Tugas makalah kami sudah rampung di ketik, besok pagi akan kami print dan perbanyak. Dan siang harinya, kelompok kami akan presentasi di depan seluruh anggota kelas. Ya, aku, Bagas, dan Yuda.
Malam ini Yuda terpaksa menginap di kamarku, karena asik mengobrol sampai tak ingat waktu, begitu Yuda hendak pulang gerbang kost sudah di kunci. Dan memang sudah lewat jam 12 malam.
Malam ini kami tidur bertiga di ruang tengah. Dengan posisi seadanya dan secukupnya. Aku memang tidur lebih dulu di banding Bagas dan Yuda. Seingatku mereka masih mengobrol soal Siska. Ya, gadis manis teman satu kelas dengan hidung mancung dan wajah manis. Selebihnya, aku tak ingat apa yang mereka bicarakan.
"Di, Di. Adi," suara Yuda membangunkanku.
Aku membuka mata, Yuda duduk di sampingku.
"Kenapa Da?" tanyaku dengan tubuh masih berbaring.
"Bagas kemana Di?" tanya Yuda. Aku pun terbangun kaget.
"Hah, emang di kamar mandi nggak ada?" tanyaku.
"Nggak ada Di. Ayo cari Di!" ajak Yuda.
"Cari? Cari kemana Da?"
"Telepon aja ke hapenya dulu Da." saranku.
"Udah, ini hapenya di tinggal nih." Yuda menyodorkan ponsel milik Bagas.
Aku berdiri dan menuju kamar mandi. Kulihat kamar mandi memang kosong.
"Gue mau cek di luar cuma iseng Di. Kost lo sepi banget kayak kuburan." ujar Yuda.
"Yuk, kita cari di luar!" ajakku ke Yuda.
"Yuk."
Aku membuka pintu kamar, dan ternyata memang sudah tak terkunci.
"Nggak di kunci Da. Bener nih berarti Bagas keluar." ujarku. Yuda hanya mengangguk.
Kami pun keluar. Udara terasa dingin menusuk hingga tulang, aku merapatkan kedua tanganku ke dada. Suasana amat sepi, hanya terdengar suara jangkrik. Penerangan hanya dari lampu di depan kamarku dan kamar 11d dan 11e. Bahkan, teras belakang rumah Nek Iyah pun tak ada lampu.
"Ah, Si Bagas kemana sih? Ngapain malam begini keluar?" Yuda berkata.
"Mana gelap banget lagi Di." sambungnya.
"Emang lo tidur duluan Da?" tanyaku sambil melihat-lihat sekeliling.
"Iya, abis dia cerita si mbak rumah depan, gue langsung tidur." jelas Yuda.
"Gas! Bagaaass." panggilku ke Bagas.
"Bagaaass. Wooii, Bagaaass." Yuda pun meneriaki Bagas.
Hening.
"Lo cari di sekitaran garasi Da! Gue ke kebun samping sini ya." aku menunjuk kebun tak terlalu besar di sebelah kamar 11a.
Yuda pun berjalan menuju garasi sembari melihat-lihat sekeliling mencari sosok Bagas. Aku menuju kebun. Gelap dan tak terlihat apa-apa. Beberapa kali kupanggil nama Bagas, nihil tak ada jawaban.
"Di, nggak ada Di." Yuda meneriakiku.
"Sama Da, di kebun juga nggak ada. Kemana itu anak ya."
"Masuk yuk! Dingin banget dah." ajak Yuda.
"Nanti balik kali Di. Yuk!"
"Ayo deh."
Kami pun masuk ke dalam kamar. Kulihat tas dan sepatu Bagas masih ada di ruang depan. Berarti ia memang keluar, bukan pulang atau pergi dari kost-ku.
Pintu sengaja tak kukunci, berjaga jika Bagas pulang. Jam di ponselku menunjukkan pukul 03:20, sebentar lagi subuh.
"Da, lo tidur jam berapa?" tanyaku.
Aku dan Yuda berbaring di ruang tengah.
"Aduh, lupa gue Di. Jam berapa ya? Sekitar jam dua-an kayaknya."
"Lo bangunin gue tadi jam berapa?" tanyaku kembali.
"Gue lihat hape sih jam tiga pas. Gue kebangun gara-gara dengar bayi nangis, terus gue juga kebelet." jelas Yuda.
"Hah, bayi nangis? Lo denger bayi nangis Da?" tanyaku kaget, sampai aku terduduk.
"Iya, bayi nangis. Emang kenapa sih Di?" tanya Yuda heran.
"Lo bangun Bagas udah nggak ada?" aku bertanya kembali.
"Iya, Bagas kan di sebelah kanan gue. Gue pikir dia di kamar mandi. Gue ketok-ketok nggak jawab, begitu pintu kamar mandi gue buka, ternyata kosong." jelas Yuda.
"Emang kenapa sih Di?" tanya Yuda.
"Dua malam gue dengar bayi nangis tiap jam tiga. Cuma malam ini aja nih gue nggak dengar. Malah lo yang dengar." ujarku.
"Tetangga habis melahirkan kali Di. Lo nggak mikir aneh-aneh kan?" tanya Yuda.
"Mikir aneh apa?"
"Yaa mikir kalau itu sesuatu yang mistis gitu." ucap Yuda.
"Untungnya nggak kepikiran sampai sana sih. Cuma aneh aja, soalnya tiap jam tiga malam Da."
"Terus Bagas gimana nih Di?" tanya Yuda.
"Gimana ya? Gue juga bingung kemana tuh anak." jawabku.
"Apa jangan-jangan dia kerumah si mbak depan Di." ucap Yuda.
"Ah, mana mungkin Da, kan gerbang di kunci. Lagian ngapain dia kesana. Kenal juga belum, masa udah main. Malam-malam lagi." jelasku.
Aku dan Yuda masih menerka-nerka kemana Bagas pergi. Aku dan Yuda berharap esok pagi Bagas sudah kembali ke kamarku. Sampai akhirnya, kami berdua pun kembali tertidur dan melupakan Bagas sejenak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
IG: _anipri
jangan-jangan nemuin Mbak Kunti?
2023-01-31
0
Berdo'a saja
bayi nangis itu cucunya si nenek dan wanita yang dikursi roda anak nya
2022-11-04
0
ZilSaFibid
kurang kerjaan ngapain nyari dikebun emng Bagas malam2 kekebun ngapain🤐🤐
2022-07-01
1