Argya mendapat banyak pengalaman bersama Arief dan Leon. Dalam sehari dia berhasil membuat level 5 menjadi 12.
Sesampainya di kota mereka dihadang banyak pemain dengan lambang guild World War. Mereka adalah orang yang menyuruh pemain merah memblokir pemukiman pandai besi.
"Bocah, apa kau mengetahui kesalahanmu?" tanya seorang pria bernama Budi.
"Aku tidak merasa tidak melakukan kesalahan," jawab Arief penuh percaya diri. Lawannya tidak mengetahui bahwa dia berlevel 18.
Padahal pemain terbaik di seluruh Domain Dewa hanya memiliki level 17. Itupun mereka kesusahan menaikkan level karena monster bertambah kuat.
Semua orang yang berada di dalam ranking kota Danau Putih hanya mengetahui nama yang telah disetujui untuk ditampilkan.
Sedangkan sebagian orang tidak ingin ditampilkan salah satunya Arief dan Leon. Karena Argya menampilkan levelnya di rangking, Arief tidak ingin levelnya terlalu tinggi untuk sementara.
Karena penjaga kota sangat taat aturan, pemain tidak diizinkan pemain bertarung didalam kota. Jika mereka melanggar peraturan, maka penjaga kota akan segera hadir. Level terendah penjaga kota adalah 150, sedangkan kapten memiliki level 250.
Status penjaga lebih tinggi dari pemain normal, tetapi sedikit lebih rendah dari pemain berbakat dan beruntung.
Setelah pembaruan ketiga, status tidak akan berpengaruh banyak kepada kemampuan pemain. Hal itu disebabkan karena pembaruan ketiga status akan menjadi nomor dua setelah kebugaran tubuh asli.
"Bagus, kau meremehkan World War." Budi mengacungkan pedangnya untuk memprovokasi Arief.
Tidak ada larangan untuk mengeluarkan pedang, jadi tindakan Budi masih bisa diterima.
Arief yang menerima provokasi dengan tenang tersenyum tipis. "Bodoh, kau pikir kita semua tidak tahu aturan kota?"
"Bagus, kau menantang kami. Tunggu pembalasanku!" kata Budi dengan mengeratkan giginya karena kesal.
Arief sangat tenang menghadapi pemain yang bermain tanpa mengetahui tujuan sebenarnya Domain Dewa.
Mereka tidak akan pernah menjadi pemain terkenal jika mempunyai mental seperti itu. Pemain merah yang terkenal akan cenderung mengendalikan pikirannya, mereka tidak akan terpengaruh oleh provokasi remeh seperti itu.
"Ayo menjual semua barang," kata Arief sambil memandang kedua temannya yang ketakutan karena provokasi musuh.
Tindakan itu sangat wajar untuk anak berusia 15 tahun seperti mereka berdua. Kehidupan nyata mereka juga tidak mempunyai kekuatan lebih untuk melawan para anak nakal.
Khususnya Argya yang merupakan anak orang kaya ketiga di Negara Java. Menurut kehidupan masa lalu, Argya bermain Domain Dewa karena selalu di ganggu oleh teman sekolahnya.
Sehingga orang tuanya memanggil guru untuk mengajarkan beberapa ilmu dasar.
Seiring berjalannya waktu, Argya akan menemukan seorang teman yang membuatnya berubah menjadi seorang pria pemberani.
Bahkan dia akan menjadi wakil ketua sebuah guild kelas dua yang di sokong oleh orang tuanya. Walaupun orang tuanya menjadi orang terkaya ke tiga, guild binaannya kekurangan bakat.
Hingga membuat guild kelas satu berusaha menyingkirkan mereka. Setelah guild Argya bubar, dia tidak pernah terlihat oleh media.
Rumor mengatakan bahwa Argya pergi ke luar negeri untuk bertemu dengan temannya. Namun temannya telah meninggal karena terbunuh.
Setelah itu tidak pernah terdengar berita tentang Argya. Seiring berjalannya waktu kekayaan orang tuanya semakin merosot.
Ketika Arief berumur 49 keluarga Argya jatuh miskin karena hutang. Namun Argya tidak pernah tertangkap oleh kamera.
Party Arief menghasilkan 50 Perak dalam sehari. Jumlah itu jauh melebihi perkiraan Argya.
"Baiklah, kita bagi rampasan perang menjadi 3. Aku dan Leon akan mendapat 4 dan Argya akan mendapat 2."
Arief mencoba membagi rampasan perang secara adil, karena semua modal awal dibelinya dan Leon.
Tanpa berpikir panjang Argya segera menyetujui pembagian keuntungan, sebenarnya dia tidak menginginkan koin dalam game.
Dengan uangnya, Argya bisa membeli beberapa ribu emas dengan uang saku bulanannya.
Melihat ketulusan Arief dan Leon membuat Argya tersenyum manis. Dia tidak pernah merasakan kebahagiaan kecil di dalam hatinya.
"Terima kasih," katanya lirih setelah menerima koin dan beberapa barang.
Arief menepuk pundak Argya. "Jangan bersikap terlalu formal, untuk seterusnya kita akan menjadi party berburu."
Leon hanya menganggukkan kepalanya menandakan persetujuan dari perkataan Arief.
Melihat Leon dan Argya sudah keluar dari game. "Sudah waktunya memberikan pelajaran kepada mereka!"
Arief menuju tempat yang biasa dikunjungi anggota World War, dia menggunakan topeng untuk menyamarkan identitas.
Terdapat 30 orang guild World War dan 20 pemain merah yang tampak sedang menunggu seseorang.
Semua poin status yang di dapatkan dari kenaikan level, Arief berikan kedalam Kelincahan. Sehingga Kelincahannya menjadi 78.
Sebelumnya 50 ditambah 25 dari kenaikan level dan status bonus di level 15. Membuat Kecepatannya tidak tertandingi oleh siapapun.
Bahkan jika ada seorang pembunuh terbaik di Domain Dewa datang memburunya, dia masih memiliki peluang untuk melarikan diri.
Tidak lupa Arief membeli sebuah jubah agar Kostumnya tidak kelihatan serta identitasnya semakin tidak terlihat.
Melihat Arief berjalan dengan santai. Budi segera bertanya, "Siapa kau?"
Arief mengeluarkan pedang buatannya yang dijual di rumah lelang. "Tidak penting!"
Tarian pedang Arief langsung menebas mereka. Statusnya terlalu tinggi untuk dihadapi oleh para pemain merah dan guild World War.
Jadi dalam sekejap Arief berhasil menyingkirkan semua musuhnya tanpa perlawanan yang berarti. Sekarang Arief telah menjadi pemain merah.
Untuk menghilangkan nama pemain merah ada dua cara, yang pertama menunggu 2 hari atau menuju rumah ibadah untuk mendapat berkah Dewa.
Arief sudah memikirkan hal tersebut, dia mempunyai Desa Koral yang belum memiliki rumah ibadah.
Sehingga dengan membayar sedikit uang, dia bisa membangun rumah ibadah yang cukup untuk semua penduduk desa.
"Reputasi," kata Arief ingin melihat poin reputasinya.
[Nama Pemain : Blue
Jumlah Poin Reputasi :
Desa Koral : 200 (+40 Pemilik Desa Koral).
Kota Danau Putih : 800.
Benua Tengah : 250.
Dunia : 40.]
"Aku masih memiliki Reputasi 240 poin. Jumlah itu sangat rendah untuk pemilik desa," gumam Arief menuju sebuah rumah ibadah di Kota Danau Putih.
Dia bertemu dengan seorang pria tua memakai baju serba putih. "Anak Muda yang kejam, apa yang kamu lakukan di sini?" katanya dengan nada lembut.
Nama : Sulaiman
Kelas : Utusan Dewa
Ras : Manusia (Tinggi)
Level : 29
Potensi : 40
"Pantas aku tidak pernah melihat orang ini di kehidupan sebelumnya," pikir Arief.
Seharusnya penjaga rumah ibadah adalah Amin, seorang wanita cantik yang dimasa depan akan menjadi penyembuh yang sangat hebat.
Namun sekarang ada Sulaiman yang tidak kalah dengannya. Seorang Utusan Dewa sangat sulit dicari, setiap orang yang bertemu dengannya akan mendapatkan berkah yang sangat bagus.
Nama Sulaiman pernah muncul di forum pencarian misi. Penemu tidak memberitahu keberadaan Sulaiman, tetapi dia hanya memberikan detail misi dan hadiahnya.
Sayangnya pemain itu tidak berhasil menyelesaikan misi tersembunyi beruntun yang diberikan Sulaiman.
Jika dia berhasil, maka guild miliknya akan berkembang dengan pesat. Pasalnya setelah berhasil menyelesaikan misi tersembunyi, dia akan mendapatkan berkah Dewa di rumah ibadahnya.
Artinya setiap manusia pribumi datang ke rumah ibadah, reputasi pemilik kota atau desa akan naik secara terus menerus.
Semakin banyak manusia pribumi yang datang ke rumah ibadah, pemilik desa bisa mendapat misi dan keuangan desa akan teratasi.
Tidak sampai disitu, setelah keuangan teratasi perkembangan produk desa akan meningkat.
"Maafkan saya, Utusan Dewa. Saya terpaksa berbuat jahat karena teman saya dalam bahaya, mereka digertak oleh guild yang memiliki pemain merah."
Arief menundukkan kepala mengisyaratkan penyesalan.
Hati Sulaiman mulai luluh. "Baiklah, aku mempunyai misi untuk kamu selesaikan."
[Misi tersembunyi (-)
Kalahkan bandit di desa bandit (0/10)
Hadiah : -.]
Dengan penuh semangat Arief menjawab, "Terima Kasih Utusan Dewa."
Dia segera menuju desa bandit di sebelah utara Kota Danau Putih. Sebelum menyelesaikan misi, dia harus tidur.
Waktu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Besok pagi Arief harus pergi ke sekolah.
Dini matahari belum menunjukkan sinarnya, Arief sudah bangun. Dengan cepat dia masuk ke Domain Dewa untuk mengalahkan para bandit.
"Minuman konsentrasi sangat membantu meningkatkan stamina bocah sepertiku."
Minuman konsentrasi tidak hanya meningkatkan kinerja otak, tetapi dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
John Singgih
menerima misi dari urusan dewa
2022-11-28
1
Mr. jooosss
👍👍👍👊
2022-04-22
1
senja
dia udah bikin pedang skg? kemarin katanya cuman mau sepatu sm baju?
2022-01-12
1