Chapter 5: Buntu

Warning!⚠️Konten di bawah ini tidak bermaksud menyinggung pihak manapun. Hanya cerita fiksi yang terinspirasi dari beberapa artikel dan kejadian dunia nyata. Harap tanggapi dengan bijak!

\=\=\=\=\=

Ford, Direktur Utama CIA menaikkan alisnya saat Leela melaporkan tentang tindak Yakuza yang sudah mulai berulah di Amerika. Agak sulit mempercainya karena Ford tak mendapatkan berita apapun.

"Apa yang bisa membuatmu yakin aku akan percaya begitu saja Leela?" Ford bertanya sambil menatap Leela tajam.

"Apa kau masih akan meragukan informasi yang berasal dari kartu As CIA, Chelsea?" Leela bertanya balik sambil tersenyum penuh makna.

"Selalu dia yang memulai. Apa anak itu tak bosan dengan semua ini." Ford mendengus frustrasi.

"Ini tak sesederhana itu karena melibatkan dua Negara, Jepang dan China, belum lagi kelompok mafia Triad dan Yakuza. Tidakkah kau merasa ini bukan suatu kebetulan?" raut wajah Ford seketika menjadi lebih serius.

"Kirimkan rincian kasus kali ini padaku. Rahasiakan sementara dari orang-orang CIA sampai semuanya sudah jelas."

Leela mengangguk menyanggupi. "Lalu bagaimana dengan Chelsea?" tanyanya penasaran.

"Biarkan anak itu berbuat sesukanya. Dia takkan merugikan kita asalkan kita tak merugikannya."

***

Sementara itu, di Pelabuhan San Francisco, terlihat sebuah kapal kargo mini mengangkut puluhan kontainer yang berisikan banyak barang. Seseorang turun dari kapal sambil membawa berkas menuju ke pos pelabuhan.

"Surat izin berlayar." pria itu menyerahkan sebuah surat pada petugas pelabuhan bagian perizinan.

"Teluk Manila?" petugas pelabuhan bertanya. Pria di hadapannya mengangguk.

"Kau boleh berlayar sampai sana asal jangan sampai ke Laut China Selatan, mengerti?"

"Memang kenapa dengan LCS?"

"Konflik antara China dan AS belum selesai. Kita harus berhati-hati jika berhubungan dengan hal ini."

Pria itu mengangguk dan berbalik untuk memasang senyum menyeringai. Dia naik ke kapal yang sudah siap berlayar.

Rieyu, adalah tangan kanan dari pemimpin Yakuza Jepang yang sedang di tugaskan di Amerika Serikat untuk menyelundupkan senjata yang akan di kirim pada Triad di Provinsi Hunan, China.

Dia diam melihat pemandangan laut sambil sesekali menatap anak buahnya yang berkamuflase sebagai petugas dari pihak Pelabuhan.

Penyelundupan senjata ternyata benar-benar sudah di rencanakan dengan sangat matang. Senjata-senjata itu di bungkus oleh kardus makanan sehingga saat di periksa oleh pihak pelabuhan, tak meninggalkan kecurigaan yang bisa membuat mereka tertangkap.

Berhari-hari kapal itu berlayar sampai mereka memasuki kawasan Selat Mindoro. Rieyu menyipitkan mata saat melihat sesuatu yang memasuki wilayah Laut China Selatan. Dia memantau dari teropong jarak jauh setelah meminta mengambilkan benda tersebut dari anak buahnya.

Baru setelah itu, dia menyadari bahwa samar-samar ada dua kapal di Perairan Laut China Selatan, yang sepertinya milik Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (Angkatan bersenjata China) dan Angkatan Laut Amerika Serikat.

Suasana hening, hanya suara air yang terdengar. Tak ada baku tembak ataupun lontaran misil dari kedua kapal. Mungkin kedua kapal itu memang tak berniat berseteru, Rieyu hanya bisa diam saat kapal yang ia tumpangi berbelok menuju Teluk Manila.

Keeseokan harinya, mereka tiba di pelabuhan Ibu Kota Manila. Terlihat ada 2 truk besar yang sudah menunggu dengan sebuah mobil hitam. 20 orang anak buah Rieyu membantu menurunkan kontainer dengan sebuah mesin khusus lalu mengangkut kardus di dalamnya dan memindahkan ke truk.

Hampir 3 jam mereka melakukan proses pemindahan barang sampai akhirnya keempat truk sudah terisi penuh. Rieyu melaju menuju Valenzuela diikuti anak anak buahnya ke sebuah tanah lapangan kosong

Tak lama, sebuah helikopter kargo mendarat dan dengan segera mereka kembali memindahkan barang ke kap helikopter. Tak hanya satu, ternyata sebuah helikopter kembali mendarat setelah yang lainnya terbang.

Dua helikopter kargo berisi senjata api terbang dari Filipina menuju Hunan, China dengan cara yang tak bisa di bayangkan dan tanpa meninmbulkan kecurigaan pihak pelabuhan.

***

Saat Reiyu tiba di sebuah rumah yang lebih mirip seperti gedung berlantai 5 yang di jaga oleh banyak anak buah, seorang pria bertato dengan rambut yang sudah mulai beruban menghampirinya bersama seorang yang sepertinya merupakan tangan kanan orang itu.

"Hei Reiyu, sudah lama sejak terakhir kali aku bertemu Arta Hiraki, apa kabar dengannya?" pria itu menjabat tangan Reiyu sedang anak buahnya membantu memindahkan lusinan senjata dari truk yang ia kirim.

"Tuan Hiraki dalam keadaan baik, Tuan Yelu." Reiyu menjawab sopan pada pria yang bernama Yelu itu.

Kang Yelu, ketua dari geng Triad China adalah seorang pria berumur 45 tahun yang memimpin pimpinan kelompok mafia itu sejak 10 tahun terakhir. Sudah banyak aksi kejahatan yang di lakukannya namun pemerintah masih belum bisa menangkapnya.

Apalagi kini, Yelu menjalin kerjasama dengan Arta Hiraki, ketua geng Yakuza Jepang yang merupakan atasan Reiyu. Tentu pemerintah tak bisa sembarangan menyergap para mafia ini yang berperan besar dalam perekonomian Negara karena usaha-usaha legal dan ilegal mereka mempekerjakan lebih dari 1000 karyawan, belum termasuk puluhan ribu orang yang merupakan anggota geng itu sendiri.

Yelu mengajak Reiyu masuk ke dalam untuk lebih membahas bisnis. Mereka duduk di ruang tamu sambil menghisap rokok dengan di temani oleh segelas wine masing-masing.

"Apa Hiraki tak menitip pesan apapun Reiyu?" Yelu bertanya sambil menghembuskan asap rokok.

"Tuan Hiraki di sibukkan dengan pekerjaan barunya di Jepang, dia di tugaskan oleh Demon Blood untuk terus merekrut dan menyeleksi para Yakuza." Reiyu menjelaskan secara singkat.

"Lalu bagaimana dengan Richenle Company? Bukankah Hiraki di tugaskan untuk mendekati perusahaan itu dan menanam saham?" Yelu bertanya penasaran.

"Sangat sulit mendekati Richenle Company mereka adalah pemasok senjata legal terbesar di Amerika bahkan mungkin menembus Negara lain. Tuan Hiraki sudah mencoba menjalin kerjasama dengan memakai nama perusahaan legal kami di bidang otomotif namun tetap tak ada respon." jawab Reiyu berdecak pelan. Yelu tersenyum miring.

"Mendekati perusahaan sebesar itu tak mudah Reiyu. Mereka mempunyai hubungan dekat dengan pemerintahan maupun aparat hukum. Kita tak bisa mengancam ataupun memaksa kerja sama."

Reiyu mengangguk pelan, dia tak bisa menyangkal bahwa apa yang di katakan Yelu adalah kebenaran.

"Kita termasuk dalam jajaran para mafia elit. Tak bisa sembarangan bertindak apalagi melakukan sesuatu yang menarik perhatian. Tunggulah sampai 3 tahun maka pemerintah akan memperhitungkan setiap tindakan yang kita lakukan."

***

Di ruangannya, Chelsea menggelengkan kepalanya berkali-kali sambil berdecak pelan. Informasi tentang Yakuza Jepang dan Triad China benar-benar sempit. Dua geng itu adalah perkumpulan tersohor yang termasuk dalam sindikat mafia paling berbahaya.

Banyak sekali tindak kejahatan yang pernah tercatat seperti, penyelundupan senjata ilegal, penyebaran narkoba, prostitusi, pencucian uang, usaha ilegal dan masih banyak lagi.

Kekayaan yang dimiliki dari masing-masing kelompok juga bukan main-main, mereka mendapat penghasilan hampir 50 miliar dolar dari bisnis ilegal yang tersebar ke beberapa Negara.

Hanya saja di luar informasi itu, Chelsea tak bisa menemukan apapun, dia hanya tahu bahwa geng Yakuza di pimpin oleh Arta Hiraki dan tangan kanannya Reiyu. Di luar itu, Chelsea tak mau ikut campur.

Apalagi jika menyangkut Triad yang beroperasi di China dimana Amerika dan Negeri tirai bambu itu memiliki masalah serius.

Namun, di balik ini semua Chelsea yakin ada masalah lebih besar yang menanti. Kemunculan kembali Yakuza dan Triad China pada saat terjadinya kekacauan dan peningkatan tindak kejahatan tentu berasalan.

Namun, dia tak bisa mencari lebih jauh, mengetahui sampai sini saja merupakan informasi yang tak bisa di dapatkan sembarang orang. Chelsea tetaplap manusia yang memiliki keterbatasan, dan ntuk pertama kalinya ia benar-benar merasa buntu.

INFORMASI TAMBAHAN:

Tentara Pembebasan Rakyat (Hanzi: 人民解放軍, hanyu pinyin: renmin jiefangjun) adalah tentara nasional Republik Rakyat Tiongkok. Tentara ini biasanya juga disebut sebagai Tentara Rakyat.

Berbeda dari tentara nasional di negara lainnya yang komando militernya dipegang oleh pemerintah yang berkuasa, Tentara Rakyat langsung berada di bawah komando Partai Komunis Tiongkok.

Sampai pada bulan Juni 2005, Tentara Pembebasan Rakyat berkekuatan 3.530.569 personel. Jumlah ini tidak seluruhnya berupa tentara, karena kekuatan unit tentara hanya 2.296.861 personel, sisanya 1.233.708 personel adalah kekuatan unit paramiliter. Tentara Pembebasan Rakyat terbagi dalam 3 angkatan, yakni laut, darat, dan udara.

Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (United States Armed Forces) adalah sebuah angkatan bersenjata yang dibentuk oleh pemerintah federal Amerika Serikat. Mereka terdiri dari Angkatan Darat, Korps Marinir, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Antariksa, dan Penjaga Pantai. Amerika Serikat memiliki tradisi kuat dalam hal kontrol sipil terhadap militer. Presiden Amerika Serikat adalah kepala militer secara keseluruhan, dan membentuk kebijakan militer dengan dibantu oleh Departemen Pertahanan (Department of Defense).

Terpopuler

Comments

HNF G

HNF G

paling nanti pemilik richenle company naksir chelsea 😄

2023-07-11

0

Dede Ikha Malkit

Dede Ikha Malkit

smngt thor

2022-05-13

0

Ankaka

Ankaka

Paten. salam dr medan

2021-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: The Eagle Eyes
2 Chapter 2: Weida Weiheng
3 Chapter 3: Richenle Company
4 Chapter 4: Yakuza And Triad
5 Chapter 5: Buntu
6 Chapter 6: Jepang
7 Chapter 7: Sebuah Pertanyaan
8 Chapter 8: Penyergapan
9 Chapter 9: Fine Bridge
10 Chapter 10: Rh-null/Golden Blood
11 Chapter 11: Bantuan Tak Terduga
12 Chapter 12: What Happened To Me?
13 Chapter 13: You Are Not Bad
14 Chapter 14: Day By Day In Korea
15 Chapter 15: Day By Day In Korea (2)
16 Chapter 16: Day By Day In Korea (3)
17 Chapter 17: Back To Amerika
18 Chapter 18: Reputasi Richenle
19 Chapter 19: Pelelangan
20 Chapter 20: Sebuah Pesona
21 Chapter 21: Keindahan Berwarna Merah
22 Chapter 22: Terlibat Lebih Dalam
23 Chapter 23: Mata Yang Berkobar
24 Chapter 24: Sentuhannya
25 Chapter 25: Benang Merah
26 Chapter 26: Richenle Company's Birthday
27 Chapter 27: Kesalahan
28 Chapter 28: Pria Arogan
29 Chapter 29: Kawan Atau Lawan
30 Chapter 30: Cinta Yang Baru
31 Chapter 31: Space X Project
32 Chapter 32: Beautiful Day
33 Chapter 33: Kunjungan
34 Chapter 34: Left
35 Chapter 35: Back To Virginia
36 Chapter 36: Petunjuk
37 Chapter 37: Kehancuran Yang Melemahkan
38 Chapter 38: Hancur tak bersisa
39 Chapter 39: Go To Prancis
40 Chapter 40: Who Was That Woman?
41 Chapter 41: Sejarah Kelam Richenle
42 Chapter 42: Blake Turner
43 Chapter 43: Tentang Manvious Corporation
44 Chapter 44: Aku Melindungimu
45 Chapter 45: Ziv dan segala perasaannya.
46 Chapter 46: Kita Harus Pergi!
47 Chapter 47: Serangan
48 Chapter 48: Serangan kedua
49 Chapter 49: Tangis Pria Arogan
50 Chapter 50: Senyum Yang Memberi Kekuatan
51 Chapter 51: Peluru Kejut Saraf
52 Chapter 52: Surat Dexter
53 Chapter 53: Kisah Keturunan Xiuelhamn
54 Chapter 54: Tak bisa menerima
55 Chapter 55: Kerangka tak berujung
56 Chapter 56: Pihak-Pihak Yang Terlibat
57 Chapter 57: Aset Yang Terlupakan
58 Chapter 58: Perubahan
59 Chapter 59: Welcome Home
60 Chapter 60: Dihadapan Sebuah Jawaban
61 Whisper Of The Heart (Bisikan Hati)
62 TERBIT CETAK!!!! SOON!
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Chapter 1: The Eagle Eyes
2
Chapter 2: Weida Weiheng
3
Chapter 3: Richenle Company
4
Chapter 4: Yakuza And Triad
5
Chapter 5: Buntu
6
Chapter 6: Jepang
7
Chapter 7: Sebuah Pertanyaan
8
Chapter 8: Penyergapan
9
Chapter 9: Fine Bridge
10
Chapter 10: Rh-null/Golden Blood
11
Chapter 11: Bantuan Tak Terduga
12
Chapter 12: What Happened To Me?
13
Chapter 13: You Are Not Bad
14
Chapter 14: Day By Day In Korea
15
Chapter 15: Day By Day In Korea (2)
16
Chapter 16: Day By Day In Korea (3)
17
Chapter 17: Back To Amerika
18
Chapter 18: Reputasi Richenle
19
Chapter 19: Pelelangan
20
Chapter 20: Sebuah Pesona
21
Chapter 21: Keindahan Berwarna Merah
22
Chapter 22: Terlibat Lebih Dalam
23
Chapter 23: Mata Yang Berkobar
24
Chapter 24: Sentuhannya
25
Chapter 25: Benang Merah
26
Chapter 26: Richenle Company's Birthday
27
Chapter 27: Kesalahan
28
Chapter 28: Pria Arogan
29
Chapter 29: Kawan Atau Lawan
30
Chapter 30: Cinta Yang Baru
31
Chapter 31: Space X Project
32
Chapter 32: Beautiful Day
33
Chapter 33: Kunjungan
34
Chapter 34: Left
35
Chapter 35: Back To Virginia
36
Chapter 36: Petunjuk
37
Chapter 37: Kehancuran Yang Melemahkan
38
Chapter 38: Hancur tak bersisa
39
Chapter 39: Go To Prancis
40
Chapter 40: Who Was That Woman?
41
Chapter 41: Sejarah Kelam Richenle
42
Chapter 42: Blake Turner
43
Chapter 43: Tentang Manvious Corporation
44
Chapter 44: Aku Melindungimu
45
Chapter 45: Ziv dan segala perasaannya.
46
Chapter 46: Kita Harus Pergi!
47
Chapter 47: Serangan
48
Chapter 48: Serangan kedua
49
Chapter 49: Tangis Pria Arogan
50
Chapter 50: Senyum Yang Memberi Kekuatan
51
Chapter 51: Peluru Kejut Saraf
52
Chapter 52: Surat Dexter
53
Chapter 53: Kisah Keturunan Xiuelhamn
54
Chapter 54: Tak bisa menerima
55
Chapter 55: Kerangka tak berujung
56
Chapter 56: Pihak-Pihak Yang Terlibat
57
Chapter 57: Aset Yang Terlupakan
58
Chapter 58: Perubahan
59
Chapter 59: Welcome Home
60
Chapter 60: Dihadapan Sebuah Jawaban
61
Whisper Of The Heart (Bisikan Hati)
62
TERBIT CETAK!!!! SOON!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!