"Apa!? Danest menghilang!?. "ucap Tuan Martadinata sambil memegangi dada kirinya yang terasa sesak setelah mendapat telpon dari Kenzo sang adik tiri.
Ya, Kenzo memang adik tiri dari tuan Martadinata,anak dari almarhum ayahnya dan ibu tirinya.Mereka memang tinggal dirumah yang sama,dengan kata lain Kenzo adalah pamannya Danest.Karena usianya yang hanya terpaut 4 tahun lebih tua dari Danest,maka mereka terlihat seperti seumuran.Disamping itu ibunya Kenzo memang usianya lebih muda dari Tuan Martadinata sendiri,bisa dibilang lebih pantas jadi istrinya Tuan Martadinata ketimbang jadi ibu tirinya.
Setiap hari Kenzo dan Danest bekerja dikantor yang sama,namun jabatan Danest sebagai CEO, karena dia baru terpilih menjadi CEO ditunjuk langsung oleh ayahnya yang kesehatannya akhir-akhir ini sering menurun.Sedangkan Kenzo menjabat sebagai direktur keuangan di MN group.
Melihat tuan Martadinata yang kesakitan sambil memegang dadanya,Tante Salma adik dari Tuan Martadinata yang kebetulan sedang menginap dirumah besar itu pun menghampirinya.Wajahnya tegang menyaksikan sang kakak yang telah lama menduda itu hampir rubuh.
"Mas arfin, Mas Arfin... sini buruan."panggil Nyonya Salma kepada suaminya.
"Ada apa sih Ma?,kok ribut banget mulutmu itu."jawab suaminya itu.
"Ini loh, Mas Martadinata sedang kesakitan, apa yang terjadi aku juga ga tau.Tapi kayaknya dia barusan menerima telepon."ujar Nyonya Salma khawatir.
Suaminya itu pun segera berlarian kearah ruangan dimana kakak ipar dan istrinya itu berada.
Nyonya Salma dan suaminya Tuan Arfin memang sedang menginap dirumah Tuan Martadinata sepulang dari pesta ulang tahun Danest tadi.Karena rumah mereka ada diluar kota,jadi lumayan jauh untuk pulang pergi.Jadi mereka memutuskan untuk menginap saja disini.
"Waduh, kenapa bisa begini.ayo cepat kita bawa kerumah sakit."ujar Tuan Arfin.
Dia pun membopong tubuh kakak iparnya itu ke mobil dan segera melajukan mobilnya kerumah sakit terdekat.
*******Ditempat pesta******
Kenzo yang terlihat cemas terlihat sedang bertanya kepada semua orang yang masih berada disana.
"Apakah kalian melihat Danest? ."tanya Kenzo.
Tapi tak satupun ada yang tahu kemana gadis cantik itu pergi.Tiba-tiba Sonya menghampirinya dan berkata.
"Sudahlah sayang, paling dia sedang bersenang-senang dengan Micko."ucap kekasihnya itu lirih.
"Oh My God, iya...bukankah tadi terakhir dia terlihat berdua dengan Micko".pikir Kenzo.
"Semua ini gara-gara kamu, coba tadi kamu tidak menahanku untuk berdansa denganmu,pasti Danest ga akan menghilang seperti ini!!".kesal Kenzo.
"Kenapa kamu jadi menyalahkan aku sayang?,itu kan kemauannya sendiri.Apa hubungannya denganku,dia mau pergi kemana kek,sama siapa kek,bukan urusan kita.Mending kita nikmati lagi pestanya".rengek Sonya sambil menggelayuti lengan Kenzo.
"Lepas,,,!!. "kenzo menghentak lengannya agar terlepas dari wanita yang sejujurnya sama sekali tidak ia cintai itu.
Lalu Kenzo menelpon anak buahnya untuk mencari keberadaan Danest.
****penginapan****
Sementara itu,dipenginapan.Tsabit yang sudah mendapatkan kunci kamar segera membawa Danest masuk.Dibaringkannya tubuh gadis itu dikasur, lalu dia pergi kekamar mandi,diambilnya handuk yang disediakan oleh pihak penginapan dan dilapnya tubuh gadis itu dengan perlahan.Setelah memastikan tubuh gadis itu sudah kering,diselimutinya tubuh mulus gadis itu dengan selimut.
Karena kondisi pakaian Danest yang basah karena hujan tadi dan gaun yang dipakai oleh gadis itu lumayan minim,sehingga tembus pandang. menampakkan lekuk tubuh Danest yang seksi.Tsabit memalingkan wajahnya seketika melihat pemandangan itu.Dia berfikir keras gimana caranya melepas pakaian wanita itu biar tidak jatuh sakit karena memakai pakaian basah.
Akhirnya dia menemukan ide, untuk menyuruh salah satu pelayan wanita dipenginapan untuk melepaskan pakaian gadis yang ditolongnya itu dan mencucinya dilaundry penginapan.
Akhirnya dia lega karena gadis itu sudah tidur dengan nyeyaknya dibalik selimut yang lumayan tebal,sementara dia sendiri pergi tidur dikamar sebelah setelah memastikan kamar gadis itu dikunci.
********
Pagi-pagi sekali,,,,
matahari perlahan masuk melalui celah-celah gorden.Cahayanya menyilaukan mata gadis yang sedang terbaring lemah diatas kasur.Matanya mengerejap berkali-kali sambil memegangi kepalanya yang terasa masih pusing.
"Aduh kepalaku,,. "ucapnya sambil netranya mengabsen seisi kamar.
"Aku dimana?,ini kamar siapa?."Bathin Danest.
Lalu dia merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya.Disingkapnya selimut perlahan.
"Awwwwwwww."pekiknya ketika menyaksikan tubuhnya tanpa sehelai benang pun.Lalu dililitkanya selimut itu, sambil berusaha berdiri.Dia mencoba mengingat-ingat kejadian semalam.
Terlintas dipikirannya acara ulang tahunnya yang meriah,lalu sekilas ia pun mengingat dia sedang bersama Tuan Micko,didalam mobil.Setelah itu kepalanya terasa pusing kembali sehingga tubuhnya linglung.
Saat dia hampir jatuh kelantai,tubuhnya ditangkap oleh seseorang dari arah belakang.Pandangan mereka pun bertemu beberapa detik,lalu pria yang menangkap tubuhnya itu segera melepaskan pelukannya.
"Kamu siapa?? mengapa kamu bisa masuk kesini. Atau..???... jangan-jangan kamu yang membawaku kesini?? ."tanya Danest dengan nada penuh penekanan dan emosi.Mukanya panik dan ketakutan.
"Tenang Nona,sebaiknya kau kenakan dulu pakaianmu ini."ucap Tsabit sambil menyerahkan sebuah kantung plastik khas laundry.
Dengan cepat Danest meraih plastik tersebut dan berlari masuk kekamar mandi.Tak lama kemudian ia keluar dari kamar mandi dan sudah berpakaian.
Dilihatnya pria itu masih menunggunya didepan pintu kamarnya.
"Tolong jelaskan kenapa aku bisa ada disini?!"tanya Danest dengan mata penuh emosi.
"Apa seperti itu cara kau bertanya pada orang yang sudah menyelamatkanmu Nona? ."jawab Tsabit sambil tersenyum.
Diperhatikannya tubuh gadis itu dari atas sampai kebawah,sekilas saja dia bisa tau kalau gadis itu kemungkinan dari kalangan berada.Karena wanita itu mengenakan anting berlian, jam tangan bermerek, dan gaunnya sutra dan dari perancang ternama.Serta hills nya yang sudah tentu juga bermerek terkenal.
Mendapati mata yang sedang memperhatikan tubuhnya Danest jadi gelagapan.
"Hey, kenapa kamu malah menatapku seperti itu?!.apa kamu punya maksud buruk kepadaku??!."sambil menutupi dadanya Danest berusaha untuk keluar dari pintu itu.
"Tunggu nona,siapa namamu? dimana alamatmu,beritahu aku.Agar aku bisa mengantarkanmu pulang."tawar Tsabit.
Danest sejenak berfikir"Apa dia benar orang baik?."bathin Danest ragu.
"Ceritakan dulu, bagaimana aku bisa ada disini dan tempat apa ini?."tanya Danest lagi
"Wah wah Nona,sabar dulu lah.Kau tenang saja, aku ini bukan orang jahat kok.Semalam aku menyelamatkanmu dari seorang pria yang sepertinya punya niat jahat terhadapmu.Kau mabuk,dan ada didalam mobil yang jalannya oleng ga karuan.Aku mendengar teriakan minta tolong dari dalam mobil itu saat aku melintas didekat mobil yang membawamu itu.Lalu aku hadang untuk menyelamatkanmu."jelas Tsabit panjang lebar.
Sejenak Danest pun mengumpulkan kembali potongan ingatannya yang hilang.Sekilas ia mengingat wajah seseorang yang menggendongnya keluar dari mobil Tuan Micko.
"Ya, aku mengingatnya".ucapnya lega.
😍😍😍😍😍😍😍😍
Bersambung....😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Leni Suryani
semangat menulisnya say
2022-06-27
1