Warning!⚠️Konten di bawah ini tidak bermaksud menyinggung pihak manapun. Hanya cerita fiksi yang terinspirasi dari beberapa artikel dan kejadian dunia nyata. Harap tanggapi dengan bijak!
\=\=\=\=\=
Ford, Direktur Utama CIA menaikkan alisnya saat Leela melaporkan tentang tindak Yakuza yang sudah mulai berulah di Amerika. Agak sulit mempercainya karena Ford tak mendapatkan berita apapun.
"Apa yang bisa membuatmu yakin aku akan percaya begitu saja Leela?" Ford bertanya sambil menatap Leela tajam.
"Apa kau masih akan meragukan informasi yang berasal dari kartu As CIA, Chelsea?" Leela bertanya balik sambil tersenyum penuh makna.
"Selalu dia yang memulai. Apa anak itu tak bosan dengan semua ini." Ford mendengus frustrasi.
"Ini tak sesederhana itu karena melibatkan dua Negara, Jepang dan China, belum lagi kelompok mafia Triad dan Yakuza. Tidakkah kau merasa ini bukan suatu kebetulan?" raut wajah Ford seketika menjadi lebih serius.
"Kirimkan rincian kasus kali ini padaku. Rahasiakan sementara dari orang-orang CIA sampai semuanya sudah jelas."
Leela mengangguk menyanggupi. "Lalu bagaimana dengan Chelsea?" tanyanya penasaran.
"Biarkan anak itu berbuat sesukanya. Dia takkan merugikan kita asalkan kita tak merugikannya."
***
Sementara itu, di Pelabuhan San Francisco, terlihat sebuah kapal kargo mini mengangkut puluhan kontainer yang berisikan banyak barang. Seseorang turun dari kapal sambil membawa berkas menuju ke pos pelabuhan.
"Surat izin berlayar." pria itu menyerahkan sebuah surat pada petugas pelabuhan bagian perizinan.
"Teluk Manila?" petugas pelabuhan bertanya. Pria di hadapannya mengangguk.
"Kau boleh berlayar sampai sana asal jangan sampai ke Laut China Selatan, mengerti?"
"Memang kenapa dengan LCS?"
"Konflik antara China dan AS belum selesai. Kita harus berhati-hati jika berhubungan dengan hal ini."
Pria itu mengangguk dan berbalik untuk memasang senyum menyeringai. Dia naik ke kapal yang sudah siap berlayar.
Rieyu, adalah tangan kanan dari pemimpin Yakuza Jepang yang sedang di tugaskan di Amerika Serikat untuk menyelundupkan senjata yang akan di kirim pada Triad di Provinsi Hunan, China.
Dia diam melihat pemandangan laut sambil sesekali menatap anak buahnya yang berkamuflase sebagai petugas dari pihak Pelabuhan.
Penyelundupan senjata ternyata benar-benar sudah di rencanakan dengan sangat matang. Senjata-senjata itu di bungkus oleh kardus makanan sehingga saat di periksa oleh pihak pelabuhan, tak meninggalkan kecurigaan yang bisa membuat mereka tertangkap.
Berhari-hari kapal itu berlayar sampai mereka memasuki kawasan Selat Mindoro. Rieyu menyipitkan mata saat melihat sesuatu yang memasuki wilayah Laut China Selatan. Dia memantau dari teropong jarak jauh setelah meminta mengambilkan benda tersebut dari anak buahnya.
Baru setelah itu, dia menyadari bahwa samar-samar ada dua kapal di Perairan Laut China Selatan, yang sepertinya milik Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (Angkatan bersenjata China) dan Angkatan Laut Amerika Serikat.
Suasana hening, hanya suara air yang terdengar. Tak ada baku tembak ataupun lontaran misil dari kedua kapal. Mungkin kedua kapal itu memang tak berniat berseteru, Rieyu hanya bisa diam saat kapal yang ia tumpangi berbelok menuju Teluk Manila.
Keeseokan harinya, mereka tiba di pelabuhan Ibu Kota Manila. Terlihat ada 2 truk besar yang sudah menunggu dengan sebuah mobil hitam. 20 orang anak buah Rieyu membantu menurunkan kontainer dengan sebuah mesin khusus lalu mengangkut kardus di dalamnya dan memindahkan ke truk.
Hampir 3 jam mereka melakukan proses pemindahan barang sampai akhirnya keempat truk sudah terisi penuh. Rieyu melaju menuju Valenzuela diikuti anak anak buahnya ke sebuah tanah lapangan kosong
Tak lama, sebuah helikopter kargo mendarat dan dengan segera mereka kembali memindahkan barang ke kap helikopter. Tak hanya satu, ternyata sebuah helikopter kembali mendarat setelah yang lainnya terbang.
Dua helikopter kargo berisi senjata api terbang dari Filipina menuju Hunan, China dengan cara yang tak bisa di bayangkan dan tanpa meninmbulkan kecurigaan pihak pelabuhan.
***
Saat Reiyu tiba di sebuah rumah yang lebih mirip seperti gedung berlantai 5 yang di jaga oleh banyak anak buah, seorang pria bertato dengan rambut yang sudah mulai beruban menghampirinya bersama seorang yang sepertinya merupakan tangan kanan orang itu.
"Hei Reiyu, sudah lama sejak terakhir kali aku bertemu Arta Hiraki, apa kabar dengannya?" pria itu menjabat tangan Reiyu sedang anak buahnya membantu memindahkan lusinan senjata dari truk yang ia kirim.
"Tuan Hiraki dalam keadaan baik, Tuan Yelu." Reiyu menjawab sopan pada pria yang bernama Yelu itu.
Kang Yelu, ketua dari geng Triad China adalah seorang pria berumur 45 tahun yang memimpin pimpinan kelompok mafia itu sejak 10 tahun terakhir. Sudah banyak aksi kejahatan yang di lakukannya namun pemerintah masih belum bisa menangkapnya.
Apalagi kini, Yelu menjalin kerjasama dengan Arta Hiraki, ketua geng Yakuza Jepang yang merupakan atasan Reiyu. Tentu pemerintah tak bisa sembarangan menyergap para mafia ini yang berperan besar dalam perekonomian Negara karena usaha-usaha legal dan ilegal mereka mempekerjakan lebih dari 1000 karyawan, belum termasuk puluhan ribu orang yang merupakan anggota geng itu sendiri.
Yelu mengajak Reiyu masuk ke dalam untuk lebih membahas bisnis. Mereka duduk di ruang tamu sambil menghisap rokok dengan di temani oleh segelas wine masing-masing.
"Apa Hiraki tak menitip pesan apapun Reiyu?" Yelu bertanya sambil menghembuskan asap rokok.
"Tuan Hiraki di sibukkan dengan pekerjaan barunya di Jepang, dia di tugaskan oleh Demon Blood untuk terus merekrut dan menyeleksi para Yakuza." Reiyu menjelaskan secara singkat.
"Lalu bagaimana dengan Richenle Company? Bukankah Hiraki di tugaskan untuk mendekati perusahaan itu dan menanam saham?" Yelu bertanya penasaran.
"Sangat sulit mendekati Richenle Company mereka adalah pemasok senjata legal terbesar di Amerika bahkan mungkin menembus Negara lain. Tuan Hiraki sudah mencoba menjalin kerjasama dengan memakai nama perusahaan legal kami di bidang otomotif namun tetap tak ada respon." jawab Reiyu berdecak pelan. Yelu tersenyum miring.
"Mendekati perusahaan sebesar itu tak mudah Reiyu. Mereka mempunyai hubungan dekat dengan pemerintahan maupun aparat hukum. Kita tak bisa mengancam ataupun memaksa kerja sama."
Reiyu mengangguk pelan, dia tak bisa menyangkal bahwa apa yang di katakan Yelu adalah kebenaran.
"Kita termasuk dalam jajaran para mafia elit. Tak bisa sembarangan bertindak apalagi melakukan sesuatu yang menarik perhatian. Tunggulah sampai 3 tahun maka pemerintah akan memperhitungkan setiap tindakan yang kita lakukan."
***
Di ruangannya, Chelsea menggelengkan kepalanya berkali-kali sambil berdecak pelan. Informasi tentang Yakuza Jepang dan Triad China benar-benar sempit. Dua geng itu adalah perkumpulan tersohor yang termasuk dalam sindikat mafia paling berbahaya.
Banyak sekali tindak kejahatan yang pernah tercatat seperti, penyelundupan senjata ilegal, penyebaran narkoba, prostitusi, pencucian uang, usaha ilegal dan masih banyak lagi.
Kekayaan yang dimiliki dari masing-masing kelompok juga bukan main-main, mereka mendapat penghasilan hampir 50 miliar dolar dari bisnis ilegal yang tersebar ke beberapa Negara.
Hanya saja di luar informasi itu, Chelsea tak bisa menemukan apapun, dia hanya tahu bahwa geng Yakuza di pimpin oleh Arta Hiraki dan tangan kanannya Reiyu. Di luar itu, Chelsea tak mau ikut campur.
Apalagi jika menyangkut Triad yang beroperasi di China dimana Amerika dan Negeri tirai bambu itu memiliki masalah serius.
Namun, di balik ini semua Chelsea yakin ada masalah lebih besar yang menanti. Kemunculan kembali Yakuza dan Triad China pada saat terjadinya kekacauan dan peningkatan tindak kejahatan tentu berasalan.
Namun, dia tak bisa mencari lebih jauh, mengetahui sampai sini saja merupakan informasi yang tak bisa di dapatkan sembarang orang. Chelsea tetaplap manusia yang memiliki keterbatasan, dan ntuk pertama kalinya ia benar-benar merasa buntu.
INFORMASI TAMBAHAN:
Tentara Pembebasan Rakyat (Hanzi: 人民解放軍, hanyu pinyin: renmin jiefangjun) adalah tentara nasional Republik Rakyat Tiongkok. Tentara ini biasanya juga disebut sebagai Tentara Rakyat.
Berbeda dari tentara nasional di negara lainnya yang komando militernya dipegang oleh pemerintah yang berkuasa, Tentara Rakyat langsung berada di bawah komando Partai Komunis Tiongkok.
Sampai pada bulan Juni 2005, Tentara Pembebasan Rakyat berkekuatan 3.530.569 personel. Jumlah ini tidak seluruhnya berupa tentara, karena kekuatan unit tentara hanya 2.296.861 personel, sisanya 1.233.708 personel adalah kekuatan unit paramiliter. Tentara Pembebasan Rakyat terbagi dalam 3 angkatan, yakni laut, darat, dan udara.
Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (United States Armed Forces) adalah sebuah angkatan bersenjata yang dibentuk oleh pemerintah federal Amerika Serikat. Mereka terdiri dari Angkatan Darat, Korps Marinir, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Antariksa, dan Penjaga Pantai. Amerika Serikat memiliki tradisi kuat dalam hal kontrol sipil terhadap militer. Presiden Amerika Serikat adalah kepala militer secara keseluruhan, dan membentuk kebijakan militer dengan dibantu oleh Departemen Pertahanan (Department of Defense).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
HNF G
paling nanti pemilik richenle company naksir chelsea 😄
2023-07-11
0
Dede Ikha Malkit
smngt thor
2022-05-13
0
Ankaka
Paten. salam dr medan
2021-09-25
0