Langit telah berubah menjadi jingga kehitaman saat matahari telah turun dari singgasananya dan di gantikan sang bulan yang bersinar menghiasi langit malam. Burung burung sudah kembali ke sarangnya yang nyaman.
Namun... Lain hal nya dengan apa yang terjadi di sini. Di tempat yang cukup tandus seakan tak ada makhluk hidup yang ingin mendatanginya. Atmosfer terasa cukup suram dan menusuk dengan aura yang berat di sekitarnya.
Terlihat para monster dengan wujud yang mengerikan berbaris di sebrang. Terlihat seekor naga kegelapan berukuran besar yang sepertinya merupakan pemimpin dari para monster itu. Lady Spider pun juga di sana, bersiap untuk membantai orang orang yang berani berurusan dengan nya.
Pasukan monster dengan jumlah yang cukup banyak. Kebanyakan dari mereka merupakan monster kelas atas dengan level 6 sampai 8.
Di sebrang nya, terlihat pasukan penyihir, Vampir dan Beast yang sudah siap untuk menghabisi para monster itu. Tekanan dari aura yang dihasilkan mereka pun bukan main. Terlihat mereka benar benar serius untuk menghalangi monster monster itu.
Berbagai jenis sihir dan skill sudah di persiapkan. Mereka tak akan membiarkan para monster itu menghancurkan kerajaan lain. Sesulit apapun itu mereka akan mencoba untuk menghalanginya.
Namun, diantara mereka, ada satu orang yang cukup mencolok. Seorang pria berusia 30 tahun. Rendrano Fryfer. Bisa dilihat dia penyihir yang cukup kuat. Terlihat jelas aura biru pudar mengelilinginya. Ia menatap para monster di hadapan nya. Tak ada sedikitpun rasa takut pada dirinya.
Ya, itu karena dalam perang memang harus menyingkirkan yang namanya rasa takut. Menghilangkan segala keraguan yang ada untuk bisa membunuh dan mengalahkan semua lawan yang menghadang.
Sementara, Zion dan Zuka yang masih dalam penyamaran seperti prajurit dari kerajaan Gold Moon, mencoba mengambil kesempatan untuk kabur.
Tapi, justru Zuka hanya diam melihat semua itu. Entah dirinya harus berkata apa melihat semua yang ada di tempat ini. Memang dirinya sudah pernah mendengar tentang perang. Tapi, ini kali pertamanya benar benar berada di medan perang.
Zion pun juga sama. Tentu saja, di dunianya dulu sudah tak ada yang namanya perang. Itu hanya tinggal sejarah yang di ajarkan di sekolah. Ini pertama kali baginya juga ada di medan perang. Siapa sangka jika kelahirannya di dunia ini justru akan membawa nya pada hal seperti ini. Terkadang takdir cukup merepotkan.
"Wah... Jadi seperti ini suasana perang yang sesungguh nya... " Gumam Zuka. Tapi entah kenapa ia juga merasa takut. Raut wajahnya berubah setelah merasakan tekanan berat dari aura sihir yang dikeluarkan semua makhluk di sini. Cukup mengerikan.
"Ada apa Zuka?" Tanya Zion yang melihat hal aneh pada Zuka.
Pemuda ber iris gold itu menoleh ke arah nya dan menggelengkan kepala. "Tida ada apa apa kok. Aku hanya.. Merasa sedikit takut saja. " Ucapnya.
Zion mendekati nya dan menepuk pundak Zuka. "Kita sudah disini. Sedikit lagi. Semuanya pasti baik baik saja. " Ujar Zion mencoba menenangkan Zuka.
"Zion... " Panggil Zuka
"Ada apa?"
"Um... Ayo kita bantu mereka"
Zion sedikit terkejut. Bantu mereka? "Bantu... Mengalahkan monster monster ini?" Tanya Zion memastikan.
"Iya. Aku... Benar benar kesal dengan merek. Mereka telah membunuh keluargaku, menghancurkan kerajaan ku dan mengambil saudaraku. Aku tidak ingin mereka merenggut yang lainnya lagi" Ujar Zuka. Tangannya terlihat mengepal erat. Tatapannya menajam. Terlihat jelas kemarahan dan dendam yang ia pendam.
Melihat itu, Zion hanya bisa mengangguk setuju. Bagaimanapun Zion bisa memahami apa yang di rasakan oleh Zuka. Pasti sakit harus kehilangan semua itu di usia nya sekarang.
Perang dimulai dan semua yang ada di sana mulai saling menyerang satu sama lain. Para monster yang mengerikan itu mulai menggunakan kekuatannya. Berbagai jenis sihir dan skill ditunjukkan.
Begitu juga dengan penyihir, Vampir dan Beast. Berbagai serangan dan mantra sihir dilafalkan. Tekanan yang berat dari aura membuat atmosfer di tempat itu berubah. Mereka membunuh semua monster yang menyerang.
Beast pun juga tak mau kalah. Dengan kemampuan mereka yang seperti binatang, mereka mulai meluncurkan serangan dari semua arah. Ada yang dari atas, dari bawah, serangan jarak dekat, ataupun serangan jarak jauh tergantung beast tipe binatang apa mereka.
Ditambah kecepatan dan kemampuan mereka yang bisa digunakan untuk menghindar dan menyerang dari jarak dekat cukup membantu.
Begitu juga dengan Vampir. Kegelapan malam adalah kekuatan mereka. Bulan purnama yang bersinar terang memberi kekuatan pada mereka. Para Vampir juga menggunakan sihir untuk menyerang para Monster itu.
Darah bercucuran dimana mana membasahi tanah yang semulanya kering. Monster yang mati dengan kondisi tubuh terpotong atau hancur dan juga beberapa korban yang berjatuhan dari pasukan Beast, Vampir dan penyihir.
Zion dan Zuka yang melihat kejadian itu... Mendadak timbul perasaan aneh dalam diri mereka. Iris mata Zion berubah seperti pupil iblis dan tekanan di sekitarnya juga memberat. Zuka yang ada di dekatnya cukup terkejut dengan hal itu.
Tapi... Ia sendiri mungkin juga merasakan hal yang sama. Timbul perasaan... Ingin membunuh melihat itu. Lingkaran sihir terbentuk dan secara diam diam, mereka pun juga ikut meluncurkan serangan.
Kekuatan yang cukup hebat tapi tak ada yang menyadarinya. Kecuali satu orang. Ia menghentikan serangannya saat merasakan aura sihir kuat di sekitarnya. Awalnya ia mengira itu berasal dari para monster. Tapi setelah ia menangkap dua sosok pemuda yang sedang meluncurkan serangan secara diam diam, senyuman tipis terukir di wajah nya.
"Jadi mereka ada di pihak kami.. Baguslah" Gumam nya.
Suasana yang cukup mengerikan di tempat itu. langit gelap dan bulan yang mendadak berubah menjadi merah senada dengan warna darah. Cukup mengerikan. Tekanan berat menutupi tempat itu. Hujan turun secara tiba tiba. Cukup deras..
Darah yang membasahi tempat itu bercampur dengan air.
Tekanan sihir ini... Zion dan Zuka dapat menebak ini berasal dari Avren. Ah.. Dia juga turut serta secara diam diam...
Bola sihir berwarna hitam mendadak muncul dan menyerang pasukan Beast, penyihir dan Vampir. Mereka coba untuk menahan dan menghindari nya. Ditambah dengan para monster yang tidak ada henti nya menyerang membuat ketiga ras itu mulai terdesak.
"Zuka! Kita harus perkuat serangan! " Ujar Zion. Zuka pun setuju. Mereka langsung menyerang ke arah monster itu. 'Biarkan aku mengambil alih permainan ini' ucap Nero secara tiba tiba dan mata Zion berubah menjadi pupil iblis. Gerakan dan serangannya benar benar hebat.. Puluhan monster berhasil dikalahkan dalam waktu singkat.
Zuka juga tidak mau kalah. Ia juga ikut menyerang dengan sihir dan mana nya. Mengendalikan monster yang sekarat untuk melawan monster lain dengan suaranya.
Rendrano yang melihat semua itu. Ia juga ikut menyerang. Pasukannya tak sekuat sebelumnya dikarenakan tekanan sihir dan suhu yang juga menurun drastis karena hujan. Tapi ia masih bisa untuk menyerang. Ia mengerahkan seluruh kemampuan nya. Tapi...
ROOAAARRRRR!!!!!
Seekor naga pemimpin para monster berdiri di depannya. Ia menyemburkan api yang nyaris mengenainya. Tak cukup sampai di situ, naga itu juga mengibaskan ekornya yang beruntung dapat ditangkis dengan sihirnya.
Naga itu merentangkan sayapnya pertanda jika ia siap meluncurkan serangan. Lingkaran sihir berwarna hitam muncul dan bola bola sihir hitam meluncur dari dalamnya. "[Sihir pelindung]" Ujar Rendrano sambil mengulurkan tangannya dan medan pelindung muncul di depannya.
Energinya sudah cukup banyak terkuras ia tak menyadari jika ada monster lain yang menyerang nya dari belakang dan berhasil menghancurkan pelindung yang ia buat dan juga berhasil mengenainya. Luka yang cukup parah di dada dan lengan kirinya. Tapi ia tak bisa berhenti begitu saja.
Ia mengabaikan luka di tubuhnya dan menggunakan sihirnya untuk melawan monster yang telah melukai nya itu. "[Sihir api: tornado api]!!" Serunya dan tornado api raksasa muncul yang langsung membakar monster tadi. Ditambah lagi dengan suhu yang luar biasa panas, beberapa monster disekitarnya pun juga ikut terbakar.
Namun...
BRAK!
"Akh!!" Rintih nya saat naga itu kembali menyerangnya dan sukses mengenainya. Ia terlempar cukup jauh dan kembali mendapat luka di kepalanya akibat terbentur batu yang ada di sana.
Rasa pening dan sakit di kepalanya membuatnya kesulitan menggunakan sihir. Terlebih lagi, ia mulai kehilangan darah akibat luka yang diterima nya. Apakah nyawa nya akan melayang di sini?
Naga itu mulai memunculkan lingkaran sihir dan mengarahkan nya pada Rendrano. Pria itu hanya bisa menutup mata bersiap merasakan sakit sampai...
"[shield]"
Rendrano membuka matanya dan melihat siapa yang ada di depannya. Seorang anak ber surai hitam dengan iris mata merah darah membuat pelindung di hadapannya.
"Apa anda baik baik saja? "
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments