“apa kau sudah mengantarnya?” tanya Glen pada pelayan yang baru saja turun, “sudah tuan, nona sekarang ada di kamarnya” jawab pelayan lalu melangkah pergi menuju dapur setelah Glen menyuruhnya
Glen beranjak dari duduknya dan melangkah pergi menuju kamarnya
Serin yang masih berbalutkan handuk putih yang melingkar di tubuhnya keluar dari kamar mandi, mendapati kamarnya gelap sontak ia kaget karena tadi lampunya masih menyala, ia meraba dinding mencoba untuk mencari saklar lampu tapi langkahnya terhenti mana kala ada seseorang yang menepuk pundaknya tanpa banyak pikir Serin meraih tangan yang ada di pundaknya dan membantingnya ke kasur
Akhhh…
Rintih Glen kesakitan karena tangannya masih di pelintir Serin, “pak Glen…” gumamnya dan langsung melepaskan tangannya dari Glen
Ia kembali meraba dinding untuk menyalakan lampu, setelah lampu menyala Serin melihat bosnya itu sedang duduk di tepi ranjang sambil memegangi tangannya yang sakit karena dirinya
“maaf pak saya benar-benar tidak tau jika itu bapak…” ucapnya menundukkan kepalanya karena merasa bersalah
“lagian kenapa kau langsung main banting saja” ucapnya,
“saya kesini hanya untuk mengecek apakah tadi pelayan sudah mengganti lampunya” tambahnya
“saya kira tadi bapak orang jahat, lagian keadannya sedang gelap, jadi tidak tau jika itu bapak” jawabnya tanpa mengangkat kepalanya yang sedang menunduk, bahkan dia melupakan jika dirinya sekarang hanya memakai handuk yang membalut tubuhnya
“yasudah kau istirahat saja” ucapnya lalu beranjak dari kamar Serin sambil memegangi tangannya, “sekali lagi maafkan saya pak…” lirihnya dan hanya mendapati anggukan dari Glen
“dasar bodoh!, untung saja kau tidak di pecat” rutuknya ketika mengingat kejadian tadi, setelah memakai pakaiannya Serin merebahkan dirinya di kasur dan bersiap menuju alam mimpi
...****************...
“pagi pak” sapa Serin yang sudah rapi dengan pakaiannya, ketika melihat Glen berjalan melewatinya, walaupun Glen sama sekali tidak merespon sapaannya
Pria itu mendaratkan bokongnya di kursi dan bersiap untuk menyantap sarapannya, “kamu tidak akan sarapan?” ucapnya menoleh kearah Serin yang berdiri tidak jauh dari tempat dirinya duduk, “saya pak?!” sahutnya seraya menunjuk dirinya sendiri, Glen menaikkan salah satu alisnya, “memangnya siapa lagi?” ujarnya dan kembali pada sarapannya
Dengan sedikit rasa canggung Serin menarik kursi lalu mendudukkan dirinya dikursi bermaksud untuk ikut sarapan
Baru saja wanita itu akan mendaratkan makanan dimulutnya, Glen malah beranjak dari kursinya karena sarapannya sudah selesai, tanpa menghiraukan Serin yang baru saja akan sarapan, padahal tadi dia sendiri yang mengajaknya untuk sarapan, Glen melangkah menuju keluar rumah meninggalkan Serin yang sekarang hanya bisa menghela kasar nafasnya
Meletakkan kembali sendoknya Serin bergegas menyusul bosnya itu, membukakan pintu mobil, Glen masuk kedalam mobil diikuti Serin yang juga masuk dan duduk di samping sopir
“gini amat punya bos” gumamnya dalam hati melirik sekilas Glen dari kaca yang ada di mobil
...****************...
Serin mengekor di belakang Glen mengikutinya masuk kedalam ruangannya, “pagi pak” sapa Vina dan hanya mendapat anggukan pelan dari Glen tanpa menoleh sedikitpun, sedangkan Serin hanya memandang heran melihat interaksi antara bos dan sekertarisnya itu
Serin berdiri di dekat meja kerja Glen layaknya seorang bodyguard, tak ayal jika sesekali dia menggerakkan kakinya yang terasa penat karena hampir 3 jam dia berdiri, sedangkan Glen hanya fokus pada pekerjaannya tanpa memperdulikan Serin yang berdiri tanpa berpikir untuk menyuruhnya untuk duduk
Tok…tok…tok…
Vina berjalan masuk setelah mengetuk pintu ruangan Glen, “pak sebentar lagi bapak ada meeting dengan Client” ucapnya memberitahukan jadwal Glen, melihat jam tangannya, pria itu beranjak dari kursi kerjanya lalu memasang jas yang tadi ia letakkan di gantungan
Glen melangkah keluar diikuti Vina dan Serin yang mengekor di belakangnya
Masuk kedalam mobil, mereka pergi menuju tempat dimana Glen akan menemui klientnya
...---...
Glen dan Vina duduk sedangkan Serin masih setia berdiri di samping kursi Glen walaupun sebenarnya kakinya agak pegal, “Siang pak apa anda sudah menunggu lama?” tanya seorang pria seraya berjabat tangan dengan Glen “tidak papa pak, saya juga baru datang” jawabnya mempersilahkan klientnya untuk duduk, pria yang merupakan klientnya itu mendudukkan dirinya di kursi, dan mereka memulai pembicaraan mereka
Setelah mendapatkan kesepakatan, klientnya pamit lebih dulu, sebelum akhirnya Glen, Serin dan Vina juga melangkah pergi dari restoran tersebut, tapi sebelumnya mereka menyempatkan untuk makan siang terlebih dahulu
Saat akan masuk kedalam mobil Serin terhenti ketika melihat seorang pria yang seolah sedang memperhatikan mereka dari kejauhan, “kau tidak masuk?” ucap Glen yang melihat Serin masih belum masuk juga, mendengar ucapan Glen, sontak
Serin langsung mengalihkan pandangannya dan masuk kedalam mobil dengan pikiran yang masih memikirkan siapa pria yang tadi dilihatnya
“apa kau melihat sesuatu?” tanyanya dengan pandangan yang fokus pada tabletnya, “tidak pak” sahut Serin, “kenapa pria tadi terus memandanng kearah Glen?” gumamnya dalam hati
Dari kursi belakang Glen melirik sekilas kearah Serin yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu, “apa orang itu akan mengincarku sekarang?!” gumamnya dalam hati
Setelah berhasil mengembalikan perusahaan Ayahnya yang hampir bankrut itu ke keadaan semula, ia harus menelan pahit kenyataan dimana Ayahnya ditemukan tewas dengan keadaan yang mengenaskan, yang diduga sebagai kasus pembunuhan walau pelakunya sudah di tangkap tapi tetap saja ada keraguan dalam dirinya jika pelaku yang sedang mendekam di penjara itu bukan pelaku sebenarnya, dan sampai saat ini Glen masih mencari siapa dalang yang berada di balik kematian Ayahnya
...****************...
Mereka kembali ke kantor, sekarang diruangan Glen, hanya ada dirinya dan Serin saja karena Vina sudah kembali ke meja kerjanya, waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 tapi bosnya itu tetap saja sibuk bergelut dengan pekerjaanya, sedangkan Serin masih memikirkan siapa pria yang tadi dilihatnya, dengan memberanikan dirinya Serin bertanya pada Glen
“pak, apa bapak punya musuh?!” tanyanya dengan sedikit perasaan takut yang meliputi dirinya, Glen meletakkan berkasnya dan menatap Serin
“kenapa? apa kau melihat musuhku?!” jawabnya lalu kembali pada berkasnya, “kan saya cuma bertanya!" sahutnya
“fokus saja pada pekerjaanmu, tidak perlu mengurusi hal diluar pekerjaan, atau kau mau ku pecat?” ucapnya tanpa menatap Serin
“iya-iya, begitu saja sewot” gumamnya pelan namun sukses di dengar oleh Glen, “maksudnya?” ucapnya lantas mendongakkan kepalanya menatap tajam kearah Serin yang sedang berdiri di dekat meja kerjanya itu
“apa?, kau bilang apa tadi” sahutnya, tanpa mengalihkan tatapannya dari Serin, “tidak pak… tidak papa, bapak fokus saja pada pekerjaan bapak” ucapnya seraya menarik senyum paksanya
“duduklah di sofa” ucapnya menyuruh Serin untuk duduk, wanita itu mengikuti perintah bosnya dan duduk sofa
"......"
Glen kembali melihat jam tangannya, tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 17.00 waktunya untuk dirinya dan para karyawan pulang, pria itu berdiri dan meraih jasnya lantas memakainya lalu melangkah keluar dari ruangannya
“Serin ayo pulang” ajaknya tapi karena tidak mendapati jawaban dari serin, pria itu lantas melangkah mendekati sofa dan mendapati jika wanita itu sedang tertidur entah dari kapan dia terlelap
Glen menarik tipis senyumnya ketika melihat wajah damai Serin yang sedang tertidur, “apa dia memang secantik ini?” gumamnya dalam hati tanpa mengalihkan padangannya dari Serin yang sedang terlelap dalam tidurnya itu
Glen menjatuhkan buku yang ada di meja, sukses membuat Serin terbangun karena suara tersebut. ia bangun dari rebahannya, dan kaget melihat bosnya sudah berdiri di depannya, Serin hanya bisa menelan kasar salivanya, wajahnya berubah menjadi pucat dia takut jika Glen akan memecatnya karena tidur saat jam kerja
“apa kau tidak akan pulang?” tanyanya dengan nada santai seraya melangkah pergi meninggalkan Serin yang masih berdiri di tempatnya, mendengar nada bicara Glen membuat Serin sedikit lega setidaknya tentang pikirannya yang akan di pecat tidak akan terjadi
...****************...
Setelah memanggil Serin untuk makan malam pelayan turun, tidak beberapa lama setelah pelayan turun, Serin juga turun dan pergi menuju meja makan, “malam pak” sapanya sopan, “malam, duduklah dan habiskan makananmu” ucapnya dengan nada dingin, wanita itu mengangguk lalu mendudukkan dirinya di kursi
“apa kau betah tinggal disini?” tanya Glen tiba-tiba membuka pembicaraan, dan hanya mendapati anggukan dari Serin, setelah pertanyaan tadi, suasana kembali sunyi hanya ada suara dari alat makan yang saling bersentuhan mengisi suara diruangan tersebut
Selesai makan malam Serin kembali ke kamarnya sedangkan Glen pergi keruang kerjanya
...****************...
Mendengar dering telponnya berbunyi sontak pria yang sedang duduk di ruang kerjanya itu meraih ponselnya
📞In Call-
“Hallo pak, saya menemukan sesuatu besok saya akan mengirimkannya kerumah bapak”
📞End Call-
Glen mematikan sambungan telponnya secara sepihak setelah mendengar ucapan dari orang suruhannya
Setelah selesai mengecek beberapa email yang dikirim sekertarisnya, Glen pergi kekamarnya untuk istirahat, sebelum sampai di kamarnya langkahnya terhenti tepat di depan kamar Serin yang tidak jauh dari kamarnya
Glen membuka pelan pintu kamar Serin yang ternyata tidak di kunci, dan mendapati jika ruangan itu lampunya masih menyala, ia berpikir jika Serin masih belum tidur tapi dugaannya salah, ketika melihat wanita berparas cantik itu sudah tertidur pulas
Glen menatap lekat wajah Serin dari kejauhan, menekan saklar lampu, ia melangkah pergi dari kamar Serin setelah menutup pintu kamarnya
...****************...
Glen membuka jendela kaca mobilnya dan memberikan pesan kepada bodyguard yang berjaga di depan gerbangnya “jika ada paket yang dikirim tanpa nama, berikan pada kepala pelayan dan suruh untuk meletakkannya diruang kerjaku” titahnya dan diangguki oleh bodyguardnya
Menutup kembali jendela kaca mobilnya, sopir langsung melajukan mobilnya menuju kantor Glen
...****************...
Glen turun dari mobil setelah Serin membukakan pintu mobil untuknya
Glen melangkah memasuki lobby, diikuti Serin yang mengekor di belakangnya, tanpa aba-aba Serin meraih pundak seorang pria yang menggunakan pakaian hodie dan masker, berjalan mendekati Glen, Serin langsung melumpuhkannya dengan sekali tindakan, sontak Glen terkejut dan berbalik melihat apa yang terjadi
Serin langsung merogoh saku hodienya dan benar saja, jika ada sebuah senjata tajam yang sudah di curigainya saat melihat pria yang sekarang sedang di pegangi oleh petugas keamanan
Setelah pria misterius tadi di bawa oleh petugas keamanan untuk di amankan, Serin dan bosnya itu pergi menuju lift khusus CEO yang hanya di peruntukan untuk Glen, suasana di dalam lift sangat sunyi tanpa adanya pembicaran satu sama lain antara Serin dan Glen
Sampai di lantai 23 tempat dimana ruangan Glen berada, mereka keluar dari lift menuju ruangan Glen
...****************...
.
.
.
Jangan lupa dukung author ya chingu dengan Like Vote dan Coment ya biar author semangat untuk update epesode barunya🥰🥰🥰
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Haposan Munthe Posan
seru juga.
2021-07-24
2
Bani Cahyati
smngttt
2021-07-10
3