Pendekatan

BAB 3

Linda pun melihat Anna yang sedang sibuk mengambil beberapa berkas.

"Ann. mau kemana??" tanya Linda santai.

"Di suruh temenin pak devan, Lin metting" jawab Anna sedikit ragu.

"What****ko lo sih??" Linda kaget dan heran.

Anna pun menggelengkan kepala nya.

"Aku pamit ya Lin" Anna pun pamit pada sahabat nya itu..

Linda melihat Anna seperti khawatir, karna Linda tau bahwa Anna tida terbiasa berdua an sama Laki-laki, jangan kan berdua an melirik Laki-laki pun dia ga pernah.

"IST ok...Ann,semua baik baik saja,Pak Devan orang nya baik ko," Linda coba menenangkan hati Anna.

Anna pun seketika bangkit. "Terimakasih Lin doa in ya? semoga selamat, dan metting nya sukses" sambung Anna.

"Iya siappp buu." jawab Linda sambil tertawa lepas.

Sebelum Anna menemui Devan. Anna ke toilet ter lebih dahulu untuk mengambil air wudhu, karna Anna belum sempat sholat dzuhur.

Devan pun sudah berada di dalam mobil.

"Tok...tok....tok." Anna mengetuk kaca mobil Devan.

Devan pun menengok.”Ini kan mobil,bukan ruangan,masuk aja langsung” Devan sangat jutek.

Anna pun masuk ke dalam mobil Devan.

"Mohon maaf Pak, klo menunggu lama, tadi saya ke toilet dulu"dengan sopan Anna meminta maaf.

Devan pun tida menjawab.

"Kamu siapin materi yg sudah di simpan Dewi di map itu" ketus Devan.

"Baik pak" Anna menjawab sangat lembut.

Anna pun memberanikan diri untuk bertanya.

“Maaf Pak, ko Bpk nyetir sendiri??” tanya Anna penasaran.

Devan pun melirik Anna. "Kamu takut pergi berdua sama saya?? tenang saya gak bakalan macam-macam, saya masih punya akal sehat, ingat saya, minta kamu dampingi saya karna Dewi tida ada, kalo Dewi ada saya gak mungkin nyuruh kamu!." tegas Devan kesal.

Anna pun langsung kaget dan replek mengenyampingkan tubuh nya.

"Ya alloh Pak, bukan maksud saya begitu, mohon maaf Pak, saya yakin ko Pak Devan orang baik, saya hanya khawatir aja sama Bpk, takut nya bpk kecapean, saya senang bisa membantu tugas nya mba Dewi." dengan nada gugup, dan merasa bersalah Anna mengatakan nya.

Tanpa Anna sadar, apa yang sudah dia katakan.

"Deg" hati Devan syok setelah mendengar

Ke khawatiran Anna.

"Hah demi apa?? perempuan ini khawatir sama gue?." Gumam Devan dalam hatinya.

Devan pun melihat Anna tertunduk di sampingnya, Devan pun merasa bersalah oleh perkataan nya.

Tapi demi, menjaga harga diri nya dengan menyembunyikan perasaan nya. "Saya sanggup, tanpa minta bantuan sopir!!" lagi lagi Devan menekan cara bicara nya itu.

"Duh salah lagi gue. Ampun ko gue jadi baper gini sih ? oh My God." gumam Devan dalam hatinya.

"Mohon maaf Pak!!" Anna mengatakan nya dengan lesu.

"Duh kaya nya gue keterlaluan deh." Devan merasa bersalah. namun gengsi untuk meminta maaf.

Keadaan pun menjadi canggung dan hening.

Tiba tiba Anna ingat kalo dia belum sholat dzuhur.

Dengan nada terbata bata Anna meminta ijin pada Devan. "Pak, saya mau minta ijin untuk sholat dzuhur sebentar!"

"Apa,kita mau berhenti dulu di mesjid??" ajakan Devan, kali ini sangat tenang.

"Tidak usah Pak, saya bisa sholat sambil duduk!!" jawab Anna.

"Baik lah, silah kan" jawab Devan cuek.

"Terima kasih Pak !"

Anna pun segera mengambil mukena di dalam tas nya.

Dalam sholat Anna terlihat sangat khusu,

Devan pun melirik Anna, dan Devan pun tersenyum saat melihat Anna.

"Ingin rasa nya gue berhenti in ini mobil, dan melihat pemandangan yang indah dan alami ini. Ko ada ya? di jaman sekarang cewe kaya dia," dalam hati Devan kagum.

"Oh Tidak-tidak, Dev apa sih yang lo pikirin Dev??" Devan pun ingin segera menyangkal pikiran dan perasaan nya itu namun tetap saja tidak bisa.

Anna pun selesai menunaikan ibadah sholat nya.

Tiba tiba terdengar alunan sholawat.

Ternyata dari ponsel nya Anna.

Anna pun segera melihat nya.

"Hahhhhhh...no tidak di kenal!! siapa...??" Tanya Anna dalam hati.

"Ga papa, jawab aja dulu, siapa tau penting" sahut Devan cuek.

"Iiiya pak," jawab Anna.

"Hallo, Assalammualaikum??" Anna menjawab tlp itu.

"Waalaikumsallam Ann, kamu dimana??"

Deg, suara cowo. "Devan tida sengaja mendengar suara cowo dari hp Anna.

”Siapa dia?” Devan sangat penasaran.

"Ini siapa??" tanya Anna herann.

"Ini aku rizal Ann,"

"Ya alloh aku kira siapa," Anna pun menghela nafas.

"Aku nemenin pak Devan meeting

.ada apa Zal?? ko tumben tlp??" tanyaa Anna.

"Ga ko Ann, aku cuma heran aja ko kamu tumben ga ada di ruangan." jawab Rizal.

"Oh...kirain ada apa" sambung Anna.

"Ya udah hati hati ya Ann, cepet kembali ya..??" tegas Rizal.

"Hahhhhhh.**"ya-ya" jawab Anna heran.

Panggilan mereka pun terputus..

"Siapa??". tanya Devan tegas namun jutek m, kalo Anna bisa perhatiin ,Devan sedang memasang muka kesal, tapi sayang Anna tida melihat nya..

"Oh ini rizal!! " jawab Anna.

"Pacar kamu ya??" tanya Devan judes.

"Lahh ko jadi kepo gini sih Pak Devan? " dalam hati Anna, Anna heran mendengar pertanyaan Devan.

"Bukan Pak. lagian saya tidak di ajarkan oleh orangtua saya, dan tidak di perboleh kan untuk mengenal yang nama nya pacaran." Anna sopan menjawab nya.

Devan pun tidak tau kenapa lega mendengar nya.”syukur lah“ dalam hati Devan.

"Memang nya kenapa Pak??" tanya Anna sedikit tertawa.

"Hah.****duh jawab apa gue?" dalam hati Devan serba salah.

"Emm***engga, cuma pengen ngingetin aja, kalau memang pacaran. Jangan di kantor!" jawab Devan tegas.

"Entah masuk akal, atau tida jawaban gue ini, yang penting gue ada jawaban" dalam hati Devan.

Akhir nya mereka pun sampai pada tujuan nya...

Metting pun segera di mulai.

Dengan beberapa rekan bisnis Devan, Anna pun cukup andil di dalam metting itu, malahan Anna mengutarakan pendapat nya, dan pendapat nya itu, sangat masuk akal dan di setujui oleh rekan bisnis Devan.

Semua pun bertepuk tangan.

Anna hanya menganggukan kepalanya, dengan sopan.

"Wah hebat Dev, lo dapet sekertaris se pintar dia" ejek Reyhan.

Reyhan adalah rekan bisnis Devan namun mereka sangat akrab.

"Maaf Pak*****." Anna ingin menjawab kalo dia bukan sekertaris Devan. namun di potong oleh Devan.

"Iya dong, sejak kapan gue kalah sama lo Rey?" Ejek Devan.

"Ah lo memang pintar, dalam hal memilah dan memilih" ucap Reyhan, sambil menepuk bahu Devan.

"Iya dong" jawab Devan sombong.

"Dev? kalo masih jomblo, kenalin gue dong?" Reyhan berbisik jelas pada Devan.

Devan pun melirik Anna. dan Devan yakin Anna mendengarnya.

Anna pun mengalihkan perhatian nya untuk membereskan map nya yang berantakan.

"Sudah lah Rey, Lo tuh udah ada Vina, masih aja lo mau cari yang lain" jawab Devan kesal.

"Ini beda sob, sosok wanita ini sangat beda, bikin gue penasaran." ucap Reyhan, sambil memperhatikan tubuh Anna dengan mata nakal nya.

Sekali lagi Anna mendengar nya, dan Anna kesal dan sudah tidak nyaman.

"Permisi Pak!! saya tunggu di luar." jawab Anna terburu buru, Anna kesal mendengar nya.

"Sialan lo!! awas jangan macem macem, dia cw Baik-baik, kalau lo berani lo berhadapan sama gue!!!!" Devan mengancam, dan kesal sambil nunjuk ke arah muka Reyhan.

"Wesssss santai Dev. ko lo jadi parno sih, ga kaya biasa nya, kenapa lo?? gue kan bicara gini sudah biasa!! ohh jangan jangan lo****." canda Reyhan menggoda Devan.

Devan pun bingung dengan sikap nya sendiri.

"Ahhh, sudah lah, gue buru buru. Takut ke sorean." jawab Devan terburu buru.

"Wowww sahabat gue kali ini menunjukan sifat dan sikap yg aneh." gumam Reyhan, dia pun paham kenapa Devan seperti itu.

Devan pun segera menghampiri Anna.

Devan melihat Anna sangat kesal.

"Ann??" tanya Devan.

"Iya Pak!" jawab Anna, tidak memperlihatkan kekesalan nya, namun Devan sangat paham kalo Anna sedang kesal dan tak nyaman.

"Mau langsung pulang, atau mau makan dulu??" tanya Devan, sambil menawarkan Anna makan bareng, secara tida langsung.

"Emm*** kalau Bpk mau makan, silahkan Pak. Saya tunggu di mobil, sampe Bpk selesai makan!!" jawab Anna, sebenar nya Anna sudah ta nyaman ingin segera pulang, namun ta enak sama Bos besar nya itu.

Karna Devan paham, Devan pun memesan minum dan makanan ringan untuk di bungkus.

Devan pun segera masuk ke dalam mobil.

"Loh ko di bungkus sih Pak??" tanya Anna heran.

"Kalau makan di sini, takut kelamaan dan terjebak macet." alasan Devan. Pada Anna, padahal sebenar nya bukan itu.

"Oh ya Pak" jawab Anna sopan.

"Ini di makan Ann sama ini minuman nya, lumayan buat ganjel perut biar ga masuk angin. Maaf saya asal ambil, karna saya ga tau kamu mau nya apa!!" Devan menawarkan kepada Anna dengan lembut namun tetap cuek.

"Duh** Ya Alloh terima kasih Pak, padahal ga usah, kan saya jadi ngerepotin Pak Devan" Anna merasa tidak enak pada Devan.

"Sama-sama, gaa papa itu hanya minuman sama makanan kecil aja ko" jawab Devan, sambil fokus nyetir.

Tapi tida di pungkiri Anna lebih senang melihat Devan seperti ini, kelihatan Kalo dia seorang yang sangat perhatian.

Anna pun memperhatikan wajah Devan tanpa Devan ketahui.

"Subhanalloh, sungguh indah ciptaan mu Ya Alloh. Astagfiruloh.” Anna langsung membuang tatapan nya itu pada Devan, dan membuang jauh jauh pikiran nya itu.

"Kalo Bpk mau berhenti. berhenti saja dulu Pak sejenak, makan dulu!" Anna memberikan saran.

Dan Devan pun melirik Anna sejenak dan fokus kembali melihat jalanan.

"Nanti saja, kebetulan saya belum laper!!" jawab Devan cuek.

Demi menjaga harga diri nya Devan selalu cuek.

"Kalo kamu mau makan! makan saja ga papa!!" Saran Devan oun sama pada Anna.

"Ya Pak, terima kasih nanti saya makan" jawab Anna sedikit Malu-malu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!