Hari mulai senja, mereka rebahkan tubuhnya di ranjang setelah berkutat dengan barang- barang yang harus Farah bawa. Mereka menghela nafas nyaris bersamaan dan saling menatap tak lama tawa mereka pecah. ada perasaan lega di hati Lili melihat sahabatnya itu mulai tertawa dan tersenyum setelah apa yang terjadi hari ini.
"Fa,apa sekarang Kamu mau cerita?"
"Hhhhhmmmm"
"Baiklah.. aku akan mendengar kan semuanya" ucap Lili antusias.
Farah pun mulai bercerita dari awal saat Yusuf datang bersama wanita itu, hingga ia tahu Wanita itu sedang hamil 3 minggu. itu adalah alasan Farah mengambil keputusan besar itu, ia tak ingin menjadi Wanita egois, jika tetap melanjutkan pernikahannya banyak hati yang terluka bahkan mungkin Yusuf akan kembali berpaling darinya dan hanya merusak rumah tangganya. Lili yang mendengarnya tak kalah sakit. Ia tahu betul hati sahabatnya akan terluka kembali namun ia tak tenang jika tak mendengar penjelasan dari Farah.
" Allah sayang kamu,Fa...Allah tunjukkan hal baik untuk kehidupanmu. Berbesar hatilah.. rencana Allah penuh rahasia tapi sangat indah bagi orang yang bersabar." ucap Lili di ujung cerita Farah
"Kamu benar,Li..Allah selamatkan aku dari dosa yang lebih besar yaitu perceraian kan. lebih baik seperti ini. Sakit ini akan jadi pengingat." ucap Farah
"Ayo kita makan...Ibu Kamu sudah siapin makan dari tadi, seharian Kamu belum makan, setelah ini Kita bersiap ke terminal." ajak Lili
"Ia... ia... ayo" ucap Farah seraya bangkit dari duduknya.
Mereka menuju ruang makan di sana sudah di hidangkan berbagai macam makanan kesukaan Farah dan yang lainnya. Mereka sudah siap menyantap hidangan di atas meja makan. Farah yang sudah merasa lapar karna seharian ia tak ingat makan hanya sibuk mengurusi hatinya yang luluh lantah. Ia makan dengan lahapnya, Lili pun demikian mereka dengan lahap menyantap berbagai makanan. Setelah selesai bersantap mereka pun duduk bersantai di ruang tengah. Mereka berkumpul bercengkerama sembari menunggu waktu magrib tiba.
"Tante... tante jadi ikutkan anterin Farah ke terminal." ucap Lili mengheningkan tawa mereka
"Ia jadi dong...Tante kan mau nganterin Putri Kesayangan Tante ini." sambil mengusap puncak kepala Farah
" Aduh...Bu... ngak usah deh Ibu di rumah ajah ya.. biar Lili sama Rummi ajah yang anterin" ucap Farah
"Kenapa sih,Fa....di anterin sama Ibunya kok ogah".ucap Lili
"Aduh Li, tau sendiri kan... pasti di sana banyakin drama deh.... Farah ngak suka." ucap Farah kesal
"Eeeh kalian malah ribut.. Ibu janji ngak bakalan nangis..." ujar Bu Sarti
"Janji ya...bu soalnya Farah tuh ngak suka liat Ibu nangis" Farah sambil memeluk Ibunya.
" Aduuuuuhhh.... Mbak Farah nih kayak Anak Kecil ajah deh...Manja benar" protes Fani
Sesaat suara adzan pun berkumandang
Allahu Akbar...Allahu Akbar..
"Udah....ayo kita jamaah udah magrib nih nanti Isya kita sholat di jalan ajah ntar ngak keburu lagi..." ucap Rummi mengakhiri perdebatan Kakak dan Adiknya. Akhirnya mereka pun larut dalam ke khusyuk'an.
"Ya Robb terima kasih atas segala nikmat yang engkau beri hari ini. Terima kasih atas kekuatan yang kau berikan pada hatiku. Ya Allah terima kasih telah mencintai ku, dengan memberiku luka yang tak seberapa ini. Sungguh aku begitu malu, Kau menyayangiku dengan semua yang terjadi di hidupku sedang Aku masih saja lalai dengan kewajibanku.. Ya Allah bantulah hambamu ini menghapus kenangan dan terlahir menjadi manusia yang baru. Sembuhkan lah ya Allah" itulah doa yang datang dari hati seorang Farah Khoirum Nissa. Sepenggal doa dari insan yang terluka.
Sejurus kemudian mereka sedang dalam perjalanan untung saja daerah rumah Farah bukanlah jalur sibuk kota Jakarta. Tak memakan waktu lama mereka akhirnya pun sampai.
"Bu.. Aku ngecek bus dulu ya!!" ujar Farah langsung berlalu ke arah loket
"Bu kenapa sieh mbak Farah harus repot repot naik bis..??. Pesawat kan banyak Bu," ujar Fani yang sejak tadi mendumel
"Kamu kayak ngak kenal Mbak Kamu ajah" jawab ibunya
"Ia...Fani... Mbak Mu itu paling hobi traveling.alasannya pasti cuma satu pengen nikmati suasana perjalanannya." ujar Lili
"Bener tuh... diem ajah deh Anak Kecil..." ujar Rummi yang mulai buka suara. Dia termaksud yang paling irit bicara dari tiga bersaudara itu.
"Iiiih Mas Rummi kok ikut ikutan sih mojokin Fani, mentang mentang Mbak Lili Yang ngomong di tambahin" ketus Fani
"Kalian kenapa sieh..???." tanya Farah
"Ini nih... Aku di pojokin Mbak... sama pasangan Absurt ini" ujar Fani sambil menujuk ke arah Lili dan Rummi
" Iiigghh kok Absurt sih...Kongkrit dong" ujar Rummi yang malah bikin pecah tawa mereka
" Sudah.. sudah... Bu, busnya udah mau jalan tuh!!!"ucap Farah
"Ia Nak... Kamu hati- hati di sana, jangan lupa sholatnya,, jangan sering melamun ya. Nanti bulan depan Ibu nyusul ya" ujar Bu Sarti sambil memeluk Putrinya lalu Ia pandangi lekat- lekat wajah Anaknya itu, begitu banyak cobaan yang Ia hadapi bagai roller coster yang menghempaskan hatinya tak menentu.
"Doa Ibu bersama Mu sayang" ujarnya lagi
"Ia bu... Farah pasti ingat pesan Ibu... Insha Allah...Allah selalu lindungi Farah Bu." ucap Farah sambil mencium tangan Ibunya
"Lili titip Ibu yach.... sering-sering ke rumah nengokin Ibu." ujar Farah
"Pasti...Fa, eeemm ngak sekalian Rummi juga" ucapnya terkekeh
"Bukan Kamu yang jagain Aku... tapi Aku yang bakalan jagain Kamu." sela Rummi
"Duuuuuhhh romantis banget sieh nih... yang punya cowok brondong" ujar Farah menggoda sahabat dan Adik Lelakinya.
"Apaain sih... aaagh jadi malu tahu.. "ujar Lili yang mukanya mulai memerah karna godaan Farah
"Fani sini... Adik Mbak janji sering-sering telpon Kamu ya... jangan buat masalah, bantuin Ibu di rumah...jangan bikin kacau di kantor Papa." ujar Farah sambil memeluk Adik bungsunya itu yang mulai magang di perusahaan milik keluarga mereka
"Baik bos... tapi janji ya Mbak kabarin Fani kalau sampai di sana... Fani bakalan kangen sama Mbak... ngak ada lagi yang ajarin Fani soal kerjaan."ujar Fani manja
" Mbak janji sayang....nanti wisuda kamu Mbak pasti dateng ya." ucap Farah
"Eeemmmm ngak usah datang... ntar malah ketemu sama Mas Yusuf lagi... Mbak lupa Mas Yusuf itu kan dosennya Fani...Fani ngak mau mbak sedih ketemu sama Pria b*****k kayak Dia." ujar Fani dengan ketus.
deg.
Jantungnya mulai berdecit keras. Air mukannya pun mulai berubah tak menentu setelah mendengar nama Yusuf di sebut.
"Sudah... sudah.... ayo Farah nanti kamu ketinggalan busnya... ngak usah dengarin omongan Adik kamu ini" Ibu Sarti
"Ia....Farah pamit ya Bu, Rummi jaga Ibu.. Lili Fani see you nexts time" ujar Farah sambil menyeret kopernya. Ia langsung naik ke dalam bus dan mengambil posisi di tempat duduk yang tertera sesuai dengan tiket yang ia pegang. Ia sengaja menempuh puluhan mil bukan hanya menikmati suasana tapi ingin melepaskan kenangan dan lukanya di sepanjang perjalanannya itu.
" Bu sepertinya mau turun hujan ayo kita pulang!!" ujar Rummi
"Ayo. " ujar Bu Sarti sambil melihat bus yang membawa Putrinya pergi dan menghilang di gerbang terminal itu.
Tak berapa lama hujan pun turun seakan alam tahu suasana hati dari seorang Farah. Gadis itu melihat dari balik jendela bus, hujan mulai turun mengalir membentuk sungai sungai kecil di kaca jendela bus. Ia menatap setiap gedung gedung yang di penuhi lampu.
Mas Yusuf aku pergi dengan segala luka ini. Aku pergi meninggalkan segala kenangan tentang Kita. Kini kita sudah punya jalan masing-masing, sudah tak ada kita, Mas. hanya ada Aku dan Kamu sekarang. Aku sudah melawati jalan yang penuh dengan krikil dan kamu sudah memulainya sejak awal. Jika saja kau tahu aku bukan lah Wanita yang tidak menghargai arti cinta dan kesetiaan tapi kamu menghianatinya. Apa kau tahu Mas ini sungguh menyakitkan. Aku pergi agar semuanya menjadi jelas, aku pergi bukan karna aku pengecut, aku butuh waktu untuk menyembuhkan luka ini yang entah sampai kapan akan mengering. Jujur di hatiku masih ada rasa cinta yang begitu besar untuk mu namun kini mulai berubah menjadi sakit. Aku takut rasa benci ini merubahku menjadi sosok yang mengerikan. Aku takut Mas... sangat takut.. Aku sendirian Mas... Aku yakin jika Tuhan sudah mengaturnya kamu bukanlah jodoh Jannah Ku. Aku akan berusaha untuk tidak membenci mu Mas, karna sesuatu yang berlebih itu tidak lah baik. Berbahagia lah Mas doaku selalu bersama mu. Aku masih mencintaimu...
Ia berharap lukanya jatuh berguguran di sepanjang perjalanannya meski hujan tak mampu menghapus lukanya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
iin
butuh waktu utk bisa menyembuhkan luka....
2021-04-10
1
Rosminah Mtp
😢😢😢😢😢
2021-04-06
1
Andhina
lanjut
2021-04-04
0