Mr. Haphephobia
Rayn Dean Anderson adalah pelukis terkenal dengan nama pena Lotus. Karya-karyanya sudah tak diragukan lagi, dan ia telah mendapatkan tempat yang istimewa di kalangan penikmat seni. Rayn menggunakan nama pena di setiap karyanya bukan hanya untuk menyembunyikan identitasnya, tetapi juga karena ia seorang penderita haphephobia, sebuah fobia yang menyebabkan ketakutan terhadap sentuhan.
Karena kondisi ini membuat Rayn memilih untuk tinggal sendirian di sebuah villa yang tidak jauh dari kota, setelah kembali dari Kanada sepuluh tahun lalu. Tak ada satu pun penggemar karyanya yang mengetahui seperti apa sosok pelukis yang mereka kagumi itu.
Haphephobia Rayn bermula 17 tahun lalu, tepatnya saat ia berusia 10 tahun. Pada malam Festival Honda Celebration of Light, ia mengalami kecelakaan lalu lintas bersama ibunya. Ibu Rayn meninggal dalam kecelakaan tersebut, sementara Rayn yang selamat, tak sadarkan diri selama dua minggu. Ia kehilangan ingatan tentang semua yang terjadi malam itu, hanya mengingat kenangan sebelum pergi bersama ibunya ke festival.
Kecelakaan yang menimpa Rayn dan ibunya tetap menjadi misteri. Polisi menyatakan bahwa itu adalah kecelakaan tunggal dan ada indikasi bunuh diri yang dilakukan oleh ibu Rayn. Keterangan ini didasarkan pada fakta bahwa mobil mereka menerobos lampu merah tanpa ada tanda-tanda sabotase.
Namun, baik Rayn maupun ayahnya, Charles Dean Anderson, tak percaya begitu saja dengan hal tersebut. Pada malam yang sama, ayah Rayn menerima ancaman dari seseorang yang tidak dikenal. Apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu hanya bisa diketahui dari ingatan Rayn yang hilang, dan ia menjadi satu-satunya saksi hidup yang masih ada.
Kejadian malam itu tentu menjadi pukulan besar bagi keluarga Anderson, terutama bagi ayah Rayn, Charles Dean Anderson. Bagaimana tidak, Charles harus kehilangan seorang istri yang sangat dicintainya. Sementara itu, Rayn, putra satu-satunya yang dahulu periang, kini berubah menjadi anak yang penyendiri dan memiliki ketakutan luar biasa setiap kali seseorang menyentuhnya.
Dokter belum dapat menemukan pemicu dari trauma yang membuat Rayn tidak bisa menerima sentuhan orang lain, termasuk sentuhan dari ayahnya sendiri.
Keluarga Anderson akhirnya memutuskan untuk tidak mengambil tindakan medis lebih lanjut untuk kesembuhan Rayn. Tuan Charles justru mengasingkan putra semata wayangnya dengan mengirim Rayn kembali ke negara asal mereka.
“Ibu, katakanlah jika pilihanku benar! Aku tidak bisa berhenti membenci Ayah yang memilih untuk menyerah terhadap kondisiku, tapi aku juga tidak ingin terus menyakitinya dengan keberadaanku, meskipun dia mengasingkan diriku dari hidupnya. Biarkan ini menjadi hukuman untukku, karena telah membuatnya kehilanganmu untuk selamanya.”
Perkataan inilah yang terucap dalam hati pria yang kini menginjak usia 27 tahun, setiap kali ia memandang foto wanita berparas cantik sambil meneguk sebotol wiski di tangannya dalam kesunyian malam.
***
Di sisi lain, ada Lusia Alkeysha, seorang gadis cantik yang tak jauh berbeda dengan Rayn, dengan perjalanan hidup yang penuh kesulitan. Di usia 25 tahun, Lusia belum pernah menjalin hubungan spesial dengan seorang pria. Tak jarang, ia memimpikan memiliki seorang kekasih yang bisa mendukungnya sepenuhnya, seorang yang selalu ada untuknya dalam suka dan duka.
Bagi Lusia, berkencan, piknik, menonton film di bioskop berdua, atau bergandengan tangan seperti gadis-gadis lainnya, hanyalah sebuah mimpi yang harus ia kubur dalam-dalam. Saat ini, yang harus ia pikirkan adalah bagaimana cara bekerja dan mendapatkan uang untuk melunasi hutang yang ditinggalkan ayah tirinya. Lusia terus berjuang mengumpulkan uang agar bisa memberikan kehidupan yang layak bagi ibu, nenek, dan adiknya, tanpa harus terbebani oleh hutang tersebut.
Ayah kandung Lusia meninggal karena sakit saat ia duduk di bangku Sekolah Dasar. Dua tahun setelah kepergian ayahnya, ibunya menikah lagi dengan seorang kontraktor. Keluarga mereka sempat menikmati kehidupan yang berkecukupan, namun tidak lama setelah itu, ayah tirinya bangkrut dan meninggalkan banyak hutang. Pada saat ibunya tengah mengandung adiknya yang berusia 8 bulan, ayah tiri Lusia pergi begitu saja, meninggalkan mereka dalam kesulitan.
Ibu Lusia terpaksa menjual rumah mereka demi membayar sebagian hutang yang ditinggalkan ayah tirinya. Mereka harus pindah ke pemukiman nelayan yang padat penduduk, tinggal bersama nenek Lusia. Sementara itu, Lusia memutuskan untuk tetap tinggal di kota dan melanjutkan sekolah.
Tak ingin membebani ibunya, Lusia mulai bekerja sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Setelah lulus, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, Lusia harus berpikir panjang, karena setiap bulan ia harus mengirimkan uang untuk membantu ibunya.
Lusia sadar bahwa tidak melanjutkan pendidikan adalah keputusan yang salah, namun dengan keadaan ekonomi yang sulit, ia tak punya pilihan. Impian besarnya untuk menjadi seorang desainer terpaksa ia relakan. Tidak hanya hutang ayah tirinya yang harus ia tanggung bersama ibunya, tetapi Lusia juga masih harus membantu membayar biaya sekolah adiknya. Ia memiliki tekad untuk menjadikan adiknya orang yang sukses kelak.
***
Takdir seperti apakah yang akan menghampiri mereka?
Seorang gadis yang penuh perjuangan, harus merelakan impian dan kehidupan romantis yang selama ini ia idamkan demi keluarganya yang kecil.
Di sisi lain, ada seorang pria dengan fobia sentuhan yang tak membiarkan siapapun mendekatinya. Ia harus berjuang untuk mengingat kembali masa lalu kelamnya, demi mengungkap misteri di balik kecelakaan yang melibatkan dirinya dan ibunya.
Visual berdasarkan kehaluan Author haha...
Buat Readers bebas kalau punya gambaran sendiri yang lebih cocok...
Semoga suka ... Happy Reading ^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Hazmin Min
menarik...
2024-01-09
0
💐Lusi81
awal cerita yg menarik 🙂
2023-10-20
0
🍌 ᷢ ͩMd Wulan🦜ᵇᵃˢᵉ
visualnya Dady tang aku suka😘
2023-10-20
0