Didalam kamar Yuni menangis memeluk tubuhnya,ntah mengapa hatinya sangat sakit mendengar suara dingin Romi tadi.
"Papa huhuhu Yuni mau pulang Pa." Kata Yuni menangis pilu memanggil sang Papa.
Ceklek..
Pintu kamar terbuka,masuklah Romi yang mengunci pintu kamar dan mendekati perempuan itu.
Romi menghela nafas melihat Yuni yang masih bersembunyi dibawah lutut.
"Hei,maaf tadi aku tak sengaja." Kata Romi lembut mengusap kepala istri kecilnya.
Yuni tak bergerak hanya ada isak tangis terdengar disana.
"Kamu ngak boleh pulang sekarang,kamu kan udah jadi istri aku,jadi kamu harus nurut sama suami." Kata Romi pelan.
"Aku mau pulang hiks hiks." Kata Yuni menangis.
Romi menarik tubuh bergetar itu dan memeluknya hangat.
"Maafin aku ya,aku tau aku salah." Kata Romi berusaha menangkan gadis itu.
Yuni mendongak melihat wajah tegas suaminya,gadis itu kembali menangis tersedu sedu.
Romi bingung sendiri bagaimana cara mendiamkan gadis ini.
"Bersih2 dulu gih,nanti nangis nya dilanjutin lagi." Kata Romi polos.
Deg..
Yuni kaget dan mencoba mencerna kata2 pria itu.
"Apa ?" Tanya Romi tersenyum melihat wajah lugu istrinya.
Yuni menggeleng dan melepaskan pelukan mereka,seketika gadis itu bersemu merah malu.
"Mau aku gendong kekamar mandi ??" Tanya Romi mengangkat alisnya.
"Ngak usah." kata Yuni jutek mendorong pria itu menjauh.
Romi tersenyum dan mengusap air mata di pipi Yuni.
"Jangan nangis lagi ya,kamu jelek kalo nangis." Kata Romi sangat dekat dengan wanita itu.
Deg.
Yuni tiba2 menahan nafas melihat wajah mereka yang sangat dekat apalagi tangan hangat pria itu menyapu pipi nya dengan lembut.
"Gih sana ganti baju." Pinta Romi mencubit pelan pipi gembung Yuni.
Gadis itu mengangguk gugup dan langsung berlari kekamar mandi.
Romi terkekeh pelan dan membaringkan tubuhnya di ranjang king size itu.
Badan Romi sakit2 semua karna kurang istirahat.
"Huuuffftt seperti nya aku harus banyak bersabar menghadapi bocah ini." Gumam Romi menutup wajahnya dengan lengan.
Didalam kamar mandi Yuni bingung harus mengenakan baju yang mana, dirinya lupa membawa baju panjang,semua pakaian nya serba pendek,apalagi baju tidurnya bergambar teletubis kesukaannya..
"Duh kok bisa2 nya aku lupa tadi masukin baju panjang." Gumam Yuni kesal sendiri.
Gadis itu masih memilih baju yang dia bawa,bahkan kopernya pun masuk kdalam kamar mandi,karna Yuni tidak mau berganti pakaian didepan lelaki itu.
"Huh ya udah la,aku pake double aja,lagian dikamar itu ada Ac nya." Gumam Yuni pasrah.
Gadis itu pun memakai baju tidur teletubis sepaha dan memakai lagi gamis panjang untuk besok.
"Nah gini kan aman." Gumam Yuni cekikikan.
Perempuan itu keluar dari sana mengeret kopernya.
Romi masih berbaring telentang di kasur,Yuni terdiam melihat tubuh tinggi pria itu.
Sungguh Yuni sedikit terpesona melihatnya,apalagi tadi gadis itu sempat melihat dada telanjang suaminya yang di penuhi bulu2 halus.
"Huh aku mikirin apa sih." Kata Yuni menabok kepalanya menghilangkan pikiran mesum yang tiba2 singgah diotaknya.
"Huh aku harus cuek,enak aja dia tadi dipijitin perempuan,dia ngak anggap aku istri apa." Gerutu Yuni kembali kesal.
Perempuan itu menghampiri sang suami dan berdiri gugup.
"Em Kak em Pak aduh apa sih manggil nya." Kata Yuni pusing sendiri.
Romi mengangkat tangannya yang menutupi wajah melihat kearah Yuni yang menampar mulutnya sendiri.
"Kamu dah selesai ?" Tanya Romi serak.
Pria itu bangkit dan duduk mengusap wajahnya.
Yuni mengangguk menunduk takut.
"Kenapa pake gamis ? kamu ngak bawa baju." Tanya Romi sedikit heran melihat wanita itu.
"Ngak papa aku lagi masuk angin,makanya pake baju panjang." kata Yuni ngeles.
"Oh,ya udah aku matiin Ac nya." Kata Romi mengambil remot.
"E eh ngak usah." Tahan Yuni memegang tangan Romi.
Pria itu mengernyit melihat perempuan itu.
"Kalo pake Ac nanti kamu kedinginan." Kata Romi lembut.
"Em ngak papa kok,aku biasa juga pake kipas angin dirumah." Kata Yuni gugup.
Romi menggeleng.
"Ngak boleh,nanti makin parah aku ambil obat dulu." Kata Romi berdiri mengambil kotak obat.
Yuni menepuk jidatnya bingung harus bagaimana.
"Nih pake minyak angin,taruh di tengkuk sama di perut." Kata Romi lembut.
Yuni menerimanya dengan pasrah masih diam disana.
"Kok cuma di liatin,dipake dong,apa aku yang makein ?"
Yuni melotot dan menggeleng tegas.
"Ngak papa aku aja,kamu mandi gih." Kata Yuni bingung.
"Dipakein dulu baru aku mandi." Kata Romi bersedekap dada.
Yuni melotot kaget dan panik sendiri.
"Ngak mau,nanti kamu lihat." Kata Yuni malu.
"Ck,kita udah menikah apa yang harus dimaluin sih,sini aku yang pakein,dari pada kamu makin masuk angin nanti." Kata Romi mengambil minyak angin itu dan membuka nya.
Yuni ingin berteriak jangan,tapi aura tegas lelaki itu sulit untuk dia tembus.
Romi mendekat dan menyingkap rambut gadis itu.
Deg..
Romi menegang melihat leher jenjang gadis yang baru dia nikahi itu.
"Oh astaga Rom,sadar." Batin Romi meloncat2.
Jiwa kelakian Romi diuji saat ini.
Yuni bersemu merah melihat Romi yang menatap lehernya tak berkedip.
"Em kamu oles sendiri aja,sampe belakang ya,atau dikerokin mau ?" Tanya Romi gugup.
"Ngak usah,aku aja." Kata Yuni dengan cepat merampas minyak angin itu dan langsung mengusap dilehernya dengan cepat.
Romi menggaruk tengkuk nya malu dan tersenyum canggung.
"Diperut juga." Titah Romi tersenyum.
Yuni mengangguk dan membalik badannya mengusap minyak angin di perut.
Romi tersenyum geli dan berbalik ke kamar mandi.
"Oh ya ampun Yun kamu bikin masalah." Gumam Yuni kesal sendiri.
Obat mulai bereaksi,perut dan lehernya mulai terasa panas ditambah Ac juga dimatikan.
"Uh panas banget sih."Kata Yuni mengipasi dirinya.
Perempuan itu berusaha tenang dan naik keranjang setelah selesai mengambil baju ganti suaminya,awalnya Yuni ingin mencari sofa tapi hanya ada kursi tunggal disana.
"Huh,ngak papa lah tidur berdua,yang penting ada pembatas." Gumam Yuni menyelimuti dirinya.
Perempuan itu berusaha tidur meski kepanasan.
Beberapa menit kemudian,Romi keluar dari kamar mandi dengan handuk sepinggang.
Pria itu mendekati ranjang mengambil bajunya yang sudah disiapkan Yuni.
"Ternyata dia nurut juga." Gumam Romi terkekeh pelan.
Pria itu melihat wajah polos istrinya yang tertidur,Romi mengernyit melihat keringat membasahi wajah istrinya.
"Kenapa keringat nya banyak banget ya."Gumam Romi pelan.
Pria itu memeriksa kening Yuni.
"Normal,ngak panas."
"Uh panas banget sih." Kata Yuni dengan santai membuka baju gamis nya.
Sontak Romi langsung mundur kaget melihat istrinya setengah sadar.
"Pa,idupin kipas Adek." Pinta Yuni kembali memeluk guling dengan baju sepaha.
Romi kaget bukan main,ternyata Yuni memakai baju double.
"Astaga anak ini." Kata Romi tak percaya.
"Papaaaaa kipas Adek idupin." Kata Yuni bergerak gelisah.
Romi dengan cepat mengambil remot dan menghidupkan Ac.
Seketika Yuni diam dan kembali memeluk gulingnya.
Romi tertawa pelan masih tak percaya gadis yang dia nikahi ini sangat lah manja,apalagi Romi kaget melihat gambar di baju Yuni yang terkesan kekanak kanakan.
Romi naik keranjang dan menyelimuti tubuh bawah istrinya,bahkan Romi bisa dengan jelas melihat cd wanita itu saat Yuni bergerak.
"Tenang Rom,lo ngak boleh tergoda." Gumam Romi berusaha tenang menenangkan adik kecil nya yang juga syok.
Yuni berbalik memeluk tubuh Romi yang hanya mengenakan celana pendek saja tanpa baju.
"Em." Gumam Yuni merasa nyaman menyelusupkan kepalanya di dada bidang pria itu.
Romi masih berusaha tenang dengan menepuk pelan punggung istrinya,supaya tertidur nyenyak.
❤❤❤
Hay guysss jangan lupa Vote,Like,Coment ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 654 Episodes
Comments
Destridawati Cikdin
lucunbc nya
2022-06-25
0
Rosnani Saebe
sabar...akan indah pada waktunya
2022-03-18
0
Si Cantik 21 + 🌽🍎
hahaahahahahahahhhaha si ot*ng tersiksa
2022-01-15
1