Sabar 3

Akhir nya Rey pun masuk ke kamar, dan berbaring di samping Nara.

Anita pun masih terdiam.

Rey pun mulai membuka pembicaraan.

"Cuti melahirkan kamu berpa bulan?." Tanya Rey.

"Masih 1 bulan lagi Mas! kenapa?" Anita pun bertanya kembali.

"Apa, ga sebaik nya kamu diam saja di rumah. Biar aku aja yang kerja?" Ucap Rey pada Anita.

Anita terdiam, sambil melihat ke arah Nara.

Rey pun melihat ke arah Anita masih melamun.

"Kalo kamu kerja ! Nanti Nara sama siapa?." Rey kembali bertanya.

"Aku pun berpikir seperti itu Mas !Tapi." Anita berpikir sejenak.

"Mas, aku masih mau membantu keluarga ku, walaupun hanya sedikit. lagian aku masih banyak kebutuhan pribadi." Ucap Anita, penasaran ingin tau jawaban Rey bagai mana, karna selama ini Anita tidak pernah meminta uang pada Rey untuk kebutuhan Pribadi nya.

"Kalau soal itu, kan Mas kerja! Mas kan kerja buat kamu, kalau memang ada kebutuhan pribadi ya kamu pakai saja! dan untuk kebutuhan Ibu kamu. Ya nanti kita bicarakan, kalau misalkan ada lebih ya kita kasih." Jawab Rey meyakinkan.

"Aku sebenar nya tidak mau membebani kamu Mas, untuk masalah keluarga ku. Kan kamu tau sendiri. Ibu kamu aja, masih minta jatah setiap bulan nya, mana semau nya Mamah lagi." Anna berbicara perlahan, karna takut Rey tersinggung dan takut Ibu mertua nya tau. Tentang pembicaraan nya dengan Rey.

"Kamu ga ikhlas? menurut Mas, itu wajar di banding kan jasa Mamah, ngerawat aku dari kecil sampai sekarang!" Rey melirik ke arah Anita.

Dalam hati Anita. "Benar saja Rey tersinggung."

"Mas. bukan aku ga ikhlas, kalau aku ga ikhlas, sudah dari awal aku larang kamu, buat kasih jatah bulanan ke Ibu kamu. " Ucap Anita sangat tegas.

"Berarti gak ada masalah dong. soal aku, kasih uang bulanan buat Mamah? kalau kamu ikhlas. Ya sudah jangan di bahas soal uang bulanan Mamah." Rey sudah ingin mengakhiri, percakapan nya dengan Anita malam itu.

"Aku ikhlas Mas, cuma tolonglah kalau mau ngasih se wajar nya saja. tidak usah ada patokan. beda lagi kalau penghasilan kamu sudah 3x lipat dari gajih yang sekarang, mau minta jatah segitu pun ga ada masalah, aku setiap bulan nya hitung loh. berapa total ibu minta Uang ke kamu. Hampir setengah nya dari gajih kamu !!!" Anita mulai emosi.

"Terus Mas harus gimana? Mas masih mau bahagiain orangtua, dan mas juga ga mau durhaka. sama orangtua mas sendiri !! " Rey tetap santai.

"Jika prinsip Mas seperti itu ! aku pun sama takut durhaka terhadap Orangtua ku sendiri, dan aku juga sama, masih mau bahagiain orangtua ku dengan cara. memberikan uang setiap bulan nya. seperti yang Mas berikan, pada Orang tua Mas" Anita tak bisa kontrol emosi nya.

"Terus, Bagai mana dengan Nara?" Tanya Rey sinis.

"Biar aku tetap kerja, sementara Nara biar sama Orangtua ku, dalam artian aku akan tinggal bersama Orangtua ku." Tegas Anita tidak menghiraukan Rey sama sekali.

Anita kini tidak bisa berpikir jernih, sehingga Anita tidak menoleh sama sekali ke arah Rey.

"Maksud kamu apa? kamu sudah tidak mau serumah sama Mas lagi ?" Rey memegang tangan Anita dan sedikit menarik nya.

"Menurut kamu? kalau aku kerja, apa bisa, aku bawa Nara terlebih dahulu ke rumah Orangtua ku, terus aku kerja ? kalau mamah ku bisa meninggalkan rumah, untuk tinggal di sini nemenin aku, Saat-saat seperti ini, Aku lebih memilih Mamah ku sendiri untuk bantu aku sekarang, Maaf ya Mas, jangan suruh aku buat nitipin Nara ke Mamah kamu! ingat itu." Anita semakin meng geludak.

Rey pun membela Ibu nya. "Jangan pikir. Mamah tidak sayang sama Nara ya? Mamah juga sama ko, sayang sama Nara. " Rey tetap merendah kan cara bicara nya.

"Iya memang sayang. Tapi tidak pada Nara!! kalau mas tetap seperti ini, jangan salahkan aku, kalau aku ngotot akan tinggal bersama orangtua ku !! " Ancam Anita .

Rey tetap membela Ibu nya. "Tidak sayang pada Nara bagai****. " Pembicaraan Rey di potong langsung oleh Anita.

"Stop Mas !! jangan pikir aku ga tau ya, keluhan Ibu kamu apa ? aku tau semua nya mas, aku dengar sendiri mas, tapi aku lebih memilih untuk diam ! karna apa ? karna aku menghormati Ibu kamu, sebagai Ibu mertua ku.

sa***kit mas. Dengar semua omongan Mamah pada Ayah saat itu, kalau orangtua ku tau, jangan harap kamu bisa liat aku sama Nara lagi. " Anita mulai tidak bisa membendung air mata nya,

Rey melihat Anita menangis. "sudah, Maafin Mas ya? nanti mas pikirkan, baik nya bagai mana? sudah jangan nangis sayang. " Rey memeluk Anita erat sambil berbisik. " Mas sayang kamu, jangan tinggalin Mas ya? coba sini liat mas. " Rey menarik tubuh Anita, supaya Anita tidak membelakangi nya.

Kini Anita sudah berhadapan sangat dekat dengan Rey.

Rey melihat Anita ber urai Air mata. Rey pun menatap Anita, sambil mengusap air mata yang membasahi Pipi istri nya itu. Rey mengecup kedua mata Anita. "Sudah yah, jangan Nangis! senyum dong ? mana senyum nya ?" Rey terus-terusan, menggoda Anita.

Anita sadar, "Kali ini aku tidak bisa menahan diri, emosi telah menguasai diri ku. sehingga aku berani melawan omongan suami ku, biasa nya Aku selalu mengalah." gumam Anita dalam hati nya, Anita pun terdiam.

Sehingga Anita tergoda dengan celotehan nya Rey.

Anita tersenyum.

Rey senang melihat istri nya tersenyum kembali. Rey terus menatapi istri nya itu dengan tatapan penuh cinta. Diam-diam Rey mendekatkan bibir nya untuk mencium bibir Anita.

Anita pun menyambut hangat bibir suami nya itu,

Rey semakin buas, sehingga Rey tidak memberikan kesempatan Anita untuk lepas dari cengkraman nya, Anita melayani permainan suami nya itu. karna itu sudah tugas nya sebagai seorang istri. Suasana pun semakin memanas.

Tiba-tiba Anita pun teringat sesuatu.

Seketika Anita terperanjat, sehingga membuat Rey melonggarkan pelukan nya. "Kenapa sayang ?" tanya Rey berbisik.

"Kita belum di perbolehkan, untuk melakukan hubungan suami-istri, pasca melahirkan aku belum 30 hari mas !! " Anita menceritakan nya dengan detail.

Rey pun menghela nafas panjang. "Hu***h" sambil menggaruk rambut nya yang tidak gatal. dan meringis. "Padahal, Mas sudah gak *****."

Anita tertawa sambil mencubit pinggang suami nya. "Saba****r , sebentar lagi ko. " Anita tertawa, sambil mengacak rambut suami nya.

"Masih lama tau," Rey sangat manja, dan tetap tidak mau jauh dari tubuh istri nya itu.

"Ya sudah, sekarang mas tidur! nanti aku bangun kan saat adzan shubuh," Anita mengelus Pipi suami nya itu.

Rey lemas, "Iya****." Rey mengusap wajah nya ,dengan kasar.

Anita hanya tertawa,

Anita langsung mengubah posisi tidur nya menjadi duduk di sebelah kepala Rey, dan mengangkat kepala Rey, agar tidur di pangkuan Anita, Anita mengusap rambut Rey sangat lembut.

Rey pun menengok ke arah wajah Anita, dan tersenyum. "Terima kasih sayang ?" ucap Rey, sambil memeluk kedua kaki Anita.

"Sama-sama sayang. " jawab Anita mesra, sambil mengecup kening Rey dan mengelus nya.

Rey pun tersenyum Bahagia.

Anita tetap dengan posisi nya, sehingga Rey pun tertidur pulas.

Terpopuler

Comments

Rusnah Kanza

Rusnah Kanza

Jujur aku mengalami apa yang Anita alami...mantan suamiku egois ,dingin dia selalu ngirimi uang orangtuanya dan disisi lain orangtuaku malah yang selalu memberi kami itu malah tak pernah dia hitung.

Yang lebih parah lagi rumah yang dibangun diatas tanah dari warisan orangtuaku...dia mengklaim bahwa rumah kami jangan sampai diganggu saudaraku..padahal saudaraku malah berkelebihan rumah saudaraku besar" dan bahkan ada kakakku yang sampai punya 3 buah rumah.Jadi aku malah ketawa aja dengar omongannya. ..

2021-07-10

0

Andrean Brima

Andrean Brima

aduuuh...nasibku sama dgnmu Anita, walaupun aku gk punya mertua tp ipar²ku lbh para dr mertua mu Anita...

2021-06-06

0

🐾♎🕸️ Alaska 12🕸️⚖️🐾

🐾♎🕸️ Alaska 12🕸️⚖️🐾

Rey BEGOOOO!!!! kamu tidak dilarang buat bahagiakan MAK LAMPIR Kamu!!!!! Tapi harus adil jangan berat sebelah 🤜🤜🤜🤜🤜🤜🤜.

2021-06-04

1

lihat semua
Episodes
1 awal pernikahan
2 LeLAh
3 ujian
4 Saat hamil
5 cobaan saat hamil
6 ibu mertua
7 nasehat
8 sabar
9 Sabar 2
10 Sabar 3
11 Mengalah
12 Tenang.
13 kebiasaan buruk.
14 Kebohongan.
15 Perih sangat.
16 Hadiah Palsu.
17 Sabar.
18 Perih.
19 Bertahan Demi Nara
20 Penuh Nafsu.
21 Sudah Runtuh
22 Nyaman
23 si jalu ngadat.
24 Hancur nya Hati Orang tua.
25 penyesalan yang percuma.
26 Air mata yang datang dan pergi.
27 Tanda tanya.
28 Keberuntungan Gilang
29 Akan kah bahagia ??
30 Risau
31 Memulai dari awal.
32 Tamu tak di undang.
33 Ketegasan Anita
34 Hari ke 1
35 Was-was
36 Di luar Dugaan.
37 kepergian Rey
38 Ketulusan.
39 Doa terbaik
40 Mulai ada perasaan.
41 Terluka karna Mahesa.
42 Menahan Tawa.
43 Cerita Kelam Tuan Mahesa
44 Tersadar
45 Yakin.
46 Tingkah Gilang
47 Perasaan Ragu Anita
48 Glenka kembali
49 Sebuah Hadiah
50 Tidak menyangka
51 Keras nya Orang Tau Gilang.
52 Kekuatan Gilang.
53 Sebuah pertemuan yang Berbeda
54 Skak Mat.
55 Yakin.
56 Tangis Bahagia.
57 Tumbuh nya Akar yang tandus.
58 Rasa Cinta.
59 Perhatian Gilang.
60 Serangan Pertama
61 Kekuatan Tuan Rama.
62 perlindungan terhadap Anita.
63 cemburu.
64 Perasaan berbeda.
65 Rencana yang gagal.
66 Pertemuan Ibu Mayang dan Anita.
67 Kesan pertama.
68 Ketenangan Ibu Mayang
69 kuat di dalam kesedihan
70 Terbuka nya Hati Ibu Mayang.
71 Tatapan Intens Tuan Mahesa
72 kekerasan
73 Keberadaan Anita.
74 kecemasan Mahesa dan Gilang
75 Jabatan tangan seorang Teman
76 Gilang Vs Mahesa
77 Kebingungan Gilang
78 Ke egoisan Tuan Guruh
79 Kebodohan Glenka
80 Gilang tidak sadar
81 Antara 3 maanusia.
82 Dua pikiran.
83 Rencana untuk bertemu Glen
84 Perasaan aneh ..
85 Tangisan Glen
86 Sikap Dewasa.
87 Sisa waktu Glen
88 Perpisahan tak terduga.
89 Pencarian Glenka.
90 Saling merelakan.
91 Mencoba ikhlas
92 Wanita baik
93 kebersamaan Anita dan Mahesa.
94 Terjebak di waktu yang tepat.
95 Kecupan Anita
96 putus asa
97 Kesedihan Glenka.
98 Surat undangan
99 Penjelasan yang tepat.
100 Ungkapan cinta.
101 Perasaan yang sama.
102 Sakit dan bahagia
103 Perasaan Cinta.
104 Harmonis
105 Pertemuan terakhir.
106 Keyakinan
107 Haru.
108 Kesabaran Mahesa.
109 Ayah mertua.
110 Menguatkan.
111 Perjalanan.
112 kasih sayang
113 Kesederhanaan
114 Pesta pernikahan
115 Amarah yang terpendam.
116 Merasa bersalah.
117 Penyatuan Cinta.
118 Keyakinan Tuan Mahesa.
119 Keindahan Cinta.
120 Wanita apahkah aku ??
121 Wanita malam
122 Terulang kembali.
123 Kekecewaan Tuan Rama
124 keras nya hati.
125 Prasangka Tuan Rama.
126 Kedatangan Gilang
127 Kebaikan Gilang
128 Dua sahabat.
129 Picik nya Ibu Inggrit.
130 Kemarahan Ayah Anita.
131 Tangis Tuan Mahesa.
132 Tagis Tuan Rama.
133 Melamar Anita.
134 Lamaran.
135 Kerinduan.
136 Egois
137 Persiapan hantaran.
138 Pernikahan.
139 Kenikmatan bersama.
140 Ketulusan hati Mahesa.
141 Murka.
142 Suasana Pagi hari.
143 Suami yang baik
144 Keras kepala.
145 BAB 145. Khawatir.
146 BAB 146. Ambisi Amel
147 BAB 147. Godaan.
148 BAB 148 Kenapa ?
149 BAB 149. Kesetiaan.
150 BAB 150. Dukungan Ibu Inggrit.
151 BAB 151. Sabar
152 BAB 152. semakin terjebak.
153 BAB 153. 18+ Terjebak
154 BAB 154 Menguatkan hati.
155 BAB 155. Kegilaan Amel.
156 BAB 156 Biasa saja
157 BAB 157. Menguatkan hati.
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167.
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175.
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179.
180 BAB 180.
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 BAB 184
185 BAB 185
186 BAB 186
187 BAB 187
188 BAB 188
189 BAB 189
190 BAB 190
191 BAB 191
192 BAB 192
193 BAB 193
194 BAB 194
195 BAB 195
196 BAB 196
197 BAB 197
198 Draft
199 BAB 199
200 BAB 200.
201 BAB 201
Episodes

Updated 201 Episodes

1
awal pernikahan
2
LeLAh
3
ujian
4
Saat hamil
5
cobaan saat hamil
6
ibu mertua
7
nasehat
8
sabar
9
Sabar 2
10
Sabar 3
11
Mengalah
12
Tenang.
13
kebiasaan buruk.
14
Kebohongan.
15
Perih sangat.
16
Hadiah Palsu.
17
Sabar.
18
Perih.
19
Bertahan Demi Nara
20
Penuh Nafsu.
21
Sudah Runtuh
22
Nyaman
23
si jalu ngadat.
24
Hancur nya Hati Orang tua.
25
penyesalan yang percuma.
26
Air mata yang datang dan pergi.
27
Tanda tanya.
28
Keberuntungan Gilang
29
Akan kah bahagia ??
30
Risau
31
Memulai dari awal.
32
Tamu tak di undang.
33
Ketegasan Anita
34
Hari ke 1
35
Was-was
36
Di luar Dugaan.
37
kepergian Rey
38
Ketulusan.
39
Doa terbaik
40
Mulai ada perasaan.
41
Terluka karna Mahesa.
42
Menahan Tawa.
43
Cerita Kelam Tuan Mahesa
44
Tersadar
45
Yakin.
46
Tingkah Gilang
47
Perasaan Ragu Anita
48
Glenka kembali
49
Sebuah Hadiah
50
Tidak menyangka
51
Keras nya Orang Tau Gilang.
52
Kekuatan Gilang.
53
Sebuah pertemuan yang Berbeda
54
Skak Mat.
55
Yakin.
56
Tangis Bahagia.
57
Tumbuh nya Akar yang tandus.
58
Rasa Cinta.
59
Perhatian Gilang.
60
Serangan Pertama
61
Kekuatan Tuan Rama.
62
perlindungan terhadap Anita.
63
cemburu.
64
Perasaan berbeda.
65
Rencana yang gagal.
66
Pertemuan Ibu Mayang dan Anita.
67
Kesan pertama.
68
Ketenangan Ibu Mayang
69
kuat di dalam kesedihan
70
Terbuka nya Hati Ibu Mayang.
71
Tatapan Intens Tuan Mahesa
72
kekerasan
73
Keberadaan Anita.
74
kecemasan Mahesa dan Gilang
75
Jabatan tangan seorang Teman
76
Gilang Vs Mahesa
77
Kebingungan Gilang
78
Ke egoisan Tuan Guruh
79
Kebodohan Glenka
80
Gilang tidak sadar
81
Antara 3 maanusia.
82
Dua pikiran.
83
Rencana untuk bertemu Glen
84
Perasaan aneh ..
85
Tangisan Glen
86
Sikap Dewasa.
87
Sisa waktu Glen
88
Perpisahan tak terduga.
89
Pencarian Glenka.
90
Saling merelakan.
91
Mencoba ikhlas
92
Wanita baik
93
kebersamaan Anita dan Mahesa.
94
Terjebak di waktu yang tepat.
95
Kecupan Anita
96
putus asa
97
Kesedihan Glenka.
98
Surat undangan
99
Penjelasan yang tepat.
100
Ungkapan cinta.
101
Perasaan yang sama.
102
Sakit dan bahagia
103
Perasaan Cinta.
104
Harmonis
105
Pertemuan terakhir.
106
Keyakinan
107
Haru.
108
Kesabaran Mahesa.
109
Ayah mertua.
110
Menguatkan.
111
Perjalanan.
112
kasih sayang
113
Kesederhanaan
114
Pesta pernikahan
115
Amarah yang terpendam.
116
Merasa bersalah.
117
Penyatuan Cinta.
118
Keyakinan Tuan Mahesa.
119
Keindahan Cinta.
120
Wanita apahkah aku ??
121
Wanita malam
122
Terulang kembali.
123
Kekecewaan Tuan Rama
124
keras nya hati.
125
Prasangka Tuan Rama.
126
Kedatangan Gilang
127
Kebaikan Gilang
128
Dua sahabat.
129
Picik nya Ibu Inggrit.
130
Kemarahan Ayah Anita.
131
Tangis Tuan Mahesa.
132
Tagis Tuan Rama.
133
Melamar Anita.
134
Lamaran.
135
Kerinduan.
136
Egois
137
Persiapan hantaran.
138
Pernikahan.
139
Kenikmatan bersama.
140
Ketulusan hati Mahesa.
141
Murka.
142
Suasana Pagi hari.
143
Suami yang baik
144
Keras kepala.
145
BAB 145. Khawatir.
146
BAB 146. Ambisi Amel
147
BAB 147. Godaan.
148
BAB 148 Kenapa ?
149
BAB 149. Kesetiaan.
150
BAB 150. Dukungan Ibu Inggrit.
151
BAB 151. Sabar
152
BAB 152. semakin terjebak.
153
BAB 153. 18+ Terjebak
154
BAB 154 Menguatkan hati.
155
BAB 155. Kegilaan Amel.
156
BAB 156 Biasa saja
157
BAB 157. Menguatkan hati.
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167.
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175.
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179.
180
BAB 180.
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
BAB 184
185
BAB 185
186
BAB 186
187
BAB 187
188
BAB 188
189
BAB 189
190
BAB 190
191
BAB 191
192
BAB 192
193
BAB 193
194
BAB 194
195
BAB 195
196
BAB 196
197
BAB 197
198
Draft
199
BAB 199
200
BAB 200.
201
BAB 201

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!