Dua hari telah berlalu dan Zion sudah mendapatkan cukup banyak info mengenai perang, strategi dan hal hal penting dari ras Inimicus. Walau ia harus menjalani percobaan dari makhluk tak tau belas kasih itu. Seringkali ia dan Zuka juga disiksa jika tidak mau menurut atau mencoba melawan. Itu membuat tekanan yang cukup berat pada mereka yang secara tak langsung membuat mereka trauma.
Walau Zion sebenarnya sudah berusia 18 tahun, tapi semua siksaan dan percobaan itu tetap saja membuatnya trauma. Apalagi sekarang dua berada di tubuh anak kecil. Sudah jelas akan memperparah nya.
Zion sudah menjelaskan semua yang ia dengar dari Nero dan semua rencana nya pada Zuka. Di saat perang tiba, mereka merencanakan untuk kabur dari ras Inimicus. Mereka rasa hal itu akan mudah untuk dilakukan karena jelas banyak pasukan dari ras lain. Dan saat kesempatan itu, mereka bisa dengan mudah melarikan diri.
Zuka mengangguk anggukkan kepalanya mengerti dengan rencana yang dijelaskan Zion. Setidaknya tak akan lama lagi mereka akan bebas dari siksaan Avren. Mereka akan terbebas dari ras Inimicus.
"Ide bagus! Jika begini kita pasti bisa bebas!" Ucap Zuka senang. Melihat itu, Zion juga ikut senang. Khususnya melihat senyuman manis yang ter ukir di wajah polos anak itu. Setelah melihat senyuman itu hilang dan digantikan oleh wajah pucat, tentu saja Zion sedih. Tapi setidaknya senyuman itu kembali lagi. Itu yang membuat Zion juga senang.
"Ya. Kita pasti bisa keluar dari sini! Semoga saja rencana kita berhasil" Ucap Zion. Zuka pun mengangguk mantap.
Entah mengapa mereka malah membayangkan apa yang akan terjadi jika mereka sudah bebas. Dengan senang mereka akan berlari, bermain dan melakukan apa yang mereka inginkan. Maklum saja mereka memikirkan hal itu. Karena, bagaimanapun mereka hanyalah anak kecil yang terjebak dalam masalah rumit semacam ini.
Terkadang takdir memang tak bisa ditebak. Jalan pun tak akan selamanya lurus dan mulus. Pasti ada kejadian yang tak terduga yang akan terjadi. Tak ada yang bisa menebak masa depan, jadi apapun bisa saja terjadi.
Sementara itu...
Para pasukan monster sudah disiapkan. Banyak monster monster level atas yang bersiap untuk melawan ras ras lain yang mencoba mengalahkan mereka. Wujud monster monster itu juga cukup mengerikan dan dapat dilihat jika mereka tidak lah lemah.
Diantara itu, terlihat Krmya yang sedang mengatur para monster yang akan ikut dalam perang. Sedangkan, Estra hanya memandang dari pinggir membiarkan Ledy spider itu menjalankan tugasnya. Karena, hantu itu sebenarnya tak terlalu duka membuang buang tenaganya. Katakan saja cukup malas jika tak terlalu penting.
"Hey Estra! Jangan hanya berdiri di sana! Cepat bantu aku! " Ujar Krmya. Tapi Estra hanya mengabaikannya seolah tak ada yang berbicara padanya. Itu jelas membuat Krmya kesal.
"Apa kau tak mendengar ku?! " Tanya Krmya lagi.
"Aku tak mau buang tenaga. Kau bisa mengatasinya sendiri kan? Lagipula mereka lebih lemah darimu" Ujarnya dengan nada datar.
"Memang benar sih.. Tapi setidaknya bantu aku!! "
"Sudah kubilang aku tak mau buang tenaga" Ucap Estra dan menghilang.
"Hiih! Hantu itu!!! " Protes Krmya geram melihat kepergian hantu yang baginya menyebalkan itu. Bagaimana tidak? Sudah di cuekin, di tinggal pergi juga. Sungguh kasihan kau Krmya..
Tapi mereka tak menyadari jika Avren sedang mengawasi dari jendela istana. Ia sedikit menghela nafas melihat tingkah bawahannya itu. Setidaknya ia berharap mereka masih bisa di andalkan.
Avren berjalan menuju sebuah ruangan yang cukup gelap. Terlihat ada sebuah bola kristal di atas meja kecil di sana. Ia menggerak gerakkan tangannya di sana dan bola kristal itu mulai mengeluarkan cahaya berwarna biru kehitaman dan mulai terlihat sesuatu di dalamnya.
Pasukan beast. Ada sekitar 2214 orang di sana. Mereka telah mempersiapkan penyerangan juga. Berbagai senjata telah di siapkan. Beberapa orang terlihat sedang melatih skill atau sihirnya yang lain. Avren sedikit menyeringai. "Binatang binatang kecil itu ingin bermain rupanya.. " Ucapnya dengan nada kejam.
Kristal itu berubah menjadi biru dan menunjukkan hal lain lagi. Ras Vampir. Prajurit vampir sedang berlatih di dalam ruangan. Sepertinya mereka akan memilih menyerang saat malam hari. Raja dan Ratu vampir juga terlihat serius mengawasi latihan. Tapi yang menarik perhatiannya bukan mereka, melainkan pangeran pertama Reon Holiano yang terlihat khawatir. Itu justru menjadi hal baik untuknya. Apapun itu setidaknya akan mengurangi kemampuannya.
Warna kristal mulai berubah dan kini menunjukkan ras manusia yang juga merupakan ras penyihir. Terlihat mereka sedang berlatih. Para kesatria tertinggi sedang berlatih dengan anggota pemerintah yang mengawasi mereka. Berbagai jenis sihir elemen mereka gunakan kecuali elemen tanah. Berbagai senjata juga mereka siapkan untuk mendukung setiap elemen sihir mereka.
Di antara yang lain, para penyihir yang terlihat cukup kuat di mata Avren. Terlihat dari bagaimana mereka berlatih dan sihir yang mereka gunakan. Seringaian terlihat semakin lebar di wajahnya. "Sepertinya ini akan seru" Ucap Avren.
Laki laki ber iris hitam itu berjalan keluar istana menemui para bawahan nya. Para prajurit yang dulunya prajurit kerajaan Gold Moon langsung berbaris rapi begitu Avren berjalan keluar. Para monster yang tadinya sibuk berlatih pun menghentikan kegiatan nya.
Di belakang Avren, tepatnya di balik pintu istana, terlihat Zion dan Zuka sedang memperhatikan mereka. Mencari kesempatan yang tepat untuk melarikan diri dari sana. Pintu sudah terlihat. hanya menunggu kesempatan untuk pergi dari sana.
Avren menatap semua pasukan nya. matanya seolah meneliti. tak lama, ia pun membuka suara. "Para monster! Bersiap untuk memulai perang. Bunuh mereka semua!!! " Ujarnya dengan suara lantang.
Semua monster monster itu pun langsung bersorak. Ada juga yang mengaum dan melolong. Di belakang mereka, para pasukan dari Kerajaan Gold Moon pun juga mulai bergerak. Mereka pun segera berjalan untuk menghancurkan ras ras lain yang bagi mereka berani menantang mereka.
Sementara, di suatu tempat yang cukup luas dan tandus, terlihat pasukan penyihir, vampir dan beast yang sudah bersiap dengan sihir dan skill mereka. Persenjataan lengkap dan strategi perang sudah dipersiapkan sematang mungkin. Tentu saja mereka tak akan membiarkan kerajaan lain bernasib sama seperti kerajaan Gold Moon. Setidaknya mereka harus mencegah nya dan mencoba menyelamatkan penduduk Gold Moon yang masih tersisa.
Sementara itu, Zion dan Zuka yang menyamar juga ikut secara diam diam. Awalnya mereka kira tak ada yang mengetahui nya. Tapi justru mereka lah yang tak mengetahuinya jika Avren mengetahui jika mereka merencanakan untuk kabur.
"Kita lihat sejauh apa mereka akan bergerak. Tunjukkan kemampuan asli kalian. " Gumam nya sambil menyeringai.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments