Pagi harinya ketua Meng membangunkan para murid perwakilan akademi Sky Imperial, 4 orang telah berada di hadapannya namun salah satunya menghilang.
"Dimana Shinjie?"
Mereka hanya menggeleng gelengkan kepala mereka menandakan mereka tidak tau.
"Sial! kemana bocah ini?"
"Yasudah lebih baik kita duluan saja ke arena, sebentar lagi kompetisi akan dimulai"
"Baik ketua Meng!"
"Shasa tunggu, apa kau tau kemana Shinjie?"
"Maaf paman guru, aku tak tau"
"Hahh... akan kuberi nasehat, kalau kau memiliki masalah dengan Shinjie, lebih baik kau segera menyelesaikannya, kalau dia telah pergi hanya ada penyesalan yang tersisa"
Wajah Shasa kini ditekuk kebawah, ia memikirkan kenapa ia marah kepada Shinjie.
Shasa sebenarnya tak marah kepada Shinjie, ia hanya ingin Shinjie tak selalu menggodanya, itu membuat dirinya malu setiap saat dan Shasa hanya mencari cari alasan, ia berpikir Shinjie tak bisa menyelesaikan persyaratan ayahnya dan takut melukai harga diri Shinjie, jadi ia bermaksud membuat Shinjie membatalkan persyaratan itu dengan alasan Shasa membencinya.
'Sebaiknya aku meminta maaf kepada Shinjie'
"Yasudah ayo pergi keponakanku"
"Baik paman guru!"
Sesampainya mereka di arena terdapat seorang pria sudah duduk di tempat tunggu, itu adalah Shinjie.
"Oi bocah, kami sudah lelah mencarimu ternyata kau sudah disini?"
"Maafkan aku guru Meng, aku lupa bilang kepadamu kalau aku sudah berangkat menuju arena pagi hari"
"Ahh yasudah, karena kau sudah disini jadi tak masalah"
'Itu Shinjie, bagaimana cara agar aku bisa meminta maaf dan menjelaskan kepadanya?
"Halo semua! hari ini adalah hari dimana kompetisi bertarung diadakan!"
"kompetisi bertarung akan dibagi 4 arena! setiap arena harus menyisakan 2 orang untuk babak selanjutnya"
"Inilah daftar peserta dan arenanya"
Shasa berada di arena 1, Xiao Hong ada di Arena 2, Zheng Long ada di Arena 2, Yang Ruo ada di Arena 3, Shinjie ada di Arena 4.
"Baiklah kompetisi bertarung dimulai!"
Para peserta langsung berlari untuk menyingkirkan orang orang di arena mereka.
Shasa langsung membuat pelindung es seperti bola disekelilingnya, duri duri es terlihat menonjol di luar bola itu, itu seperti landak yang sedang dalam keadaan bertahan.
Dengan keadaan itu tak ada yang mendekati Shasa karena jika dilihat duri duri es itu dapat terbang dan menusuk siapa saja yang mendekat.
Pertarungan sengit terjadi di setiap arena, hanya di arena Shinjie saja yang hening, karena ia sudah selesai bertarung mengandalkan sendal jepitnya.
Satu jam berlalu menyisakan 8 orang, kini babak kedua dimulai
Babak kedua adalah 2 vs 2, team dari arena 1 akan melawan arena 2 dan arena 3 melawan arena 4 begitulah konsepnya.
Setelah pertandingan kedua dimulai terlihat jelas bahwa di pertandingan antara arena 1 dan arena 2 berat sebelah, pasalnya di arena 1 ada Xiao Shasa yang sudah berada di ranah Amethyst 9.
Shasa baru saja naik tingkat dari Amethyst 8 ke Amethyst 9 seminggu yang lalu.
Pertandingan berakhir dengan cepat dimana arena 1 adalah pemenangnya, namun di pertarungan arena 3 dan 4 juga sudah selesai dengan arena 4 menjadi pemenangnya.
"Baiklah, babak terakhir adalah deathmatch, dimana tak ada seorangpun yang menjadi teman, tapi tak masalah jika bekerja sama namun pada akhirnya akan tetap bertarung hingga menyisakan 1 orang pemenang!"
"Dengan ini babak terakhir dimulai!"
Shinjie hanya diam saja, itu membuat peserta lain merasa heran.
"Kalian ingin menyerah dan turun atau kulempar kalian keluar? silahkan pilih"
"Kau pikir kau siapa ha?!" ucap seorang pemuda yang sebelumnya rekan satu arena Shasa
"Terserahlah" ucap Shinjie malas
Shinjie mengeluarkan seribu pedangnya dan menggunakan skillnya.
"Puppet God's Control gerakan pertama : Controling"
Seribu pedang terhunus mengarah ke pemuda itu, keringat terlihat bercucuran deras dari badan pemuda itu.
"Ak-aku menyerah, ampuni aku!"
"Keluarlah"
"Ba-baik!"
"Kau juga akan menyerahkan sobat?"
"Ahh ba-baiklah aku menyerah juga!"
Kini hanya tersisa Shinjie dan Shasa di arena, menyisakan kesunyian di panggung dan ditempat penonton.
Semua orang tau Shinjie adalah calon suami Shasa karena sebelumnya mendengar obrolan Shinjie dan Xiao Ino.
Wajah Shinjie terlihat sedih, lalu ia membatalkan skillnya dan memasukkan kembali pedangnya ke inventory.
"Kenapa kau memasukan pedangmu lagi?"
"Maaf Shasa, aku tak bisa menyakitimu, setiap kali aku berpikir untuk menyakitimu itu malah membuat hatiku sakit" ucap Shinjie dengan senyum tipis, terlihat kesedihan diwajahnya
"Pria itu hebat sekali, aku kagum dengannya,ia bahkan rela disakiti oleh gadisnya karena ia tak mau menyakiti gadisnya itu" ucap penonton pria
"Ahh, dia terlalu baik... aku jadi menyukainya" ucap penonton wanita
"Ayo Shasa, tusuklah aku, buatlah aku kalah"
"Kenapa? bukankah kau ingin menang agar mendapatkan Cao Ning?"
"Untuk apa ada istri ketiga jika aku tak memiliki istri pertama?"
"Hmph, aku tak akan menyerangmu, lebih baik kau menyerah saja Shinjie"
Shinjie tersenyum mendengar itu, namun masih terlihat jelas diwajahnya sebuah kesedihan yang mendalam.
"Baiklah kalau begitu"
Shinjie mengeluarkan seribu pedangnya.
"Kurasa ini belum cukup"
Lalu Shinjie membeli 9 ribu pedang lagi dari sistem.
[Pembelian 9 ribu pedang berhasil, mengonsumsi 90 ribu poin]
"Sepertinya 10 ribu pedang cukup" lanjutnya
"Puppet God's Control gerakan pertama : Controling!"
Pedang pedang itu mulai bergerak, anehnya pedang itu terhunus mengarah ke arah Shinjie.
"A-apa yang akan kau lakukan Shinjie?!" tanya Shasa terkejut akan hal itu
"Sepertinya kau membenciku, mungkin kau tak menyukaiku lagi, jadi dengan ini mungkin kau akan memaafkanku, walaupun aku tak tau apa salahku, kuharap kau dapat memaafkanku walaupun kau sudah tak menyukaiku lagi" ucap Shinjie terlihat pasrah.
*Jleb
*Jleb jleb
*Jleb jleb jleb jleb...
Pedang pedang mulai menusuk ke arah Shinjie, itu membuat penonton terkejut, Shinjie melakukan hal gila seperti itu hanya untuk dimaafkan oleh seorang gadis.
Tangis tampak mulai membanjiri mata Shasa.
"Shinjie! Shinjie! tidak tidak! berhenti..!"
Pedang pedang terus menusuk tubuh Shinjie, penampilan Shinjie kini terlihat begitu mengerikan, ratusan pedang menancap ditubuhnya, darah mengalir dari lubang yang tercipta dari pedang pedang kecil itu.
"Tak... apa... Shasa... Ku harap... kau... bisa memaafkanku... jika... aku... ma... ti..." ucap Shinjie dengan senyum dan air mata menetes dari matanya
Shinjie kini terlihat begitu melemah, ia terlihat seperti akan mati karena kehilangan banyak darah dan tusukan pedang disekujur tubuhnya
"Tidak!... tidak!... kumohon berhenti!... aku tak marah padamu!... aku sangat mencintaimu!... aku tak membencimu!... aku hanya takut kau gagal dari persyaratan dari ayah, aku berpikir jika aku pura pura membencimu maka kau akan membatalkan persyaratan itu, aku melakukan ini karena aku takut kau akan merasa malu" ucap Shasa sambil berlutut dengan tangis membanjiri wajahnya
"Hahh... ternyata begitu... ternyata... salah... paham..."
"Jadi kumohon berhentilah Shinjie... kumohon... ini lebih menyakitkan daripada kau menyakitiku" tangis Shasa
"Tapi... aku... tak bisa..."
"Sam... pai... jum... pa... Sha... sa..."
Shinjie berubah menjadi cahaya dan terbang menuju ke langit, Shasa menangis sekencang kencangnya.
"Tidak... tidak tidak tidak...! Shinjie! kumohon kembalilah! Shinjie kumohon!"
"Apa yang akan kau lakukan jika aku kembali?"
"?!"
Semua orang di arena itu dapat mendengar suara menggema itu, suara itu menggema begitu kencang namun suaranya begitu lembut menenangkan hati.
"Shin-shinjie? kaukah itu? kumohon kembalilah, kumohon, aku berjanji takkan membuatmu menderita lagi, kumohon"
"Seberapa cintanya kau kepadaku?"
"Seberapa cinta aku kepadamu? bahkan jika harus mengorbankan nyawaku, aku rela untukmu, sebesar itulah cintaku padamu"
Tak ada balasan lagi dari suara menggema itu, semua orang tampak sedih melihat kisah kedua pasangan itu, Shasa yang masih berada di atas panggung terus menangis sangat kencang.
Dari belakang seseorang bertudung datang memeluk Shasa.
"?!"
"Si-siapa kau?! lepaskan! kau tak melihat jika orang yang kucintai telah meninggal?!"
Pria itu membuka tudungnya, lalu Shasa menangis lebih kencang.
Para penonton yang melihat itu terkejut.
Bagaimana bisa seseorang yang sudah mati dan cahayanya telah naik ke surga kini berada di hadapan mereka?
Ya pria yang memeluk Shasa itu adalah Shinjie.
"Sudah, sudah tenanglah, aku sudah disini bukan? ayo berhenti menangis"
"Ka-kau, darimana kau tadi?" tanya Shasa
"Aku tadi naik kesurga dan bertemu dewa, ia barkata apakah aku ingin hidup kembali?" cerita Shinjie
"Awalnya aku menolak, tapi mendengar suaramu aku tak rela jika harus meninggalkanmu" lanjut Shinjie
"Huhuhu, baiklah, kau tak boleh meninggalkanku lagi kalau begitu!" ucap Shasa yang masih sedikit menangis
"Baiklah, aku berjanji"
Sebenarnya itu hanyalah karangan Shinjie, yang mati barusan bukanlah dirinya namun tubuh buatan dari I.K. yang mirip seperti Shinjie, tubuh itu dikendalikan oleh skill miliknya yaitu Puppet God's Control yang dapat mengontrol benda mati atau mayat.
Rencana licik Shinjie sukses membuat Shasa tak mau kehilangannya.
[Otakmu benar benar licik!]
'Hehe, jika tak begini aku takut dia akan melakukan ini lagi, ia suka berpikir terlalu jauh dan mengorbankan dirinya demi orang lain'
[Yah terserahlah]
Suasana kini menjadi haru, mereka berdua tak tau bahwa kejadian ini akan menjadi cerita dan legenda dimasa depan.
...----------------...
Terima kasih sudah membaca!~
Jangan lupa tekan tombol Favorite dan Likenya!~
🔥🔥🔥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
KANG Milf NTR_-
ternyata kita terkena ilusi oleh sheiji
2021-11-30
0
R
ngebadut dlu ga seh
2021-09-08
1
BʀᴀɴᴅᴀL
hahahaha terbaik
2021-07-16
0