Ariana Revalia Pramana

...✾ Happy Reading Readers ✾...

...Kantor Polisi Selatan...

...Jam 13.26 Siang...

Terlihat seorang gadis melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan. Gadis ini bernama Ariana, nama lengkapnya adalah Ariana Revalia Pramana, seorang Polisi Wanita yang masih muda.

Setibanya di sana, Ariana ingin mengetuk pintu, akan tetapi, tangannya berhenti. Ariana mendengarkan sebuah pembicaraan dari dalam ruangan.

Sedang telfon ya?

Ariana melihat jam tangan miliknya.

Tersisa lima menit.

Batin gadis itu.

Sementara itu, di dalam ruangan.

"Bagaimana bisa kau menghancurkan rencana kita?!"

"Ah aku tidak percaya ini!"

"Apa? Kau ikut-ikutan?!!"

"Dasar, setidaknya bermanfaatlah bagiku, bukan malah menyusahkanku"

"Sekarang, cari tempat yang aman, biar aku urus sisanya"

...Tuuutttt ......

...(****Panggilan diakhiri****)...

"AARRGGHH-!!"

"SIAL!"

Teriak seseorang di dalam ruangan dengan sangat frustrasi.

...Sementara itu, di balik pintu....

Dia sepertinya sedang kesal, lebih baik aku kembali lagi nanti.

Saat Ariana membalikkan tubuhnya, terdengar bunyi alarm yang menandakan misi penting dari Kantor Pusat.

Ariana segera bergegas ke ruang rapat. Sesampainya di sana, Ariana langsung duduk di kursi yang sudah disediakan.

Setelah semua anggota kepolisian berkumpul, Kapten Polisi mulai berbicara. Beliau mengatakan, bahwa kita mendapatkan misi yang cukup sulit dari Kantor Pusat.

Misi itu tentang menangkap Buronan Negara yang mencuri harta museum lebih dari lima belas kali. Ariana yang mendengar hal itu sontak kaget.

Gila... keberuntungannya oke juga.

Ariana mengalihkan pandangannya ke arah Rendra, seorang pria yang tadi menelfon di dalam ruangan. Ariana memandangi wajah Rendra yang terlihat cemas sedari tadi.

Ada apa dengannya?

Ariana kembali mengalihkan pandangannya, kini ia fokus mendengarkan informasi yang disampaikan oleh Kapten.

"Kita harus menangkap buronan hari ini juga, karena Pihak dari Kantor Pusat berhasil melacak keberadaan buronan setelah penyelidikan yang intensif." Ucap Kapten Polisi dengan tegas.

"Kantor Polisi Selatan akan bergabung dengan Kantor Polisi lain untuk menangkap buronan ini" Imbuhnya.

...o0o...

Kini rapat telah selesai, seluruh anggota departemen polisi sedang bersiap-siap. Ariana yang telah selesai bersiap, menghampiri Rendra yang sedari tadi terlihat cemas.

"Hei Ren"

"Kenapa? Kok cemas gitu?" Ucap Ariana sembari menatap raut wajah Rendra.

"Siapa yang kamu maksud?"

"Aku baik-baik aja kok" Ucap Rendra dengan tersenyum.

"Yakin?" Ucap Ariana kembali memastikan.

"Yakin."

"Ayo, kita keluar." - Ucap Rendra mengalihkan pembicaraan.

Rendra langsung pergi meninggalkan Ariana.

"Dia Kenapa sih?" Tanya Ariana yang kebingungan dengan sikap Rendra hari ini.

Sebenarnya, Ariana tahu jika Rendra sedang berbohong. Kenapa dia tidak jujur saja kepada Ariana tentang kecemasannya itu?

Itulah pemikiran Ariana saat ini, dirinya tidak tahu bahwa kecemasan Rendra akan mendatangkan bahaya untuk dirinya sendiri.

...· • —– ٠ ✤ ٠ —– • ·...

Tim Polisi Selatan dan tim gabungan lainnya segera berpencar mengelilingi bangunan yang terlihat seram dan sudah lama ditinggalkan. Mereka bergerak dengan hati-hati, siap menghadapi segala kemungkinan yang mungkin terjadi.

Setelah berlari melalui hujan deras, Rendra dan Ria tiba di pintu belakang bangunan yang menjadi target mereka. Mereka segera bergabung dengan tim polisi lainnya yang sudah menunggu di sana.

"Kita harus bergerak dengan hati-hati" Bisik Rendra kepada Ariana.

"Buronan ini diketahui sangat licik dan berbahaya. Kita harus memastikan keselamatan tim dan menangkapnya dengan sukses." Imbuhnya.

Ariana mengangguk setuju dengan masukan Rendra.

Tim polisi bersiap-siap untuk mengepung bangunan itu. Mereka membagi tugas dan menyusun strategi dengan cermat. Rendra dan Ariana memimpin tim yang akan masuk melalui pintu belakang, sementara tim lain akan mengamankan pintu depan.

Ariana dan Rendra mulai memimpin timnya untuk melakukan penyisiran di dalam bangunan. Rendra memerintahkan anggota timnya untuk tetap waspada dan melaporkan setiap tanda-tanda kegiatan yang mencurigakan.

Saat mereka menjelajahi setiap sudut bangunan, mereka menemukan beberapa petunjuk yang menunjukkan bahwa Buronan Negara mungkin masih berada di dalamnya. Ada bekas jejak yang masih segar dan beberapa barang yang ditinggalkan.

Tim Ariana dengan hati-hati melanjutkan pencarian mereka. Mereka menyusuri lorong-lorong gelap dan naik ke lantai atas bangunan yang semakin rapuh. Suasana tegang terasa di udara, tetapi mereka tetap fokus pada misi mereka.

Saat mereka masuk lebih dalam, mereka menemukan sebuah lorong yang terpisah di sebelah kanan dan kiri, ini membuat mereka harus terpisah untuk memasuki lorong itu.

Rendra mulai membagi tim, ia dengan diam-diam memutuskan kontak dengan tim kepolisian yang berada di luar, tanpa sepengetahuan anggota tim lainnya.

Di dalam lorong tersebut, Ariana dan Rendra memimpin tim masing-masing. Ariana memimpin Tim Kanan, sedangkan Rendra memimpin Tim Kiri. Mereka berdua memasuki lorong tersebut dengan keyakinan dan ketegasan, tidak menyadari bahwa Rendra telah merencanakan sesuatu yang jahat.

Ketika Rendra dan timnya mencapai lantai atas, mereka mendengar suara langkah kaki yang semakin dekat. Mereka tahu buronan itu tidak jauh. Dengan hati-hati, mereka mendekati pintu di ujung koridor.

Tiba-tiba, pintu itu terbuka dengan keras, dan buronan itu muncul dengan senjata di tangannya. Dan di sinilah Rendra mulai membuka topeng aslinya.

...· • —– ٠ ✤ ٠ —– • ·...

Saat ini Tim Kanan mendekati ujung lorong, mereka mulai merasakan ketegangan yang tak terduga. Mereka merasa ada sesuatu yang tidak beres, tetapi mereka tidak tahu persis apa yang sedang terjadi.

Tiba-tiba, ketika Tim Kanan berada di ujung lorong, mereka dikejutkan oleh serangan tak terduga. Tiba-tiba saja dari kegelapan terdengar suara tembakan pistol dan muncul peluru yang menargetkan Ariana.

Tembakan itu melesat begitu cepat sebelum Ariana sempat menghindar, menyebabkan pundak sebelah kiri Ariana terluka karena tembakan dari Pistol tersebut.

Pertarungan sengit terjadi di dalam bangunan yang gelap dan berdebu. Ariana dan timnya menggunakan keahlian bertarung dan taktik yang mereka pelajari selama bertahun-tahun untuk menghadapi Buronan Negara yang licik.

Tidak berhenti sampai di situ, tiba-tiba saja hujan peluru melesat dengan cepat ke arah Tim Ariana, mengakibatkan sebagian Tim terluka diakibatkan luka gores dan luka tembak.

"Kalian semua, cepat mundur!" Perintah Ariana dengan tegas.

"Kemampuannya di atas kita!" Ucap Ariana memperingatkan Timnya.

Awalnya Timnya enggan untuk meninggalkan Ariana sendirian, akan tetapi, Ariana berhasil meyakinkan timnya jika dirinya akan baik-baik saja.

Di waktu yang begitu singkat, Ariana memberi perintah untuk segera memanggil bala bantuan kemari.

Setelah kepergian Timnya, seseorang datang dari kegelapan. Samar-samar, Ariana melihat wajah seseorang yang sangat ia kenal. Benar, orang itu adalah Rendra.

Rendra??!!

Ariana terkejut saat menyadari bahwa Rendra, yang seharusnya menjadi rekannya, justru bersekongkol dengan buronan yang mereka incar. Rendra telah mengkhianati tim dan berada di pihak buronan.

Rendra mulai mengarahkan pistolnya ke arah Ariana.

Orang ini, sudah gila.

Aku harus cepat melaporkan hal ini kepada Kapten dan lainnya.

Walau aku tidak percaya dengan apa yang kulihat sekarang ini.

Ariana berusaha mengumpulkan kekuatannya, ia mencoba menghiraukan rasa sakit karna tertembak. Ariana mencoba berlari sekuat tenaga untuk melarikan diri dari bangunan tersebut. Ariana menyadari bahwa situasinya sangat berbahaya dan dia harus segera memberitahu tim polisi yang lain tentang pengkhianatan Rendra.

Dalam keadaan terluka, Ariana berusaha mencari tempat yang aman untuk bersembunyi dan menghubungi tim polisi. Dia mengeluarkan telepon genggamnya dan dengan susah payah mengetik pesan singkat untuk mengirimkan pesan darurat.

Sementara itu, Rendra berhasil mengejar Ariana. Ia menembakkan satu peluru yang tepat mengenai dada kiri Ariana.

Gawat, aku lengah...

Seketika, Ariana pun terjatuh. Ariana mulai merasakan rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya, nafasnya mulai terengah-engah diakibatkan darah yang keluar begitu deras.

Rendra berjongkok tepat di sebelah Ariana.

"Bagaimana rasanya ditembak oleh rekanmu sendiri?"

"Menyakitkan bukan?"

"Hei." Ucap Ariana merasa kesal.

"Katakan sejujurnya padaku, kau satu komplotan dengan buronan itu kan?" Tanya Ariana mencoba memastikan.

"Memangnya kenapa? Toh kau hanya batu loncatan bagiku" Ucap Rendra dengan santai.

Batu loncatan katanya?!!

Kini Ariana merasa semakin kesal terhadap Rendra. Dalam detik-detik terakhir hidupnya, Ariana mencoba memahami alasan di balik pengkhianatan ini. Matanya terpejam, tetapi pikirannya masih berkecamuk.

"Rendra... mengapa?" desis Ariana dengan suara yang lemah.

Rendra tersenyum sinis sambil menatap Ariana.

"Kau terlalu naif, Ariana."

"Aku tidak pernah benar-benar peduli padamu"

"Aku hanya memanfaatkan kepercayaanmu untuk mencapai tujuanku sendiri."

Ariana merasa kecewa dan terkhianati. Selama bertahun-tahun, mereka telah menjalin persahabatan dan bekerja sama sebagai rekan polisi yang solid. Tapi sekarang, Rendra telah mengkhianatinya demi keuntungan pribadi.

"Kau... kau tidak akan lolos dari ini" ucap Ariana dengan napas yang semakin lemah.

"Rekanku akan menemukanmu dan membawa keadilan."

Rendra tertawa sinis.

"Kau pikir aku akan membiarkan mereka menangkapku? Tidak, Ariana. Aku sudah merencanakan semuanya dengan baik. Aku akan menghilang dan hidup dalam kebebasan."

Ariana mencoba mengangkat tangannya untuk menyentuh luka tembak di dadanya, tetapi kekuatannya semakin memudar.

"Kau... kau akan membayar... untuk pengkhianatan ini" bisiknya dengan susah payah.

Dalam kegelapan yang semakin menghampiri, Ariana merasakan kehidupannya perlahan-lahan memudar. Ia berpikir tentang keluarganya yang akan ditinggalkannya, rekan-rekannya yang akan merindukannya, dan misi keadilan yang tak akan pernah selesai.

Dalam detik terakhir sebelum mati, Ariana berharap bahwa kebenaran akan terungkap dan Rendra akan mendapatkan hukuman yang setimpal. Namun, takdir telah menentukan akhir tragis bagi seorang polisi yang berjuang untuk keadilan.

...✾ B E R S A M B U N G ✾...

Holla-!!

• Favoritkan Novel ini jika kamu suka dengan ceritanya

• LIKE, VOTE Dan KOMEN yang membangun adalah bentuk dari dukungan kalian kepada Author!

• Tandai jika ada TYPO, dengan melalui Komen.

• IG Author :

@ra_sajangnim [Novel]

@chizy.draw [Draw]

@epeolatry_lady [Manhwa]

@Zpt_Mutiara.Luv [Zepeto]

Terpopuler

Comments

Xia Yingying

Xia Yingying

Aku bener-bener kesel dengan karakter Rendra. Dia adalah contoh nyata pengkhianatan dan ketidakjujuran!

2023-09-27

8

➹•미스 치즈•➷

➹•미스 치즈•➷

Apa yang ada dalam pikiran Rendra? Dia tidak hanya mengecewakan Ariana, tetapi juga semua orang yang percaya padanya!

2023-09-24

11

Prince Ariyo

Prince Ariyo

mantaab ceritanya 🤩

2022-05-06

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!