Slash Slash Slash!!
"[Sihir api: bola api]!!"
DUAR!!
"[Meteorite]!!"
GOAAAARRR!!!
Suara pertarungan menghiasi gua yang awalnya sepi itu. Terlihat jelas Zion dan Zuka yang sedang bertarung melawan seekor manticore setinggi 3 meter.
Melawan manticore seperti ini mengingatkan nya pada seseorang. Atau dua orang tepatnya. Ah sudahlah lupakan
Lawan yang cukup menyulitkan bagi anak anak seusia mereka. Apalagi perbandingan ukuran yang jelas cukup besar membuat mereka harus mengeluarkan tenaga lebih untuk mengalahkannya.
'hati hati. Kau akan menerima serangan dari sisi kananmu'
Mendengar itu Zion langsung menghindar dan tepat saja, manticore itu mengarahkan ekornya yang nyaris mengenai Zion jika saja Nero tidak memberitahunya.
"[Duri beracun!]" Zion menggunakan duri duri beracun dari monster laba laba yang dia kalahkan sebelumnya untuk menyerang manticore itu. Duri duri itu menancap di beberapa bagian tubuh membuat makhluk itu mengaum kesakitan.
Di saat yang sama, Zuka pun meluncurkan sihirnya "[sihir api:cincin api]" Seketika muncul api yang membentuk seperti cincin mengikat tubuh manticore itu. Api berkobar semakin besar membakar bulu serta kulit monster itu. Ia menggeliat kesakitan dan bergerak liar. Zion yang melihat itu langsung mengikat tubuh monster itu dengan benang dari jaring laba labanya sembari menembakkan bebatuan dengan skill [meteorite] nya.
Auman keras terdengar namun tak lama kemudian tubuh monster itu pun ambruk dengan darah yang mengalir keluar dari tubuh monster yang tak kini sudah tak bernyawa itu.
Zion dan Zuka yang melihat itu pun menarik nafas lega. Selesai sudah tugas mereka mengatasi monster monster itu. Sejak pertemuan pertama mereka di sungai, kini mereka sudah semakin akrab. Apalagi setelah melawan beberapa monster yang jelas menguji kerjasama dan kekompakan mereka.
Zuka terlihat meregangkan tubuhnya "haah... Aku lelah... Istirahat dulu yuk... " Ucap Zuka sambil duduk bersandar di sebuah batu.
"Baiklah" Zion pun setuju dan ikut mendudukkan dirinya di sisi Zuka. Keheningan mulai terasa saat tak ada topik yang cukup baik untuk dibicarakan. Zion terlihat tampak sibuk menambah kekuatan pedangnya dengan batu sihir, sedangkan Zuka hanya bersandar di dinding gua sambil memejamkan matanya menikmati kesunyian itu.
Sebenarnya tak terlalu sunyi karena suara jangkrik dan binatang kecil yang mengeluarkan suara bagaikan musik halus dalam gua itu.
"Hey... " Tanya Zuka memecah keheningan. Zion menoleh memandang anak yang masih memejamkan mata dengan santainya.
"Ada apa? " Tanya Zion.
"Sebelum ke Star Magic Academy, bagaimana jika kita mampir dulu ke kerajaan ku? Apa tidak masalah? Itu jika kau tak keberatan."
"Tentu tidak. Lagipula aku ingin tau lebih banyak tentang dunia ini" Ucap Zion yang kembali mengambil batu sihir dari dalam inventory nya.
Lagi lagi keheningan menyambut membuat. Zion menghentikan aktifitasnya dan menyandarkan punggung nya pada dinding gua dan memandang ke arah Zuka. Apa anak itu tertidur? Zion memejamkan matanya namun secara tiba tiba
..."Saat angin berhembus......
...Membuat dedaunan bergoyang......
...Saat impian dan keinginan mulai tercapai....
...Ingatkan diriku akan kenangan itu...
...Kenangan dimana kita bersama.. "...
Suara yang cukup merdu keluar dari belah bibir anak yang sedang terpejam di sampingnya. Zion sedikit memandang ke arah Zuka sebelum dirinya kembali menikmati suasana.
..."Di saat garis cahaya telah terbentuk...
...Di Sanalah harapan mulai muncul....
...Jalan cahaya yang terus membimbingku untuk menemui mu...
...Membawa kembali kenangan lama yang kita ukir bersama"...
Tak disangka Zuka jago nyanyi. Suaranya cukup merdu. perasaan nyaman dan hangat menyelimuti Zion di saat mendengar lagu itu. Sungguh indah. Apa keluarganya penyanyi terkenal? Penyihir yang jadi penyanyi bukan tidak mungkin kan?
..."Bersama dirimu ku bahagia...
...Kuingin kisah ini tak pernah berakhir...
...Kita yang sudah di takdir kan bersama...
...Tak akan terpisah semudah itu......
...Bagaikan rantai abadi yang mengikat cinta kita......
...Howowo.......
...Teruslah bersama......
...Seperti janji yang telah kita buat hari itu..."...
Zuka menghentikan nyanyiannya. Iya memandang ke arah Zion yang terdiam memejamkan matanya. Kini Zuka yang malah berpikir apa Zion tertidur?
"Suaramu merdu juga" Puji Zion tiba tiba membuat Zuka sedikit terkejut. Namun dengan cepat, ia pun menghilangkan keterkejutannya itu.
"Terimakasih... " Jawabnya sedikit pelan. Terlihat semburat merah di pipinya. Mungkin dia sedikit malu akan hal itu.
"Kau suka menyanyi ya? "
"Ya. Selain itu suaraku juga kekuatanku. Aku bisa menggunakan lagu untuk mengendalikan makhluk lain." Ucap Zuka. Zion pun memandangnya. Suaranya bisa digunakan untuk mengendalikan makhluk lain?
"Kenapa kau tidak lakukan untuk mengendalikan monster tadi?! "
"Tak semua makhluk tau! Hanya yang sudah dijinakkan saja! Atau setidaknya sudah hampir kalah. Di saat seperti itu tingkat ke fokusan dan pertahanan makhluk itu melemah. Makanya aku bisa mengendalikan nya" Jelas Zuka. Zion hanya mengangguk mengerti. Kemampuan yang cukup unik...
"Baiklah... Sekarang ayo kita cari jalan keluar dari gua ini" Ucap Zion dan bangkit dari duduknya mengulurkan tangan pada Zuka. Pemuda ber rambut putih itu pun menggapai tangan Zion dan berdiri. Setelah itu mereka pun mulai kembali berjalan mencari jalan keluar dari gua itu.
Cukup lama mereka berjalan sambil mengobrol. Zion menceritakan tentang bagaimana dirinya di dunianya dulu yang membuat Zuka kagum. Begitu juga dengan Zuka yang menceritakan tentang dirinya dan kehidupan di dunia ini membuat Zion kagum.
Di sela itu, Zion juga mengambil beberapa pelajaran yang mungkin berguna untuk nya di kemudian hari.
Setelah mendapat rekan seperti ini jelas perjalanannya di dunia ini tak akan terlalu sepi. Mereka juga sempat bertemu dengan beberapa monster tingkat rendah dan mengalahkannya. Tak butuh banyak tenaga karena monster monster itu mudah untuk di kalahkan.
Tak lama kemudian, mereka pun berhasil menemukan jalan keluar. Titik cahaya yang semakin terang berasal dari sinar matahari di mulut gua. Dengan semangat mereka berlari menuju cahaya itu. Namun...
'Hati hati! 3 detik lagi kau akan mendapat serangan dari atas mu!' setu Nero di dalam pikirannya. Ada sesuatu di atasnya. Dengan cepat, Zion mendorong Zuka ke samping untuk menghindar. Zuka yang terkejut tak sempat melakukan apapun dan hanya membiarkan tubuhnya terdorong oleh temannya itu.
Blam!!
Seekor monster berbentuk seperti raksasa batu menghantam tanah dengan keras. Terlihat retakan dan lubang cukup dalam di tempat monster itu meluncur. Zuka membulatkan matanya melihat monster itu. Jika saja Zion tak menyelamatkannya, dia pasti sudak penyet tertindih monster itu.
Sedangkan Zion sudah terlihat siaga dengan pedang yang sudah dia pegang dengan tangan kanannya. Ia menatap tajam pada monster itu dan mengumpulkan sihir pada pedangnya.
"Padahal bentar lagi dah mau keluar, tapi masih aja ada yang menghadang." Ucap Zion. Ia memandang mata merah monster batu itu "setidaknya kasihanilah kami yang hanya anak kecil"
Zion langsung berlari cepat menuju monster itu dan mengayunkan pedangnya. Namun sayang sekali berhasil di tangkis dan yang terjadi berikutnya, monster itu meluncurkan pukulan padanya yang membuat pemuda ber iris ruby itu terpental hingga menabrak dinding gua.
Ayolah sudah berapa kali dirinya mengalami hal seperti ini? Adegan yang terus diulang. Apa tak ada adegan lain?
"Zion!!! " Seru Zuka khawatir. Dia langsung menghampiri Zion dan membantunya berdiri. "Kau baik baik saja? "
Dari raut wajahnya terlihat jelas kekhawatiran di sana " Ah ya, aku baik baik saja" Ucap Zion dan langsung menggunakan skill [heal].
"Makanya jangan terburu buru. Dasar sok jagoan" Ucap Zuka. Huh! Niatnya tadi kan hanya menyelesaikannya dengan cepat. Tapi ketahuilah bahwa tak ada yang instan. Jika tidak, cerita ini akan cepat selesai nantinya.
"Akh... Iya iya deh maaf... Baiklah, ada rencana?" Tanya Zion. Zuka tampak berfikir.
"Dalam sejarah monster itu tidak bisa dikalahkan kecuali dengan elemen yang sama. Dahulu banyak penyihir yang coba mengalahkannya dengan berbagai skill dan elemen sihir tapi tak berhasil. Sampai seorang penyihir menggunakan elemen tanah dan berhasil mengalahkannya. Orang itu berkata, hanya elemen sejenis yang bisa mengalahkannya" Jelas Zuka panjang lebar "Jika saja ada yang bisa mengendalikan tanah pasti akan mudah... "
"Maksudmu melawan monster batu dengan tanah? "
"Ya. Untuk menjebaknya. Jika dilihat dari skill yg kita miliki masih kurang untuk dapat mengalahkannya. "
"Tanah... " Zion sempat berfikir. Apa Nero bisa menambahkan sihir elemen ke dalam skill nya? Tak ada salahnya dicoba kan? Zion pun membuka telepati dengan Nero 'Nero, apa kau bisa menambahkan elemen dalam skill ku?'
'Ya. Aku akan mencobanya.' jawab Nero. Zion pun mengangguk.
"[Sihir api: panah api]! " Seru Zuka yang coba menyerang monster itu. Tapi tak ada gunanya. Serangannya tak berpengaruh sama sekali. "[Sihir air!! Meriam air]!!!" Tetap tak berpengaruh. Bahkan se gores saja tidak ada.
ROAARRR!!!!
Monster itu mengaum dan berlari ke arahnya. "[Benang baja]!! " Zion mengikat tubuh monster itu dengan benang benang. Tapi sayangnya benang itu berhasil di patahkan. Sekeras dan sekuat itu kah?
'Sihir elemen yang kau minta sudah siap. Kau bisa menggunakannya sekarang'
Bagus. Mendengar itu Zion pun menyeringai "[sihir tanah: perangkap tanah]" Seru Zion dan muncul tanah di bawah kaki monster itu yang menahannya. Zuka pun langsung menggunakan kekuatan api nya dan menyerang monster itu berkali kali. Tak mau kalah, Zion pun melakukan hal yang sama.
"[Tanah Tinggi!!!]" Seru Zion sambil mengulurkan tangannya ke depan. Tanah tinggu muncul dari dalam tanah yang mengangkat monster itu hingga menabrak langit langit gua.
Zion menjentikkan jarinya dan tanah itu langsung melebur kembali dan menyatu dengan tanah di bawah. Monster itu pun terjatuh. Terlihat beberapa bagian batu di tubuhnya sudah mulai retak. Memang benar hanya elemen tanah yang bisa digunakan untuk mengalahkannya.
"[Tanah tajam]" Zion memunculkan tanah yang kemudian menusuk makhluk itu dari bawah. Zion berulang kali meluncurkan sihir yang sama dan berhasil melukai monster itu. Batu batu di tubuhnya mulai hancur dan terlihat monster itu semakin lemah.
"Baguslah" Gumam Zuka dan bersiap menggunakan kekuatannya. Dia menarik nafas dan..
"Lihatlah mataku yang bersinar
Mengambil alih kendali mu...
Lihatlah diriku dan dengarkanlah..
Ku ambil alih dirimu"
RRROOOOAAAAAAAARRRRRR!!!!!!!!!
Monster itu mengaum kesakitan dan tak lama langsung berhenti bergerak. Zion menjentikkan jarinya dan monster itu pun hancur berkeping keping. Namun terlihat pecahan batu itu bergetar mendekat satu sama lain.
"Zion! Hancurkan! "
Zion pun mengangguk dan menggunakan sihir tanahnya untuk menahan dan menghancurkan batu batu itu. Monster batu berhasil di kalahkan.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Lia_ Appademen 01
jadi keinget BoBoiBoy
anggap aja monsternya jadi adu du
2022-12-14
2
Taufik Hidayat
Boboiboy
2022-05-02
1
Chalysta Yan
dan terlalu singkat, jadi gak terlalu menarik kalo terlalu singkat. yaaa... walaupun kalau panjang malah bikin reader's nya emosiiii 🙃
2022-02-15
2