S A H A B A T

🐥Selamat Membaca🐥

Sore mulai menyapa, matahari bersinar dengan indanya, langit berubah kemerah-merah Seolah tengah tersenyum kepada anak muda yang berwajah tampan overdosis itu.

"Sore, Bie. Kamu baru pulang sayang?" Sapa si mama ramah mana kala melihat kedatangan anaknya.

"Wiih, ada manusia rupanya," jawab Abie yang sibuk dengan benda pipih di tanganya. Dan tanpa sedikit pun menatap wajah sang mama.

"Mama baru pulang, sayang. Karena malam ini mama harus masuk kerja, ada pasien mama yang butuh perawatan extra." Jelas si mama. "Abie darimana aja, kenapa jam segini baru pulang.

"Eh, tumben nyanya, biasanya bodo amat."

"Abie. Kenapa gitu banget, si sama mama.?"

"Suka-suka saya dong, dan apa pun urusan anda juga. Suka-suka anda." Jawabnya lagi.

"Kamu, habis ngapin sih, Bie? Bajumu kenapa banyak lipsticknya?" Si mama bertanya tanpa memperdulikan perkataan Abie.

"Anda mau saya jawab jujur atau berbohong?"

"Jujur dong, Bie. Masa iya mau bohongin mama." Tegas wanita paruh baya itu.

"Aku baru saja merusak anak orang, biar hidupnya sama-sama rusak seperti hidupku." Jawab Abie tanpa basa basi.

Lelaki muda itu segera melangkahkan kaki untuk masuk kedalam kamarnya, bahkan Abie membanting pintu sekuat tenaga.

Si mama hanya terdiam, tubuhnya begetar hatinya terluka, sakit rasanya saat mendengar pengakuan Abie bak pisau yang menyayat tepat di hatinya.

"Seburuk itukah, Abie. Tidak, tidak, dia tetap anak ku yang dulu, polos dan lugu, perkataanya itu hanya untuk menggertaku, Abie tak mungkin merusak hidupnya sendiri," gumam sang mama lirih, wanita paruh baya itu tak sedikit pun mempercayai pengakuan Abie tadi. Baginya, Abie tetap anaknya yang dulu, tak berbubah sedikit pun.

__________

Abie segara menjatuhkan tubuh lelah di ranjang kesayanganya. Lelaki 20 tahun itu segera meraih benda pipih yang terletak tak jauh di sisi ranjang miliknya.

"Wiiihh.....!" Lelaki muda itu tersenyum riang. "Banyak banget yang, Chat aku." Gumam Abie bergidik geli.

Abie menautkan kedua alisnya, mana kala isi chat tersebut adalah orang-orang yang benar-benar kepo akan kehidupan pribadinya.

"Ihhh, kurang ajar sekali si, Shafa itu. Saat yang lain sudah mau terbuka, dia justru cuek-cuek bebek. Awas kau ya," omel Abie penuh kekesalan.

Maklum saja, Abie sudah mati-matian memberi perhatian lebih, dengan komentar-komentar penyemangat di Novel online milik si Shafa itu. Tapi si penulis itu tak sedikit pun merespon dirinya.

"Setan asli. Sombong banget dia, novel kurang laku aja belagu," omel Abie lagi. "Awas kau, ya. Jangan panggil Abie jika tak bisa merebut perhatianmu." Ancam Abie untuk dirinya sendiri.

Begitulah Abie, hampir setiap hari dia menyempatkan waktu, hanya untuk besantai ria di hadapan ponsel kesayanganya. Kerjaanya adalah, curi-curi perhatian dari sekian banyak penulis online yang di kenalnya.

Abie terkenal dengan anak polos dan lugu, bahkan para penulis itu mengira, Abie masih anak di bawah umur. Karena mereka benar-benar memperhatikan Abie layaknya anak kecil. Bahkan Abie rela menghabiskan waktu malamnya berjam-jam di hadapan ponsel kesayanganya, hanya untuk mengobrol tak jelas dengan teman-teman dunia mayanya.

"Dihhhh, dari sekian banyaknya penulis, nama Shafa dan Desy Puspita memang paling cuek. Tapi kenapa aku justru kepo dengan kepribadian mereka yang sesungguhnya. Heemmmmmm," fikiran Abie mulai melayang kemana-mana. "Santai, Bie, banyak jalan menuju roma," gumamnya lagi penuh percaya diri.

_________

Siang mulai menyapa, jam menunjukan pukul 10.30.

Abie baru saja membuka matanya. Namun dia cukup terkejut, manakala Dani sudah berada di dalam kamar miliknya.

"Selamat siang, bos muda." Sapa Dani di iringi tawa.

"Siang. Memang sekarang jam berapa, sih?" Tanya Abie penasaran.

"Jam setengah sebelas, Bie. Kamu semalem ngapain aja sih? Masa jam segini kamu baru bangun. Jangan-jangan ngerusak anak orang lagi, ya?"

"Ehhh, ente kalau ngomong jangan asal jiplak, ya! Fikiramu itu terlalu buruk kawan, aku tadi malam begadang, tidur jam stengah tiga, dan bangun lagi karena denger suara Adzan subuh," jelas Abie.

"Adzan subuh? Elu sholat, Bie?" Tanya Dani penasaran.

Abie tak menjawab, dia hanya tersenyum seraya melempar bantal ke arah sahabatanya itu. "Dahlah, aku mau mandi dulu," Lelaki muda itu justru mengalihkan pembicaraan, Hal itu sontak membuat Dani benar-benar penasaran.

"Abie, kau benar-benar susah di tebak, ya." Gumam Dani dalam hatinya.

__

15 belas menit kemudian, Abie baru keluar dari kamar mandi. Banyak bercak-bercak berwarna merah menyebar di tubuh putih lelaki berusia 20 tahun itu.

"Bie, kau alergi makanan, ya?" Dani coba menduga-duga.

"Eh, kenapa?"

"Tuh, lihat tubuhmu, banyak bintik-bintiknya," jawab Dani polos.

"Oh ini, aku juga gak tau kenapa. Dia sering datang tiba-tiba dan pergi begitu saja," jelas Abie pula.

"Eehh, iya kah, persis kamu dong,"

"Heeeh, kok bisa?" Banyak tanya di benak Abie.

"Kamu kan gitu, sama cewek. Datang tiba-tiba, lalu pergi sesuka hati. Sadis...!"

"Gak usah, ceramah!"

"Iyeee. Maaf, maaf. Lagi pula siapa yang ceramah?"

"Bapak, lu, yang ceramah. Astaga...!" Abie merasa kesal.

Dani terdiam seketika, melihat raut kekesalan di wajah sahabatnya. "Kita kuliah, jam berapa hari?" Dani coba menglihkan pembicaraan.

"Gaausaah kuliah, aku lagi gak nafsu berfikir," jawaban yang aneh.

"Lah."

"Kepantai aja, yok. Mandi aer!" Ajak Abie

"Boleh, boleh, seru nih kayaknya.

Keduanya pun akhirnya memutuskan untuk manghabiskan waktu di pantai, seraya menikmati betapa indahnya dunia. Hidup Abie terlalu menyedihkan, hingga bercakap dengan air laut saja sudah membahagiakan.

"Eeh laut, boleh dong sekali-kali gue curhat." Ucapnya yang membuat Dani tersenyum getir. "Bawa dong rasa sakitku, pergi jauh-jauh bersama ombakmu, kali aja aku idup bisa jadi orang yang bener." Curhatnya lagi.

"Ayo luapkan, semoga Tuhan dengar semua rasa sakitmu." Dani menepuk bahu Abie.

"Heeeeeeeem. Do'a penjahat macam gue, masa iya di dengar," Abie tersenyum kelu.

"Tak ada, yang tak mungkin, karena jika Tuhan berkehendak, yang tak mungkin bisa menjadi mungkin. Ucapkan semua harapanmu, karena Tuhan paling pandai membolak-balikan hati seseorang." Nasehat Dani lagi.

"Iyeee. Ntar aja gue curhatnya, jam segini Tuhan lagi sibuk.

"Ehh buset!"

"Lah iya, jm segini masih banyak yang menghadap Tuhan. Jadi do'a gue, bisa jadi di abaikan. Ntar malem aja curhatnya, pas orang lagi pada bobok semua." Jelas Abie.

"Dia faham, saat yang tepat harus curhat pada sang penciptanya. Yang membuat aku semakin yakin, bahwa iman dia juga masih ada," gumam Dani dalam hati.

Sementara Abie sudah berlari membenamkan diri di air pantai. Dan sahabatnya pun segera mengikutinya, keduanya saling bercanda ria, Dani benar-benar berusaha menjadi sahabat terbaik bagi Abie.

_____________

😌😌😌😌

💝TERIMA KASIH💝

Terpopuler

Comments

De Si

De Si

mampir

2021-07-30

1

Kanjeng Netizzen

Kanjeng Netizzen

gw heran dani koq polos amat ya 😂😂😂

2021-04-29

0

Zaitun

Zaitun

iya apa abi banyak nyamuk kalingawur

2021-03-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!