Lusia yang masih berada di Psithurism Art melihat-lihat beberapa lukisan ditemani David. Sambil lalu keduanya masih saja saling meledek satu sama lain setiap ada celah. Kedekatan mereka bukanlah sebuah rahasia umum, karena David dan Lusia sudah bersahabat semenjak kedua nya menginjak bangku sekolah SMA bersama Reisa.
Di saat tengah melihat-lihat, seketika pandangan Lusia tiba-tiba teralih ke sebuah lukisan yang terpajang tepat dibelakang David. Lusia perlahan berjalan mendekat, menatap dengan penuh keseriusan sebuah lukisan yang menggambarkan pepohonan diselimuti oleh kabut gelap yang terpecah karena cahaya-cahaya kecil sinar matahari.
Lusia semakin mendekatkan wajahnya, membulatkan kedua bola matanya pada tulisan kecil yang berada diujung bawah kanan lukisan agar bisa membaca dengan jelas.
“Lotus… ?" tanyanya dalam hati dengan mengerutkan alis saat melihat inisial ‘#Lotus’ pada lukisan itu.
“David, benarkah ini karya lukisan Lotus?“ tanya Lusia kepada David memastikan.
“Kau benar, kau bisa melihat dari inisial yang tertulis pada lukisan itu” jawab David meyakinkan Lusia.
“Ayahmu membeli karyanya lagi ?“ tanya Lusia.
“Tentu saja ia membelinya, kau tahu jika ayahku tidak akan melewatkan kesempatan apapun jika soal lukisan” jawab David.
“Sungguh… ? Wahh... ” sahut Lusia kagum.
“Ayahku berencana meminta secara pribadi kepada Lotus agar dia membuatkan satu lukisan khusus untuk merayakan ulang tahun Galeri ini“ ucap David.
“Membuatnya secara khusus? Wah..., bukankah lukisan Lotus selalu bernilai tinggi." Lusia sangat tahu pasti bahwa karya Lotus selalu memiliki nilai jual tinggi dipasarnya.
“ Ayahku… .” jawab David tidak sampai menyelesaikan ucapannya sudah dipotong oleh pertanyaan Lusia yang lain.
“Tunggu... ! Apakah itu artinya ayahmu sudah pernah bertemu dengan Lotus? Jadi… ayahmu sudah mengetahui identitas Lotus ?“ tanya Lusia dengan wajah penasarannya. “Lalu, apakah dia seorang pria atau dia seorang wanita ? kau bisa memberitahuku?” lanjut tanya Lusia tanpa henti.
Lusia kembali menatap lukisan itu. “Wah, aku sungguh masih tidak percaya. Mengagumkan, aku semakin yakin jika ayahmu penggemar beratnya.” Pertanyaan dan ocehan Lusia yang tanpa jedah sama sekali tidak memberi David kesempatan untuk menjawab. David hanya diam dan tetap mendengarkan.
Lusia yang masih penasaran membalikkan badannya kearah David sehingga mengejutkan pria yang sudah sedari tadi berdiri tepat dibelakangnya. “Ayahmu memang keren….!” ucapnya dengan lantang mengacungkan jempol kanannya ke arah Davis, ia memuji dan tersenyum kagum.
“Bukankah setiap pertanyaan diajukan untuk dijawab?” tanya David.
"Aaaa... maaf, haha” sahut Lusia dengan tawa malu.
“Jawaban apa yang kau harapkan dariku jika pertanyaanmu membabi buta seperti itu?“ tanya David menggelengkan kepala. Tapi dia sudah tidak heran dengan karakter wanita mungil yang dihadapinya ketika sudah mengaktifkan mode kepo.
Lusia tersenyum malu menyadari jika pertanyaannya sudah seperti gerbong kereta api yang panjang melaju dengan kecepatan penuh tanpa berhenti.
“Kini Galeri ayahmu sudah memiliki tiga karya lukisan Lotus, luar biasa" ucapnya kembali memandang lukisan itu.
“Apakah kau tau arti dari lukisan itu?“ tanya David sambil menatap lukisan karya Lotus yang dari tadi sibuk dibicarakan Luisa.
“Aku bukan pakar atau ahli dalam menilai sebuah lukisan, tapi melihatnya sungguh sangat menenangkan“ jawab Lusia dengan senyum kecil menunjukan jika dia sangat menyukai karya Lotus yang saat ini dilihatnya.
“Hanya itu yang bisa kau rasakan?“ tanya David kembali.
“Eemm… entah mengapa ketenangan itu sekilas seperti hanya sebuah ilusi, karena semakin dalam, aku seperti bisa merasakan sebuah kesedihan. Perasaan apa itu ?“ Lusia justru berbalik tanya kepada David.
“Kau sungguh bisa melihatnya?” tanya David dengan nada santai.
“Aku masih tidak yakin… ” jawab Lusia ragu.
“Tapi kau benar, meskipun kau akan terhanyut dalam ketenangan, semakin dalam kau akan merasakan sebuah kesedihan seolah mengharapkan datangnya kedamaian disaat dirimu sedang putus asa“ ucap David.
“Putus asa ?“ tanya Lusia.
“Seperti kau sedang terperangkap dan ingin berteriak ~ I'm here…!~ “ ucap David melanjutkan penjelasannya dengan melangkahkan kakinya mendekat hingga tepat berdiri disebelah Lusia.
David melanjutkan penjelasannya dengan menatap Lusia yang berdiri disampingnya. "Someone… please save me …! itu yang ingin disampaikannya" lanjut David.
“Jadi pada akhirnya itu hanya sebuah kesedihan" sahut Lusia lirih.
"Dari semua lukisan Lotus yang pernah kulihat, aku tidak pernah melihat lukisannya dengan makna yang lebih ceria” ucap Lusia semakin terbawa perasaan setelah mendengar penjelasan David.
“Lalu, apa mungkin dia akan memiliki sebuah karya seni yang lebih ceria?“ gumam Lusia dengan nada lirih sembari meraba kembali inisial ‘#Lotus’ pada lukisan.
“Setiap pelukis pasti memiliki gaya masing-masing yang juga merupakan bagian dari identitasnya.” Potong David yang mendengar gumaman Lusia.
Lusia semakin menatap tanjam inisia #Lotus pada lukisan. "Aku masih tidak mengerti, kenapa dia menyembunyikan identitasnya dibalik nama pena ini. Padahal karya nya luar biasa dan bahkan diterima dunia" gumam Lusia.
Di tengah percakapan mereka, Reisa yang sudah selesai berganti baju menghampiri keduanya serta memotong pembicaraan mereka. “Aku sudah siap, kita bisa pergi sekarang!“ seru Reisa.
“Tentu…” sahut David tersenyum.
"Lusia, jika kau masih memiliki waktu, kau bisa melanjutkan berkeliling melihat beberapa lukisan baru yang didatangkan ayahku minggu ini dilantai 2” ucap David kepada Lusia.
Reisa mendekat pada Lusia. “Oh ya Lusia, peri cantikku yang manis“ ucap Reisa dengan senyum manja menggandeng tangan Lusia lalu menyandarkan kepalanya di bahu kiri Lusia.
“Oh…“ jawab singkat Lusia yang sudah bisa menebak jika Reisa melakukannya pasti karena ada sesuatu.
“Acaranya kali ini mungkin akan lebih lama, Big Boss mengatakan jika akan ada jamuan khusus untuknya. Jadi bolehkah aku...!” ucap Reisa sambil mendongakkan kepalanya memandang wajah Lusia seperti bayi kucing. Ia mengharapkan izin dari sahabatnya untuk bisa pulang larut malam.
“Lihatlah, bayi kucing siapa ini. Meski aku mengatakan tidak boleh, apakah kau akan menurutinya Putri Kecilku?“ tanya Lusia dengan senyum meledek.
Reisa menjawab pertanyaan Lusia hanya dengan menggelengkan kepalanya dengan cepat tiga kali dan semakin erat merangkul lengan Lusia.
“Aku akan membawa kembali Putri Kecilmu ini dengan utuh dan selamat sampai rumah, bahkan Galeri ini bisa ku jadikan jaminannya“ sahut David tersenyum kepada Lusia sambil meraih tangan Reisa. Lalu ia menggandeng tangan kekasihnya itu. Ya, status Reisa saat ini adalah kekasih David.
“Aku pergi dulu babby… bye bye” ucap Reisa melambaikan tangannya kepada Lusia. “Oh ya, Jangan lupa makan makanan yang sudah aku pesankan untukmu, OK !. Dan hati-hati saat kembali ke Cafe” lanjut teriak Reisa berjalan meninggalkan Galeri.
Lusia membalas dengan senyuman dan lambaian. Lusia melihat kearah mereka yang berjalan dengan bergandengan tangan. Ia pun menunduk dan memandang telapak tangannya.
“Apakah suatu saat nanti ada seseorang yang juga akan menggenggam tanganmu Lusia?“ tanyanya dalam hati sambil menghela nafas dan berulang menatap dan memainkan kepalan tangannya.
Pacaran sudah seperti kemewahan bagi Lusia. Dia tidak memiliki waktu untuk menemukan kekasih atau pergi berkencan. Setiap harinya, Lusia menghabiskan waktu hanya untuk berkerja. Pagi hari, Lusia bekerja sebagai penjaga toko bunga ‘Mey Flowers’. Setelah itu ia harus lanjut bekerja shift malam di 'Friends Cafe' .
Bahkan, di hari liburnya Lusia juga masih menyisihkan waktunya bekerja menerima panggilan sebagai supir pengganti. Lusia tidak memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu hangout atau pergi berbelanja ke Mall bersama teman-teman layaknya gadis-gadis seusianya.
“Berhentilah mengharapkan yang tidak-tidak Lusia, tidak ada waktu untukmu memiliki asmara disaat kau harus berjuang untuk tetap bisa bertahan hidup. Lagi pula, siapa yang akan melirik gadis biasa sepertimu?. Tidak apa Lusia, tidak memiliki pacar tidak akan membuatmu sulit bertahan hidup atau mati“ ucapnya dengan suara kecil, disertai senyuman ringan berusaha memberi semangat kepada dirinya sendiri.
Lusia pun kembali memandang lukisan Lotus. “Lalu kehidupan seperti apa yang dimilikinya? Jika setiap lukisan milikmu adalah benar bagian dari dirimu, kenapa selalu melambangkan kesedihan. Bukankah harusnya kau orang yang beruntung? memiliki banyak karya yang disukai banyak orang. Jadi, pastikan suatu saat nanti aku bisa melihat karya lukisan yang menggambarkan keceriaan Tuan Lotus!” ucapnya menunjuk lukisan itu dengan tatapan tajam.
“Eemm… bukan. Bukan Tuan tapi… Nona? Nona Lotus…?" tanyanya pada diri sendiri karena ia tidak tahu identitas asli pelukis dengan nama Lotus itu. Apakah dia seorang pria atua wanita. Bahkan bisa jadi orang yang sudah berusia.
"Ah iya, David tadi belum menjawabku. Apakah ayahnya sudah pernah bertemu secara pribadi dengan Lotus ?. Haisss, lupakanlah... !“ gerutu Lusia berbicara sendiri sambil meninggalkan berjalan kearah lift untuk naik ke lantai dua.
Sesampainya di depan lift, Lusia melihat dari pantulan pintu lift seorang pria mengenakan masker dengan kemeja panjang berwarna hitam dan topi motif buket. Pria itu menyandarkan tubuhnya pada dinding dengan memandang ke arahnya. Sesaat Lusia menoleh kearah pria itu, namun pria itu beralih memainkan ponselnya seolah sedang sibuk.
“Ting… .“
Suara menandakan lift terbuka, Lusia bergegas memasuki lift. Lift pun perlahan tertutup, tampak jelas pria itu kembali menatap dirinya dari seberang sana hingga pintu lift tertutup.
“Apakah baru saja dia memperhatikanku ?" ucap Lusia lalu mengabaikan rasa penasarannya. Ia menganggap itu hanya kebetulan atau perasaannya saja.
*** To Be Continued***
Hallo para pembaca setia Rayn & Lusia 👋😃
✅ Terus Dukung Karya ini dengan menjadikan FAVORITE yah..
❤ Berikan Like kalian hanya dengan klik Like pada symbol Love, GRATIS 😍
📝Lengkapi kehaluan Author dengan KOMENTAR kalian di setiap BAB nya ya…. ( saran dari kalian juga bisa menjadi inspirasi cerita Author)
🎀 PLEASE BERIKAN VOTE pada karya ini agar semakin di Up Up Up dan Up lagi oleh platform.
Terima Kasih atas semua dukungannya 🙆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Meimawati
tuan lotus
2021-09-24
0
Queen
serasa nonton drakor gue, pas banget visualnya artis korea
2021-07-30
2
BYG
Lanjutttt
2021-07-16
0