Semua ras telah merencanakan perang melawan ras Inimicus. Segala persiapan telah direncanakan dengan matang. Namun, mereka tak mengetahui jika yang mereka lawan bukan hanya ras monster biasa. Namun ras Inimicus dengan ketua seorang iblis yang kejam.
Walau begitu, melihat kehancuran kerajaan Gold Moon, tentu saja mereka tak bisa tinggal diam. Termasuk kerajaan Vampir. Raja dan ratu mulai mempersiapkan pasukannya dan melatih mereka untuk persiapan perang.
Para kesatria kerajaan vampir pun mulai berlatih dengan keras untuk ini. Tak terkecuali kedua pangeran kerajaan ini. Reon Holiano dan Alex Holiano. Mereka juga sedang melatih kemampuan sihirnya. Biasanya Vampir akan kepanasan jika terkena sinar matahari. Namun itu suatu pengecualian untuk keturunan bangsawan.
Di sebuah lapangan kerajaan, terlihat seorang pria berusia 21 tahun yang sedang berlatih. Ia adalah Reon. Putra pertama kerajaan Vampir. Reon terlihat begitu hebat mengendalikan sihirnya yang ia gabungkan dengan pedang miliknya. Keringat menetes dari pelipis pemuda itu karena berlatih dibawah teriknya mentari.
Namun, dibalik itu terlihat seorang anak berusia 13 tahun yang sedang menatapnya dari balik dinding istana. Menyadari kehadiran orang lain, Reon pun menghentikan latihannya. "Ada apa kau kemari, Alex?" Tanya Reon pada adiknya.
"Kenapa? Memang tidak boleh? Aku hanya melihatmu latihan." Ucap Alex sedikit cuek.
Namun sayang, Reon adalah orang yang cukup peka. Ia dapat melihat ada maksud lain adiknya datang ke tempat itu. "Jelas bukan hanya itu. Katakan saja."
Alex menghela nafas. "Kakak ikut dalam perang melawan para monster itu?"
"Tentu." Jawabnya singkat.
"Apa aku boleh ikut? Kemampuan ku juga cukup bagus." Ucap Alex.
"Tidak." Lagi lagi hanya jawaban singkat dari sang kakak.
"Kenapa? "
"Karena kau masih belum cukup kuat. Kau itu lemah. Lagipula jika kau ikut, kau akan terluka dan aku tak mau repot merawat mu" Jawab Reon dan berjalan pergi.
Mendengar jawaban dari kakaknya, sudah jelas Alex marah. Ia mengepalkan tangannya erat. "Aku tak lemah! " Jawabnya dengan nada penuh penekanan membuat Reon menghentikan langkahnya.
Aura gelap mulai menutupi tubuh pemuda bersurai ungu gelap itu. Alex memang paling benci jika diremehkan apalagi sampai di katai lemah. Jadi sudah jelas ia marah mendengar ucapan dari kakaknya itu. "Aku tak lemah. Aku akan ikut perang itu! Kau tak bisa menghalangiku! " Serunya.
Reon terlihat kesal menatap adik yang baginya keras kepala itu. "Bodoh! Jika kau ikut, kau hanya akan menyusahkan! Lebih baik kau tetap disini menjaga istana. Kau tak pantas ada di medan perang." Ujarnya.
"Jadi aku hanya menyusahkan ya... Haha... Lucu sekali... "
"Ck! " Reon berdecih kesal melihat adiknya itu. Bukannya saudara yang tidak akur, Reon hanya tak ingin adiknya itu terluka. Hanya, caranya saja yang memberi tekanan pada Alex. Ditambah kata katanya yang tanpa penyaring dan terkadang bahkan tanpa sensor sering membuat sang adik kesal.
"[Sihir tenaga: Ledakan Tenaga]!" Secara tiba tiba, Reon meluncurkan serangan pada Alex yang nyaris mengenainya jika saja ia tak menghindar saat itu.
"Apa apaan ini?! " Tanya Alex kesal.
"Jika kau bisa mengalahkan ku, kau boleh ikut serta dalam perang. Tapi jika tidak, jangan membantah ucapan ku. " Ujar Reon serius.
"Heh! Baiklah jika begitu." Terlihat kabut hitam mulai mengelilingi Alex
"Aku tak akan menahan diri. " Segera saja setelah mengatakan itu, Reon segera berlari menuju ke arah Alex dengan kecepatan tinggi. Alex yang masih belum bersiap pun mencoba menahan serangan kakaknya menggunakan perisai dari lingkaran sihir.
"Woy! Aku belum siap! " Protes Alex
"Dalam perang, lawan tak akan menunggumu siap untuk menyerang." Ucap Reon dingin dan terus meluncurkan serangan.
Alex hanya bisa bertahan sementara ini. Kakak nya itu benar benar tak menahan diri. "[Sihir bayang: tusukan bayangan]! " Seru Alex dan muncul lingkaran sihir yang mengeluarkan bayangan tajam yang bergerak seperti ular menyerang ke arah Reon. Namun, ia bisa menghindari nya dengan mudah berkat refleks yang tinggi dan kelincahannya. Hampir mirip kaya ninja lah tuh..
"[Sihir cahaya: tembakan laser]! " Lingkaran sihir berwarna biru tua terbentuk dan menembakkan sinar laser dari dalamnya ke arah Alex. Pemuda itu membentuk perisai menggunakan bayangan untuk bertahan. Namun, beberapa serangan berhasil menembus perisai itu dan mengenai lengan kiri Alex. Ia tak mempedulikannya dan memanfaatkan bayangan untuk berpindah tempat dengan cepat ke belakang Reon.
"Tebasan bayang!!" Serunya sambil menebaskan pedang yang ia buat dari bayangan. Namun, Reon langsung menghindar dan meluncurkan serangan yang telak mengenai Alex. Pemuda ber surai ungu gelap itu terlempar dan menabrak dinding istana. Lumayan sakit juga baginya. Tapi ia tak akan menyerah begitu saja.
Namun, rupanya serangan Reon belum cukup sampai di situ. Ia sudah memfokuskan tenaganya pada lingkaran sihir berukuran 2 meter di hadapannya. Energi sihir berwarna biru tua terbentuk di hadapannya dan langsung diluncurkan ke arah Alex.
"Apa dia gila?!"
DUAR!!
Serangan diluncurkan dan ledakan besar terjadi. Bahkan dinding yang ada di belakang Alex tadi runtuh. Reon yang melihat itu hanya menatap datar. Dia benar benar tak main main.
"Ikatan bayang! " Lingkaran sihir terbentuk di bawah kaki Reon dan muncul tali bayangan yang langsung mengikat kaki dan tangannya. "Tusukan bayangan!! " Serangan berikutnya diluncurkan. Tapi lagi lagi berhasil ditahan oleh perisai yang dibuat Reon.
"Kau pikir serangan seperti itu bisa melukaiku? " Reon langsung memotong sihir milik Alex dan meluncurkan tebasan ke arah adiknya itu. Alex membentuk pedang dari bayangan dan langsung menahannya. Tapi Reon langsung menendang perut Alex yang membuatnya terdorong beberapa meter. Nafasnya mulai tak beraturan. Terlebih lagi rasa sakit di tubuhnya mempersulitnya. Namun...
KREK!
Dinding di belakangnya runtuh dan Alex tak sempat menghindar. Dinding itu runtuh menimpanya. Reon yang melihat itu hanya terdiam tanpa berniat menolong sang adik. Ia merasa ini masih belum selesai. Alex masih belum kalah. Dan benar saja, langit menggelap dan lingkaran sihir berukuran 7 meter muncul di di atasnya dan meluncurkan bayangan hitam ke udara membentuk sosok makhluk panjang berwarna hitam pekat.
"Sihir naga bayang? Hah. Akhirnya dia menunjukkannya. " Gumam Reon melihat sihir yang dibuat adiknya itu.
Seekor ular naga yang terbuat dari sihir bayangan melayang di atas istana dan terlihat Alex berdiri di kepalanya. Namun, kondisi Alex saat itu todak bisa dibilang baik. Darah mengalir dari pelipis dan sudut bibirnya. Terlihat ia kesulitan mengatur nafas. Apakah ini serangan terakhir nya?
"[Sihir bayang: cincin naga bayang]!! " Serunya. Naga itu membuka mulut nya dan muncul bayangan berbentuk cincin yang langsung diarahkan pada Reon. Reon mencoba menebasnya namun tak sepenuhnya cincin itu hancur.
"[Sihir bayang: semburan naga bayang]!! "
Naga bayang itu menyemburkan bayangan seperti api yang langsung menimbulkan ledakan begitu menyentuh benda benda. Serangan yang cukup hebat ditambah reruntuhan bangunan yang mempersulit pergerakannya membuat Reon kesulitan menghindari serangan. Namun, secara tiba tiba sebuah tebasan mengarah padanya. Reon mencoba menghindar, namun serangan itu tetap mengenai lengan kirinya. Dengan cepat darah mengalir, tapi Reon mengabaikannya.
Ia memandang ke arah Alex yang terlihat kesakitan diri dengan tangan kanan yang memegangi dada kirinya. "Memaksakan diri. " Gumam Reon dan melesat menuju ke arah Alex. Naga itu terus menyemburkan bayangan yang mengenai Reon beberapa kali. Tapi ia tak mempedulikannya.
Sampai saat ia berada di hadapan sang adik.... "Maaf All"
SLASH!!
Reon menebaskan pedangnya dan tepat mengenai dada Alex. Darah mengalir deras dari luka yang cukup parah di bagian dadanya. Seketika itu naga bayang pun hancur kembali menjadi kebulan asap dan menghilang. Alex pun langsung tak sadarkan diri dan nyaris terjatuh jika saja Reon tak menangkapnya.
Perasaan bersalah mendadak muncul saat melihat kondisi sang adik yang cukup buruk. Sepertinya dia sedikit berlebihan kali ini. Ia mengusap wajah pucat sang adik. "Maaf All.. Aku hanya tak ingin kehilanganmu dalam perang... Kau masih belum mengerti... Selain itu.. Ada hal lain yang perlu kulakukan" Ucapnya. Ia kembali mengingat saat Alex menggunakan serangan itu tadi. Sihir naga bayang. Sihir level 7 yang jelas memakan banyak tenaga penggunanya dalam satu serangan. Jika terus dipaksakan, nyawa Alex bisa dalam bahaya. Terlebih lagi luka yang cukup parah di bagian dada dan lengannya.
"Apa yang terjadi?! " Jerit seseorang dan saat Reon menengok ke belakang. Ah.. Ayah dan ibunya menatap tak percaya. Bagaimana tidak? Akibat pertarungan tadi, setengah bagian istana hancur dan jelas mereka akan terkena masalah besar.
"Aduh... Harusnya aku ikut pingsan saja tadi... " Gumam Reon.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Chalysta Yan
hayooo... kena marah nanti nih pastiiii
2022-02-15
3
Rafif 67
Reon pasti dimarahin emak sama bapaknya nih
2021-12-23
1