Malam ini terasa dingin, menunjukkan isyarat bahwa nanti akan turun hujan. Begitu juga suasana antara Avkha dan Aryn yang semakin dingin. Keduanya saling membisu sejak kejadian tadi pagi.
Aryn sama sekali tak menunjukan ekspresi apapun saat melihat Avkha masuk ke kamar. Dia lebih nyaman dengan diamnya.
"Besok kamu akan aku antar ke rumah Bibi Riany."
Aryn mendelik mendengar ucapan Avkha.
Wajah Avkha terlihat kusut. Ada beban yang sangat berat di pikulnya.
"Kenapa tiba-tiba ingin mengembalikan ku?" Aryn bertanya dengan sorot mata yang tajam.
"Bukankah itu yang kamu inginkan?"
Aryn memalingkan wajah.
Avkha merebahkan diri di kasur, tepat di sebelah Aryn. Untuk pertama kali dia memunggungi istrinya itu.
Dalam diam Aryn memperhatikan. Ada rasa bersalah dalam dirinya.
Apa dia benar-benar akan mengantarku? Ya, baguslah! Berarti aku akan terbebas.
Aryn juga merebahkan diri, dan juga memunggungi Avkha.
Mereka larut dalam keheningan dengan pikiran masing-masing.
*****
Sesuai apa yang Avkha ucapkan pada Aryn tadi malam. Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil, membawa sebuah koper besar yang entah apa isinya. Lantas Avkha bergegas memacu mobil.
Sepanjang perjalanan mereka hanya diam.
Aku bisa memiliki jiwanya sepenuhnya. Tapi, yang aku miliki jiwa tanpa cinta.
Aku pikir, aku bisa membuatnya jatuh cinta, tapi aku salah. Justru karena paksaan bisa membuat dia semakin membenci.
Aku ingin mengatakan yang sejujurnya, tapi ... pasti akan terasa begitu menyakitkan.
Langkahku salah. Nasihat Mama aku abaikan demi ego.
Semoga di langkah terakhir ini, aku bisa membahagiakan mu. Karena itu, impianku sejak kecil.
Membawamu ke dunia yang bahagia.
*
45 menit berlalu.
Mereka sudah memasuki daerah pemukiman tempat Aryn tinggal dulu.
Aryn masih diam. Kakinya terasa berat melangkah untuk turun dari mobil.
Avkha sendiri berkaca-kaca matanya, Aryn sempat melihat pria itu mengusap mata.
Avkha turun dari mobil, kemudian membuka pintu untuk Aryn.
"Kita sudah sampai." Ucap Avkha, mempersilahkan Aryn turun.
Perlahan Aryn turun dari mobil. Dia masih berdiam diri. Ada perasaan aneh di dalam dirinya. Jiwanya berkata ingin pulang, tapi hatinya justru memberontak untuk tidak meninggalkan Avkha.
"Bawa ini, ini semua untukmu. Untukmu memulai hidup yang baru." Avkha menyerahkan koper besar yang sempat di bawanya.
Aryn mengernyitkan dahi.
"Buka saat kau sudah masuk ke dalam rumah. Serahkan seperempatnya pada Bibi Riany. Tadi malam aku sudah mengobrol dengannya."
Aryn mengangguk pelan.
"Pulanglah," lirih Avkha. Lagi, mata pria itu berkaca-kaca tapi berusaha untuk tetap tegar.
Perlahan Aryn mulai melangkah. Terasa begitu sesak di dalam dada.
"Aku cinta kamu, saat kau ingin pulang ... pintu rumah akan selalu terbuka."
Aryn tersentuh dengan apa yang Avkha ucapkan. Dirinya pun ikut berkaca-kaca. Tapi berusaha menyembunyikan.
Perlahan dirinya meninggalkan Avkha yang masih mematung. Menatap kepergiannya. Hingga akhirnya keduanya benar-benar berpisah.
Aku akan bahagia jika kamu bahagia.
Aku akan menunggu, walaupun menunggu hal yang tidak pasti.
Ya, kadang cinta memang sebodoh ini.
Aku hanya berharap. Kau akan kembali membawa cintamu.
*****
"Astaga! Aryn? Kamu beneran pulang?" Riany kaget saat melihat Aryn masuk ke dalam rumah.
"I--iya, Bi."
"Apa isi koper besar itu?" Riany langsung menyambar koper yang dibawa Aryn. Dan segera membukanya.
Betapa kagetnya Riany. Aryn juga tak kalah kaget melihat isi koper itu penuh dengan uang merah yang tersusun rapi.
"Oh my God! Ya ampun, Astaga!" Riany terbelalak, dengan mulut menganga melihat pemandangan yang menggetarkan jiwanya.
Avkha sengaja memberikan uang itu untuk Aryn. Semoga dengan uang itu Aryn bisa merubah hidup mereka menjadi lebih baik dan lebih layak. Dan Riany, tidak akan melakukan hal yang menyakiti atau membahayakan Aryn lagi.
Kembali Riany menutup koper itu, bergegas membawa koper itu ke kamar.
"Bibi mau di bawa kemana kopernya?"
"Berisik! Sekarang koper ini berserta isinya jadi milikku!" Sergah Riany.
"Ta--tapi, Bi. Avkha bilang itu untuk ku. Kita bisa menggunakan uang itu untuk buka usaha, Bi."
"Alah! Usaha usaha! Usaha matamu! Berisik banget, sih!"
Riany berlalu masuk ke dalam kamar, tak ketinggalan koper juga ikut di bawa.
"Bibi sama sekali tidak berubah." Aryn mendengus kasar.
Dalam hati dia berharap, semoga pilihannya untuk pulang ke rumah ini adalah pilihan yang tepat.
*
Sebelumnya...
Malam yang dingin, tanpa di hiasi satu bintang pun. Kelam, sunyi. Begitu juga dengan yang di rasakan Avkha saat ini.
Avkha berdiri di tepi kolam, dia tampak sedang berbicara pada seseorang melalui telepon.
"Halo, Bos."
Itu adalah suara Riany, dari seberang telepon.
"Besok Aryn akan pulang ke rumah."
"Hah? Pulang? Kenapa?"
"Bukan urusanmu!"
"Akh! I--iya maaf, Bos."
"Aku akan menitipkan uang untuk mu, sebagai jaminan kau tidak akan menjual Aryn lagi. Atau melakukan apa saja yang akan menyakitinya. Aku rasa uang itu sudah lebih dari cukup. Biarkan Aryn bersama mu tapi dengan hidup yang lebih layak."
"Ba--baik, Bos."
"Aku pegang omongan mu. Dan kau, jangan pernah macam-macam dengan ku. Atau kau akan tau sendiri akibatnya."
"Akh! Tenang saja, Bos. Jangan begitu lah, kalau ada uangnya mah aku kan laksanakan semua ucapan Bos."
"Baiklah."
*****
"Asiiiik!!! Jadi orang kaya!!!"
"Dengan duit ini gue bisa membeli rumah baru, mobil baru, perhiasan. Dan akan mengembangkan usaha gue."
"Akh! Akhirnya mimpi gue menjadi orang kaya sudah terwujud!"
"Gak sia-sia gue jual Aryn sama Bos besar itu. Aryn di kembalikan, malah di kasih uang yang banyak pula. Gini nih, rejeki bertubi-tubi."
"Mau cari mangsa lagi, buat ngejual si Aryn. Biar gue makin kaya. Siapa tau ntar dapet bos muda lagi, yang akan membeli Aryn dengan harga fantastis! Yahuuu!!!"
Riany menghamburkan uang yang ada di koper hingga memenuhi se isi kamarnya.
Seolah lupa dengan percakapannya dengan Avkha tadi malam, kini dirinya sudah merencanakan rencana baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Erviana Erastus
cari mati kamu riyani
2022-09-18
0
han min jee xio
mungkin dia akan kembali membawa cinta but actually sebaliknya bahkan😂😂
2022-05-04
0
umieina
bodoh arin
2021-11-04
0