Bag 20

Satu bulan sudah dari kejadian Hana menjadi korban pelecehan seksual itu , dan Hana pun sudah di nyatakan sembuh dari trauma psikisnya , berkat pengobatan dari Dokter pskiater itu Hana sudah mulai berdamai dengan diri nya sendiri menerima musibah yang menimpa dirinya.

Selama itu pula rutinitas Fandi berjalan seperti biasa nya , Tapi sayang sejak kejadian itu tidak ada keharmonisan di dalam hubungan suami istri mereka , yang ada hanya hubungan suami istri yang dingin .

Senyum dan tawa mereka semata-mata hanya untuk menutupi hubungan yang mulai renggang di depan anak anak , orang tua Fandi dan keluarga nya.

hubungan ini mulai terasa tak nyaman saat .

Flashback

Selama 10 hari Hana di rawat di pengobatan pskiater sampai di nyatakan sembuh , Selama itu pula Fandi tak pernah datang walau hanya untuk melihat kondisi sang istri .

Hanya Doni dan juga mbok Jum lah yang selalu Dateng untuk menjenguk Hana dan memberi motivasi untuk sembuh demi keluarga dan anak-anak nya , Ya pada akhirnya mbok Jum mengetahui kondisi Hana dan apa yang terjadi pada Hana dari Fandi sendiri mungkin karena mbok Jum orang yang paling dekat dengan Fandi jadi beliau bisa merasakan ada sesuatu pada anak yang diasuhnya . Dengan bujuk rayunya mbok Jum akhirnya menceritakan tentang apa yang terjadi pada istri cantik nya itu dan pada saat mbok Jum mendengar kenyataan itu malah ada timbul rasa kasihan kepada Hana yang juga sudah dianggap sebagai anaknya sendiri itu .

Tepat hari ini Hana bisa pulang ke rumah dan untuk pertama kalinya Fandi bertemu dengan Hana di ruangan pskiater itu sikap Fandi pun dingin dan tak tersentuh tidak ada pelukan kasih sayang yang di dapat Hana dari suaminya untuk menyambut kesembuhan nya. Dan Hana sangat menyadari perubahan sikap dari istrinya dari cara bicara , memandang dan bersikap sangat menjaga jarak dari Hana , Hana hanya pasrah akan sikap yang di tunjukkan suaminya.

" Hana bisa kita bicara sebentar ." ya Fandi pun tidak lagi memanggil dengan panggilan sayang hanya menyebutkan nama istrinya saja sikap Fandi pun tak luput dari penglihatan Doni dan mbok Jum yang memang ada untuk menjemput Hana

" bisa mas " jawab Hana menunduk karena tidak berani melihat sorot kecewa ,marah dan sedih dari mata suaminya .

" bro jangan keras padanya kasihan fan ,butuh keberanian dan tekat untuk kembali menjadi dirinya sekarang bro " . Doni membisikan pada Fandi , dan di balas dengan anggukan kepala saja .

" Hana , saya mau kalau di rumah ada anak-anak dan keluargaku bersikaplah seperti biasanya ,tapi jika hanya kita berdua jangan samakan dengan seperti kebiasaan yang dulu ." ucap Fandi sambil bersedekah dada dan memandang datar sang istri .

" Ma..maksudnya mas Fandi ?" tanya Hana tak mengerti dengan ucapan suaminya .

" maksud saya, jika kita hanya berdua kamu sudah tidak usah melayani saya baik kebutuhan lahir atau bathin saya tapi jika ada anak-anak dan keluargaku bersikap lah seperti biasanya ." ucap Fandi

" Deg ... kenapa mas , apa mas Fandi sekarang sudah jijik dengan Hana ..?" jawab Hana sambil menyeka air mata yang keluar karena mendengar perkataan menyakitkan suaminya.

" Saya rasa kamu sudah tau alasannya ". Fandi pun meninggalkan istrinya yang masih terduduk sambil menangis pilu , hingga di susul oleh mbok Jum.

" ndok ayo bangun , sudah jangan menangis lagi sayang ,nak Fandi butuh waktu untuk menerima nya ya ,, kamu yang sabar nak ingat kasihan anak anak bertahanlah demi anak anak yaa." mbok Jum menenangkan dan menguatkan wanita malang itu agar tetap bertahan demi anak anak nya.

" mbok ,Hana gak kuat mbok , mas Fandi mbok ". adu Hana sambil meremas dadanya yang terasa sesak .

" sudah nak kamu harus kuat gak boleh bilang seperti itu jangan di dengarkan ucapan suami mu yang sedang emosi nak tapi kamu harus pikirkan anak anak mu yang masih kecil mereka masih sangat membutuhkan kamu

nak ".

Setelah beberapa detik menyerap apa yang di katakan mbok Jum ,Hana pun mulai tenang dan menghapus air matanya dan mengangguk kan kepala membenarkan

perkataan mbok Jum yang menyadarkan kembali pikiran nya untuk kuat untuk anak anak yang sangat dia sayangi .

Hana dan mbok Jum langsung menyusul suaminya dan juga Doni yang sudah ada di dalam mobil .

Di dalam mobil pun tidak ada yang berbicara semua diam dengan pikiran nya masing masing , begitu pula Hana yang menyenderkan kepalanya di kaca mobil sambil memejamkan matanya dengan air mata yang sesekali menetes dengan sendirinya , apa yang di lakukan Hana tidak luput dari pengamatan Fandi yang sesekali melihat nya dari kaca yang menggantung di atas kepalanya .

Sebelum sampai rumah Doni sudah diantarkan ketempat kerjanya begitu pun mbok Jum sudah di turunkan di pasar karena takut keluarga Fandi curiga dengan kedatangan mereka yang bersamaan .

Saat di dalam mobil pun Hana sudah pindah tempat duduk di samping Fandi , Hana maaih takut untuk memandang wajah suami yang masih sangat ia sayangi , yang di lakukan Hana hanya melihat pemandangan di luar jendela mobil hingga lamunan Hana tersadar dengan suara deheman Fandi .

" Ingat Han di depan keluarga nanti kamu harus bersikap seperti biasanya dan bilang kalau kamu datang dari rumah orangtua mu " Fandi memperingati Hana lagi .

Dan hanya diangguki oleh Hana dengan menahan rasa sakit di hatinya melihat sikap suaminya pada dirinya.

Sampai di rumah pun keluarga Hana sudah berkumpul ,Hana dan Fandi pun keluar dari dalam mobilnya dan masuk kerumah .

" Assalamualaikum "

" waalaikumsalam " jawab mereka semua serentak

" mbak Hana aku kangen ko pulang ke Semarang nya lama si ", Hasti langsung berhambur ke pelukan Hana

" iya has maafya soalnya kemarin ada urusan penting , terimakasih banyak ya hasty sudah jagain dan rawat anak anak dengan baik ". ucap Hana tulus

" iya mba sama sama " Hasti pun memundurkan langkahnya untuk memberi kesempatan pada yang lainnya . Hana pun maju menghampiri dan menyalami kedua mertua nya yang terduduk dan bersimpuh di depan ibu nya Fandi.

" ibuk maafin Hana pergi tak pamit ibu , maafin Hana ibuk bapak , Hana sudah..." sebelum Hana melanjutkan ucapannya sudah di potong oleh ibunya Fandi .

" husst gak apa-apa nak , ibu ngerti ko sudah yang penting urusan mu sudah selesai ibu bapak mu sehat kamu pun pulang dengan sehat nak itu sudah cukup buat ibu dan bapak , sudah bangun jangan nangis lagi tu kasihan anak anak mu sudah rindu kamu nak " ucap ibu fandi bijak .

Fandi hanya tersenyum getir dan bergumam dalam hati

" apa sikap kalian akan sama setelah tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada Hana "

" mama mama kakak kangen ".

Hana punblangsung berjongkok dan mendekap kedua anak anak nya sambil terus menciumi kening kedua buah hatinya bergantian.

" Hay jagoan jagoan mama , disana mamah lebih kangen kakak dan adek , selama mama gak ada kalian jadi anak baik kah Hem..?",

Hana masih mendekap kedua anak anak nya erat sambil terus menahan air mata yang akan keluar.

" iya mah kakak dan adek gak rewel jadi anak baik kaya yang mama bilang tanya aja sama Tante Hesti " . jawab si sulung

" oke mama percaya anak-anak mama pasti jadi anak baik ",

" sudah sudah ayo kasih mama kalian duduk mama pasti lelah di perjalanan tadi " ucap hasty. menengahi pertemuan haru antara anak dan ibunya .

mereka pun melanjutkan dengan makan bersama , bermain dengan anak anak dan menonton tv hingga sinar matahari di gantikan dengan gelap nya malam . Semua keluarga Fandi pun sudah pulang keruamah masing masing ,ibu bapak Fandi pun sudah kembali kerumah belakang beristirahat.

Saat Hana ingin mengantarkan anak anak nya untuk tidur mereka pun melarang Hana untuk menemani mereka .

" Ayok mama temenin bobok sudah malam ni kakak adek " kata Hana kepada anak anak nya

" No no no mama kita sudah bisa bobo sendiri ,mama bobo aja ya pasti mama cape ", bantah sang sulung dan diangguki oleh si bungsu

" gak apa-apa nak nanti habis mama nemenin adek rafa dan kakak Rama bobo ,mama juga bobo ko ". ucap Hana lagi

" gak mama kita sudah besar bisa bobok sendiri dada Mama ." mereka pun mencium pipi Hana bersamaan dan langsung lari menuju kamar nya .

Sekarang tinggal lah Hana sendiri di ruang tv karena sang suami sudah pamit lebih dulu untuk kekamarnya. Hana bingung ingin masuk ke dalam kamar nya karena tubuhnya pun juga sudah sangat lelah tapi juga takut untuk masuk ke kamarnya. hingga pada akhirnya mbok Jum datang menghampiri nya.

" Loh ndok kok belum tidur sana istirahat pasti kamu Capek " ucap si mbok halus

" apa mau di bikinin sesuatu ?" tanya si mbok Jum menawarkan pada Hana

" iya mbok sebentar lagi Hana masuk kamar , mbok Hana boleh minta minuman jeruk hangat gak ?"

" iya boleh no ,sek tak bikinkan ya" mbok Jum melesat ke dapur untuk membuatkan apa yang diinginkan oleh Hana dan hanya butuh waktu sebentar mbok Jum sudah kembali dengan segelas jeruk hangat yang diinginkan Hana.

" ini diminum terus buruan istirahat ." kata mbok Jum sambil menyerah kan air jeruk hangatnya.

" iya mbok terimakasih ya , yaudah sana mbok istirahat dulu Hana mau habiskan ini dulu.

" gak ndok habiskan minummu dan masuklah ke kamar baru mbok istirahat sambil bawa gelas kotornya."

" eeembiya mbok " setelah menghabiskan minumannya dan mulai melangkah masuk ke kamarnya dengan perasaan takut oleh suaminya , Hana pun mulai memegang handel pintu dan membuka nya di lihatnya Fandi sudah tertidur Hana pun masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci tangan dan kakinya lalu mulai melangkahkan kakinya menuju ranjang tidurnya . saat sudah duduk di ranjang Fandi pun terbangun karna ada gerakan saat Hana naik ke ranjangnya.

" heemnz Hana , siapa yang surub kamu tidur sini " ucap Fandi sambil menyederkan punggungnya di kepala ranjang.

" tapi mas ,Hana mau istirahat " ucap Hana pelan

" saya sudah bilang kalau sedang berdua dengan saya jangan samakan seperti dulu lagi , sekarang kamu bangun saya tidak mau kamu tidur di ranjang ini terserah kamu mau tidur dimana yang penting jangan di ranjang ini dan jangan sampai di ketahui orang lain ." ucap Fandi ketus

" ii iya mas ,maafin Hana sudah lancang naik ke ranjang ini", setelah mengucapkan itu Hana pun mulai beranjak bangun serta membawa bantal nya dan berjalan ke arah lemari untuk mengambil selimut dia mulai berfikir akan tidur dimana , karena di kamar itu tidak ada sofa yang ada hanya kursi kursi single yang tak mungkin di pakai tidur akhirnya Hana masuk ke kamar anak2nya melalui pintu dalam kamar nya untuk mengambil kasur lipat kecil yang biasa di pakai mbok Jum saat menemani anak anak tidur .dan mulai menata tempat tidur di bawah lantai samping lemari di kamar nya sambil bercucuran air mata dan rasa sesak di dadanya.

" Ya Tuhan kenapa mas Fandi bisa berubah seperti ini , ya Allah tolong kembalikan suami penyayang ku seperti dulu ini semua bukan salah ku , jangan engkau hukum aku seperti ini Tuhan hiks hiks hiks ".

Hana pun mulai membaringkan tubuhnya yang terasa lelah dengan membelakangi Fandi yang tidur di ranjang dan menghadap ke depan lemari . karena efek lelah dan air mata yang membuat mata Hana perih dan bengkak hingga tidak dapat membuka matanya dan tertidur dalam kesedihan yang mendalam.

Fandi terus melihat gerak gerik Hana yang membelakangi nya , dengan melihat badan sang istri yang bergetar Fandi pun mengetahui bahwa istrinya sedang menangis dalam diam setelah mendengar kata kata pedasnya hal yang tak pernah ia lakukan dulu kepada istrinya itu.

" Maafkan aku sayang , aku tak bisa menahan rasa marah , kecewa dan sedihku dan aku juga tidak bisa melupakan apa yang telah ia lakukan pada mu, itu sangat menyakiti dan melukai hati dan harga diri ku Hana . Jujur cinta ini masih ada untuk mu sayang maafkan aku atas sikapku ." gumam Fandi dalam hati sambil meneteskan air matanya dan ikut tidur sambil memandang punggung sang istri yang tidur di atas lantai.

Hingga waktu subuh Hana sudah bangun dan melihat sang suami sudah melaksanakan sholat subuh tanpa mengajak serta dirinya dengan langkah gontai Hana langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan siap untuk melakukan shalat shubuh.

Setelah selesai dengan urusan nya dengan Tuhan Yang Maha Kuasa ia lihat suaminya sedang mengotak Atik ponselnya , Hana pun langsung menyiapkan baju untuk di kenakan sang suami tapi.

" Simpan saja baju itu Hana , saya bisa melakukan nya sendiri kamu tidak perlu repot-repot melakukan nya karena itu hanya terbuang percuma ." ucap Fandi tanpa melihat Hana

Hana langsung melihat suaminya yang acuh kepadanya dan kembali menaruh apa yang sudah ia siapkan tadi ke lemari kembali dan langsung berlari keluar dari kamar nya di balik pintu kamar tubuh Hana merosot terduduk dan kembali menangis pilu meratapi nasibnya yang malang.

Sikap dingin Fandi pun terus berlangsung hingga waktu yang entah sampai kapan.

Flashback end

****

Terpopuler

Comments

Diana Kadiyati

Diana Kadiyati

ironis, suami yg mengaku mencintai dan menyayangi istrinya tp tdk mau memberikan dukungan moral dan spirit disaat istrinya membutuhkan🥺

2023-10-10

2

Wkwkwkk

Wkwkwkk

dsar lelaki sok suci

2023-10-05

0

Yusneli Usman

Yusneli Usman

Ada yg bisa menerima ada yg tidak...tp kasus Hana, sangat dibutuhkan suport dr org terdekat apalagi suami...tp Fandi Mala bersikap seolah-olah Hana barang yg menjijikkan....semoga penyesalanmu setimpal dgn sifatnya Fandi.....

2022-04-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bag 1
2 Bag 2
3 Bag 3
4 Bag 4
5 Bag 5
6 Bag 6
7 Bag 7
8 Bag 8
9 Bag 9
10 Bag 10
11 Bag 11
12 Bag 12
13 Bag 13
14 Bag 14
15 Bag 15
16 Bab 16
17 Bag 17
18 Bag 18
19 Bag 19
20 Bag 20
21 Bag 21
22 Bag 22
23 Bag 23
24 Bag 24
25 Bag 25
26 Bag 26
27 Bag 27
28 Bag 28
29 Bag 29
30 Bag 30
31 Bag 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Ban 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bukan Up
183 Bab 182
184 Bab 183
185 Bab 184
186 Bab 185
187 Bab 186
188 Bab 187
189 Bab 188
190 Bab 189
191 Bab 190
192 Bab 191
193 Bab 192
194 Bab 193
195 Bab 194
196 Bab 195
197 Bab 196
198 Bab 197
199 Bab 198
200 Bab 199
201 Bab 200
202 Bab 201
203 Bab 202
204 Bab 203
205 Bab 204
206 Bab 204
207 Bab 205
208 Bab 206
209 Bab 207
210 Bab 208
211 Bab 209
212 Bab 210
213 Bab 211
214 Bab 212
215 Bab 213
216 Bab 214
217 Bab 215
218 Bab 216
219 Bab 217
220 Bab 218
221 Bab 219
222 Bab 220
223 Bab 221
224 Bab 222
225 Bab 223
226 Bab 224
227 Bab 225
228 Bab 226
229 Bab 227
230 Bab 228
231 Bab 229
232 Bab 230
233 Bab 230
234 Bab 231
235 Bab 232
236 Bab 233
237 Bab 234
238 Bab 235
239 Bab 236
240 Bab 237
241 Bab 238
242 Bab 239
243 Bab 240
244 Bab 241
245 Bab 242
246 Bab 243
Episodes

Updated 246 Episodes

1
Bag 1
2
Bag 2
3
Bag 3
4
Bag 4
5
Bag 5
6
Bag 6
7
Bag 7
8
Bag 8
9
Bag 9
10
Bag 10
11
Bag 11
12
Bag 12
13
Bag 13
14
Bag 14
15
Bag 15
16
Bab 16
17
Bag 17
18
Bag 18
19
Bag 19
20
Bag 20
21
Bag 21
22
Bag 22
23
Bag 23
24
Bag 24
25
Bag 25
26
Bag 26
27
Bag 27
28
Bag 28
29
Bag 29
30
Bag 30
31
Bag 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Ban 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bukan Up
183
Bab 182
184
Bab 183
185
Bab 184
186
Bab 185
187
Bab 186
188
Bab 187
189
Bab 188
190
Bab 189
191
Bab 190
192
Bab 191
193
Bab 192
194
Bab 193
195
Bab 194
196
Bab 195
197
Bab 196
198
Bab 197
199
Bab 198
200
Bab 199
201
Bab 200
202
Bab 201
203
Bab 202
204
Bab 203
205
Bab 204
206
Bab 204
207
Bab 205
208
Bab 206
209
Bab 207
210
Bab 208
211
Bab 209
212
Bab 210
213
Bab 211
214
Bab 212
215
Bab 213
216
Bab 214
217
Bab 215
218
Bab 216
219
Bab 217
220
Bab 218
221
Bab 219
222
Bab 220
223
Bab 221
224
Bab 222
225
Bab 223
226
Bab 224
227
Bab 225
228
Bab 226
229
Bab 227
230
Bab 228
231
Bab 229
232
Bab 230
233
Bab 230
234
Bab 231
235
Bab 232
236
Bab 233
237
Bab 234
238
Bab 235
239
Bab 236
240
Bab 237
241
Bab 238
242
Bab 239
243
Bab 240
244
Bab 241
245
Bab 242
246
Bab 243

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!