Kecemasan Lio

Lio melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menelusuri jalan malam yangs sudah terlihat sepi yang terlihat basah akibat hujan yang baru saja membasahinya.

Tidak membutuhkan waktu lama Lio sudah sampai di depan Kontrakan Sasya dan segera berjalan keluar.

Tok,, tok,, tok,,

" Sasya buka pintunya "

" Sasya,, Ini Saya Lio "

Tidak ada jawaban dari dalam membuatnya semakin khawatir, dia mencoba membuka pintu namun terkunci dari dalam.

" Sial,, dikunci dari dalam " gumamnya

Akhirnya Lio pun mendobrak pintu,

" Sasya,, Kamu dimana " Ucap Lio berjalan masuk dan mencarinya namun pandangannya tertuju depan tv

" Astaga Sasya " Ucapnya melihat Sasya yang sudah terbaring di lantai.

Lio langsung membopong tubuh Sasya dan membawanya menuju mobil.

******

Sementara Bagas yang berhasil menemukan alamat rumah Sasya, dia pun membuka pintu mobilnya dan berjalan menuju salah satu kamar kontrakan.

Tok,, tok,, tok,,

" Sya, kamu di dalam kan ini Saya Bagas " Ucapnya dengan masih mengetuk pintu

Tiba tiba seseorang menghampirinya,,

" Maaf Anda mencari Sasya " Ucap seorang wanita paruh baya

" Saya mencari Sasya, ini benar kontrakan Sasya kan "

" Bener ini Kamar Sasya, tapi Sasya baru saja di bawa seorang laki laki sepertinya ke Rumah sakit "

" Rumah Sakit, Maksudnya "

" Sasya pingsan di dalam kamar dan untungnya laki laki tadi langsung mendobrak pintunya sepertinya laki laki tadi sangat khawatir dengan Keadaan Sasya "

Bagas tersenyum, namun dia masih bingung siapa laki laki yang di maksud

" Baik kalau begitu Saya permisi "

" Silahkan "

Bagas kembali menuju mobilnya, dia masih terus penasaran siapa yang membawa Sasya dan apa yang terjadi dengannya.

Di Rumah sakit,,

Lio duduk menunggu Sasya yang masih di periksa.

Entah kenapa rasanya sangat khawatir, bahkan dia pun takut terjadi sesuatu dengannya.

" Bagaimana keadaannya " Ucap Lio saat melihat Dokter yang keluar

" Kondisinya sangat lemah dan Nona Sasya lebih baik di rawat inap untuk beberapa hari "

" Apa Saya bisa menemunya Dok "

" Silahkan "

Lio mengangguk dan berjalan masuk, terlihat Sasya yang terbaring lemah dengan tangan yang terpasang infus.

" Sebenarnya kamu siapa, kenapa Saya sangat khawatir terjadi sesuatu dengan kamu..

Kenapa hati saya sangat sakit melihat kamu seperti ini "

Lio menarik kursi untuk duduk dan dia terus menatap wajah Sasya yang sangat pucat.

******

Keesokan Harinya,,

Sasya mengerjabkan matanya, dia menatap sekeling dan melihat tangannya yang terpasang infus.

Pandangannya kembali melihat seorang laki laki yang tertidur dengan duduk di sampingnya.

" Tuan Lio, kenapa dia ada di sini dan gue " batin nya.

Sasya teringat jika semalam dia merasakan kepalanya yang sakit luar biasa bahkan dadanya yang sangat sesak namun setelah semua itu Sasya tidak kembali ingat.

Sasya memegang kepalanya yang masih sedikit pusing namun tiba tiba Lio membuka matanya..

" Apa kepala kamu kembali Sakit " Ucap Lio

Sasya hanya menggeleng,,

" Kenapa Saya Tuan dan kenapa Anda berada di sini "

" Semalam kamu pingsan dan Saya membawa kamu ke Rumah Sakit "

" Tapi bukannya semalam Anda sudah pulang dan Saya hanya sendiri di rumah "

Lio bingung akan menjawab apa, tidak mungki. Jika dirinya langsung menuju Kontrakan setelah tau jika Sasya sakit.

Sasya menatap jam yang sudah menunjukan pukul 7 pagi..

" Astaga Saya harus siap siap " Ucap Sasya namun langsung di cegah Lio

" Mau kemana "

" Saya harus kembali kerja Tuan, dan Saya belum menyelesaikan laporan yang Anda minta"

" Bagas sudah menyelesaikannya dan Kamu Saya ijinkan untuk tidak bekerja "

" Tapi Tuan, Saya baru masuk tidak mungkin Saya ijin "

" Saya Bos kamu, dan Saya sudah memberi ijin"

" Sekarang kamu perlu istirahat, tubuh kamu masih lemah " Lanjutnya dan membuat Sasya terdiam.

" Saya keluar sebentar " Ucap Lio beranjak sedangkan Sasya kembali menyenderkan kepalanya pada tepi ranjang karena memang kepalanya masih terasa pusing.