Kini 2 gadis itu sedang berada di sebuah cafe yang tak jauh dari kampus,Yuni membayar sahabat nya seperti yang di perintahkan Reno tadi.
"Aku masih penasaran loh mereka siapa nya kamu Yun ?" Tanya Sindi geregetan.
Yuni yang sedang menyuapkan nasi kemulutnya tersenyum kecil.
"Hayo tebak mereka siapa." Kata Yuni ingin menjahili Sindi.
"Ck,aku ngak tau,cepetan dong kasih tau aku,terus pria tampan yang satu lagi itu siapa ??"
"Aku ngak tau yang satunya,mungkin itu karyawannya kali." Kata Yuni cuek.
"Terus Bapak itu siapa ? emang kamu punya keturunan bule ya ?" Tanya Sindi.
Yuni seketika tertawa memandang wajah gadis itu.
"Bule dari mana nya Papa sama Mama aku orang indo asli."
"Dulu istrinya Kak Reno itu tetangga kami,makanya kenal." Kata Yuni jujur.
"Waah enak dong punya tetangga orang kaya."
Yuni sedikit tersentak dan menghela nafas.
"Mereka bukan orang kaya dulu nya." Kata Yuni sedih mengenang Nisa dan Clara dulu.
"Maksud kamu ?" Tanya Sindi bingung.
"Istri nya orang biasa,dan jauh dari kata baik dulunya,aku ngak tau sih gimana cerita pastinya,tapi kata Mama,istri nya Kak Reno itu orang yang sangat kuat." Jelas Yuni.
Sindi ber oh ria,sedikit kaget dengan cerita Yuni,gadis itu tak menyangka pria tampan dan mapan seperti Reno mau menerima gadis biasa yang tergolong rakyat miskin.
Yuni menceritakan apa yang dia tau,gadis itu tak tau tentang masa lalu Nisa yang lainnya,karna dirinya pun masih sangat kecil saat itu.
"Kamu beneran ngak tau tentang abang yang satunya lagi ?" Tanya Sindi memelas.
Yuni menggeleng lemah.
"Dia juga tampan loh Yun,wajahnya datar tapi sexy banget." Kata Sindi heboh mengenang Romi tadi.
"Apaan sih kamu ngak liat dia juga sama dewasanya,jangan2 itu suami orang." Kata Yuni ngeri.
"Yaah jangan dong,biar aku aja yang jadi istrinya."
"Serah deh,tapi saran aku jangan banyak berharap takut nya kamu khilaf." Kata Yuni terkekeh pelan.
"Ngak papa khilafnya sama pria kaya gitu,untung besar aku,aku tuh suka banget sama cowok macho gitu."
"Ya ampun nih anak otaknya udah kemasuk air kayaknya,jadi konslet." Kata Yuni menggeleng pelan.
Sindi tertawa renyah dan kembali mamakan pizza nya.
Dirumah orang tuanya, Rena menganga lebar mendengar permintaan seorang wanita tua yang beberapa hari lalu kerumah nya.
"Tapi Bu,anak saya masih kuliah." Kata Rena berusaha tenang.
"Saya mohon Nak,seperti nya umur saya tak akan bertahan lama lagi,saya ingin melihat putra saya menikah,saya yakin dia mampu membahagiakan Yuni." Kata wanita itu memelas.
Rena bingung harus berkata apa,wanita ini datang2 bersama putrinya meminta Yuni menikah dengan putranya yang bahkan mereka tak tau siapa anak wanita tua ini.
"Saya mohon Bu,kabulkan permintaan ibu saya." Kata seorang perempuan seumur Yuni menangis memegang tangan Rena.
"Saya tidak bisa menjawabnya,saya akan tanya suami saya dulu nanti." Kata Rena bingung.
" Tolong Bu,ibu saya sangat bahagia saat bertemu Yuni." Kata Anggi memelas.
"Saya tanya dulu sama Papa nya Yuni." Kata Rena memutuskan.
"Baiklah Bu,tolong kabari kami secepatnya ya." Kata Anggi tersenyum.
Wanita tua itu sudah pucat,badannya mulai berkeringat dingin,Rena dan Anggi menyadari itu.
"Ya Tuhan ibu." Pekik Anggi kaget dan langsung menangis.
"Ibu hiks hiks Anggi mohon Bu,jangan tinggalin Anggi Bu." Kata perempuan itu menangis tersedu sedu.
Rena kaget dan langsung membantu wanita sesak nafas itu duduk.
"Saya panggil orang dulu." kata Rena berlari keluar rumah.
Wanita tua itu menangis memegang dadanya yang mulai nyeri ditambah melihat Anggi yang menangis terisak.
Tak lama Rena datang dengan 2 orang pria.
"Tolong Mas,bawa ibu ini krumah sakit." Kata Rena panik.
2 lelaki parubaya itu mengangguk dan langsung membawa wanita tua itu kedalam mobil yang mereka naiki tadi.
Mereka pun langsung membawa ibu itu kerumah sakit,Anggi dengan tangan gemetar menelpon Kakak2 nya.
Rena bingung harus bagaimana pikirannya melayang jauh memikirkan ibu ini dan anaknya Yuni.
"Halo Mas,kamu pulang sekarang ya." Pinta Rena menelpon suami nya.
"Kenapa ?" Tanya Tito di seberang.
"Pleas kamu pulang sekarang ini tentang Yuni." Kata Rena berusaha tenang.
"Iya aku pulang setelah pekerjaan ini selesai." Kata Tito cepat.
Pria itu sangat sensitif jika menyangkut masalah putrinya.
"Iya,aku tunggu dirumah." Kata Rena mematikan panggilan.
Diruangan rumah sakit itu Anggi terus menangis memanggil ibunya.
Rena menghela nafas dan mendekati perempuan itu.
"Kamu yang sabar ya,ibu kamu akan baik2 saja." Kata Rena lembut..
"Saya mohon Bu,kabulkan permintaan ibu saya hiks hiks,beberapa hari ini Ibu saya selalu ingin bertemu Yuni,dia ingin Yuni menikah dengan Kakak saya." Kata Anggi menangis terisak.
"Apa Kakak kamu juga tau bahwa Ibu kamu ingin Yuni jadi menantu nya ?" Tanya Rena memastikan.
Anggi terdiam,dirinya kembali teringat pembicaraan Ibu nya dengan Kakak nya dulu.
"Iya Bu,Kakak saya mau." Kata Anggi yakin.
Meski tak tau yang sebenarnya tapi Anggi ingin meyakinkan Rena.
Rena terkejut,dirinya semakin bingung ada apa dengan keluar kaya ini.
"Kamu hubungi Kakak kamu suruh mereka berkumpul disini,malam nanti saya akan kemari lagi." Kata Rena memutuskan.
"Terima kasih Bu,terima kasih saya akan menyuruh Kakak saya kemari." Kata Anggi girang.
Rena tersenyum canggung.
"Saya pulang dulu,jaga ibu kamu baik2." Kata Rena pamit.
Perempuan itu mengangguk tersenyum.
Rena pun pulang kerumahnya dengan banyak pikiran melayang diotaknya saat ini.
Disebuah perusahaan,seorang pria terlihat panik mendapat telepon dari Adiknya yang memberitahu bahwa ibu tercintanya masuk kerumah sakit.
"Rom tenang Rom,jangan panik." Tegur Reno.
"Mmaaf Pak,saya harus pergi sekarang,maafkan saya." Kata Romi menunduk hormat.
"Iya,pergi lah hati2 jangan ngebut2." Kata Reno iba.
Romi mendapatkan telepon saat mereka baru saja menyelesaikan meeting mega proyek yang baru saja Reno menangkan dalam tender besar.
"Terima kasih Pak,saya pulang dulu." Kata Romi tersenyum kecil.
Bos besarnya itu ikut tersenyum,pria itu tau perasaan Romi saat ini karna dirinya juga pernah di posisi pria itu,bahkan lebih karna sang Ibu di panggil pulang oleh sang maha kuasa.
Romi mengendarai mobil nya seperti kesetanan,dirinya tau bahwa kesehatan ibu nya memang sedikit terganggu beberapa tahun ini.
Tapi ini yang parah karna harus dilarikan kerumah sakit lagi,karna baru 1 minggu lalu ibunya pulang dari sana.
"Aku mohon Bu,bertahanlah." Kata Romi panik.
Tak lama pria itu sampai dan langsung berlari masuk kedalam ruangan,terlihat 2 adik dan adik ipar serta keponakannya sudah menunggu disana.
Romi berjalan lemas melihat tubuh ibunya di penuhi selang ditubuh renta nya.
"Ibu." Gumam Romi lirih.
"Uncleeee."
"Kakak."
Pekik adik dan keponakan nya bersamaan dan langsung berlari memeluk Romi.
" lHuhuhu Oma sakit uncle." Adu bocah berumur 3 tahun itu kepada Romi.
"Kenapa Ibu masuk kesini lagi ?" Tanya Romi kepada adik2 nya.
"Ibu sesak nafas tadi Kak saat kami dijalan." Kata Anggi menangis.
Perempuan itu tak mau memberitau bahwa sang ibu melamar seorang gadis untuknya.
Romi mendekati ibunya dan menatap wajah renta itu dengan nanar.
"Ibu,ini Romi Bu." Bisik Romi lirih.
Wanita yang tertidur itu membuka matanya perlahan.
"Ro mi." Panggil Wanita itu lemah.
"Iya Bu,ini Romi ibu harus kuat,Ibu ngak boleh lemah." Kata Romi berkaca kaca.
"Hiks hiks Ibu ngak kuat Rom,ibu mau melihat kamu menikah Nak." Kata wanita itu menangis pilu.
"Romi akan menikah Bu,tunggu Romi sebentar lagi." Kata Romi lembut.
Wanita itu menggeleng lemah.
"Ibu sudah menyiapkan calonnya untuk kamu Nak,dia wanita yang cantik dan baik." Kata wanita itu memberikan senyum kecilnya.
Deg...
Romi kaget bukan main.
"Menikahlah dengan nya Nak,Ibu akan berusaha kuat hingga ibu bisa tenang pergi jika kamu sudah mendapatkan istri yang baik." Kata wanita itu serak.
"Ibu hiks hiks." Pekik ke 2 adiknya takut melihat wanita itu berubah pucat seperti menahan kesakitan.
Romi mengusap wajahnya yang sudah banjir air mata,dirinya sangat rapuh jika berhubungan dengan wanita tua ini.
"Romi akan lakukan apapun,tapi ibu janji ya ibu ngak akan ninggalin kami." Kata Romi menggenggam tangan keriput itu.
Wanita itu tersenyum menitikkan air matanya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 654 Episodes
Comments
Leni Setiamuni
OOO iya sekarang aku inget, Renata tetangga Nisa yang suka di titipin Clara...
2022-09-02
0
Rosnani Saebe
jadi mewek kalo soal ibu...
2022-03-18
0
Nur Kayah
😭😭😭berbahagialah,,yg masih memiliki orang tua.
2021-11-08
1