Vella masih menatap lekat wajah Kazza, dirinya pun sangat ketakutan. Tanpa pikir panjang, Vella segera bangkit dari tempat tidur. Berkali kali Vella mencoba memeriksa kondisi bagian lehernya, dan juga memeriksa pakaiannya dari atas sampai bawah.
'Tidak ada sesuatu yang mencurigakan, apa laki laki ini baru masuk. Atau... sudah dari tadi, ah... aku tidak dapat memastikannya.' Gumamnya yang terus berusaha memastikannya.
"Hei! kamu kira aku melakukan kesalahan. Buruan cuci muka kamu itu, semua sudah menunggumu di ruang makan. Kita akan makan siang bersama, cepat! jangan banyak alasan. Aku tunggu!" perintahnya dengan nada sedikit membentak.
Vella yang mendengarnya pun sedikit takut, ditambah lagi sikap angkuhnya yang bisa muncul kapan saja.
"Iya, tunggu sebentar Tuan." Jawabnya langsung masuk ke kamar mandi. Kazza yang melihat ekspresi Vella hanya menggelengkan kepalanya.
Vella yang sudah berada di kamar mandi, Vella mengutuk dirinya sendiri.
'Kenapa aku begitu nurut dengannya, dan kenapa aku sampai bisa ketiduran seperti ini. Apa jadinya nanti, jika kedua orang tua tuan Kazza melihat mukaku yang terlihat seperti bangun tidur.' Gumamnya sambil berdiri didepan cermin untuk memeriksa mukanya yang masih terlihat bangun tidur.
Berkali kali Vella mencuci mukanya, agar tidak terlihat pucat dan lesu.
Kazza yang merasa sudah tidak sabar dan bosan menunggu, dirinya segera beranjak berdiri dan menyusul Vella yang masih berada di dalam kamar mandi.
Dor dor dor dor!! Vella pun sontak kaget, saat Kazza menggedor gedor pintunya yang sangat kuat.
Dengan sigap, Vella langsung membuka pintunya.
Ceklek! Kazza yang membukanya dengan kasar.
"Kamu tidur apa cuci muka? hah! kamu tidak lihat, sudah berapa lamanya aku menunggumu. Sekarang cepatlah keluar, aku sudah bosan menunggumu." Ucap Kazza dengan kesal.
"Maaf Tuan, saya lupa waktu. Saya hanya berusaha membuang rasa kantuk pada kedua mata saya. Sekali lagi maafkan kesalahan saya, Tuan..." jawab Vella berusaha mencari alasan yang tepat dan benar. Meski Kazza tidak akan mempercayainya.
"Maaf, maaf! senjata kamu." Ucapnya dan langsung keluar dari ruang kamar istirahat untuk Valle.
Dengan langkah kakinya yang buru buru untuk mengejar Kazza, tiba tiba terjadi sesuatu yang tidak di sangkanya.
"Aaaaa!!!" teriak Vella saat kakinya terkilir ketika mengejar langkah kaki Kazza.
Dengan sigap, Kazza langsung menangkap tubuh Vella mendadak. Kedua bola mata pada keduanya sama sama saling memandangi dengan lekat.
Kedua orang tua Kazza dan juga Afna yang melihat Kazza dan Vella dengan posisi yang terlihat sangat romantis, membuat semua yang melihatnya terpana.
Keduanya tidak menyadarinya, jika ada yang memperhatikannya.
"Kamu! kalau jalan itu lihat lihat, lain kali jangan sembarang mengejar langkah kaki orang lain." Ucapnya yang tiba tiba langsung melepaskan Vella yang sudah berada dihadapannya.
"Maaf, tidak akan saya ulangi lagi kejadian yang barusan." Jawabnya tertunduk malu, sedangkan Kazza yang terdiam tidak menjawabnya.
Kazza pun segera membalikkan badannya dan menuju kearah orang tuanya dan Afna yang sudah menunggunya.
Keduanya tiba tiba tercengang, saat kedua orang tua Kazza dan Afna tengah memperhatikannya. Perasaan malu dan cemas kini membuat Vella terus berpikir. Vella hanya bisa menunduk penuh rasa malu.
Berbeda jauh dengan Kazza yang selalu cuek dan bersikap seakan tidak merespon setiap orang yang tengah memperhatikannya. Kazza tetap bersikap tenang, tanpa ada rasa malu ataupun canggung.
Vella pun segera menarik kursi di dekat Afna dan langsung duduk tanpa basa basi. Begitu juga dengan Kazza, yang sudah siap untuk menikmati makanan yang sudah di sajikan.
Nyonya Nessa mengambilkan porsi makan siang untuk sang suami. Sedangkan Vella mengambilkan porsi makan untuk Afna, agar makan siang kali ini dapat menggugah selera makan.
Berbeda dengan Kazza, sedari tadi hanya memainkan ponsel terlihat sangat sibuk. Sedangkan Afna yang mengerti akan maksud dari sang kakak, Afna menyikut Vella agar segera menyadarinya.
"Ada apa, Nona?" tanya Vella sedikit bingung dengan maksud Afna.
"Itu, disamping kamu..." jawab Afna sambil menunjuk kearah sang kakak dengan kedua matanya. Vella yang mengikuti maksud dari kode kedua mata Afna pun membelalakkan kedua bola matanya kaget.
Tanpa disadari, bahwa Kazza sudah duduk di dekatnya. Vella yang merasa aneh pun kembali menatap kearah Afna dan mendekatkan telinganya didekat Afna.
"Ambilkan porsi makan, jika masih belum makan juga berarti minta di suapin." Ucap Afna dan tersenyum, Vella yang mendengarkannya langsung mengernyitkan dahinya.
'Apa...!! minta diambilkan porsi makan, dan kata sang adiknya suruh menyuapinya. Yang benar saja, memangnya dia siapa? suamiku saja bukan. Apa memang sudah dari kecil selalu disuapin pelayan? aah tidak tidak, aku tidak percaya. Aku yakin, bahwa laki laki ini hanya sedang mengerjaiku dengan bekerja sama dengan adiknya. Awas saja kamu, aku pasti balas perbuatan kamu jika ternyata benar benar membuatku malu.
Vella memberanikan diri untuk mengambilkan porsi makan yang tidak cukup banyak, setidaknya cukup untuk mengenyangkan perut majikannya.
Sedangkan tuan Tirta dan nyonya Nessa sudah selesai makan siangnya, kemudian keduanya segera pergi dari ruang makan.
"Kalian bertiga nikmati makan siangnya, kamu berdua mau istirahat." Ucap nyonya Nessa berpamitan. Sedangkan Vella dan Afna hanya mengangguk dan tersenyum. Tidak bagi Kazza, yang cuek saat kedua orang tuanya meninggalkan ruang makan. Dirinya masih fokus dengan sebuah ponselnya, bahkan porsi makanan yang sudah Vella ambilkan dan diletakkan dihadapannya hanya sebagai pajangan semata.
Vella sendiri fokus dengan makanannya yang sedang ia nikmati. Tanpa disadari oleh dirinya dengan makanan yang sudah berada di hadapan bos mudanya. Afna sendiri hanya tersenyum mengumpat saat melihat Vella dan kakaknya sendiri. Vella pun sudah selesai menyapu makanan yang berada di piring dengan bersih tanpa sisa.
Dengan percaya diri, Vella memberanikan dori untuk menegur Kazza yang sedang fokus dengan ponselnya.
"Maaf tuan, makanannya sudah dianggurin." Ucap Vella seberani mungkin tanpa memikirkan rasa malu sedikitpun.
"Apa kamu tidak lihat, kedua tanganku sedang sibuk. Cepat suapin aku, tidak pakai lama." Jawabnya ketus.
Vella hanya menelan salivanya saat Kazza menjawabnya dengan ketus, sedangkan Afna tidak perduli dengan sang kakak dan Vella. Afna tetap menikmati buah kesukaannya dengan fokus.
'Tuh kan.. apa kataku, ini orang minta disuapin. Benar benar seperti bayi tua saja, sungguh merepotkan. Kasihan sekali yang akan menjadi istrinya nanti, aku yakin pasti tidak tahan dengan sikap angkuhnya, dinginnya, dan juga sombongnya.' Gumam Vella mencoba menerka nerka.
Dengan telaten, Vella menyuapi Kazza dengan sabar. Meski dirinya lumayan cukup geram dengan sikap Kazza yang seperti anak kecil yang meminta disuapin oleh ibunya.
"Minum! pintanya masih dengan ketus.
Lagi lagi Vella hanya menelan salivanya, Vella segera mengarahkannya ke mulut Kazza dengan gerogi dan takut pastinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Dewi Nurlela
sivella perawat afna apa kazza ya🤔🤔🤔🤔🤣🤣🤣
2023-07-11
0
Milhiyah
Cari perawat utk afna tapi sepertinya modus buat pasangan utk diri kazza....
2022-07-20
0
Suhaila Azhar
waktu gue baca masa kazza gedor pintu gue pikir dia tembak pintunya
2021-12-18
1