BAB 4:MENGENANG MU DALAM TULISAN.

"Cukup Risa sampai kapan kamu akan terus seperti ini,menangis, Merenungkan diri itu semua hanya akan mengganggu aktivitas mu"Risa bergumam kesal sambil terus menghapus air mata laju berjatuhan.

Suasana ruang kamarnya saat ini bisa disebut gudang pembuangan sampah karena dimana-mana hanya ada lembaran kertas dan tisu yang berserakan ke setiap penjuru sudut.

"Aku tidak menyangka semua ini akan terjadi"Risa membuka buku diary milik nya , Ia mengamati setiap lembaran yang ia buka tulisan kisah cintanya selama 4 tahun itu masih melekat diatas kertas rangkaian yang bagus dengan tulisan yang tersusun rapi membuatnya ingin menuliskan sesuatu pada buku itu mengenai perjalanan nya hari ini.

*****DEAR*****

Angkasa:

Hari ini aku telah membuat kesalahan besar sehingga kamu begitu marah padaku, Aku masih tidak menyangka kalau kamu akan melupakan ku begitu saja,Hari ini kamu memberiku banyak hadiah,Ya,,Hadiah,,Hadiah pertama ku adalah penghianatan cinta darimu lalu hadiah kedua kehancuran dan yang terakhir sayatan tajam yang kamu berikan pada hati ku ini.

"Risa,,Risa"Terdengar suara dari lantai bawah menyebutkan namanya.

"Iya,,Pah"Risa menutup buku diary nya itu dan berlari keluar kamar menuju sumber suara itu.

"Ayo makan malam dulu, Setelah ini kamu segera istirahat karena besok sekolah kan"Ucap pak Niko mempersilahkan Risa duduk dikursi yang ia siap sendiri.

"Iya,, Pah"Risa tersenyum meringis menatap laki-laki yang tak lagi muda itu menuangkan nasi di piringnya .

"Oh,, Iya gimana tadi kamu untuk ketemu sama Angkasa"Tanya pak Niko menatap wajah putrinya yang sedikit terlihat kurang bahagia.

Aku nggak mungkin ngasih tau yang sebenarnya tentang hubungan kami yang telah berakhir dengan tragis seperti adegan didrama korea.

"Udah pah"Jawab Risa meneguk segelas susu yang ada di hadapannya.

"Terus gimana ekspresi Angkasa dia terkejut bahagia pastinya iya kan?"Tanya papa terus terang.

Iya,, Pah saking bahagianya aku sampai rela menangis tersungkur dilantai yang berisi kerikil-kerikil kecil disana.

"Eh,,Papa lagi tanya juga bukan nya dijawab malah diam nih"Papa mengetuk piring milik Risa dan membubarkan lamunannya.

"Udah,,Ah pah besok lagi ceritanya Risa ngantuk,, Daaaa selama malam"Risa berdiri mengecup dahi papanya lalu berlari keatas.

"makanan nya dihabisin dong sayang"Ucap pak Niko menggelengkan kepalanya melihat putrinya yang mulai berlari masuk keatas.

"Heh,Papa Untung saja aku bisa melarikan diri dari pertanyaan itu"Desah Risa melemparkan tubuhnya diatas tempat tidur.

Hari semakin malam suara burung yang biasa berirama bersama saat malam mulai membunyikan suaranya hingga Risa terlelap pulas dari tidurnya.

"Risa aku ingin jujur padamu sebelumnya janji yang pernah kita buat, Semua itu hanya ilusi agar kamu yakin dan tidak membatalkan mu pergi keluar negeri"Penjelasan angkasa yang terduduk ditanam sekolah bersama Risa.

"Maksud kamu,, Semua itu adalah permainan mu saja,,Sejahat itukah kamu Angkasa"Risa memukul Angkasa yang duduk dihadapan nya.

"Karena dari dulu aku tidak pernah suka pada mu aku menyukai gadis kecil yang kelasnya bersebrangan dengan kelas kita dulu,,Yaitu Renata"Angkasa kembali memberi penjelasan hingga membuat Risa susah menahan air matanya.

"Iya Risa,, Sebenarnya aku dan Angkasa sejak dulu memang sudah saling suka,, Tapi karena Angkasa menghargai persahabatan orang tua kalian jadi dia berpura-pura suka pada mu"Sahut seseorang wanita muncul dari belakang mereka dia yang tak lain adalah Renata.

"Nggak kalian bohong kan"Risa terbangun karena terkaget dengan adegan menyediakan didalam mimpinya itu.

Mimpi buruk terus menjadi bayangan gelap nya,rasa sakit di hatinya sama sekali belum menyusut, bahkan dadanya masih terasa sesak saat terbangun dari tidurnya.

Segitu sakitnya yang hati ku sampai terbawa-bawa mimpi, Ternyata nggak di mimpi nggak di kenyataan tetap sama akhirnya aku yang tersakiti.

Risa melangkahkan kakinya menuju kamar mandi,ia mencuci mukanya dengan air dingin, untuk menghilangkan pikiran nya kacau.

"Bik,bik"Lirih Risa menuruni tangga.

"Kayaknya bibik udah tidur deh,biar lah bibik mungkin lelah"Gumam Risa membuka pintu kulkas didapur.

Tiba-tiba muncul Niko dari kamar nya,ia kaget saat melihat Risa yang berkeliaran didapur malam-malam.

"Risa?"

"Papah"

"Kamu ngapain malam-malam didapur, kamu lapar?"Tanya Niko menggosok-gosok kedua matanya.

"Nggak kok pah,Risa cuman mau ngambil air minum"Lirih Risa menutup kembali pintu kulkas nya.

"Oo,tapi papah lapar nak, bisakah kamu buatkan papah nasi goreng"Ungkap Niko tersenyum meringis sambil menggosok-gosok perutnya yang terdengar keroncong.

"Siap,papah duduk di ruang makan dulu nanti Risa buatkan"Ujar Risa tersenyum.

"Ok, makasih sayang"Sahut Niko.

Risa dengan sigap meracik bumbu untuk nasi goreng spesial nya,ia sibuk memasak didapur tanpa memikirkan lagi tentang mimpinya.

Setelah beberapa saat kemudian nasi goreng spesial yang dibuat oleh putrinya itu,sudah didepan mata nya, untuk pertama kalinya Risa masak didapur biasanya dia hanya memesan makanan saat lapar melanda.

Selama mereka tinggal di Korea,Risa sama sekali tidak tau caranya memasak sampai akhirnya sahabat nya yang bernama Kim seulgi, mengajari nya cara masak sup untuk praktek di sekolah nya.

Sejak itu Risa mulai sedikit bisa mengenal bumbu-bumbu dapur,dan ini untuk pertama kalinya ia masak untuk keluarga di negara asalnya.

"Bagaimana enak?"Tanya Risa.

"Emm"

"Ayo katakan Pah, apakah masakan putri mu ini enak?"

"Sedikit kurang asin, tapi tetap enak kok"

"Berarti Risa harus rajin belajar lagi ya pah?"

"Benar banget, kamu harus belajar sama Tante Wira tuh,dia jago dalam memasak"Ujar Niko memberi saran Risa untuk belajar dengan ibu dari laki-laki yang telah meruntuhkan hati nya.

"Iya pah,Risa harus banyak-banyak belajar"Tutur Risa.

"Kamu tunggu papah selesai makan ya,papah takut sendiri"

"Papah penakut banget sih"Tawa Risa.

"Papah takut dengan yang kasat mata gitu"Kata Niko merinding.

"Mana ada hantu disini"

"Jangan keras-keras nanti dia dengar terus datang lagi"

"Papah aneh-aneh aja sih"Risa tertawa.

Dua orang yang duduk di ruang makan itu, terlihat bahagia seperti tidak ada beban hidup, padahal seperti yang kita ketahui bahwa saat ini Risa sedang bergulat memerangi dirinya sendiri, sementara itu Niko ,ia saat ini sedang dalam masalah proyek kerja dengan seorang derektur di Surabaya, tapi untuk hari ini mereka terlihat bahagia, Sampai tidak bisa dilihat seberapa besar masalah mereka.

...Hati manusia itu sejalan dengan pemikirannya...

...jadi jika itu bertepatan dengan hal yang sama antara perasaan dan pikiran....

...___Goresan pena___...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***