135
BAB 134 - Sikap Yang Ku Pilih
136
BAB 135 - Selamat Tinggal
137
BAB 136 - Rahasia Tanpa Diriku
138
BAB 137 - Dia Ayahku
139
BAB 138 - Apa Kau Baik-Baik Saja ?
140
BAB 139 - Tatapan Itu Lagi
141
BAB 140 - Aku Selalu Ada
142
BAB 141 - Aku Tidak Bisa Membencimu
143
BAB 142 - Satunya Yang Melindungimu
144
BAB 143 - Kau Tidak Mencintainya
145
BAB 144 - Terhanyut
146
BAB 145 - Jangan Menahannya
147
BAB 146 - Cinta Sejati itu Dirimu
148
BAB 147 - Dewa Takdir
149
BAB 148 - Langit Senja
150
BAB 149 - Drama Romantis
151
BAB 150 - Undanga Reuni
152
BAB 151 - Gosip Menikah
153
BAB 152 - Reuni Terburuk
154
BAB 154 - Dia Pemenangnya
155
BAB 155 - Circle
156
BAB 156 - Menjadi Ayah
157
BAB 157 - Racikan Derward
158
BAB 158 - Rencana Derward, Goal !
159
BAB 159 - Kesetiaan Leona
160
BAB 160 - Picnic Day
161
BAB 161 - Kesetian Arka
162
BAB 162 - Hanya Ingin Melindungimu
163
BAB 163 - Cemburu Kekanakan
164
BAB 164 - NK Group ?
165
BAB 165 - Perihnya Kekuasaan
166
BAB 166 - Keputusan Leona
167
BAB 167 - Lie
168
BAB 168 - Percayalah Padaku
169
BAB 169 - Undangan VVIP
170
BAB 170 - Siapa Lotus ?
171
BAB 171 - Dia adalah Lotus
172
BAB 172 - Dia Wanitaku
173
BAB 173 - Destiny
174
BAB 174 - Berita Besar
175
BAB 175 - Kaburnya Louis
176
BAB 176 - Dendam Mike
177
BAB 177 - Menghibur
178
BAB 178 - Dibodohi
179
BAB 179 - Putra NK Group
180
BAB 180 - Sepatu Bayi
181
BAB 181 - Jawaban Penantian
182
BAB 182 - Tunggu Aku
183
BAB 183 - Selamatkan Dia
184
BAB 184 - Katakan Padaku
185
BAB 185 - Buah Hati
186
BAB 186 - Ironis
187
BAB 187 - Kebebasan Mickey
188
BAB 188 - Apa Itu Dirimu ?
189
BAB 189 - Jangan Pernah Melepasku
190
BAB 190 - Cukup Hanya Kita
191
BAB 191 - Kembali Muda
192
BAB 192 - Ice Cream
193
BAB 193 - Tentang Kita Berdua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!