Saat ini, Devani telah berada di jalan. Devani sangat bingung, apa yang akan ia katakan kepada keluarga nya nanti. Devani berjalan tanpa melihat ke arah jalan, seakan ia saat ini tidak berada dimanapun. Kakinya melangkah tanpa henti, entah mau kemana. Tapi, pikirannya berada di tempat lain.
"Ibu pasti akan sangat marah saat tahu, aku dipecat. Ayah juga pasti sangat sedih, aku hanya menjadi beban bagi mereka," ujar Devani di dalam hatinya.
Devani tidak sadar ia sedang menyeberangi jalan, lalu tiba-tiba ada sebuah mobil yang sedang melaju ke arahnya.
"Awas, nona!" ujar sopir di dalam mobil itu.
Tetapi, Devani tidak mendengarnya sama sekali. Mobil itu pun berhenti pas di depan Devani, hanya tinggal jarak 5 cm lagi. Lalu, supir mobil itu pun keluar dan menemui orang yang hampir saja ia tabrak, yaitu Devani.
"Nona, apakah ada yang terluka?" ujar pak sopir itu.
"Maaf pak, saya yang bersalah. Saya menyebrang tanpa melihat ke kiri dan ke kanan dulu. Sekali lagi maafkan saya pak," ujar Devani dengan nada memohon.
"Iya non, nggak apa-apa lain kali lebih hati-hati ya," ujar pak sopir itu.
Lalu, pak sopir itu kembali masuk ke dalam mobilnya.
"Bagaimana pak, dia minta ganti berapa?" ujar Jerry.
"Nggak tuan, dia tidak meminta apapun. Dia hanya meminta maaf kepada kita," ujar pak sopir dengan tersenyum.
"Ehm, ada juga yang masih baik di zaman sekarang," ujar Jerry.
"Sudah Jer, jangan terlalu dipuji. Aku yakin dia hanya bersandiwara," ujar Derry.
"Der, bisa nggak kamu itu melihat sebuah kebaikan seseorang satu kali saja," ujar Jerry.
"Terserah kamu saja Jer," ujar Derry.
Lalu mobil itu pun melanjutkan perjalanannya. Devani hanya melihat mobil yang hampir saja menabrak nya itu pergi.
"Untung saja aku nggak tertabrak, harusnya aku konsentrasi kalau sedang berjalan," ujar Devani.
***
Saat ini, Devani telah berada di depan rumahnya. Devani sangat takut dan ragu-ragu untuk masuk ke dalam rumah. Rumah Devani hanya satu tingkat, dan terlihat sangat sederhana.
"Dev, udah pulang?" ujar ibunya Devani yang bernama Yuni.
"Iy-iya bu," ujar Devani dengan terbata-bata.
"Kenapa cepat sekali pulang hari ini?" ujar Yuni.
"Devani di pe-ca-at bu," ujar Devani dengan terbata-bata sambil menundukkan wajahnya.
"Apa?" ujar Yuni.
"Iya bu, karena Devani melakukan sebuah kesalahan saat bekerja," ujar Devani.
"Dev, kamu tau kan cari kerja sekarang susah. Harusnya kalau kamu buat kesalahan langsung minta maaf," ujar Yuni dengan kesal.
"Iya bu, maafin Devani. Devani bakal cari kerjaan yang baru bu," ujar Devani dengan memohon.
"Ya sudah cepat ganti baju sana!" ujar Yuni.
Lalu, Devani pergi meninggalkan ibunya. Tetapi, tiba-tiba Yuni melihat baju Devani yang kotor seperti habis jatuh dari suatu tempat.
"Dev tunggu!" ujar Yuni.
Devani langsung berhenti ketika ibunya memanggil,
"Ada apa bu?" ujar Devani.
"Kenapa baju kamu kotor Dev?" ujar Yuni sambil memegang bajunya Devani.
"Itu karena, tadi Devani hampir ditabrak oleh seseorang bu saat di jalan," ujar Devani.
"Astaga Devani, jadi orang yang nabrak kamu itu tanggung jawab nggak?" ujar Yuni.
"Orangnya sudah minta maaf bu dan Devani sudah memaafkannya. Ini juga kesalahan Devani bu," ujar Devani.
"Apakah orang kaya yang nabrak kamu itu?" ujar Yuni.
"Nggak tau bu, tapi tadi Devani lihat mobilnya bagus," ujar Devani.
"Emm, pasti orang kaya itu. Harusnya kamu minta pertanggungjawaban nya Dev," ujar Yuni.
"Tapi bu, mereka nggak salah yang salah itu Devani," ujar Devani.
"Sudah cukup, lain kali jika ada yang nabrak kamu dan itu orang kaya jangan lupa minta uangnya," ujar Yuni lalu pergi meninggalkan Devani.
***
Disisi lain, mobil yang tadi hampir menabrak Devani sudah sampai di kediaman Derry.
"Selamat datang tuan muda," ujar satpam yang membuka pagar rumah itu.
Derry lalu keluar dari mobil dan memasuki rumahnya. Rumah Derry sangatlah megah dan besar, sekitar 20× lipat dari besar rumah Devina. Satu persatu pelayan rumah itu pun menyambut kedatangan Derry.
"Selamat datang tuan muda," ujar kepala pelayan.
Derry masuk ke dalam rumahnya, tanpa menjawab sapaan semua pelayan yang sudah menyambutnya. Jerry juga ikut masuk bersama Derry. Berbeda dengan Derry, Jerry menjawab dan tersenyum kepada semua pelayan.
"Tuan Jerry sifatnya memang sangat berbeda dengan tuan muda Derry, dia sangat ramah dan jauh lebih tampan," kata salah satu pelayan di sana.
"Mana ada tuan muda Derry lah yang jauh lebih tampan!" ujar pelayan yang lain.
"Sudah cukup! Ayo lanjut bekerja, kalau tuan muda Derry atau tuan Jerry yang mendengar nanti, kalian bisa dipecat saat ini juga," ujar kepala pelayan itu.
"Maafkan kami," ujar pelayan itu.
***
Di Rumah Devani.
Saat ini Devani sedang menyiapkan makan malam untuk keluarganya. Di rumah hanya ada Devani, ayah dan ibunya.
"Ibu, Ayah ayo makan," ujar Devani sambil mengetuk kamar orang tuanya.
"Iya Dev, kami segera kesana," ujar ayah Devani yang bernama Herman.
"Iya Dev," ujar Yuni.
***
Di Rumah Derry.
"Der, baru pulang?" ujar Olivia yang merupakan ibunya Derry.
"Iya bun," ujar Derry dengan tersenyum.
"Sudah cepat mandi dan ganti baju. Kita akan makan bersama," ujar Olivia.
"Baik bun," ujar Derry.
Derry lalu pergi ke kamarnya.
"Jer, mau kemana?" ujar Olivia yang melihat Jerry mau segera pulang.
"Mau pulang tante," ujar Jerry.
"Sudah makan disini dulu. Nanti baru pulang kalau sudah makan," ujar Olivia.
"Tapi," ujar Jerry.
"Tante nggak beri kamu untuk kesempatan memilih Jer. Ini adalah sebuah perintah," ujar Olivia dengan tersenyum.
"Tante," ujar Jerry dengan memohon.
"Gak boleh! Udah ayo ikut tante kita ke meja makan sambil nunggu Derry dan om Wahyu nya," ujar Olivia dengan menarik tangan Jerry.
Jerry hanya cemberut tanpa bisa melakukan apapun. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Derry dan Wahyu datang juga.
"Yah, ayo duduk di sini," ujar Olivia.
"Eh belum pulang Jer?" ujar Wahyu.
Jerry hanya cemberut tanpa menjawab pertanyaan Wahyu.
"Aku yang paksain Jerry supaya nanti saja pulang, tunggu sesudah makan," ujar Olivia.
"Ohh, begitu. Derry bagaimana pekerjaan hari ini lancar?" ujar Wahyu.
"Meeting nya ditunda Yah," ujar Derry.
"Ok, jadi bagaimana apakah kamu sudah siap Der untuk menikah?" ujar Wahyu.
Derry yang sedang makan pun jadi tersedak mendengar ucapan ayahnya.
"Minum Der," ujar Olivia.
Lalu, Derry pun minum, dan berkata
"Nanti Yah, aku belum mau untuk menikah sekarang."
"Der usiamu sudah tambah tua loh, kalau ditunda-tunda terus nanti nggak akan ada yang mau sama kamu," ujar Olivia.
"Nah bener kata bunda, ayah beri waktu seminggu jika kamu tidak menemukan calon istrimu sendiri, maka ayah yang akan mencarinya," ujar Wahyu.
"Baik Yah, aku setuju tapi dengan syarat Jerry juga harus menikah," ujar Derry dengan tersenyum.
"Kenapa aku juga dibawa-bawa," ujar Jerry di dalam hatinya.
"Gak aku tidak mau," ujar Jerry.
"Ayah setuju, kalian juga usia nya kan sama. Jadi, ayah beri kesempatan kepada kalian berdua dalam waktu seminggu," ujar Wahyu.
"Tapi, om aku tidak mau. Der kenapa kamu bawa-bawa aku juga," ujar Jerry dengan menatap ke arah Derry.
"Karena kita kan seumuran, hehehe," ujar Derry dengan tersenyum.
"Sudah ayo dilanjutkan makannya," ujar Olivia.
"Siap!" ujar mereka bertiga serentak.
Bersambung ....
Bagaimana kah ceritanya menurut kalian? Jika kalian suka terus dukung ya cerita ini:)
Terima kasih^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments