Om Ganteng

Happy reading...

Waktu menunjukkan pukul enam kurang saat Alby kembali mengemudikan mobilnya setelah membeli dua porsi lontong sayur di tempat langganannya. Pagi ini ia ingin menikmati sarapan bersama Putri.

Setibanya di depan rumah, Alby bergegas masuk ke dalam. Entah kenapa ia merasa senang karena sebentar lagi Putri akan datang.

Setelah berganti pakaian, Alby turun dengan langkahnya yang terasa ringan. Sesampainya di ruang makan ia segera mengambil dua mangkuk dan meletakkannya di atas meja.

"Put, Putri! Sini dulu, sarapan sama aku." Ajaknya.

Saat yang dipanggilnya tak kunjung datang menghampiri, Alby mencoba untuk mencari. Sesaat kemudian ia tertegun menyadari sesuatu.

"Bisa-bisanya aku lupa. Hari ini kan Putri aku suruh untuk tidak datang," gumam Alby merutuki diri.

Semangat yang tadi ada pun seketika menghilang. Dengan malas ia membuka satu bungkus sarapannya dan menikmatinya sendiri sambil menonton tv.

Di ruang tv, Alby merebahkan diri ingin beristirahat setelah semalam ia berjaga di ruang IGD bersama beberapa rekannya. Ia merasa lelah, namun kedua maniknya susah terpejam.

Alby meraih ponselnya dan mencoba menelepon Putri. Terasa ada yang hilang saat ia tidak melihat wanita itu di rumahnya.

Sekali dua kali di coba, namun ia matikan lagi. Ada keraguan pada diri Alby, antara ingin dan juga gengsi. Yang ketiga kali, ia pun memberanikan diri.

📱 "Halo! Ini siapa? Kok tadi dimatikan?"

Degup jantung Alby terasa kencang mendengar suara seorang anak laki-laki di ujung ponselnya. Ia merasakan tenggorokannya tiba-tiba tercekat dan membuatnya kesulitan untuk berucap.

📱 "Halo! Temannya Mama ya?"

Suara itu kembali terdengar.

📱 "I-iya. Putrinya ada?" Suara Alby terdengar gugup.

📱 "Mama sedang ke warung sama Mbak Rani. Ini siapa?"

📱 "Saya... Om Ganteng, teman Mama kamu." Sahutnya asal.

📱 "Om Ganteng? Kok aneh namanya."

Alby mengulumkan senyum mendengar nada bicara anak laki-laki yang merasa heran itu.

📱 "Kamu siapa namanya?"

📱 "Alfi, Om."

Kali ini detak jantung Alby terasa berhenti. Nama itu seakan tak asing di telinganya.

📱 "Kamu kelas berapa dan sekolah dimana?" tanya Alby ragu.

📱 "Kelas 4-B di SDN Harapan. Memangnya kenapa, Om?"

📱 "Ah, nggak apa-apa. Om hanya ingin tahu saja."

📱 "Om udah sarapan?"

📱 "Ee, sudah. Kamu?"

📱 "Sudah, Om. Tadi Mama Alfi beli bubur. Bubur Mang Asep enak lho, Om."

📱 "Oh ya?" Alby mengulumkan senyumnya mendengar ocehan Alfi.

📱 "Om, sudah dulu ya. Alfi disamper teman mau berangkat ke sekolah. Daah, Om Ganteng."

📱 "Daah..."

Alby tersenyum dan kembali menikmati sarapan yang tadi sempat ia biarkan. Aneh, seleranya kembali setelah mendengar suara anak laki-laki tadi.

Alby manatap layar ponselnya yang sudah dimatikan panggilannya oleh orang yang baru saja bicara dengannya. Al-Pi, adalah panggilan yang sering ia dengar saat teman-temannya dulu mengolok-olok kedekatannya dengan Putri.

Alby-Putri begitulah kira-kira mereka menggabungkan nama keduanya menjadi Alpi. Lalu, apakah Putri sengaja memberi nama anaknya dengan panggilan mereka dulu?

***

Tidur Alby yang nyenyak sayangnya harus terganggu dengan deringan ponsel yang tiada henti. Dengan kesal ia mengangkatnya dan ternyata Intan serta Tante Ira juga Om Hasan sudah berada di depan rumahnya sedari tadi.

Alby bergegas turun dan membukakan pintu. Ia menyadari tatapan aneh yang tertuju padanya karena hanya mengenakan boxer dan bertelanjang dada.

"Maaf, Tante, Om.."

"Kamu sedang tidur, Al? Putri kemana, kok kamu yang membuka pintu?" tanya Tante Ira.

Intan bergegas masuk ke dalam rumah. Wanita itu setengah berlari menaiki anak tangga menuju ke kamar Alby. Pikirnya mungkin saja Putri ada di sana.

"Iya, Tante. Bagian jaga malam, Putri... Putri kebetulan hari ini ada urusan, jadi izin nggak masuk." Dustanya.

Intan kembali menghampiri mereka dengan raut wajah yang lega. Hampir saja ia terbakar api cemburu bila mengingat gelagat Putri yang sepertinya akrab dengan Alby, tunangannya.

"Kamu sudah tahu kan orang tuamu akan datang hari ini?" tanya Om Hasan yang menaruh beberapa plastik yang dibawanya di atas meja.

"Tahu, Om. Mungkin nanti siang sampai." Sahutnya.

"Ya sudah, sana lanjutkan istirahatmu. Biar fresh dan nggak kelihatan capek saat ayahmu datang nanti," ujar Tante Ira.

"Terima kasih, Tante."

"Al, kamu belum sarapan?" tanya Intan yang menatap sekilas bungkusan lontong sayur di atas kitchen set.

"Sudah. Aku tadi beli dua karena merasa sangat lapar. Nggak tahunya sebungkus aja udah kenyang." Dustanya lagi.

"Kalau begitu untuk Om ya, Al. Udah lama Om nggak makan lontong sayur, mungkin sejak kamu pindah ke sini." Pintanya.

"Boleh, Om. Tapi sudah dingin."

"Nggak apa-apa, yang penting masih enak. Om makan ya, Al."

"Iya, Om. Alby permisi ke kamar dulu." Pamitnya

Alby pun berlalu meninggalkan mereka. Sekilas ia mendengar gerutuan Intan atas ketidakhadiran Putri hari ini.

"Untung saja Tante sudah masak. Kalau enggak bisa berabe," ujar Tante Ira.

"Iya nih si Putri. Giliran tenaganya diperlukan malah nggak ada," gerutu Intan.

"Mungkin memang ada keperluan mendesak, Intan." Tante Ira mencoba memberi pengertian.

***

Di tempat lain... Putri merasa bosan seharian ini berada di rumah. Setelah mengerjakan pekerjaan rumah, ia hanya rebahan sambil menonton televisi.

Berkali-kali ia memperhatikan ponselnya. Merasa penasaran dengan pria yang di sebut Alfi sebagai Om Ganteng yang tadi meneleponnya.

"Siapa ya? Alby? Ah bukan, masa iya ngaku Om Ganteng. Narsis banget," gumam Putri.

Jika itu Alby yang dulu, mungkin saja. Tapi Putri tahu Alby yang sekarang tidak mungkin melakukan hal seperti itu.

"Telepon jangan ya? Sudahlah, nanti juga kalau butuh dia nelepon lagi." Gumamnya.

Putri beranjak keluar, dari jauh terdengar gelak tawa Alfi dan teman-temannya yang sudah pulang sekolah. Dan benar saja, senyum ceria terlukis di wajah purtanya yang lelah.

Jarak sekolah Alfi memang tidak terlalu jauh. Kurang dari dua kilometer jika ditarik garis lurus. Alfi dan teman-temannya sengaja berjalan kaki. Selain menyehatkan, angkutan umum juga berada jauh dari tempat mereka. Perlu jalan kaki dulu untuk sampai di jalan raya.

"Mau nunggu nenek apa mau makan sekarang, Al?"

"Sekarang ya, Ma. Alfi mau makan bareng teman-teman di depan teras rumah Acil." Sahutnya.

"Iya."

Setelah berganti pakaian, Alfi menyendokkan nasi dan lauknya di atas piring. Kemudian ia keluar menemui teman-temannya yang sudah menunggu di teras salah satu teman yang juga tetangganya.

Terpopuler

Comments

Mama Nova

Mama Nova

albi ngga ada tanggung jawab sama sekali mencari anakx

2021-10-05

1

Rhina sri

Rhina sri

jadi inget masa kecil dulu😱

2021-03-20

2

Henik Irawati

Henik Irawati

sederhana banget kamu alfi... polos banget.
jd ngerasa baca hidup dimasa kecilku dulu. disaat yg lain pnya spda aku hnya bisa lari" ngikuti mereka dr blkang.
klo brngkat skolah 1km tiap hari jalan kaki, kadang ada yg berbaik hati kasih bonceng kadang nggak

2021-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Putri
2 Dokter Alby
3 kerja sampingan
4 kunci rumah
5 kepura-puraan
6 pertemuan tak terduga
7 makan malam
8 menepis prasangka
9 bodoh?
10 fitnah
11 sakit, Al...
12 ART-mu
13 Dia anakku
14 berbeda kasta
15 Om Ganteng
16 solo karir
17 pengakuan Alby
18 menjemput
19 Janji
20 dukungan Noval
21 pertemuan yang tidak disengaja
22 ide konyol (bagian 1)
23 ide konyol (bagian 2)
24 Alby vs Arif
25 kilas balik Putri (bagian 1)
26 kilas balik Putri (bagian 2)
27 menginap (bagian 1)
28 menginap (bagian 2)
29 mengambil kesempatan
30 aku tahu
31 makan malam spesial
32 kaputusan Alby (bagian 1)
33 keputusan Alby (bagian 2)
34 berterus terang
35 kebersamaan
36 rencana Alby
37 kebersamaan (2)
38 tamu dadakan
39 Intan vs Arga
40 gunjingan tetangga
41 Kakek Jaya
42 pertemuan (bagian 1)
43 pertemuan (bagian 2)
44 ayah dan anak (bagian 1)
45 keputusan Sanjaya
46 ayah dan anak (bagian 2)
47 papa Alfi
48 kebenaran yang terungkap (1)
49 kebenaran yang terungkap (2)
50 persekongkolan
51 khawatir
52 terulang lagi
53 merasa lega
54 visual cast
55 janji
56 menyambut tamu
57 acara dimulai
58 upaya Arif
59 gugup
60 keinginan Alby
61 terkejut
62 Pengumuman
63 menggoda
64 on fire
65 overdosis
66 digigit serangga
67 pengunduran diri Amanda (1)
68 pengunduran diri Amanda (2)
69 Nadila
70 keinginan Bu Rita
71 menjemput atau mampir?
72 persiapan perjalanan
73 Terkenang
74 Diagnosa
75 kamu kenapa?
76 keputusan Noval
77 Noval vs Nadila
78 malas
79 Jadi pacarku?
80 tukar shift
81 persalinan Amanda
82 bayiku
83 persalinan Putri
84 adik Alfi, namanya ...
85 kebersamaan
86 ayah Arsen
87 family time
88 hari bahagia (tamat)
89 extra part 1- Noval sakit?
90 extra part 2- happy ending
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Putri
2
Dokter Alby
3
kerja sampingan
4
kunci rumah
5
kepura-puraan
6
pertemuan tak terduga
7
makan malam
8
menepis prasangka
9
bodoh?
10
fitnah
11
sakit, Al...
12
ART-mu
13
Dia anakku
14
berbeda kasta
15
Om Ganteng
16
solo karir
17
pengakuan Alby
18
menjemput
19
Janji
20
dukungan Noval
21
pertemuan yang tidak disengaja
22
ide konyol (bagian 1)
23
ide konyol (bagian 2)
24
Alby vs Arif
25
kilas balik Putri (bagian 1)
26
kilas balik Putri (bagian 2)
27
menginap (bagian 1)
28
menginap (bagian 2)
29
mengambil kesempatan
30
aku tahu
31
makan malam spesial
32
kaputusan Alby (bagian 1)
33
keputusan Alby (bagian 2)
34
berterus terang
35
kebersamaan
36
rencana Alby
37
kebersamaan (2)
38
tamu dadakan
39
Intan vs Arga
40
gunjingan tetangga
41
Kakek Jaya
42
pertemuan (bagian 1)
43
pertemuan (bagian 2)
44
ayah dan anak (bagian 1)
45
keputusan Sanjaya
46
ayah dan anak (bagian 2)
47
papa Alfi
48
kebenaran yang terungkap (1)
49
kebenaran yang terungkap (2)
50
persekongkolan
51
khawatir
52
terulang lagi
53
merasa lega
54
visual cast
55
janji
56
menyambut tamu
57
acara dimulai
58
upaya Arif
59
gugup
60
keinginan Alby
61
terkejut
62
Pengumuman
63
menggoda
64
on fire
65
overdosis
66
digigit serangga
67
pengunduran diri Amanda (1)
68
pengunduran diri Amanda (2)
69
Nadila
70
keinginan Bu Rita
71
menjemput atau mampir?
72
persiapan perjalanan
73
Terkenang
74
Diagnosa
75
kamu kenapa?
76
keputusan Noval
77
Noval vs Nadila
78
malas
79
Jadi pacarku?
80
tukar shift
81
persalinan Amanda
82
bayiku
83
persalinan Putri
84
adik Alfi, namanya ...
85
kebersamaan
86
ayah Arsen
87
family time
88
hari bahagia (tamat)
89
extra part 1- Noval sakit?
90
extra part 2- happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!