Kini sang ibu sudah dibawa kerumah mereka,adik2 Romi tak henti2 nya menangis sesegukkan.
"Kamu yang sabar ya,yang kuat." Kata Tito tak tega melihat Romi yang hanya diam menatap nanar ibunya yang terbaring ditengah ruang tamu di tutupi kain panjang.
Pria itu mengangguk lemah tanpa melihat mertua barunya itu.
Yuni duduk bersama Rena di samping pria itu,orang melayat sudah sangat ramai,rencananya ibunya itu akan dimakamkan besok pagi.
"Kalo kamu mau istirahat dikamar aja." Kata Romi menegur Yuni yang diam menunduk melihat jasad ibunya.
Perempuan itu mengangguk lemah melihat tatapan pilu pria yang baru saja menghalalkannya.
"Dek,bawa Kakak ipar kamu ke kamar A'a." Kata Romi kepada adik bungsunya.
Wanita itu mengangguk dan mendekati Yuni.
"Ayo Kak." Ajak wanita itu mengulurkan tangannya.
"Aku disini aja." Kata Yuni menolak..
"Ngak papa,kamu istirahat dikamar aja ini sudah sangat malam." Kata Romi tersenyum.
"Ngak mau,aku mau dsini huhu." Kata Yuni kembali menangis.
"Ngak papa Dek,Yuni sama ibu aja dsini." Kata Rena kepada adik bungsu Romi itu.
"Ya udah Bu,kalo mau istirahat kamarnya ada diatas paling depan." Kata perempuan itu tersenyum.
Rena mengangguk seraya mengusap punggung gemetar Yuni.
Mereka semalamam membaca ayat2 suci untuk orang tua mereka semua.
Yuni benar2 tak tidur,perempuan itu mencuri curi pandang kepada Romi yang sibuk membaca ayat berulang ulang.
Gadis itu tanpa sadar selalu disamping sang suami,meski Romi kian bangkit duduk menerima bela sungkawa kerabatnya.
Pagi hari menjelang,acara pemakaman pun digelar.
Dengan nada bergetar Romi mengazankan ibunya diliang lahat.
Adik kedua Romi kembali pingsan saat tanah diturunkan kepada ibunya seorang diri disana.
Romi pun tak kuasa menahan tangis nya,bahkan baju koko pria itu sudah penuh dengan tanah merah.
"Ibuuuuuuuu hiks hiks." Teriak adik bungsu Romi histeris saat tubuh tua itu sudah di tutupi dengan tanah.
Romi menangis terisak memeluk kedua adiknya,Yuni kembali menangis ikut bergabung memeluk suami dan adik iparnya.
"Ibuuu." Kata Yuni lemah.
Acara pemakaman pun selesai,Romi merogoh ponsel nya disaku saat ada panggilan masuk berulang ulang.
pria itu melotot saat melihat banyak panggilan masuk dari bos besar nya,dan juga orang2 kantor,serta teman bisnis mereka.
"A'a mau kemana ?" Tanya Adik bungsu Romi heran melihat Romi panik sendiri.
Yuni hanya diam memperhatikan pria itu.
"A'a harus kekantor sekarang,ada masalah besar,kamu urus semuanya ya."
"Iya A,tapi malam nanti Aa pulang kan ?"
"Iya,nanti Aa langsung pulang kalo semua udah selesai."
Perempuan itu mengangguk dan berjalan menjauh.
Romi yang terburu buru pun tak sadar meninggalkan Yuni yang menunggu disana.
Tito menghampiri anak gadis nya itu dan menepuk pundaknya.
"Kamu yang sabar ya,saat ini Romi banyak kerjaan makanya dia ngak sempet buat pamit sama kamu." Kata Tito lembut.
"Iya Pa,ayo kita pulang." Kata Yuni tersenyum.
"Iya,nanti kamu harus balik lagi kerumah itu,karna kamu kini sudah menjadi istri Romi."
"Iya Pa,aku inget." Kata Yuni mendesahlesu.
"Ya sudah,ayo pulang." Kata Tito mengandeng tangan Rena..
Keluarga itu pun pulang krumah mereka.
Didalam mobil Romi tersentak kaget saat teringat sesuatu.
"Astaga gue lupa sudah punya istri sekarang." Kata Romi menepuk jidatnya.
"Em tapi ngak keburu lagi kalo gue balik sekarang." Kata Romi bimbang melihat jam ditangannya.
"Ya udah lah,toh orang tuanya ada disana,gue ke kantor dulu baru jemput dia nanti." Kata Romi memutuskan.
Pria itu dengan cepat pulang krumah untuk berganti pakaian.
Romi menelpon bosnya saat dirinya sudah sampai di kantor.
Terdengar suara bos nya sedikit emosi,tapi bisa diredakan saat tau alasan yang sebenarnya kepada pria itu tak mengangkat panggilan.
"Gue turut berduka cita Rom." Kata teman nya dikantor.
"Iya makasih,ntar malam datang krumah ya buat baca yasin." Kata Romi tersenyum.
"Gue usahain ya." Kata pria itu tak enak.
Romi mengangguk dan berjalan cepat keruangannya.
Aura tegas pria itu kembali lagi,meski matanya masih sedikit bengkak karna menangis semalalam.
"Hubungi pihak media,saya akan kesana sekarang." Titah Romi kepada anak buahnya.
Pria itu berkutat di depan laptop,seraya tangan,dan mulut terus aktif menahan para investor yang ingin kabur,setelah mendengar berita yang menyangkut keluarga besar 2 bersahabat itu..
"Beri mereka uang,dan suruh mereka tutup mulut." Kata Romi berbicara di seberang.
"........."
"Pokok nya selesaikan secara benar,jebak mereka balik."
" ........"
"Oke,nanti Bos akan datang langsung sore atau malam ini."
"......"
"Hm,jangan biarkan dia lepas." Kata Romi geram.
Tut...
Panggilan pun terputus,Romi menyugar rambutnya kasar,masalah ini cukup berat,ditambah lagi dengan masalahnya,tapi Romi masih bisa menyelesaikan masalah satu persatu,ini lah tak enaknya jadi asisten,semua urusan Bos menjadi urusannya walau masalah keluarga sekali pun.
Hampir malam pria itu masih bekerja keras dikantor,mencari bukti yang banyak untuk menghancurkan lawan bos nya itu.
"Rafael ?? Siapa dia ?" Gumam Romi bingung saat menerima laporan dari bawahannya.
"Aku harus cari tau siapa dia." Kata Romi tajam.
pria itu berkutat lagi menjadi detektif dadakan mencari tiap informasi.
Untuk masalah perusahaan sekejab mata bisa Romi atasi,para investor tak berani mundur karna mereka takut dengan keganasan Reno yang jika sudah emosi,bisa melakukan apa saja..
"Aman Pak,harga pasaran masih normal." Kata Romi mengangkat panggilan dari bosnya.
"Kamu siapkan semua amunisi kita,jika ada yang berani curang,langsung tembak saja." Kata Reno diseberang.
"Siap Pak,mereka tak ada yang berani,harga kita cuma goyang sedikit tapi masih stabil."
"Oke,Rom saya percayakan semuanya sama kamu."
"Baik Pak." Kata Romi tersenyum.
Pria itu menghela nafas lega,saat menerima semua laporan dari anak perusahaan yang lain, bahwa usaha Reno itu masih berjalan lancar meski desas desus masih terdengar.
Media pun mulai berkurang,karna Romi tak main2 dengan ucapannya yang akan menuntut siapa saja yang berani menyebarkan berita tersebut.
Setelah semua selesai,pria itu pulang krumahnya,terlihat semua sudah ramai,Romi menghela nafas lega melihat ada mobil mertuanya disana.
Pria itu langsung masuk kedalam menuju kamar.
Ceklek...
Pintu terbuka dari luar,Romi pun masuk kedalam dan tersentak kaget melihat seorang gadis terduduk di ranjang nya.
"Mmaaaf ak aku di suruh Mama tunggu disini." Kata Yuni ketakutan.
Romi mengangguk dan menaruh tas kerjanya di meja.
Yuni hanya menunduk disana memperhatikan Romi yang berjalan kearah lemari.
Deg...
Yuni menelan ludahnya kasar,melihat Romi membuka kemeja nya dengan santai didepan nya,hingga gadis itu bisa melihat jelas bulu2 yang tumbuh didada pria itu.
Gadis itu langsung menutup wajahnya malu,Romi hanya diam melihat kegugupan Yuni.
"Aku mandi dulu ya,em boleh minta tolong siapin baju aku ?" Pinta Romi lembut.
Yuni mengangguk tanpa melihat kearah pria itu.
Romi tersenyum kecil dan berjalan kekamar mandi.
Yuni menghela nafas dan langsung berbalik saat pintu kamar mandi tertutup.
"Ya ampuuunn kenapa aku deg degan gini ya." Kata Yuni memegang dadanya.
"Huh santai Yun,kamu harus tenang." Kata Yuni menarik nafasnya pelan.
Gadis itu mendekati lemari dan menyiapkan baju suami baru nya itu,meski harus kembali bersemu melihat celana keramat pria itu.
❤❤❤❤
Hay guysss minta Vote,Like,Coment dong biar author semangat Up🤧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 654 Episodes
Comments
Neneng cinta
nikah dadakan seru jg ya..plgi dpt suaminya baik dan sholeh😍😁
2022-03-07
2
Alif
nikah nya di sah kan thoor jangan gitu
2021-12-28
1
Melati Dwi anjani
celana keramat🤭🤭😀😀😀
2021-11-09
1