Jiang Xingyu menikmati makanan enak disalah satu restoran terbaik, kemudian pergi setelah lidahnya puas dan perutnya terasa kenyang. Tapi sialnya Ia pergi diwaktu yang salah.
Tepat setelah keluar dari ruangan pribadi lantai dua, secara tidak sengaja Ia menabrak dinding daging hingga membuat hidungnya terasa masam.
"Sial! Apa kau tidak punya mata?!" Umpatnya sambil mengelus pangkal hidungnya.
Kemudian Ia mendongak ingin melihat siapa yang menabraknya. Ketika kedua matanya melihat fitur wajah tertentu, kata makian yang ingin dilontarkannya lagi berhenti di tenggorokannya.
Karena hati nurani bersalah, secara refleks Ia berbalik ingin melarikan diri.
Tapi sialnya orang yang ditabraknya mencengkram pergelangan tangan kanannya dan menariknya.
Jiang Xingyu dan orang itu saling berdekatan dengan posisi terlihat ambigu. Tatapan yang tidak bersahabat seakan memberitahu dunia bahwa mereka adalah musuh bebuyutan.
"Ternyata benar dirimu!" Ucap Yuwen Junxiu, suaranya terdengar sangat dingin.
Sebelumnya ketika berada di Rumah Judi Yiyuan, Ia hanya merasa familiar melihat seorang gadis berpakaian merah. Namun diluar dugaan ternyata benar Dia.
"Hehehe! Pria tampan, kebetulan bertemu denganmu lagi." Jiang Xingyu tersenyum getir.
"Memang kebetulan. Jadi, haruskah kita menghitung masalah sebelumnya?" saat berkata, Yuwen Junxiu menambahkan kekuatan pada genggamannya.
"Memang apa yang terjadi sebelumnya? ohh aku sangat pelupa." Jiang Xingyu berpura-pura bodoh.
"Tidak masalah jika kau melupakannya. Aku tidak keberatan mengingatkanmu." Yuwen Junxiu tersenyum sinis.
Jiang Xingyu mengerutkan keningnya sesaat. Karena pria ini tidak akan melepaskannya, tidak ada gunanya berpura-pura bodoh lagi. "Lalu apa yang kau inginkan? waktu itu aku memang bersalah karena melecehkanmu, tapi kau sudah membalas dengan mematahkan pergelangan tanganku. Bisa dikatakan kita sudah impas!"
Sebenarnya tidak masalah jika tidak menyinggung kata pelecehan, ketika disinggung lagi membuat Yuwen Junxiu semakin marah.
"Impas? siapapun yang menyinggungku tidak akan ku lepaskan dengan mudah!" Yuwen Junxiu mendengus tidak senang.
"Aku melecehkanmu hanya sebatas kata-kata verbal. Kau tidak rugi apapun dan bahkan wajahmu tetap tampan." Jiang Xingyu balas mendengus.
"Kau!" Yuwen Junxiu menggertakkan giginya. Tenggorokannya terasa tercekik dalam satu tarikan nafasnya.
"Memegang tanganku begitu erat. Kenapa? apa takut aku akan kabur dan kau tidak bisa menangkapku lagi?" Senyum main-main menghiasi sudut bibir Jiang Xingyu.
Yuwen Junxiu terkejut. Ketika menyadari seberapa dekat jarak gadis ini dengannya, tanpa sadar Ia melepaskan tangannya dan mundur menjauh. "Narsis! Tidak tahu malu!" Umpatnya dengan jijik.
"Narsis dan tidak tahu malu merupakan bagian sifat manusia. Jika kau menyebutku tidak tahu malu, aku tidak keberatan bertindak sesuai dengan julukan itu." Jiang Xingyu mengedipkan matanya.
"Kau..." Lagi-lagi tenggorokan Yuwen Junxiu tercekik, benar-benar tidak tahu harus membalas dengan kalimat apa.
Sepengetahuannya, wanita selalu memperhatikan sikapnya dan menjunjung tinggi martabatnya. Tapi mengapa gadis ini tidak demikian?
"Menilai dari wajahmu yang tampan dan kulitmu yang sehat, bahkan memakai pakaian berkualitas tinggi, kau pasti berasal dari keluarga kaya. Dengan mengikutimu aku pasti tidak akan kelaparan lagi. Baiklah! Aku tidak akan kabur lagi." Ucap Jiang Xingyu lalu perlahan mendekatinya.
Cahaya matanya yang terlihat bejat membuat Yuwen Junxiu semakin jijik.
Jiang Xingyu terpaksa menggunakan cara seperti ini, tujuannya agar pihak lain mau melepaskannya.
Semakin mendekat, semakin pula Yuwen Junxiu menjauh. Di waktu berikutnya Ia berkata dengan nada menghina. "Huh! Ternyata gadis yang serakah akan kekayaan! Bahkan ingin terbang menjadi Burung Phoenix?!"
"Di Dunia ini tidak ada yang tidak menginginkan kekayaan. Jangan katakan padaku bahwa kau menganggap kekayaan sebagai kotoran? lagipula di dunia yang lemah dan kuat, kekayaan adalah yang utama. Hanya dengan memilikinya hidupku tidak akan diinjak-injak dan dipandang rendah." Jawaban Jiang Xingyu seakan-akan memberi penjelasan pada seorang bocah kecil.
Batin Yuwen Junxiu sedikit goyah. Bukan karena jawaban masuk akal, tapi karena maksud tersembunyi dibaliknya.
Meski tidak tahu kehidupan apa yang dialami gadis ini. Entah mengapa Ia bersimpati dan berpikir kehidupannya pasti sangat menyedihkan. Di detik berikutnya rasa simpatinya berubah menjadi amarah.
Sebelumnya Yuwen Junxiu terus menjauh yang secara bertahap membuat jarak diantara keduanya. Tepat ketika perhatiannya teralihkan, Jiang Xingyu memanfaatkan kesempatan ini untuk melarikan diri.
"Wanita, beraninya kau melarikan diri lagi!" Yuwen Junxiu segera mengejarnya.
"Jika aku tidak melarikan diri, apakah aku harus menunggu kematianku sambil tersenyum?" Jiang Xingyu berlari tanpa henti dan tak lupa membalas.
Ketika sampai dipinggiran lantai dua restoran, Ia melompat turun keluar dan seketika tindakannya mengejutkan banyak pengunjung yang berada dipinggiran lantai pertama.
Bahkan juga mengejutkan banyaknya orang yang berlalu lalang di jalanan.
Jiang Xingyu tidak berhenti dan terus berlari. Ketika jarak pengejaran semakin dekat, Ia menarik seorang wanita kemudian mendorongnya kearah sang pengejar.
Ia berpikir pria itu akan menangkap wanita cantik dan menunda sedikit waktunya. Tidak disangka ternyata Dia langsung menendang wanita itu sejauh dua meter.
Ketika melihat pemandangan ini, jantungnya berdegup kencang namun mulutnya tidak lupa mengoceh. "Sial! Dia bahkan tidak ragu menendang wanita cantik. Jika sampai tertangkap olehnya lagi, aku tidak berani membayangkan metode penyiksaan seperti apa yang akan Dia gunakan padaku."
Selanjutnya aksi kejar-kejaran seperti Tom and Jerry menyebabkan keributan dan diskusi ramai.
.
.
______Happy Reading_____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
😂😂😂 aksi nya bener bener kayak Tom and Jerry
2023-09-07
0
Putri Minwa
cerita yang menarik thor
2022-10-30
1
Epi Setyawati
wehh kok mirip sama cerita satunya si Dokter hantu weehh
2022-09-27
1