HATI YANG TERSAKITI

HATI YANG TERSAKITI

episode 1

"Sayang! Cepetan keluar. Semuanya sudah menunggumu." kata Mamah Leni sambil mengetuk pintu kamar Agitsna.

"Ya, Mah sebentar."jawab Agitsna sambil mengusap air matanya yang terus mengalir.

Hari ini adalah hari dimana Agitsna melepas semua impian yang sudah ia cita-citakan sedari kecil. Ia harus ikhlas dan ridho demi membuktikan baktinya kepada orang tua.

Ia berdiri... menatap dirinya di depan sebuah cermin yang cukup besar di dalam kamarnya.

Air matanya kembali mengalir dengan tidak henti-hentinya, dan segera ia hapus sambil berusaha untuk tersenyum manis, meski hatinya sangatlah sakit.

"Aku harus kuat,  aku ikhlas,  ya aku ikhlas...." Ia terus berusaha untuk menguatkan hatinya.

Tapi, ...

Apalah daya,  air mata tidak akan bisa membohongi semuanya.

Ia kembali menangis dengan kedua tangan menutupi wajahnya.

Tok, ...tok, ...tok, ...

"Sayang! Cepetan, ... Penghulunya sudah datang." Mamah Leni kembali mengetuk pintu kamar Agits dengan sedikit khawatir.

Cklek ....

Agits keluar dengan senyum yang mengembang sempurna, dan itu ia lakukan dengan segenap hati yang tersiksa.

"Yuk Mah! Agits udah siap," ajaknya sambil merangkul tangan Mamanya, dan mereka berjalan bersama menuju sebuah meja pelaminan.

Sebelum sampai kesana, Mamah Leni menghentikan langkahnya dan menatap Agits sedikit sedih.

"Sayang. Maafkan Mamah," Katanya sambil memeluk tubuh Agitsna erat.

Agits tersenyum sambil berusaha menahan tangisnya dengan mengedip-ngedipkan matanya.

"Sudahlah, Mah...  Agits nggak apa-apa, kok.  Agits baik-baik saja," jawabnya sambil mengusap punggung Mamanya lembut.

"Maafin Mamah, Gits. Maafin Mamah." Mereka saling berpelukan beberapa saat disana, kemudian melanjutkan langkahnya menuju pelaminan.

Sebuah pesta pernikahan yang cukup meriah di gelar disana dengan beberapa tamu penting ikut hadir menyaksikan pernikahan tersebut.

Dua orang mempersilahkan Agits untuk duduk disamping sang mempelai Laki-laki yang sudah siap sedari tadi disana.

"Karena keduanya sudah ada,  bagaimana kalau langsung kita mulai saja acaranya," ucap Pak Penghulu sambil menatap sebagian orang yang hadir disana dan berakhir pada seirang Pria berjas hitam dengan kopiah hitam juga.

Sang mempelai menganggukan kepalanya pelan.

"Siap!" tanya Pak Penghulu memastikan lagi.

"Siap, Pak." jawab sang mempelai Laki-laki dengan sangat lantang.

Ijab Kabul pun dimulai dengan khidmat.

Agits menunduk mendengarkan lantunan ayat dan ijab yang dimulai.

Bak sebongkah batu yang menghangtam dirinya. Ia memejamkan mata sata mendengar sebuah jawaban dari seorang Pria menyambut uluran Pak Penghulu.

"Bagaimana para saksi? Sah?" tanya Pak Penghulu pada semua saksi bisu ikrar sumpah antara Agits dan Laki-laki yang berada di sampingnya... yang sekarang akan jadi suaminya... dan Imam dalam rumah tangganya.

"SAH!" Sebuah jawaban yang membuat hati Agits semakin sakit. Tapi, ia akan berusaha untuk menjalaninya.

Semua tamu yang hadir di acara... bertepuk tangan sambil bersorak-sorak bahagia dan mendo'akan mereka berdua.

Disaat itu juga...  air mata Agitsna kembali tumpah. Ia terisak dalam diam, namun...

"Jangan nangis,  nanti semua orang bisa curiga," bisik seorang Laki-laki yang sekarang sudah menjadi suaminya.

Agits menghapus air matanya terlebih dahulu, lalu menoleh menatap sang Suami.

"Senyum!" perintahnya tegas.

Perlahan, Agits mulai menampilkan deretan giginya yang putih. Dia melirik ke semua orang di hadapannya.

"Selamat! Kalian sekarang sudah SAH menjadi Suami & Istri," kata Pak Penghulu sambil menjabat tangan mereka satu persatu.

Setelah itu, mereka kini sedang melaksanakan sesi foto dan sungkeman.

"Jadilah istri yang baik... dan nurut sama Suami, ya, Sayang. Mamah akan selalu mendo'akanmu," kata Mamah Leni kala Agits menunduk di kedua lututnya.

Ia mengusap pelan punggung Agitsna sambil meneteskan air matanya. "Semoga kamu bahagia, Nak," ucapnya dan memeluk tubuh Agitsna erat.

Sungguh berat baginya untuk melepaskan sang Putri semata wayangnya. Namun, ia harus merelakannya, dan kini

Tinggal giliran Suami Agits yang sungkem pada ibunya. Dia menunduk dengan ekspresi kesal.

Sementara Agits... ia berlanjut ke kedua orang tua  suaminya.

"Tolong jaga Putri Mamah satu-satunya... bahagiakan Dia,  dan sayangi dia seperti halnya Mamah menyayangi dirinya, karena Dia hanya punya Mamah... dan kamu Yudha.  Mamah titip Dia untuk Mamah." Tutur  Mamah Leni sambil mengusap lembut kepala sang Menantunya.

"Mamah menanti Cucu segera." kata ibunya Yudha kepada Agits.

Bukan doa yang dipanjatkan, malah keinginan yang mustahil didapatkan. Tapi, hanya Allah yang akan menemtukan.

Agits langsung menatap sang Mertua teduh. Ia tersenyum, hendak bicara, tapi...,

"Sudah Sayang, jangan di godain." sahut Papa mertuanya.

"Hihi... Aku udah nggak sabar pengen nimang Cucu Pah...,'' Jawabnya.

Agits tersenyum menanggapinya.

.

.

Acara sungkem terus berlanjut dan alhamdulillah, tidak memakan waktu banyak.

Kini, Agits & Yudha sedang melakukan sesi foto. Dari hanya mereka berdua sampai semua keluarga dan teman-teman sang Suami.

Dari disuruh begini begitu, harus ini harus itu sungguh menguras tenaga.

" Aku sudah lelah." Keluh Agits.

"Duduk sana."  Suruh Yudha ketus.

Agits menatap Yudha kecewa.

Hari ini hari pertama Agits bertemu Yudha dan Hari terakhir melepas masa bebasnya.

Agits baru tahu kalau Yudha sepertinya gak menginginkan dirinya.

Agits segera melangkah menuju kamar miliknya dan menangis tersedu-sedu.

"Papah..." Teriak Agits di sela-sela tangisnya. "Kenapa jadi begini Pah! Agits gak bisa menjalani semuanya Pah... gak bisaaaa..." Agits terisak dengan tangan ditelungkupkan di wajahnya sambil terus memanggil Papanya yang sudah tenang di alam sana.

"Kamu yang sabar ya Sayang! Bukan cuman kamu yang Sakit, tapi aku juga." Jelasnya sambil mengusap punggung Agits.

Agits mendongakan kepalanya dan melihat siapa yang berani masuk kamarnya tanpa ijin.

"Epan!" Seru Agits lirih.

Epan segera memeluk Agits dengan erat. Agits menumpahkan semua kekecewaannya di pelukan Epan.

Epan adalah pacar pertama Agits dari SMA sampai sekarang, eh..kemarin. Karena sekarang Agits sudah milik orang lain.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

hadir😍

2021-08-21

2

Siti Afifah

Siti Afifah

mulai baca...

2021-08-16

2

WhaNthie Tdjah NDhalem

WhaNthie Tdjah NDhalem

aq baru mampir kk

2021-08-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!