Sesuai dengan janjinya, River benar benar menjemput Keyra disaat jam pulang kantor. Mereka kemudian menuju kesebuah restoran yang menjadi favorit River dan kedua sahabatnya.
"Minta nomor loe." ucap River seraya menyerahkan telfon genggamnya kepada Keyra.
Wanita ayu itu pun segera memenuhi permintaan pemuda yang baru menjadi kekasih itu.
"Loe mau gue kenalin sama orang tua gue enggak.?" tanya River.
Uhuk uhuk uhuk
Suara yang dihasil kan oleh Keyra akibat tersedak air yang baru saja ia teguk dari dalam tabung kaca.
River segera memberi tepukan perlahan punggung gadis ayu nan rupawan itu. Diusapnya buliran cairan bening yang nampak menetes dari sudut mata Keyra.
"Pelan pelan dong, timbang minum air putih aja sampe begini." ucap River disela sela pergerakannya.
"Kamu kira kira aja ngomongnya king.? baru kenal dua hari kita ini, pacaran juga baru tadi pagi dimulai, udah mau dikenalin aja sama orang tua kamu." oceh Keyra kesal.
"Kok king..?" ucap River bingung.
"Iya, panggilan sayang untuk kamu, supaya kamu cepat menjadi raja dihati aku." balas Keyra enteng.
Seketika saja kedua sudut bibir River saling menarik, sehingga membentuk goresan garis tipis yang amat manis. Ditangkupnya kedua pipi Keyra dan dimainkan olehnya dengan begitu gemas.
"Pusing king." seru Keyra seraya memegang kepalanya.
"Selain otak, mulut loe juga mengidap rabies ya ternyata .?" gurau River
"Tapi justru itu yang menjadi nilai jual aku, dan itu yang membuat para pria susah untuk melupakan aku. Makanya biar udah putus juga, masih aja itu para mantan nguber nguber." ucap Keyra membanggakan diri sendiri.
"Mantan loe banyak.?" selidik River.
"Tiga, yang paling lama itu mantan tunangan aku, kalau yang dua udahan karena beda derajat." jelas Keyra.
River hanya menanggapi ucapan Keyra hanya ber O ria.
Hampir dua jam mereka berada direstoran tersebut, lalu River segera mengantarkan Keyra kembali kerumah, dan kali ini River menyempatkan diri untuk singgah sejenak.
"Malam tante." sapa River kepada ibunda sang kekasih. Ia pun mencium punggung tanggan wanita paruh baya itu.
"Panggil ibu aja." koreksi ibu Keyra.
Setelah berbincang sejenak, sang ibu meninggalkan Keyra dan River agar mereka berdua lebih leluasa untuk berbincang.
"Loe anak tunggal.? ayah loe kemana.?" tanya River
"Ayah dua tahun lalu menghadap sang pemberi hidup. Adik gue punya, tapi umur satu tahun dipanggil sama sang pemberi hidup, kembaran aku." jelas Keyra menjawab pertanyaan sang kekasih.
"Sorry." ucap River tak enak hati.
"Enggak apa apa kali, setiap kehidupan pasti ada kematian, itu sudah takdirnya, dan kita enggak bisa menghindari itu, apa lagi meratapinya terus menerus. Yang ada itu bisa jadi rantai untuk langkah kaki mereka menuju kesurganya Tuhan." oceh Keyra
"Besok gue jemput lagi ya.? tapi lusa selama dua hari enggak bisa, gue mesti keJepang." kata River memberi tau.
"Itu yang aku mau, dijemput dan diantar setiap hari." sahut Keyra dengan mimik wajah menggemaskan.
"Loe enggak ada mau nanya gitu soal gue.?" ucap River.
"Masih terlalu dini untuk banyak bertanya. Lagian juga entar aku bakal tahu, yang terpenting sekarang kamu belum punya istri aja udah cukup."
"Kok yakin gue belum punya istri.?" tanya River
"Kamu tadi nawarin aku ketemu orang tua kamu kan.? terus itu layar depan ponsel kamu aja foto keluarga kamu." sahut Keyra.
"Kalau gue duda gimana.?" tanya River kembali.
"Intinya enggak punya istrikan.? mau duda punya anak lima juga enggak masalah, yang penting tanpa istri dan bertanggang jawab juga sayang sama aku juga ibu aku." jawab Keyra.
River akhirnya undur diri dari rumah Keyra, setelah puas berbincang dengan kekasihnya itu.
Ada semburat sinar dihati keduanya, kenyamanan pun semakin mereka rasakan. Dan nampaknya getaran cinta mulai hadir dihati keduanya kini.
Keesokan harinya.
Petang ini River tidak bisa menjemput Keyra dijam kekasihnya pulang bekerja. Kesibukan River yang padat, memaksa ia untuk pulang larut malam, sedangkan esok River sudah harus bertolak kenegara Jepang.
Deng deng deng
Suara dering benda pipih berwarna hitam milik River.
"Dimana king.?" tanya Keyra setelah sang kekasih menerima panggilan suara darinya.
"Masih dikantor" jawab River "kok loe belum tidur..?" tanyanya kemudian.
"Aku kan kekasih yang baik, kamu lagi kerja masa iya aku enak enak tidur. Aku temenin lah kamu begadang." Oceh Keyra menjawab.
River terkekeh "jangan kangen nanti ya, dua hari enggak bakal ketemu kita." goda River
"Kan masih bisa telfon atau video call..?"
"Enggak akan bisa, itu dua hari disana gue pake untuk kerja full, kalau kerja santai bisa lima hari baru beres." jelas River
"Bukan karena istri kamu orang jepang kan."
River terbahak "Gue enggak suka yang sipit sipit, sukanya yang kaya kamu." kelakar River
"Lah aku jadi ngantuk malahan, aku tidur ya..?"
"Sono tidur, entar kalau telfon lagi enggak gue angkat." ancam River
"Ya kan emang enggak akan telfon dua hari." sahut Keyra "udah buruan pulang kamu, udah malam juga. Udah kaya CEO aja sibuknya."
"Lah loe enggak tau pacar loe ini CEO..? Loe enggak pernah baca majalah bisnis ya.?" tanya River bingung. Pasalnya baru kali ini ia memiliki kekasih yang tidak mengetahui siapa dirinya.
"Enggak, sayang untuk beli majalah, mending untuk beli mie instan."
"Loe cari itu kabar berita gue River Bagaskara, nongol dah entar semua, sampe keangin terus debunya juga ada berita gue." titah River
"Oke...!"
Sambungan telefon pun terputus.
River hanya bisa tersenyum sembari memandangi layar benda pipihnya, dihembuskannya nafas berat sejuta arti. Dia benar benar tidak menyangka akan secepat ini dekat dengan Keyra.
Sementara Keyra langsung mencari berita tentang sang kekasih. Netra lentik bermanik cokelat itu membulat seketika kala membaca biodata sang kekasih. Siapa River Bagaskara dan juga tentang keluarganya.
"Gue ini pernah berbuat baik apa ya.?" monolog Keyra
Dini hari pun tiba dan River sudah bersiap akan bertolak keNegeri Sakura Jepang dengan menggunakan Private jet milik keluarganya, tidak lupa ia mengirimkan pesan kepada sang kekasih terlebih dahulu.
"Pah, mah, aku berangkat." pamit River
"Hati hati. Jangan dipaksakan bekerja, kalau harus selesai empat hari, ya sudah empat hari." pesan papa River.
"Enggak, kasihan pacar aku entar kalau kelamaan. Kangen itu menyakitkan papa." jawab River dengan mimik wajah yang dibuat buat.
Tuan dan nyonya Bagaskara sontak saja saling bertukar tatap. Tentu saja mereka bingung, kekasih yang mana kali ini. Bukankan baru satu minggu yang lalu putranya itu dicampakkan oleh kekasihnya.
"Enggak usah heran, anak papa mama ini tampan jadi cepet dapet pacar, dan yang ini beda dari yang sebelumnya." ucap River dengan bangganya.
Setelah berbasa basi River segera berangkat menuju kebandara, sementara dua sahabat River sudah tiba terlebih dulu disana.
"Udah sampe aja kalian.?" tanya River
"Gue pengen buru buru sampe sono, kangen sama titisan jenderal." sahut Aezar
"Kalau loe.?" tanya River kepada Bendino
"Lah gue mah urusan kerjaan kan.? minggu depan gue baru kenegara titisan keraton berada." jawab Bendino
"Loe yakin kus, bisa jadi bagian dari itu keraton..? loe yakin bakal dapet restu dari penghuni keraton..?" tanya Aezar
"Ya gue bakal berusaha biar diterima, dan mengikuti itu adat dan aturan keraton. Makanya gue udah banyak belajar gimana tata krama dan budaya keraton." jawab Bendino
"Semoga lancar ya kus.?" ucap River seraya menepuk pundak Bendino
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
noviantiofay
konyol bin somplak mereka tuh
2021-11-29
0
nina
bacaan yg bisa buat refreshing otak🤣🤣🤣
2021-08-10
0
Setyomulyani
nama samaran kabeh
2021-08-02
0