part 13

Nasywa yang fokus dengan pekerjaannya namun dengan keringat yang bercucuran. Dirinya kini tidak bisa fokus dalam pekerjaannya mengingat permintaan wida yang menyuruhnya untuk ke ruangannya setelah pulang kerja.

"AKHH ini namanya penyiksaan batin!" teriak Nasywa yang sudah tidak dapat lagi melanjutkan pekerjaannya. Dirinya bergetar membayangkan nasibnya setelah keluar dari kandang singa.

Aldi yang melihat Nasywa pun hanya menggelengkan kepalanya. Memang ingin sekali aldi membantunya tapi apa dayanya dibanding dengan sekretaris CEO dan sahabat CEO sendiri.

"udah positif thinking aja" saran Aldi.kepada nasywa.

"gimana gue mau tenang ish. Al, menurut lo hukuman buat gue apa ya?" tanya Nasywa.

Aldi nampak berfikir sejenak dan tiba tiba mengangkat bahunya. nasywa yang melihatnya hanya mendengus kesal. Teman yang satu ini benar benar tidak membantu sama sekali.

"mungkin digantung, dicincang, atau jangan jangan" ucap Aldi yang menggantung di akhirnya.

Nasywa yang mendengar kini jantungnya sudah tidak karuan. Bahkan rambutnya terlihat habis keramas karena banyaknya keringat yang keluar.

"Lo jangan nakut nakutin gue. jangan jangan apa" bentak nasywa yang merasa kesal dengan temannya yang satu ini. bukan membantu agar nasywa tenang malah membuat dirinya semakin tegang.

"jangan jangan lo bakal jebol ck ck ck" canda Aldi namun dianggap serius oleh nasywa.

'eh eh bener kan tuan Wida laki laki, dan kalau satu ruangan laki perempuan maka!? aduh gue ngga mau!!' Teriak nasywa dalam hatinya.

*Di ruangan Ricko.

"pah bunda tinggal sama kita kan?" ujar Alva yang dengan raut muka ingin sekali

"hem" seru Ricko.

"yes bunda bunda bunda" tiba tiba avan berdiri dari duduknya dan meloncat loncat kegirangan merasa senang.

Alva dan Aven yang melihat kakaknya juga merasa senang, akhirnya alva dan aven menyusul avan melompat lompat berputar putar bersorak ria dan sesekali bernyanyi.

Ricko yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya namun tidak dapat dipungkiri kini dirinya juga senang melihat kebahagian putra putrinya.

Sedangkan Leksa masih dalam pemikirannya sendiri. dirinya yang belum pernah menikah dan sekarang harus menerima dirinya dipanggil bunda?

'gatau bagaimana nasibku tinggal sama bos sendiri, apes banget sih hidup gue' gerutu Leksa di dalam hatinya.

-pukul 5 sore.

"udah Avan Aven Alva biarkan tante Leksa keruangannya dulu ambil barangnya baru kita pulang" saran Ricko yang menutup laptop dan bersandar di kursinya melepas penat.

"bunda papa" Teriak Alva yang tidak terima Ricko memanggil Leksa dengan sebutan tante.

"papah kalo nggak manggil bunda Avan nggak mau pulang* cemberut Avan yang melipat dadanya.

"Aven helan deh sama papah. papah itu bos disini tapi daya ingat papah jelek" Ejek aven.

Leksa pun tertawa mendengar ejekan dari Aven. Dia tidak menyangka bukan hanya dirinya saja yang mengejek Ricko tapi anaknya sendiri bahkan berani mengejek nya.

"Berani kamu!?" tegas Ricko menunjuk Leksa.

Leksa pun hanya diam dan meminta maaf lalu kembali menundukkan kepalanya.

"Papa jangan malahin bunda!" seru Alva berkacak pinggang.

"sayang papah nggak marahin tante leksa!" bela Ricko yang dibalas tatapan tajam oleh Leksa

'tidak marah apanya. dikira membentak itu bukan marah? mungkin baginya membentak itu bernyanyi kali ya hihihi' seru Leksa sendiri di dalam hatinya.

"bunda papah" teriak kembar tiga bersamaan.

"ish aku benci papah aku akan aduin papah ke oma" gerutu Aven lalu berjalan dan duduk dipangkuan Leksa.

"kalo papah nggak manggil tante Leksa dengan bunda. Avan nggak mau lagi jagain aven sama Alva" seru Avan si anak pertama dan berjalan menuju leksa dan duduk disampingnya melipat tangan di dada.

"papah jahat sama bunda! papa nggak inget kata pak ustad bahwa surga ditelapak kaki bunda" kesal Alva dan berjalan pula mendekati Leksa dengan mengerucutkan bibirnya tanda ia kesal.