Rencana Pernikahan Bisnis

TUAN LEXAN sedikit mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan putri kesayangannya. "Tidak mungkin menolak. Jika dia menolak, maka jangan salahkan Ayah karena tidak berperasaan."

Dia memeluk putrinya dengan lembut.

Elaine Dares adalah anak semata wayang. Walaupun dia lemah sejak lahir, pikirannya cukuk jahat seperti ibunya. Melahirkan ide-ide yang buruk untuk membuat Tuan Lexan membenci Lafira.

Ia tidak suka jika ayahnya memiliki putri lain. Apalagi jika itu lahir dari wanita simpanan. Jadi selama ini, Elaine dan Nyonya Myon selalu berusaha untuk membuat Lafira celaka sebanyak mungkin. Memperingatinya jika anak haram tidak pantas dilahirkan.

Sejak Lafira pindah rumah, Nyonya Myon sedikit lega. Tapi khawatir jika citra keluarga Dares akan hancur dan malu. Sehingga ia menyalakan segalanya pada Lafira dan wanita simpanan itu.

Sejak orang-orang tahu bahwa Lafira merupakan anak haram, semuanya menyalahkan wanita simpanan. Orang-orang mengira jika ibunya Lafira hanya merayu Tuan Lexan dan menjadi orang ketiga dalam hubungan rumah tangga orang.

Tapi siapa tahu semuanya benar atau salah. Mungkin hanya Lafira dan Tuan Lexan yang mengetahui kebenarannya. Tentu saja kebenarannya cukup kejam.

Tuan Lexan sendiri yang mendekati ibunya dan menikah. Lalu hamil dan melahirkannya. Setelah itu, Tuan Lexan berkata bahwa dirinya akan bertanggung jawab atas keluarga untuk merawat keduanya, ibu dan anak.

Hanya saja semuanya hancur sejak pindah ke rumah Dares. Nyonya Myon dan putrinya mulai menwbar fitnah di mana-mana, hingga sekarang.

Kali ini, keluarga Dares memiliki hubungan kerja sama perusahaan yang cukup bagus. Setidaknya jika kerja sama ini berhasil, maka keluarga Dares akan memiliki posisi yang baik di kalangan bangsawan.

Sayangnya, kerja sama ini membuat Nyonya Myon tidak suka. Pihak lain ingin menjadikan putri mereka sebagai istri. Secara, dia tidak tahu apakah pihak lain itu tampan atau muda. Bagaimana jika itu pria tua atau pria yang seumuran suaminya. Bukankah ini membuat putrinya tidak bahagia?

Oleh karena itu, Nyonya Myon menyarankan Tuan Lexan untuk menggunakan Lafira sebagai pengganti.

"Suamiku, apakah kamu pernah melihat seperti apa pria yang bekerja sama denganmu?" tanya Nyonya Myon masih khawatir.

Sayangnya Tuan Lexan menggelengkan kepala. "Aku belum pernah melihatnya. Tapi dengar-dengar, dia adalah pengusaha misterius. Tidak ada yang tahu seperti apa dia karena selalu berada di balik layar. Kali ini dia akan datang untuk melamar pernikahan. Bagaimana aku bisa siap?"

"Suamiku, Elaine tidak bisa dijadikan alat pernikahan kerja sama. Kondisi Elaine juga lemah dan butuh perawatan. Tidak mungkin aku membiarkannya menderita. Mungkin pihak lain juga merupakan pria paruh baya. Jika kita menggantinya dengan Lafira, apakah pihak lain akan marah?" Nyonya Myon sedikit gelisah. Dia memeluk putrinya yang kini sedikit pucat.

"Ini ... Aku akan menghubungi pihak lain dulu." Tuan Lexan juga memikirkan ini dan khawatir jika kerja sama akan batal. Jadi segera menelepon pihak lain.

Ketiganya tidak ada yang bicara. Saat panggilan telepon Tuan Lexan ditanggapi pihak lain, ada sedikit kegugupan. Sayangnya yang mengangkat telepon bukan bos yang dimaksud, tapi sekretarisnya.

"Maaf, apakah Tuan Morachel ada? Bisakah saya bicara dengan beliau?" tanya Tuan Lexan dengan gugup.

Di seberang telepon, seorang wanita berpakaian seksi yang tengah merokok itu kini bersandar di kusen jendela. Memandang seorang pria berjas rapi yang duduk di kursinya, ada sedikit perasaan tidak senang.

Wanita berpakaian seksi itu mengaku-ngaku sebagai sekretaris, tapi sebenarnya bukan.

"Maaf, bos kami tidak ingin bicara dengan siapapun. Tapi kami mendengarkan. Apakah ada sesuatu yang diinginkan tuan Lexan?"

Wanita itu mengembuskan asap roko ke udara. Bibir merah dan riasan cukup tebal, sudah menebak usianya di atas dua puluh lima tahun.

"Ini soal lamaran pernikahan. Ada dua anak perempuan di keluarga Dares saat ini. Tapi kondisi kedua putriku sama-sama tidak sehat. Putri pertamaku telah lemah sejak kecil dan harus dirawat secara berkala. Ini ..."

"Apakah tuan Lexan bermaksud untuk menukarkan pernikahan?" Wanita itu tersenyum miring dan menatap pria berjas rapi yang masih berekspresi datar. Tapi tatapan matanya cukup tajam.

"Ya. Tapi kondisi Putri keduaku juga tidak baik." Suara Tuan Lexan di seberang telepon sedikit ragu. Mungkin agak khawatir jika pihak lain tidak mau menerima sarannya.

Wanita berpakaian seksi itu kembali menatap pria berjas rapi lalu menghirup loud speaker. "Jadi, apa maksud Tuan Lexan? Ingin tuan kami memilih putri kedua Anda?"

"Soal ini, keluarga Dares tidak bermaksud untuk melakukannya. Tapi ini mungkin pernikahan bisnis. Apakah tuan Anda tidak keberatan tentang kondisi putri keduaku?" Suara Tuan Lexan di seberang telepon sudah menjurus ke arah pergantian calon istri.

Ketika wanita berpakaian seksi itu melihat tuannya menulis sesuatu, dia menunggu. Tak berapa lama, ia melihat satu kata saja di kertas kosong yang baru saja pria berjas rapi gunakan.

'Nama.'

Hanya itu saja. Akhirnya wanita berpakaian seksi itu tersenyum dan mengeluarkan asap rokok dari mulutnya.

"Jika boleh tahu, siapa nama putri kedua Anda?" tanyanya.

"Lafira Dares," kata Tuan Lexan dari seberang telepon.

"Yang tuan kami dengar, Anda memiliki satu putri saja?" tanya wanita berpakaian seksi itu lagi.

"Ya ... Dia putri yang lahir dari istri kedua saya. Hanya saja kakinya lumpuh dan belum mendapatkan operasi."

Setelah Tuan Lexan mengatakan itu, wanita berpakaian seksi tadi memiliki intruksi diam-diam dari pria yang duduk di kursi kekuasaannya. Hanya bisa menghela napas.