"Ada hubungan apa kau dengan bos mu itu?" tanya Fattan yang barus aja keluar dari mobil nya. Pria itu menatap tajam ke arah wanita yang sedang menyiram bunga.
Rana melepas selang air nya, "Tidak ada apa-apa." jawab singkat Rana.
Fattan tersenyum cengir, "Bohong!" gumam nya "Aku melihat Bayu seperti nya menaruh hati pada mu." lanjut Fattan membuat Rana menatap tajam ke arah suami nya.
Wanita itu sedikit membenarkan letak kerudung nya, "Seburuk-buruk nya diri ku, aku tidak akan mencoreng pernikahan ku dengan bermain api di belakang suami ku. Meski pernikahan ini bukan pernikahan impian ku, tapi aku sudah berjanji untuk menikah sekali dalam seumur hidup ku." ucap Rana sedikit menyinggung perbuatan Fattan.
Fattan yang sadar arah pembicaraan istri nya hanya mampu terdiam. Pria itu sebenarnya sedang merencanakan sesuatu agar ia dan Rana segera bercerai.
Rana, meski ia merasa sakit atas sikap Fattan namun wanita itu masih melakukan kewajibannya sebagai seorang istri. Rana memasak makan malam, meski ia tahu jika Fattan tidak akan memakan nya.
Menjelang magrib, Rana sudah selesai dengan aktifitas dapur nya. Wanita itu kemudian pergi mandi setelah itu sholat. Selesai Sholat Rana pergi ke kamar suami nya. Wanita itu mengetuk pintu kamar dan memberi tahu jika makan malam sudah siap.
Fattan yang berada di dalam kamar hanya diam tak menyahut. Pria itu meraih kunci mobil nya kemudian turun ke lantai bawah.
"Mas mau makan?" tanya Rana dengan suara lembut nya.
"Aku makan di luar." jawab datar Fattan.
Pria itu kemudian pergi, Rana hanya bisa menghela nafas panjang melihat sikap dingin Fattan. "Kenapa harus aku kak?" lirih Rana.
Hari berganti hari, sudah tiga bulan pernikahan Rana. Rumah tangga yang hambar membuat wanita itu ingin menyerah. Sikap Fattan pada nya sangat dingin, bahkan mereka akan saling bicara jika ada sesuatu yang penting.
Seperti pagi ini, tiba-tiba gurat wajah Fattan berubah ketika Rana membicarakan soal kakak nya.
"Hari ini seratus hari kak Kiran mas, apa kau tidak ingin berziarah ke makam nya?" tanya Rana sambil memegang stang motor.
Fattan menutup pintu mobil nya kembali, sorot mata nya tajam seakan ingin menerkam istri nya sendiri.
"Jika kau ingin pergi, pergi lah. Aku tidak akan menginjakkan kaki ku ke makam kotor kakak mu! bagi ku dia hanyalah pengkhianat tak berakhlak." ucap Fattan dengan nada kasar nya.
Jika sudah begitu Rana hanya bisa diam, wanita itu sangat mengerti dengan perasaan suami nya karena ia juga merasakan hal yang sama.
"Mas, tidak baik menyimpan dendam kepada orang yang telah tiada." ujar Rana.
"Kau ini terlalu polos Zahrana. Mereka sudah mengkhianati mu tapi kau masih saja membela nya." balas Fattan kemudian masuk ke dalam mobil nya.
Sejenak Rana memejamkan mata, menarik nafas dalam untuk sekedar memberi udara untuk dada nya yang sesak. Setelah merasa tenang, Rana mulai melajukan motor nya menuju rumah orang tua nya.
"Assalamualaikum." ucap Rana ketika masuk ke dalam rumah.
"Waalaikumsalam." balas Rahman. "Kok sendiri? suami mu mana?" tanya Rahman.
"Mas Fattan sibuk pak, pekerjaan nya sangat banyak." jawab Rana.
"Inikan seratus hari kakak mu, seharusnya dia hadir untuk acara tahlilan." gerutu Rahman.
"Pak, mengerti lah sedikit." pinta Rana lalu wanita itu pergi ke dapur menyusul ibu nya.
Sedikit membantu ibu nya membuat kue untuk acara nanti malam, Wina malah menyuruh anak nya untuk istirahat di kamar. Bukan masuk ke kamar nya, Rana malah masuk ke dalam kamar kakak nya yang sudah kosong sejak tiga bulan yang lalu. Sungguh perih hati nya, Rana mendapati beberapa lembar gambar kebersamaan Kiran dan Adit tunangan nya.
Air mata nya hampir jatuh, namun wanita itu mencoba untuk tegar dan ikhlas menerima semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Riska Wulandari
aku sebel sama ortu mereka...ngapain d paksa nikah buat nutupin malu..egois..
2022-02-05
0
Ida Blado
sudah thu gk di makan ngapain jg di masakin,kn mubazir doang
2021-08-09
0
Qiza Khumaeroh
stdky zahrana tdk lemah,,
2021-06-22
0